Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB I

PENDAHULUAN

Urolitiasis adalah kalkulus atau batu yang berada di dalam ureter. Batu ureter
umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter dapat sampai ke kandung
kemih dan keluar spontan, tetapi dapat juga menetap yang menyebabkan terjadinya obstruksi
kronik dengan hidroureter dan hidronefrosis.
1

Nyeri kolik ginjal merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan pasien yang dapat
berobat, biasanya nyeri akan memberat dalam keadaan aktifitas. Meskipun penyakit ini
jarang menyebabkan terjadinya gagal ginjal, namun batu ureter dapat memperberat fungsi
ginjal yang sudah terganggu sebelumnya.
1

Batu ureter biasanya terjadi akibat gangguan aliran kemih, gangguan metabolisme,
infeksi saluran kemih, dehidrasi, benda asing, jaringan mati, dan faktor-faktor lainnya.
2

Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia. Di negara berkembang,
banyak dijumpai pasien dengan batu buli-buli, sedangkan dinegara maju, banyak dijumpai
batu saluran kemih bagian atas. Hal ini terjadi karena pengaruh status gizi dan aktivitas
pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat 5-10 % penduduknya menderita penyakit ini, di Eropa
sekita 3 %, sedangkan si seluruh dunia terdapat 1-12 % penduduk menderita batu saluran
kemih. Pria lebih banyak dibandingkan wanita, umumnya terjadi pada usia dewasa muda.
2

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI
Batu ureter adalah kalkulus atau batu di dalam ureter. Batu ureter pada umumnya
berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke
kandung kemih dan kemudian keluar besama kemih. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter
sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi-obstruksi kronik dengan hidro ureter dan
hidronefrosis. Jika disertai dengan infeksi sekunder dapat menimbulkan pionefrosis,
urosepsis, abses ginjal, abses perinefrik, abses paranefrik ataupun pielonefristis.
2. EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di
Negara kita. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di belahan bumi. Di Negara-negara
berkembang banyak dijumpai pasien batu saluran kemih bagian atas. Hal ini karena adanya
pengaruh status gizi dan aktifitas pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat 5-10% penduduknya
menderita penyakit ini, sedangkan diseluruh dunia rata-rata terdapat 1-12% penduduk
menderita batu saluran kemih.
3. FAKTOR RESIKO
Secara epidemiologis terdapat beberapa factor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah faktor intrinsik,yaitu keadaan
yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor extrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari
lingkungan disekitarnya.

a) Faktor intrinsik
Faktor intrinsik adalah factor yang berasal dari dalam individu sendiri
termasuk faktor intrinsik adalah umur, jenis kelamin, keturunan, riwayat keluarga
b) Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah factor yang berasal dari lingkungan luar individu
seperti geografi, iklim , serta gaya hidup seseorang.
4. ETIOLOGI
Etiologi pembentukan batu meliputi idiopatik, gangguan aliran kemih, gangguan
metabolism, infeksi saluran kemih, dehidrasi, benda asing, dan multifaktor.
Beberapa teori pembentukan batu, yaitu :
a. Teori Nukleasi
Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu (nukleus). Partikel-partikel
yang berada dalam larutan yang terlalu jenuh (supersaturated) akan mengendap di
dalam nucleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti batu dapat berupa kristal
atau benda asing di saluran kemih.
b. Terori Matriks
Matriks organik terdiri atas serum / protein urine ( albumin, globulin, dan
mukoprotein ) merupakan tempat diendapkannya kristal-kristal batu.
c. Penghambatan Kristalisasi
Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk Kristal, antara lain :
magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein, dan beberapa peptide. Jika kadar salah
satu atau beberapa zat itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu di dalam
saluran kemih.

