Вы находитесь на странице: 1из 48

RESPONSI

CEREBRAL PALSY
Pembimbing
dr. Hj.Supraptiningsih, Sp.S


Muhammad Taufiq Shidqi 082011101073
Amin Kamaril Wahyudi 082011101051

SMF Ilmu Penyakit Saraf
RSUD dr. Soebandi
DEFINISI
Cerebral kedua belahan otak/hemisphere
Palsi berbagai macam penyakit yang mengenai
pusat pengendalian pergerakan tubuh
Cerebral palsy (CP) terjadi perkembangan yang
salah atau kerusakan pada area motorik otak yang
akan mengganggu kemampuan otak untuk
mengontrol pergerakan dan postur secara adekuat.


Saharso, D.2006.Cerebral Palsy Diagnosis dan Tatalaksana. Continuing
Education IKA XXXVI:Surabaya

PREVALENSI
Asosiasi CP di dunia memperkirakan >
500.000 penderita CP di Amerika.
Indonesia diperkirakan 1-5 per 1000
kelahiran hidup


ETIOLOGI
Genetik
Faktor lain, yakni:
Pranatal Perinatal Postnatal
Infeksi Intrauterin
Radiasi
Asfiksi intrauterin
Toksemia
gravidarum
DIC
Anoksia/hipoksia
Perdarahan otak
Prematuritas
Postmaturitas
Hiperbilirubinemia
Trauma kepala
Meningitis/ensefali
tis yang terjadi 6
bulan pertama
kehidupan
Racun (logam
berat, CO)
FAKTOR RISIKO

KLASIFIKASI KLINIS

CP Spastik
Terbanyak (70-80%)
Otot mengalami kekakuan
Permanen kontraktur
Ke-2 tungkai spastisitas berjalan ke-
2 tungkai tampak bergerak kaku & lurus
GAIT GUNTING (SCISSORS GAIT)


CP Atetoid/Diskinetik
10-20% penderita CP
Gerakan menulis tidak terkontrol, perlahan
Mengenai tangan, kaki, lengan, atau
tungkai dan sebagian besar otot muka dan
lidah menyeringai, keluar air liur
Mslh koordinasi gerakan otot bicara
CP Ataksid
5-10% penderita CP
Mengenai keseimbangan dan persepsi
dalam
Koordinasi buruk, berjalan tidak stabil
gaya berjalan kaki terbuka lebar
Kesulitan melakukan gerakan cepat dan
tepat
Tremor

CP Campuran
TABEL KLASIFIKASI CEREBRAL PALSY BERDASARKAN DERAJAT
KLASIFIKA
SI
PERKEMBANGAN
MOTOR
GEJALA
PENYAKIT
PENYERTA
Minimal
Perkembangan motor normal,
hanya terganggu secara
kualitatif
Kelainan tonus sementara, refleks
primitif menetap terlalu lama,
kelainan postur ringan, gangguan
dalam gerak motor kasar dan halus
misalnya clumsiness
Gangguan
komunikasi,
gangguan belajar
Ringan
Berjalan umur 24 bulan
Beberapa kelainan pada
pemeriksaan neurologis,
perkembangan refleks primitif
abnormal, respons postural
terganggu, gangguan motor
misalnya tremor atau gangguan
koordinasi
Sedang
Berjalan 3 tahun kadang
memerlukan bracing
Tidak memerlukan alat khusus
Berbagai kelainan neurologis,
refleks primitif menetap dan kuat,
respon postural terlambat
Retardasi mental,
gangguan belajar
dan komunikasi,
kejang
Berat
Tidak bisa berjalan atau
berjalan dengan alat bantu,
kadang kadang perlu operasi
Gejala neurologis dominan, refleks
primitif menetap, respons postural
tidak muncul
Retardasi mental,
kejang
DIAGNOSIS
Gejala Awal
Usia < 3 tahun
Perkembangan motorik tidak normal atau terlambat
Tonus Otot abnormal
Hipotonia: tampak lemas dan lemah, kadangn floppy
Hipertonia: kaku
>> kasus awal hipotonia dan selanjutnya hipertonia
(2-3 bulan pertama)
Postur abnormal pada 1 sisi tubuh
Motorik bayi
Pemeriksaan refleks
Refleks moro hilang usia 6 bulan. Pd CP
bertahan lebih lama.
Penggunaan tangan
Menyingkirkan penyakit lain yang menyebabkan
masalah pergerakan

