Вы находитесь на странице: 1из 50

BAB I

PENDAHULUAN
Sistem muskuloskeletal manusia merupakan jalinan berbagai jaringan, baik
itu jaringan pengikat, tulang maupun otot yang saling berhubungan, sangat khusus,
dan kompleks. Fungsi utama sistem ini adalah sebagai penyusun bentuk tubuh dan
alat untuk bergerak. Oleh karena itu, jika terdapat kelainan pada sistem ini maka
kedua fungsi tersebut juga akan terganggu. Infeksi muskuloskeletal merupakan
penyakit yang umum terjadi; dapat melibatkan seluruh struktur dari sistem
muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya bahkan
membahayakan jiwa.
Osteomielitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang. Osteomielitis akut
terutama ditemukan pada anak-anak. Tulang yang sering terkena ialah femur bagian
distal, tibia bagian proksimal, humerus, radius dan ulna bagian proksimal dan distal,
serta ertebra. Osteomielitis masih merupakan permasalahan dinegara kita karena !
Tingkat higienis yang masih rendah dan pengertian mengenai pengobatan yang
belum baik
"iagnosis yang sering terlambat sehingga biasanya berakhir dengan osteomielitis
kronis
Fasilitas diagnostik yang belum memadai di puskesmas # puskesmas
$ngka kejadian tuberkulosis di Indonesia pada saat ini masih tinggi sehingga kasus #
kasus tuberkulosis tulang dan sendi juga masih tinggi
%engobatan osteomielitis memerlukan waktu yang &ukup lama dan biaya tinggi
'anyaknya penderita dengan fraktur terbuka yang datang terlambat dan biasanya
datang dengan komplikasi osteomielitis
1
"engan diagnosis dini dan obat # obat antibiotik(tuberkulostatik yang ada pada saat ini,
angka kejadian osteomielitis diharapkan berkurang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai ) fungsi utama,
yaitu !
*. +embentuk rangka badan
,. Sebagai tempat melekat otot
2
-. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-alat dalam,
seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung dan paru-paru
.. Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium, dan garam
). Sebagai organ yang berfungsi sebagai jaringan hematopoetik untuk memproduksi
sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan trombosit
Tulang dalam garis besarnya dibagi atas !
Tulang panjang, yang temasuk adalah femur, tibia, fibula, humerus, ulna. Tulang
panjang disusun untuk menyagga berat badan dan gerakan. Tulang panjang /os
longum0 terdiri dari - bagian, yaitu epiphysis, diaphysis, dan metaphysis. 1jung
tulang panjang dinamakan epifisis. %lat epifisis memisahkan epifisis dari metafisis
dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak-anak. %ada orang dewasa
mengalami klasifikasi. 1jung tulang panjang ditutupi oleh kartilago artikular pada
sendi-sendinya. Sedangkan, daearah batas disebut diafisis dan daerah yang
berdekatan dengan garis epifisis disebut metafisis. "aerah ini merupakan suatu
daerah yang sangat sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit, oleh karena
daerah ini merupakan daerah metaboli& yang aktif dan banyak mengandung
3
pembuluh darah. 2erusakan atau kelainan perkembangan pada daerah lempeng
epifisis akan menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang. "iaphysis atau batang,
adalah bagian tengah tulang yang berbentuk silinder. 'agian ini tersusun dari tulang
kortikal yang memiliki kekuatan yang besar. Seluruh tulang dilapisi oleh lapisan
fibrosa yang disebut periosteum.
Tulang pendek, &ontohnya antara lain tulang ertebra dan tulang-tulang &arpal
Tulang pipih, antara lain tulang iga, tulang skapula, tulang pelis
Tulang terdiri atas bagian kompak pada bagian luar yang disebut korteks dan
bagian dalam yang bersifat spongiosa berbentuk trabekular dan di luarnya dilapisi
oleh periosteum. 'erdasarkan histologisnya maka dikenal!
Tulang imatur /non-lamellar bone, woen bone, fiber bone0, tulang ini pertma-tama
terbentuk dari osifikasi endokondral pada perkembangan embrional dan kemudian
se&ara perlahan-lahan menjadi tulang yang matur dan pada umur * tahun tulang
imatur tidak terlihat lagi. Tulang imatur ini mengandung jaringan kolagen dengan
substansi semen dan mineral yang lebih sedikit dibandingkan dengan tulang matur.