5. PATOFISIOLOGI
Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis asam urat,
oksalat, fosfat, sistin, dan xantin. Batu oksalat kalsium kebanyakan merupakan batu idiopatik.
Batu campuran oksalat kalsium dan fosfat biasanya juga idiopatik diantaranya berkaitan
dengan sindrom alkali atau kelebihan vitamin D. Batu fosfat dan kalsium kadang disebabkan
hiperkalsiuria (tanpa hiperkalsemia). Batu fosfat amonium magnesium didapatkan pada
infeksi kronik yang disebabkan bakteri yang menghasilkan urease sehingga urine menjadi
alkali karena pemecahan ureum. Batu asam urin disebabkan hiperuremia pada arthritis uriika.
Batu asam urat pada anak terbentuk karena pH urin rendah.
Pada kebanyakan penderita batu tidak ditemukan penyebab yang jelas. Faktor
predisposisi berupa stasis, infeksi, dan benda asing. Infeksi, stasis, dan litiasis merupakan
factor yang saling memperkuat sehingga terbentuk lingkaran setan atau sirkulus
visiosus.Jaringan abnormal atau mati seperti pada nekrosis papilla di ginjal dan benda asing
mudah menjadi nidus dan inti batu.
6. DIAGNOSIS
I) Anamnesis
Pasien mengeluh nyeri hebat atau kolik. Nyeri ini dapat menjalar hingga ke perut
bagian depan , perut sebelah bawah, daerah inguinal, dan sampai kemaluan. Gerakan
peristaltic ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga menimbulkan kontraksi
yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri hebat atau kolik. Pasien juga mengeluh nyeri pada
saat kencing atau sering kencing. Ini disebabkan oleh letak batu yang berada di sebelah
distal ureter. Hematuria seringkali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada mukosa
saluran kemih yag disebabkan oleh batu, batu yag ukuranya kecil (<5mm). pada
umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada di
ureter dan menyebabkan reaksi peradangan maka akan ditemukan demam. Pasien juga
kemungkinan mengalami gejala-gejala gastro-intestinal seperti mual, muntah dan distensi
abdomen.
ii) Pemeriksaan Fisik
a. INSPEKSI
Terlihat pembesaran pada daerah pinggang atau abdomen sebelah atas. Pembesaran
ini mungkin karena hidronefrosis.
b. PALPASI
Ditemukan nyeri tekan pada abdomen sebelah atas. Bisa kiri, kanan atau dikedua
belah daerah pinggang. Pemeriksaan bimanual dengan memakai dua tangan atau dikenal juga
dengan nama tes Ballotement. Ditemukan pembesaran ginjal yag teraba disebut Ballotement
(+).
c. PERKUSI
Ditemukan nyeri ketok pada sudut kostovertebra iaitu sudut yang dibentuk oleh kosta
terakhir dengan tulang vertebra.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sinar X abdomen
Untuk melihat batu di daerah ginjal, ureter dan kandung kemih. Dimana dapat menunjukan
ukuran, bentuk, posisi batu dan dapat membedakan klasifikasi batu yaitu dengan densitas
tinggi biasanya menunjukan jenis batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat, sedangkan dengan
densitas rendah menunjukan jenis batu struvit, sistin dan campuran. Pemeriksaan ini tidak
dapat membedakan batu di dalam ginjal maupun batu diluar ginjal.

2. Intravenous Pyelogram (IVP)
Pemeriksaan ini bertujuan menilai anatomi dan fungsi ginjal. Jika IVP belum dapat
menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai
penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograde

3. Ultrasonografi (USG)
USG dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan adanya obstruksi. Pemeriksaan
dengan ultrasonografi diperlukan pada wanita hamil dan pasien yang alergi terhadap kontras
radiologi. Keterbatasn pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk menunjukan batu ureter, dan
tidak dapat membedakan klasifikasi batu.

4. Computed Tomographic (CT) scan
Pemindaian CT akan menghasilkan gambar yang lebih jelas tentang ukuran dan lokasi batu

8. DIAGNOSIS BANDING
Kolik ginjal dan ureter dapat disertai dengan akibat yang lebih lanjut misalnya distensi usus
dan pionfrosis dengan demam. Oleh karena itu jika dicurigai terjadi kolik ureter maupun
ginjal, khususnya yang kanan, perlu dipertimbangkan kemungkinan kolik saluran cerna,
kandung empedu, atau apendisitis akut. Selain itu pada wanita perlu juga dipertimbangkan
kemungkinan adneksitis.Bila terjadi hematuria dipertimbangkan keganasan apalagi jika
hematuria terjadi tanpa nyeri. Selain itu batu saluran kemih yang bertahun-tahun dapat
menyebabkan terjadinya tumor yang umumnya karsinoma epidermoid, akibat rangsangan dan
inflamasi.
Khusus untuk batu ginjal dengan hidronefrosis perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor
ginjal mulai dari jenis ginjal polikista hingga tumor Grawitz.Pada batu ureter, terutama dari
jenis yang radiolusen, apalagi bila disertai dengan hematuria yang tidak disertai dengan kolik,
perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor ureter, walaupun tumor ini jarang ditemukan.
Dugaan batu vesika urinaria juga perlu dibandingkan dengan kemungkinan tumor kandung
kemih terutama bila batu yang terdapat dari jenis radioluasen.Batu prostat yang biasanya
tidak sukar didiagnosis karena gambaran radiologiknya yang khas, yang kecil seperi
kumpulan pasir di daerah prostat. Tetapi pada pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan
adanya keganasan, terutama bila terdapat batu yang cukup banyak sehingga teraba seperti
karsinoma prostat.
9. PENATALAKSANAAN BATU SALURAN KEMIH