PEMERIKSAAN FISIK
CT scan kepala
Struktur jaringan otak
Area otak yg kurang berkembang
Kista abnormal, dll.
Dapat menentukan prognosis CP.
MRI kepala
Dianjurkan jika Ex. tidak dapat ditemukan
USG kepala
Kurang akurat, dapat mendeteksi kista & struktur
otak, lebih murah
PEMERIKSAAN
NEURORADIOLOGI
PEMERIKSAAN LAIN
Intelegensi
Visus
Pendengaran
Gizi
Gigi
TERAPI
Tujuan:
Bukan membuat anak menjadi seperti anak
normal lainnya
Mengembangkan sisa kemampuan anak
seoptimal mungkin
Melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan
atau sedikit bantuan
TERAPI TIM
Dokter
Orthopedist
Terapi Fisik
Terapi Okupasi
Pelatih bicara dan Bahasa
Pekerja Sosial
Psikolog
Guru
TERAPI FISIK DAN PERILAKU
Mencegah kelemahan atau kemunduran
fungsi otot
Menghindari kontraktur
Meningkatkan perkembangan motorik
anak
Dilakukan segera setelah diagnosis
ditegakkan

TERAPI MEDIKAMENTOSA
Diazepam Relaksan umum otak dan
tubuh
Baclofen menutup penerimaan sinyal
dari medulla spinalis yang menyebabkan
kontraksi otot
Dantrolene mengintervensi proses
kontraksi otot, sehingga otot tidak bekerja
TERAPI BEDAH
Kontraktur orthopedi
Eksperimental stimulasi kronik cerebellar
dan stereotaxic thalamotomy
Elektroda stimulasi saraf cerebellar
menurunkan spastisitas dan memperbaiki
motorik.
(hasil belum jelas)
PENCEGAHAN
Cegah cedera kepala pelindung kepala
Ikterus neonatorum segera ditangani
Imunisasi Rubella, campak jerman.
Antenatal Care
RESPONSI
RETARDASI MENTAL
Pembimbing
dr. Hj.Supraptiningsih, Sp.S


Muhammad Taufiq Shidqi 082011101073
Amin Kamaril Wahyudi 082011101051

SMF Ilmu Penyakit Saraf
RSUD dr. Soebandi
BATASAN
WHO : Retardasi mental adalah
kemampuan mental yang tidak
mencukupi
Bukanlah suatu penyakit,
Gangguan fungsi intelektual pada masa
perkembangan,
Bermanifestasi pada gangguan belajar
dan gangguan penyesuaian diri dengan
lingkungannya.
BATASAN
Kriteria Retardasi Menta menurut Melly
Budman terdiri dari :
1. Fungsi intelektual umum dibawah rata-
rata
2. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif.
3. Gejalanya timbul dalam masa
perkembangan yaitu sebelum usia 18
tahun.
BATASAN
Fungsi intelektual umum ~ IQ
diperoleh dengan mengadakan tes inteligensia
umum secara individual.
Fungsi intelektual dibawah rata-rata
dinyatakan bermakna apabila IQ sama
dengan atau dibawah 70.
IQ =