Tulang matur /mature bone, lamellar bone0
Tulang kortikal /&orti&al bone, dense bone, &ompa&ta bone0
Tulang trabekular /&ansellous bone, trabe&ular bone, spongiosa0
Se&ara histolgik, perbedaan tulang matur dan imatur terutama dalam jumlah sel,
jaringan kolagen, dan mukopolisakarida. Tulang mature ditandai dengan sistem
3arersian atau osteon yang memberikan kemudahan sirkulasi darah melalui korteks
4
yang tebal. Tulang matur kurang mengandung sel dan lebih banyak substansi semen
dan mineral dibanding dengan tulang imatur.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri
atas tiga jenis sel! osteoblas, osteosit, dan osteoklas.

Osteoblast merupakan salah satu jenis sel hasil diferensiasi sel mesenkim yang
sangat penting dalam proses osteogenesis atau osifikasi. Sebagai sel, osteoblas dapat
memproduksi sunstansi organik intraseluler atau matriks, dimana kalsifikasi terjadi di
kemidian hari. Tulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan
mineral pada matriks tulang bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteosit dan
terperangkap dalam matriks tulang yg mengandung mineral.
Osteosit, berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulang.
Osteo&last, merupakan sel yang bersifat multinukleus, tidak ditutupi oleh permukaan
tulang dengan sifat dan fungsi resorpsi serta mengeluarkan tulang.

+atriks tulang menyimpan kalsium, posfor, magnesium, dan fluor. Tulang
mengandung 445 dari seluruh kalsium tubuh dan 465 dari seluruh fosfor tubuh.
1nit dasar dari kortek tulang disebut sistem haersian. 7ang terdiri dari saluran
haersian /yang berisi pembuluh darah, saraf dan lymphatik0, la&una /berisi osteosit0,
lamella, &anali&uli /saluran ke&il yang menghubungakan la&una dan saluran
haersian0.
5
'agian luar tulang diselimuti oleh membran fibrous padat yang dinamakan
periosteum. %eriosteum memberi nutrisi pada tulang dan memungkinkannya tumbuh
selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. %eriosteum mengandung
syaraf, pembuluh darah, dan limfatik. 8apisan yang paling dekat dengan tulang
mengandung osteoblas yang merupakan sel pembentuk tulang.

9ndosteum adalah membran as&uler tipis yang menutupi rongga sum-
sum tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklas melarutkan
tulang untuk memelihara rongga sumsum terletak dekat endosteum dan dalam lakuna
howship.
Sumsum tulang merupakan jaringan as&uler dalam rongga sumsum tulang
panjang dan dalam tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di dalam
sternum ertebra dan rusuk pada tulang dewasa, bertanggung jawab pada produksi
sel darah merah dan putih. %ada orang dewasa, tulang panjang terisi oleh sumsum
lemak kuning.
6
2.2 Definisi
Osteomielitis : / osteo ; mielitis 0 adalah radang tulang yang disebabkan oleh
organisme piogenik, walaupun berbagai organ infeksi lain juga dapat
menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang,
melibatkan sumsum, korteks, jaringan kanselosa, dan periosteum.
<ambar ! perbandinan antara t!"an se#at dan t!"an $an terinfe%si
2.&. Etio"oi
%ada dasarnya, semua jenis organisme, termasuk irus, parasit, jamur, dan
bakteri, dapat menghasilkan osteomyelitis, tetapi paling sering disebabkan oleh
bakteri piogenik tertentu dan mikobakteri. %enyebab osteomyelitis pyogenik adalah
kuman Staphylococcus aureus (89-90%), Escherichia coli, Pseudomonas, dan
Klebsiella. %ada periode neonatal, 3aemophilus influen=ae dan kelompok
' streptokokus seringkali bersifat patogen.
'akteri penyebab osteomyelitis akut dan langsung meliputi!
a0 Osteomyelitis hematogenus akut
7
'ayi baru lahir / kurang dari . bulan0! S.ureus, Enterobacter, dan kelompok
Streptococcus dan
$nak # anak / usia . bulan sampai . tahun0 ! Strepto&o&&us dan , !aemophilus
"n#luen$ae dan Enterobacter.
>emaja /usia . tahun sampai dewasa0! S. aureus (80%), %elompo% Streptococcus &,
! in#luen$ae, dan Enterobacter.
"ewasa! S. aureus dan kadang-kadang Enterobacter dan Streptococcus.
b0 Osteomyelitis langsung
umumnya disebabkan oleh S. ureus, spesies Enterobacter, dan spesies
Pseudomonas.
Tusukan melalui separtu atletik ! S. ureus dan spesies Pseudomonas.
%enyakit sel sabit ! Staphylococcus dan Salmonella.