I. Medikamentosa

Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih kecil yaitu dengan
diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar tanpa intervensimedis.
dengan cara mempertahankan keenceran urine dan diet makanan tertentu yang dapat
merupakan bahan utama pembentuk batu ( misalnya kalsium) yang efektif mencegah
pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Setiap pasien
harus minum paling sedikit 8 gelas air sehari.

Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat -obatan

Analgesia dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar batu dapat
keluar sendiri secara spontan. Opioid seperti injeksi morfin sulfat yaitu petidin hidroklorida
atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac dan naproxen dapat diberikan tergantung
pada intensitas nyeri. Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter. Pemberian
antibiotic apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada pengangkatan batu untuk
mencegah infeksi sekunder.
Setelah batu dikeluarkan, batu saluran dapat dianalisis untuk mengetahui komposisi
dan obat tertentu dapat diresepkan untuk mencegah atau menghambat pembentukan batu
berikutnya.

ESWL ( Extracorporeal Shockwave Lithotripsy )

Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada
tindakan ini digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui
tubuh untuk memecah batu. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu
ureter proximal, atau menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah
dikeluarkan melalui salurankemih.

Endourologi

Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu
saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran
kemih melalui alat yang dimasukkan langsung kedalam saluran kemih. Alat tersebut
dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Beberapa tindakan
endourologi tersebut adalah :

a. PNL (Percutaneous NephroLitholapaxy) adalah usaha mengeluarkan batu yang berada
di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi kesistem kalies
melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu
menjadi fragmen-fragmenkecil.

b. Litotripsi adalah memecah batu buli buli atau batu uretra dengan memasukan alat
pemecah batu (litotriptor) kedalam buli - buli.

c. Ureteroskopiatauuretero-renoskopi adalah dengan memasukan alat ureteroskopi per-
uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang berada didalam ureter maupun
system pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.

d. Ekstrasi Dormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat
keranjang Dormia
.
TindakanOperasi

Penanganan batu saluran kemih, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk
mengeluarkan batu secara spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan bedah dilakukan jika
batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya. Ada beberapa jenis tindakan
pembedahan, nama dari tindakan pembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana batu
berada, yaitu

a. Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di
ureter

b. Nefrolitotomi merupakan operasi terbukauntuk mengambil batu yang berada di
dalam ginjal

c. Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di
vesicaurinearia

d. Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di
uretra

10. PROGNOSIS DAN PENCEGAHAN
Secara umum, 50 % pasien mengalami batu saluran kemih berulang dalam 5 tahun
dan 70 % dalam 10 tahun tanpa pemberian profilaksis. Edukasi dan tindakan pencegahan
dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor risiko yang dimiliki sehingga dapat
dimodifikasi.
1,3

Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun
batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Konsumsi cairan harus ditingkatkan
minimal 1,6 L/24 jam. Umumnya pencegahan dapat berupa menghindari dehidrasi dengan
minum cukup dan diusahakan produksi urin sebanyak 2-3 liter per hari, diet untuk
mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu, aktifitas harian yang cukup dan
pemberian medikamentosa. Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan
adalah diet rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urin menjadi lebih
asam. Diet rendah oksalat, diet rendah garam, karena natriuresis akan memicu timbulnya
hiperkalsiuria dan diet rendah purin.
2,3

DAFTAR PUSTAKA

1. Wolf JS. Nephrolithiasis. Amerika Serikat: Medscape. Available at:
emedicine.medscape.com/article/437096-overview
2. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Ed 3. Jakarta : Sagung Seto. 2011.
3. Tanagho EA., Mc Aninch JW. Smiths General Urology. California: Mc Graw Hill.
2008.
4. Smith , General Urology,17
th
edition, Lange Medical Publication, California 2008

Вам также может понравиться