MA
CA
X 100

KLASIFIKASI
Menurut nilai IQ, intelegensi seseorang digolongkan :
Sangat superior 130 atau lebih
Superior 120-129
Di atas rata-rata 110-119
Rata-rata 90-109
Di bawah rata-rata 80-89
Retardasi mental bordeline 70-79
Retardasi mental ringan 52-69
Retardasi mental sedang 36-51
Retardasi mental berat 20-35
Retardasi mental sangat berat dibawah 20
KLASIFIKASI
RETARDASI MENTAL RINGAN
IQ sekitar 50 sampai mendekati 70 ( umur mental
dewasa 8 9 th sampai dibawah 12 th).
Penggunaan pengertian bahasa sering terlambat,
kesulitan berbicara kesulitan mandiri pada
masa dewasa
Golongan mampu didik selain dapat dilatih
baca tulis sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih
ketrampilan tertentu untuk bekal hidupnya agar
mampu mandiri seperti orang dewasa
KLASIFIKASI
RETARDASI MENTAL SEDANG
IQ sekitar 35 49 ( umur mental dewasa sekitar
6 sampai < 9 th ).
Kelompok ini sekitar 12% dari seluruh penderita
Taraf kemampuan intelektual hanya dapat sampai
kelas 2 SD saja, tapi dapat dilatih menguasai
ketrampilan tetentu, namun dalam pengawasan
Kurang mampu menghadapi stres dan kurang
dapat mandiri

KLASIFIKASI
RETARDASI MENTAL BERAT
IQ sekitar 25 34 ( usia mental dewasa 3 sampai
< 6 th ).
Dijumpai adanya abnormalitas otak dengan
gejala sisa yang menyulitkan
Tampak adanya kelainan motorik yang jelas pada
masa balita dan sulit berkomunikasi
Mereka dapat dilatih higiene dasar saja dan
kemampuan bicara yang sederhana, tidak dapat
dilatih ketrampilan kerja

KLASIFIKASI
RETARDASI MENTAL SANGAT BERAT
IQ sekitar dibawah 20 (usia mental dewasa < 3
th)
Penggunaan bahasa sangat terbatas untuk dapat
mengerti perintah dan mengajukan permintaan
yang sederhana.
Kelainan otak dan gangguan neurologis tampak
jelas., kejang, gangguan penglihatan dan
pendengaran dapat mempengaruhi mobilitasnya.
KLASIFIKASI
Bila ditinjau dari gejalanya :
Tipe Klinik
Mudah dideteksi sejak dini kelainan fisik dan
mentalnya cukup berat
Penyebabnya sering karena kelainan organik
Tipe Sosiobudaya
Biasanya baru diketahui setelah anak masuk
sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti
pelajaran
Umumnya mempunyai taraf IQ golongan
borderline dan retardasi mental ringan
ETIOLOGI
Retardasi Mental harus ditinjau dari 3 faktor di
bawah ini :
1. PREDISPOSISI GENETIK seseorang, termasuk
kepekaan genetik yang unik terhadap pengaruh
ekologi.
2. FAKTOR LINGKUNGAN yang mempengaruhi
pertumbuhan organisme, termasuk keadaan nutrisi,
pengaruh bahan-bahan kimia, endogen dan
eksogen, mikroorganisme, radiasi dan status
psikososial.

ETIOLOGI
3. WAKTU YANG POTENSIAL dimana bahan
itu dapat memberikan pengaruh pada
pertumbuhan; misal infeksi virus rubella pada
semester pertama kehamilan sangat
mempengaruhi morfogenesis janin, sedang pada
akhir masa kehamilan atau pada periode pasca
natal hanya berpengaruh sedikit pada janin atau
bayi.
ETIOLOGI
3. WAKTU YANG POTENSIAL dimana bahan
itu dapat memberikan pengaruh pada
pertumbuhan; misal infeksi virus rubella pada
semester pertama kehamilan sangat
mempengaruhi morfogenesis janin, sedang pada
akhir masa kehamilan atau pada periode pasca
natal hanya berpengaruh sedikit pada janin atau
bayi.
KLASIFIKASI BERDASARKAN
PENYEBAB RETARDASI MENTAL
A. Genetik dan Herediter
Kelainan kromosom : misal Sindroma Down,
Sindroma Fragile X
Kelainan gen tunggal : gangguan metabolik, kelainan
neurokutaneus (neurofibromatosis, tuberosklerosis)
B. Teratogen, Intoksikasi, Infeksi Intrauterin
Pengobatan : antikonvulsan
Obat-obatan : kokain
Alkohol
Radiasi
Infeksi Kongenital : rubela, AIDS