8okasi osteomyelitis
'ayi # metafise dan epifise
$nak - metafise
"ewasa # epifise dan region subkondral
2.'. (e)a"a
Osteomyelitis hematogeneus biasanya memiliki progresiitas gejala yang
lambat.osteomyelitis langsung /direct osteomyelitis0 umumnya lebih terlokalisasi
dengan tanda dan gejala yang menonjol. <ejala umum dari osteomyelitis
meliputi!
a0 Osteomyelitis hematogenus tulang panjang
8
"emam yang memiliki onset tiba-tiba tinggi /demam hanya terdapat dalam )65
dari osteomyelitis pada neonates0
2elelahan
>asa tidak nyaman
Irritabilitas
2eterbatasan gerak /pseudoparalisis anggota badan pada neonates0
9dema lokal, eritema dan nyeri.
b0 Osteomyelitis hematogenus ertebral
Onset &epat
$danya riwayat episode bakterimia akut
"iduga berhubungan dengan insufisiensi pembuluh darah disampingnya
9dema lokal, eritema dan nyeri
2egagalan pada anak-anak untuk berdiri se&ara normal.
Osteomyelitis dis&itis T* <ad FS
&0 Osteomyelitis kronik
1lkus yang tidak sembuh
9
Spinal infe&tions. 8ateral plain
radiographs of %atient $ with diskitis at
?.-). @ote the seere disk spa&e
narrowing and subluAation seen at ?.-).
"rainase saluran sinus
2elelahan kronik
>asa tidak nyaman
Osteomyelitis, &hroni&. %lain radiographs show <arrBs s&lerosing osteomyelitis
%ada pemeriksaan fisik didapatkan !
"emam /terdapat pada )65 dari neonates0
9dema
Teraba hangat
Fluktuasi
%enurunan dalam penggunaan ekstremitas /misalnya ketidakmampuan dalam
berjalan jika tungkai bawah yang terlibat atau terdapat pseudoparalisis anggota
badan pada neonatus0.
2egagalan pada anak-anak untuk berdiri se&ara normal.
"rainase saluran sinus /biasanya ditamukan pada stadium lanjut atau jika terjadi
infeksi kronis0.
10
2.*. Patofisio"oi
2uman bisa masuk tulang dengan berbagai &ara, termasuk beberapa &ara
dibawah ini !
+elalui aliran darah
2uman dibagian lain dari tubuh misalnya, dari %neumonia atau infeksi saluran
kemih dapat masuk melalui aliran darah ke tempat yang melemah di tulang. %ada
anak-anak osteomyelitis paling umum terjadi di daerah yang lebih lembut, yang
disebut lempeng pertumbuhan dikedua ujung tulang panjang pada lengan dan kaki.
11
"ari infeksi di dekatnya.
8uka tusukan yang parah dapat membawa kuman jauh di dalam tubuh. Cika luka
terinfeksi, kuman dapat menyebar ke tulang di dekatnya.
2ontaminasi langsung
3al ini dapat terjadi jika terjadi fraktur sehingga terjadi kontak langsung tulang
yang fraktur dengan dunia luar sehingga dapat terjadi kontaminasi langsung. Selain
itu juga dapat terjadi selama operasi untuk mengganti sendi atau memperbaiki
fraktur.
"ire&t /@onhematogenous0 ?auses of Osteomyelitis :
12
A
.
B
F
.
E
.
D
.
C
.
G
.
H
.
I
.
J
.
K
.
$. 3and infe&tion that inoles bones
'. $bs&ess or infe&ted to bone
?. >etropharyngeal abs&ess that spreads to &eri&al ertebrae
". "ental infe&tion that spreads to mandible or maAilla
9. Infe&ted burns that inoles bones
F. %ressure ul&ers that eAtend to sa&rum, pelis, or spine
<. >etroperitoneal abs&ess that inoles ertebrae
3. %aranasal sinus infe&tion that spreads to skull bones
I. 3ematoma
C. Das&ular insuffi&ien&y /in diabeti& arterios&leosis0
2. >adiation therapy. 9ffe&ts may be&ome eidents many years later
"ire&t /@onhematogenous0 ?auses of Osteomyelitis :
$. Open fra&tures / arieable degrees, from small eAternal opening to gross protrusion
of bone0
'. %enerating wounds
13
D
H G
F
E
C B
J
I
A
?. ?ontaminated s&alp wound with skull fra&ture. @ote hair in wound
". Total joint repla&ement /loosening of prosthesis usually o&&urs but does not
ne&essarily indi&ate infe&tion0
9. Internal fo&ation of fra&tures
F. Tumor rese&tion with bone grait for limb salage
<. Osteotomy for limb
3. 8amine&tomy for dis& surgery or other spinal &ord &ompression
'eberapa penyebab utama infeksi, seperti S.ureus, menempel pada
tulang dengan mengekspresikan reseptor /adhesins0 untuk komponen tulang matriks
/fibronektin, laminin, kolagen, dan sialogly&oprotein tulang0; 9kspresi Kola'en-
(indin' dhesin memungkinkan pelekatan patogen pada tulang rawan. )ibrone%tin-
(indin' dhesin dari S. ureus berperan dalam penempelan bakteri untuk
perangkat operasi yang akan dimasukan dalam tulang, baru-baru ini telah dijelaskan.
