Вы находитесь на странице: 1из 31

Mekatronika (IND 214)

ADC / DAC 7
Dosen: Ali Sadiyoko


IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC

(Analog to Digital Converter)
2
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
Letak ADC/DAC pada Sistem Mekatronik
ACTUATORS
Solenoid, voice coil
DC motors
Stepper motors
Servo motors
Hydraulics & pneumatic
SENSORS
switches
potentiometer
photoelectrics
Strain gage
Thermocouples, etc.
INPUT SIGNAL
CONDITIONING &
INTERFACING
amplifiers
Filters
ADC
DIGITAL CONTROL
ARCHITECTURES




Logic circuits
Microcontroller
PLC
Sequencing & timing
Logic & arithmetic
Control algorithm
Communication
OUTPUT SIGNAL
CONDITIONING &
INTERFACING
DAC
amplifiers
PWM

GRAPHICAL
DISPLAY




LEDs
Digital disp.
LCD
CRT
MECHANICAL SYSTEMS
3
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
4
Proses konversi dari sinyal analog ke sinyal digital biasanya dilakukan
untuk mengubah output dari sensor (yang biasanya masih berupa sinyal
analog) menjadi sinyal digital. Proses ini diperlukan mengingat pada saat
ini, komputer yang digunakan untuk mengolah data adalah komputer
digital.
Analog to Digital Conversion
ADC
Gambar 1 Proses konversi sinyal analog ke digital
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
5
Dalam proses konversi A-D terdapat beberapa langkah yang dilakukan,
yaitu:
Analog to Digital Conversion
Sampling, sinyal analog dicuplik nilainya tiap selang waktu tertentu
(t).
Kuantisasi, menaksir nilai dari sinyal sampel tersebut ke nilai diskrit
yang sesuai, sesuai dengan tingkat ketelitian (resolusi) yang
diinginkan.
Representasi, hasil kuatisasi tersebut kemudian direpresentasikan
ke dalam bilangan biner.
Generasi sinyal, setelah hasil bilangan biner diketahui, maka sinyal
digital akan dimunculkan. Misalnya: ketika nilai bilangan biner
tersebut bernilai 1, maka akan muncul tegangan sebesar 5 V, dan
ketika nilai bilangan biner tersebut bernilai 0, maka akan muncul
tegangan sebesar 0 V.

IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
6
Analog to Digital Conversion
Gambar 2 Proses konversi sinyal analog ke digital, langkah demi langkah.
1
2
3
4
1. Sampling
2. Kuantisasi
3. Representasi biner
4. Generasi sinyal
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
7
Analog to Digital Conversion
Gambar 3 Proses sampling & kuantisasi.
Sinyal Analog
Sinyal diskrit
Time (t)
F(t)
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
8
Analog to Digital Conversion
Sampling Error. Kesalahan terjadi karena nilai sinyal pada waktu
antar sampling merupakan hasil interpolasi. Kesalahan dapat
diperkecil dengan meningkatkan sampling rate nya.
Quantization Error. Kesalahan terjadi karena adanya pembulatan
nilai sinyal menjadi nilai yang terkuantisasi. Kesalahan dapat
diperkecil dengan menambah jumlah taraf kuantisasinya.
Pada saat proses sampling dan kuantisasi, bisa terjadi kesalahan (error).
Kesalahan-kesalahan tersebut adalah:
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
9
Analog to Digital Conversion
Perangkat keras elektronik yang dipakai untuk mengubah tegangan analog
menjadi suatu kode digital adalah ADC (Analog-to-Digital Converter). Hasil
dari ADC ini dapat secara langsung dibaca oleh mikro-kontroler atau
komputer. Resolusi dari suatu ADC adalah jumlah bit biner yang digunakan
untuk mendekati nilai input analog dengan nilai digital yang terkecil.
Jumlah kemungkinan state (N) sama dengan jumlah kombinasi bit (n)
yang bisa dihasilkan dari alat pengubah ini, yaitu:
n
N 2
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
10
Analog to Digital Conversion
Tabel 1. Hasil Pengkonversian Signal Analog Menjadi State Digital
Referensi tambahan:
Pelajari tentang teori sampling dari Shanon dan frekuensi Nyquist.
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
11
Analog to Digital Converter
1. ADC Jenis Flash (Paralel)
Pada beberapa referensi, jenis ADC flash ini juga dikenal dengan nama
ADC parallel, dimana pengkonversi jenis ini merupakan perangkat yang
cara kerjanya paling mudah dimengerti. Perbedaannya dengan ADC jenis
lainnya adalah input signalnya diproses simultan secara paralel (Gambar
4). ADC ini terdiri dari serangkaian komparator, dimana setiap komparator
akan membandingkan signal input dengan satu tegangan referensi yang
unik. Teknik seperti ini memerlukan banyak komparator dan sebuah
encoder yang berukuran besar. Semua output dari komparator ini
kemudian diumpan ke dalam rangkaian encoder berprioritas yang
mengubah pola output dari semua komparator menjadi bilangan biner n-
bit yang merupakan representasi digital dari level sinyal input yang ada
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
12
Analog to Digital Converter
Gambar 4. ADC Flash Dengan dan Tanpa Encoder Prioritas.
(http://www.allaboutcircuits.com/vol_4/chpt_13/4.html)
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
13
Analog to Digital Converter
Gambar 5. ADC Flash Disedehanakan Dengan Matriks Dioda.
(http://www.allaboutcircuits.com/vol_4/chpt_13/4.html)
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
14
Analog to Digital Converter
2. ADC Jenis Digital Ramp
Jenis ADC seperti ini sering juga dikenal dengan nama stairstep-ramp,
atau juga sering disebut ADC counter. Cara kerja ADC ini juga relatif
mudah dimengerti, akan tetapi alat ini memiliki beberapa kelemahan
utama. ADC digital ramp ini meregister/mencatat suatu perubahan step
dari high-ke-low lebih cepat dari perubahan step dari low-ke-high.
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
15
Analog to Digital Converter
Gambar 6. Rangkaian ADC Jenis Digital Ramp (ADC Counter).
http://www.allaboutcircuits.com/vol_4/chpt_13/5.html
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
16
Analog to Digital Converter
Dari Gambar 6, saat counter menghitung, tegangan output DAC juga
mulai meningkat secara perlahan. Bila tegangan ini lebih rendah dari
pada tergangan input, maka komparator menghasilkan signal high (1),
sehingga counter terus saja menghitung secara normal. Pada suatu saat
output DAC bernilai sama atau melampaui nilai signal input, hal ini
menyebabkan output komparator menjadi low (0) dan signal ini dikirim
ke counter sebagai signal kendali dalam bentuk Load.
Perubahan output komparator dari high-ke-low ini mengakibatkan dua
hal, yakni: (1) transisi output ini akan menyebabkan counter menerima
signal low pada terminal input Load yang aktif Low, sehingga counter
akan ter-reset ke angka 0; dan (2) pada saat yang bersamaan transisi ini
menyebabkan shift register akan menangkap nilai biner apapun dari
counter, sehingga output biner rangkaian ADC akan di-update dan
dipegang (di-latched) oleh shift register (SRG) ini.
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
17
Analog to Digital Converter
Gambar 7. Pengaruh Perbedaan Level Input Terhadap Selang Output.
http://www.allaboutcircuits.com/vol_4/chpt_13/5.html
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
18
Analog to Digital Converter
3. ADC Jenis Succesive-Approximation
Seperti pada ADC digital ramp, proses resetting counter menyebabkan
waktu sampel yang sangat tergantung pada level signal input yang
masuk. Untuk mencegah kekurangan itu, salah satu cara yang bisa
dilakukan adalah dengan menggunakan rangkaian counter khusus yang
disebut successive-approximation register. ADC yang memakai register
seperti ini kemudian dikenal dengan nama ADC successive-
approximation atau ADC sampling. Istilah successive-approximation
berasal dari pengujian setiap bit resolusi dari most significant bit (MSB)
hingga least significant bit (LSB) dari register tersebut. Counter pada
jenis ADC sebelumnya mulai menghitung dari 0, tapi register ini mulai
menghitung dari bit yang terbesar (MSB) dan berakhir dengan yang
terkecil (LSB). Diagram skematik rangkaian ADC successive-
approximation ditunjukkan pada Gambar 7.
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
19
Analog to Digital Converter
Gambar 8. Rangkaian ADC Jenis Successive Approximation (SAReg).
http://www.allaboutcircuits.com/vol_4/chpt_13/6.html
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
20
Analog to Digital Converter
Gambar 9. Perbedaan antara Successive Approximation ADC dengan Digital Ramp ADC.
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
21
Analog to Digital Converter
Cara ini membuat selang (waktu) sampel yang relatif lebih merata
karena setiap langkah pembandingan oleh komparator langsung dimulai
dari nilai tengah counter atau FS (Gb. 10) karena langsung diambil dari
bit pertama pada MSB-nya. Sepanjang proses komparasi, register ini
harus memonitor output dari komparator apakah lebih besar atau lebih
kecil dari bit yang sedang dirujuk. Prinsipnya adalah ADC ini
menggunakan pendekatan DAC terhadap signal input dan melakukan
komparasi dengan signal input tadi untuk setiap bit resolusi.
Gambar 10 Pengaktifan dan Pe-nonaktifan Bit yang Bersesuaian
32
48
40
44
42
43
FS
1 0 1 0 1 1
FS = 64 Volt
Input analog= 43 Volt
FS : Full Scale
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
22
Analog to Digital Converter
Gambar 11. Digitasi Signal Analog oleh ADC Successive Approximation.
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC

(Digital to Analog Converter)
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
24
Proses konversi dari sinyal digital ke sinyal analog biasanya dilakukan
untuk mengubah output dari komputer/ pengendali (yang biasanya
masih berupa sinyal digital) menjadi sinyal analog, agar dapat perintah
dari komputer dapat dilaksanakan oleh aktuator. Proses ini diperlukan
mengingat pada saat ini, komputer yang digunakan untuk mengolah
data adalah komputer digital sementara aktuator digerakkan oleh sinyal
analog.
Digital to Analog Conversion
DAC
Gambar 12 Proses konversi sinyal digital ke analog
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
25
Digital to Analog Conversion
Gambar 13 Perbandingan antara proses ADC dan DAC
Gambar 14 Peletakan ADC & DAC pada sistem kendali
sensor
aktuator
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
26
Digital to Analog Converter
1. DAC Jenis Binary Weighted Input (R-2
n
R)
Rangkaian DAC yang paling sederhana adalah DAC binary weighted
input, yang tak lain merupakan variasi khusus dari rangkaian Op-Amp
inverting summer. Bila diingat kembali, rangkaian inverting summer ini
adalah Op-Amp yang menggunakan feedback negatif. Pada rangkaian
ini, terdapat fungsi penjumlahan beberapa input tegangan dan
dihasilkan satu output tegangan. Tegangan output ini memiliki polaritas
terbalik terhadap jumlah semua tegangan input.

Pada rangkaian inverting summer yang sederhana, semua resistor
dirancang agar memiliki nilai yang sama. Perhatikan apabila nilai resistor
ini sengaja di-set agar memiliki nilai yang berbeda tapi khas pola
angkanya. Misalnya nilai resistor input ini merupakan pangkat dua dari
nilai resistor dasarnya yaitu: R, 2R, dan 4R seperti dalam Gambar 15,
maka diperoleh inverting summer yang mempunyai kekhususan
tertentu. Sering juga disebut sebagai R/2
n
R DAC.
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
27
Digital to Analog Converter
Gambar 15. Rangkaian Inverting Summer Dengan Binary Weighted Resistor.
http://www.allaboutcircuits.com/vol_4/chpt_13/2.html
Bit ke-0 adalah LSB, bit ke-(N-1) adalah MSB.
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
28
Digital to Analog Converter
Mulai dari tegangan input V
1
hingga V
3
, setiap tegangan input akan
memberi pengaruh setengah kepada output dibandingkan dengan input
sebelumnya. Dengan kata lain, tegangan input V
1
memberi pengaruh
penguatan 1 : 1 kepada tegangan output (gain 1), sementara tegangan
input V
2
memberi setengah pengaruh dibandingkan V
1
kepada output
(gain ), dan V
3
setengah dibandingkan V
2
(gain ) dan begitu
seterusnya bila ada lagi input yang lain. Perbandingan nilai resistor ini
dipilih tidak secara sembarang, tetapi merupakan rasio yang berkaitan
dengan posisi pangkat dalam sistem bilangan biner.

Rangkaian DAC ini bisa diperluas untuk menerima rentang/jumlah input
biner lebih besar, misalnya 6-bit input (artinya resolusi diperbesar). Hal
yang biasa dilakukan adalah dengan menambahkan resistor pada setiap
bit input yang bernilai sama dengan pangkat dua dari posisi bit input
tersebut, seperti pada Gambar 16.

IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
29
Digital to Analog Converter
Gambar 16. Rangkaian DAC Binary Weighted 6-bit Input.
http://www.allaboutcircuits.com/vol_4/chpt_13/2.html
V
out
= ?
IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
30
Digital to Analog Converter
2. DAC Jenis R-2R Ladder
Untuk menghindari kerumitan pada DAC terutama untuk jumlah input
biner yang besar dimana diperlukan banyak resistor bernilai 2
n
maka
rangkaian alternatif DAC jenis R/2R merupakan hasil pemikiran yang
sangat menarik dan jenius. Rangkaian alternatif bagi DAC binary
weighted input ini menggunakan jauh lebih sedikit jumlah dan macam
nilai resistor. Suatu kelemahan utama DAC sebelumnya adalah
dibutuhkannya beberapa nilai resistor input yang berbeda namun harus
presisi, masing-masing nilai unik untuk setiap bit input binernya.

Dengan tipe DAC R/2R, maka hanya dibutuhkan dua macam nilai
resistor input saja, atau malah dapat dikatakan satu macam nilai resistor
saja, karena resistor 2R bisa didapat dengan cara memasang secara
serial dua buah resistor R yang identik.

IND 214 Mekatronika - 2014
7. ADC / DAC
31
Digital to Analog Converter
Gambar 17. Rangkaian DAC Jenis R/2R Jenis Tangga (Ladder).
Dimana:
bit ke-0 adalah LSB, bit ke-(N-1) adalah MSB.
, dengan V
1
adalah MSB, V
(N-1)
adalah LSB.

Вам также может понравиться