C. Kelainan Kehamilan
Abnormalitas plasenta : plasenta previa, aborsi
Abnormalitas sirkulasi plasenta-fetus
Malnutrisi maternal
D. Sindroma Malformasi (Anomali
Konganital ganda tanpa penyebab jelas)
Defek tabung neural : anensefali
Anomali kaniofasial : Sindroma Crouzon
E. Trauma Perinatal
Prematuritas
Hipoksia / Asfiksia
Perdarahan intra kranial



F. Penyakit yang didapat
Radang SSP : ensefalitis, meningitis
Trauma kepala
Asfiksia : tenggelam
Intoksikasi : timah, racun lainnya.
Tumor otak
G. Faktor Lingkungan dan Psikososial
Kemiskinan
Penyakit menahun orang tua (medis,
psikiatrik)
Defisiensi nutrisi





PEMERIKSAAN
Pengambilan riwayat yang komperhensif dan
pemeriksaan fisik yang teliti merupakan sarana
untuk mendiagnosa penyebab dari retardasi
mental.
PEMERIKSAAN FISIK
Parameter pertumbuhan (berat, tinggi, lingkar
5tgb pigmentasi)
Rambut (tekstur, warna, distribusi)

PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK
Mata (ukuran dan celah fissura palpebralis,
lekukan epikantus bagian luar dan dalam
Telinga (perkembangan heliks, letak daun
telinga)
Hidung (datar dan lebar batang hidung, ukuran,
lubang hidung)
Mulut (ukuran, bentuk, bibir, konfigurasi
palatum, posisi dan panjang frenulum, ukuran
dan bentuk gigi)
Leher (pendek, webbed neck)



PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstrimitas (panjang, ketebalan jari kaki dan
tangan, klinodaktili, perkembangan kuku)
Genitalia (perkembangan dan ukuran)
Tengkorak (ukuran dan bentuk, posisi
fontanela, garis sutura)
Bau tubuh dan urine



PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah ( asam amino dan organik,
asam urat, amoniak, laktat, piruvate, timah,
tembaga, ceruloplasmin, asam lemak rantai
panjang)
Enzim lisosomal
Pemeriksaan urine (ketoasid,
mukopolisakarida)
Analisa kromosom, teknik genetik molekuler




PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EEG (penyakit degeneratif, asfiksia)
Evoked potential (kelainan metabolik,
penyakit demielinisasi)
Neuroimaging (tumor, trauma, malformasi,
abnormalitas vaskuler, kalsifikasi,
keradangan)
Ultrasound kranial (perdarahan, hidrosefalus,
kalsifikasi)




PENATALAKSANAAN
Penanganan Retardasi Mental seharusnya
dilakukan secara komprehensif, multi
disiplin karena faktor yang menyebabkan,
yang menyertai dan mempersulit kehidupan
penderita yang harus ditangani secara
semestinya (melibatkan partisipasi
pemerintah dan masyarakat).

PENATALAKSANAAN
Tata laksana Retardasi Mental, antara lain :
Modifikasi Lingkungan
merubah situasi hidup dimana penderita berada, sehingga
memungkinkan penderita dapat diterima dan hidup secara
maksimal di masyarakat sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya
Psikoterapi
Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental
maupun kepada orangtua anak tersebut.Walaupun tidak
dapat menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan
psikoterapi dan obat-obatandapat diusahakan perubahan
sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya


PENATALAKSANAAN
Program pendidikan
meliputi ketrampilan sosial, komunikasi, vakasional dan
adaptasi dengan tujuan mengurangi perilaku maladaptasi
pada penderita. Terdapatempat macam tipe pendidikan
untuk retardasi mental.
Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa
Sekolah luar biasa C
Panti khusus
Pusat latihan kerja (sheltered workshop)
PENATALAKSANAAN
Intervensi perilaku
prosedur ini dapat meningkatkan kemampuan beradaptasi,
sosialisasi, mengurangi perilaku maladaptasi dan
meningkatkan ketrampilan melalui latihan dan pendidikan
Meditasi psikotropik
Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan
retardasi mental adalah terutama untuk menekan gejala-
gejala hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki
keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin,
dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin
kadang-kadang dipergunakan oleh psikiatri anak.




TERIMA KASIH

Вам также может понравиться