S. ureus yang telah dimasukan ke dalam kultur osteoblas dapat bertahan
hidup se&ara intraseluler. 'akteri yang dapat bertahan hidup se&ara intraseluler
/kadang-kadang merubah diri dalam hal metabolisme, di mana mereka mun&ul
sebagai apa yang disebut arian koloni ke&il0 dapat menunjukan adanya infeksi
tulang persisten. 2etika mikroorganisme melekat pada tulang pertama kali, mereka
akan mengekspresikan fenotip yang resiten terhadap pengobatan antimikroba,
dimana hal ini mungkin dapat menjelaskan tingginya angka kegagalan dari terapi
jangka pendek.
>emodeling ulang yang normal membutuhkan interaksi koordinasi yang baik
antara osteoblas dan osteoklas. Sitokin /seperti I8-*, I8-E, I8-*), I8 **dan T@F0
yang dihasilkan se&ara lokal oleh sel inflamasi dan sel tulang merupakan fa&tor
osteolitik yang kuat. %eran dari faktor pertumbuhan tulang pada remodeling tulang
normal dan fungsinya sebagai terapi masih belum jelas. Selama terjadi
14
infeksi, fagosit men&oba menyerang sel yang mengandung mikroorganisme dan,
dalam proses pembentukan radikal oksigen toksik dan melepaskan en=im
proteolitik yang melisiskan jaringan sekitarnya. 'eberapa komponen bakteri se&ara
langsung atau tidak langsung digunakan sebagai fa&tor-faktor yang memodulasi
tulang /bone modulatin' #actors0.
2ehadiran metabolit asam arakidonat, seperti prostaglandin 9, yang
merupakan agonis osteoklas kuat dihasilkan sebagai respon terhadap patah tulang,
menurunkan jumlah dari inokulasi bakterial yang dibutuhkan untuk
menghasilkan infeksi.
%us menyebar ke dalam pembuluh darah, meningkatkan tekanan intraosseus dan
mengganggu aliran darah. @ekrosis iskemik tulang pada hasil pemisahan fragmen
yang mengalami deaskularisasi, disebut seFuestra. +ikroorganisme,
infiltrasi neutrofil, dan &ongesti atau thrombosis pembuluh darah merupakan
temuan histologis utama dalam osteomyelitis akut. Salah satu penampakan yang
membedakan dari osteomyelitis kronis adalah tulang yang mengalami nekrotik, yang
dapat diketahui dengan tidak adanya osteosit yang hidup.
2.+. Insiden
a0. +orbiditas
%realensi keseluruhan adalah * kasus per ).666 anak. %realensi neonates adalah
sekitar * kasus per *.666 kejadian. Sedangkan kejadian pada pasien dengan anemia
sel sabit adalah sekitar 6,-E5. %realensi osteomyelitis setelah trauma pada kaki
15
sekitar *E5 /-6-.65 pada pasien dengan "+0. insidensi osteomyelitis ertebral
adalah sekitar ,,. kasus per *66.666 penduduk.
+orbiditas dapat signifikan dan dapat termasuk penyebaran infeksi lokal
ke jaringan lunak yang terkait atau sendi; bereolusi menjadi infeksi kronis, dengan
rasa nyeri dan ke&a&atan; amputasi ekstremitas yang terlibat; infeksi umum; atau
sepsis. Sebanyak*6-*)5 pasien dengan osteomyelitis ertebral mengembangkan
temuan neurologis atau kompresi &orda spinalis. Sebanyak -65 dari pasien anak
dengan osteomyelitis tulang panjang dapat berkembang menjadi trombosis ena
dalam /"DT0. %erkembangan "DT juga dapat menjadi penanda adanya
penyebarluasan infeksi.
2omplikasi askular tampaknya lebih umum dijumpai dengan Staphylococcus
ureus yang resiten terhadap metha&ilin yang didapat dari komunitas /*ommunity-
c+uired ,ethicillin--esistant Staphylococcus ureus ( ?$-+>S$0 dari yang
sebelumnya diakui.
b0 +ortalitas
Tingkat mortalitas rendah, ke&uali yang berhubungan dengan sepsis atau keberadaan
kondisi medis berat yang mendasari.
&0 >as
Tidak ada peningkatan kejadian osteomyelitis di&atat berdasarkan ras.
d0 Cenis kelamin
%ria memiliki resiko relatif lebih tinggi, yang meningkatkan melalui masa kanak-
kanak, memun&ak pada masa remaja dan jatuh ke rasio rendah pada orang dewasa.
e0 1sia
16
Se&ara umum, osteomyelitis memiliki distribusi usia bimodal. Osteomyelitis akut
hematogenous merupakan suatu penyakit primer pada anak usia ,-*, tahun dimana
laki-laki lebih banyak dari perempuan -!*. Trauma langsung dan fokus osteomyelitis
berdekatan lebih sering terjadi pada orang dewasa dan remaja dari pada
anak. Osteomyelitis ertebral lebih sering pada orang tua dari .) tahun.
2.,. K"asifi%asi -steomie"itis
Osteomielitis se&ara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan perjalanan klinis,
yaitu osteomielitis akut, sub akut, dan kronis. 3al tersebut tergantung dari intensitas
proses infeksi dan gejala yang terkait.
'eberapa sistem klasifikasi telah digunakan untuk mendeskripsikan ostemyelitis.
Sistem tradisional membagi infeksi tulang menurut durasi dari timbulnya gejala !
akut, subakut, dan kronik. Osteomyelitis akut diidentifikasi dengan adanya onset
penyakit dalam G-*. hari. Infeksi akut umumnya berhubungan dengan proses
hematogen pada anak. @amun, pada dewasa juga dapat berkembang infeksi
hematogen akut khususnya setelah pemasangan prosthesa dan sebagainya.
"urasi dari osteomyelitis subakut adalah antara *. hari sampai - bulan. Sedangkan
osteomyelitis kronik merupakan infeksi tulang yang perjalanan klinisnya terjadi lebih
dari - bulan. 2ondisi ini berhubungan dengan adanya nekrosis tulang pada episentral
yang disebut sekuester yang dibungkus inolukrum.
Sistem klasifikasi lainnya dikembangkan oleh Haldogel yang
mengkategorisasikan infeksi muskuloskeletal berdasarkan etiologi dan
kronisitasnya ! hematogen, penyebaran kontinyu /dengan atau tanpa penyakit
askular0 dan kronik. %enyebaran infeksi hematogen dan kontinyu dapat bersifat akut
17
meskipun penyebaran kontinyu berhubungan dengan adanya trauma atau infeksi
lokal jaringan lunak yang sudah ada sebelumnya seperti ulkus diabetikum
?ierny-+ader mengembangkan suatu sistem sta'in' untuk osteomyelitis yang
diklasifikasikan berdasarkan penyebaran anatomis dari infeksi dan status fisiologis
dari penderitanya. Stadium * # medular, stadium , # korteks superfisial, stadium - #
medular dan kortikal yang terlokalisasi, dan stadium . # medular dan kortikal difus.
2.,.1. -steomie"itis Hematoen A%!t
Osteomielitis hematogen akut merupakan infeksi tulang dan sumsum tulang
akut yang disebabkan oleh bakteri piogen dimana mikro # organisme berasal dari
fokus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah. 2elainan ini sering
ditemukan pada anak # anak dan sangat jarang pada orang dewasa. "iagnosis yang
dini sangat penting oleh karena prognosis tergantung dari pengobatan yang tepat dan
segera.
Etio"oi
Sebanyak 46 5 disebabkan oleh stafilokokus aureus hemolitikus / koagulasi
positif 0 dan jarang oleh streptokokus hemolitikus. %ada anak umur dibawah . tahun
sebanyak )6 5 disebabkan oleh 3emofilus influen=a. $dapun organisme lain seperti
'. ?olli, '. $erogenus kapsulata, %neumokokus, Salmonella tifosa, %seudomonas
aerogenus, %roteus mirabilis, 'ru&ella, dan bakteri anaerobik yaitu 'akteroides
fragilis juga dapat menyebabkan osteomielitis hematogen akut.
.a%tor predisposisi osteomie"itis a%!t ada"a# !
1mur, terutama mengenai bayi dan anak # anak
18
Cenis kelamin, lebih sering pada laki # laki daripada wanita dengan perbandingan
.!*
Trauma, hematogen akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan salah satu
faktor predisposisi terjadinya osteomielitis hematogen akut
8okasi, osteomielitis hematogen akut sering terjadi pada daerah metafisis karena
daerah ini merupakan daerah aktif tempat terjadinya pertumbuhan tulang
@utrisi, lingkungan dan imunitas yang buruk serta adanya fokus infeksi
sebelumnya / seperti bisul, tonsilitis 0 merupakan faktor predisposisi osteomielitis
hematogen akut
Pato"oi dan Patoenesis
%enyebaran osteomielitis terjadi melalui dua &ara, yaitu !
*.%enyebaran umum
I +elalui sirkulasi darah berupa bakterimia dan septikemia
I +elalui embolus infeksi yang menyebabkan infeksi multifokal pada daerah - daerah
lain
,.%enyebaran lokal
I Subperiosteal abses akibat penerobosan abses melalui periost
I Selulitis akibat abses subperiosteal menembus sampai dibawah kulit
I %enyebaran ke dalam sendi sehingga terjadi artritis septik
I %enyebaran ke medula tulang sekitarnya sehingga sistem sirkulasi dalam tulang
terganggu. 3al ini menyebabkan kematian tulang lokal dengan terbentuknya tulang
mati yang disebut sekuestrum.
19
(ambar skematis perjalanan penyakit osteomielitis
$. Fokus infeksi pada lubang akan berkembang dan pada tahap ini menimbulkan edema
periosteal dan pembengkakan jaringan lunak.
'. Fokus kemudian semakin berkembang membentuk jaringan eksudat inflamasi yang
selanjutnya terjadi abses subperiosteal serta selulitis dibawah jaringan lunak
?. Selanjutnya terjadi eleasi periosteum diatas daerah lesi, infeksi menembus
periosteum dan terbentuk abses pada jaringan lunak dimana abses dapat mengalir
keluar melalui sinus pada permukaan kulit. @ekrosis tulang akan menyebabkan
terbentuknya sekuestrum dan infeksi akan berlanjut kedalam kaum medula.
%atologi yang terjadi pada osteomielitis hematogen akut tergantung pada umur,
daya tahan penderita, lokasi infeksi serta irulensi kuman. Infeksi terjadi melalui
aliran darah dari fokus tempat lain dalam tubuh pada fase bakterimia dan dapat
menimbulkan septikemia. 9mbolus infeksi kemudian masuk kedalam juksta epifisis
pada daerah metafisis tulang panjang. %roses selanjutnya terjadi hiperemi dan edema
didaerah metafisis disertai pembentukan pus. Terbentuknya pus menyebabkan
20
tekanan dalam tulang bertambah. %eninggian tekanan dalam tulang mengakibatkan
terganggunya sirkulasi dan timbul trombosis pada pembuluh darah tulang yang
akhirnya menyebabkan nekrosis tulang. "isamping itu pembentukan tulang baru
yang ekstensif terjadi pada bagian dalam periosteum sepanjang diafisis / terutama
anak # anak 0 sehingga terbentuk suatu lingkungan tulang seperti peti mayat yang
disebut inolu&rum dengan jaringan sekuestrum didalamnya. %roses ini terlihat jelas
pada akhir minggu kedua. $pabila pus menembus tulang, maka terjadi pengaliran
pus / dis&harge 0 dari inolu&rum keluar melalui lubang yang disebut kloaka atau
melalui sinus pada jaringan lunak dan kulit.
%ada tahap selanjutnya akan berkembang menjadi osteomielitis kronis. %ada
daerah tulang kanselosa, infeksi dapat terlokalisir serta diliputi oleh jaringan fibrosa
yang membentuk abses tulang kronik yang disebut abses 'rodie.
(ambaran K"inis
Osteomielitis hematogen akut berkembang se&ara progresif atau &epat. %ada
keadaan ini mungkin dapat ditemukan adanya infeksi bakterial pada kulit dan saluran
napas atas. <ejala lain dapat berupa nyeri yang konstan pada daerah infeksi, nyeri
tekan dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang bersangkutan.
<ejala # gejala umum timbul akibat bakterimia dan septikemia berupa panas
tinggi, malaise serta nafsu makan yang berkurang. %ada pemeriksaan fisik ditemukan
adanya!
- @yeri tekan
- <angguan pergerakan sendi oleh karena pembengkakan sendi dan gangguan akan
bertambah berat bila terjadi spasme lokal.
Pemeri%saan /adio"ois
21
I %emeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama, tidak ditemukan kelainan
radiologik yang berarti dan mungkin hanya ditemukan pembengkakan jaringan
lunak.
(ambar 1. %royeksi lateral pada tibia terlihat gambaran sklerotik di diametafisis tibia
(ambar 2. %royeksi $% pada tibia terlihat gambaran sklerotik di lateral diametafisis
tibia.
22
<ambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah sepuluh hari / , minggu 0 berupa
refraksi tulang yang bersifat difus pada daerah metafisis dan pembentukan tulang
baru dibawah periosteum yang terangkat.
(ambar &. Tampak destruksi tulang pada tibia dengan pembentukan tulang
subperiosteal
I %emeriksaan 1ltrasonografi dapat memperlihatkan adanya efusi pada sendi.
(ambar '.1ltrasound image of the left hip shows a large joint effusion
Penobatan
23
%emberian antibiotik se&epatnya sesuai dengan penyebab utama yaitu
Stafilokokus aureus sambil menunggu hasil biakan kuman. $ntibiotik diberikan
selama --E minggu dengan melihat keadaan umum dan laju endap darah
penderita. $ntibiotik tetap diberikan hingga , minggu setelah laju endap darah
normal.
Istirahat dan pemberian analgesik juga diperlukan untuk menghilangkan nyeri.
$pabila setelah ,. jam pengobatan lokal dan sistemik antibiotik gagal / tidak ada
perbaikan keadaan umum 0, maka dapat dipertimbangkan drainase bedah. %ada
drainase bedah, pus subperiosteal dieakuasi untuk mengurangi tekanan intra-
oseus kemudian dilakukan pemerikasaan biakan kuman. "rainase dilakukan
selama beberapa hari dengan menggunakan &airan @a&l 6,45 dan dengan
antibiotik.
(ambar *. skematis drainase bedah. Sebuah kateter dimasukkan kedalam tabung
pengisap / su&tion 0 yang lebih besar. $ntibiotik dimasukkan melalui kateter dan
diisap melalui su&tion.
2.,.2. -steomie"itis Hematoen S!ba%!t
24
<ejala osteomielitis hematogen subakut lebih ringan oleh karena organisme
penyebabnya kurang purulen dan penderita lebih resisten.
Brodie Abses
8esi ini, awalnya ditemukan oleh 'rodie pada tahun *J-,, merupakan bentuk
lokal osteomyelitis subakut, dan sering disebabkan oleh Staphylo&o&&us aureus.
Insiden tertinggi /sekitar .650 pada dekade kedua. 8ebih dari G)5 kasus terjadi pada
pasien laki-laki. Onset ini sering membahayakan, dan untuk manifestasi sistemik
pada umumnya ringan atau tidak ada. $bses, biasanya terlokalisasi di metaphysis
dari tibia atau tulang paha, dan dikelilingi oleh s&lerosis reaktif. Sesuai teori tidak
terdapatnya sekuester, namun gambaran radiolusen mungkin akan terlihat dari lesi ke
lempeng epifisis. $bses tulang mungkin menyebrang ke lempeng epifisis namun
jarang terlokalisir


25
'rodie $bses
Etio"oi
Osteomielitis hematogen subakut biasanya disebabkan oleh Stafilokokus
aureus dan umumnya berlokasi dibagian distal femur dan proksimal tibia.
Pato"oi
'iasanya terdapat kaitas dengan batas tegas pada tulang kanselosa dan
mengandung &airan seropurulen. 2aitas dilingkari oleh jaringan granulasi yang
terdiri atas sel # sel inflamasi akut dan kronik dan biasanya terdapat penebalan
trabekula.
(ambaran K"inis
Osteomielitis hematogen subakut biasanya ditemukan pada anak # anak dan
remaja. <ambaran klinis yang dapat ditemukan adalah atrofi otot, nyeri lokal, sedikit
pembengkakan dan dapat pula penderita menjadi pin&ang. Terdapat rasa nyeri pada
daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau mungkin berbulan # bulan. Suhu
tubuh biasanya normal.
Pemeri%saan /adio"ois
"engan foto rontgen biasanya ditemukan kaitas berdiameter *-, &m
terutama pada daerah metafisis dari tibia dan femur atau kadang # kadang pada
daerah diafisis tulang panjang.
26
(ambar +. radiologik dari abses 'rodie yang dapat ditemukan pada osteomielitis
sub akut(kronik. %ada gambar terlihat kaitas yang dikelilingi oleh daerah s&lerosis.
Penobatan
'egitu diagnostik ditegakan, antibiotik berspektrum luas dengan dosis yang
adekuat harus segera diberikan selama E minggu.
2.,.&. -steomie"itis Kronis
Osteomielitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari osteomielitis akut yang
tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik. Osteomielitis kronis juga dapat
terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah tindakan operasi pada tulang.
Etio"oi
'akteri penyebab osteomielitis kronis terutama oleh stafilokokus aureus / G) 50,
atau 9.&olli, %roteus atau %seudomonas.
Pato"oi dan patoenesis
Infeksi tulang dapat menyebabkan terjadinya sekuestrum yang menghambat
terjadinya resolusi dan penyembuhan spontan yang normal pada tulang. Sekuestrum
ini merupakan benda asing bagi tulang dan men&egah terjadinya penutupan kloaka
/ pada tulang 0 dan sinus / pada kulit 0. Sekuestrum diselimuti oleh inolu&rum yang
tidak dapat keluar(dibersihkan dari medula tulang ke&uali dengan tindakan operasi.
%roses selanjutnya terjadi destruksi dan sklerosis tulang yang dapat terlihat pada foto
rontgen.
(ambaran K"inis
%enderita sering mengeluhkan adanya &airan yang keluar dari luka(sinus setelah
operasi yang bersifat menahun. 2elainan kadang # kadang disertai demam dan nyeri
lokal yang hilang timbul didaerah anggota gerak tertentu. %ada pemeriksan fisik
ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan.
+ungkn dapat ditemukan sekuestrum yang menonjol keluar melalui kulit. 'iasanya
terdapat riwayat fraktur terbuka atau osteomielitis pada penderita.
Pemeri%saan /adio"ois
27
*. Foto polos
%ada foto rontgen dapat ditemukan adanya tanda # tanda porosis dan sklerosis tulang,
penebalan periost, eleasi periosteum dan mungkin adanya sekuestrum.
(ambar ,. %royeksi $% wrist terlihat gambaran lesi osteolitik dan s&lerosis
eAtensie dibagian distal metafisis pada radius
(ambar 0. Osteomielitis lanjut pada seluruh tibia dan fibula kanan. "itandai dengan
adanya gambaran sekuestrum /panah0.
,. ?T dan +>I
%emeriksaan ini bermanfaat untuk membuat ren&ana pengobatan serta untuk melihat
sejauh mana kerusakan tulang terjadi
28
(ambar 1. ?T image pada osteomielitis kronik.
$. In this tibia, &hroni& osteomyelitis is asso&iated with a radiodense sharply
marginatedfo&us within a lu&ent &aity /arro.0.
'. ?oronal reformatted image.
? K ". TransaAialimages. ?T s&anning &an be used to identify seFuestered bone as in
these tibia
Penobatan
%engobatan osteomielitis kronis terdiri atas !
*. %emberian antibiotik
Osteomielitis kronis tidak dapat diobati dengan antibiotik semata # mata.
%emberian antibiotik ditujukan untuk!
I +en&egah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat lainnya.
I +engontrol eksaserbasi akut
,. Tindakan operatif
Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda setelah pemberian
dan pemayungan antibiotik yang adekuat.
Operasi yang dilakukan bertujuan untuk !
I +engeluarkan seluruh jaringan nekrotik, baik jaringan lunak maupun jaringan
tulang / sekuestrum 0 sampai ke jaringan sehat sekitarnya. Selanjutnya dilakukan
drainase dan dilanjutkan se&ara kontinu selama beberapa hari. $dakalnya diperlukan
penanaman rantai antibiotik didalam bagian tulang yang infeksi
I Sebagai dekompresi pada tulang dan memudahkan antibiotik men&apai sasaran dan
men&egah penyebaran osteomielitis lebih lanjut.
29
2.0. -steomie"itis pada T!"an Lain
2.0.1 Ten%ora%
'iasanya osteomielitis pada tulang tengkorak terjadi sebagai akibat perluasan
infeksi di kulit kepala atau sinusitis frontalis.

%roses destruksi bisa setempat atau
difus. >eaksi periosteal biasanya tidak ada atau sedikit sekali. "ibawah ini adalah
gambaran ?T-S?$@ kepala pada pasien dengan Osteomielitis Tuberkulosis.
2.0.2 2andib!"a
'iasanya terjadi akibat komplikasi fraktur, abses gigi, atau ekstraksi gigi. @amun,
infeksi osteomielitis juga dapat menyebabkan fraktur pada mulut.

Infeksi terjadi
melalui kanal pulpa merupakan yang paling sering dan diikuti hygiene oral yang
buruk dan kerusakan gigi.
30

2.0.& Pe"3is
Osteomielitis pada tulang pelis paling sering terjadi pada bagian sayap tulang
ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka. Sendi sakroiliaka jarang terjadi. %ada
foto terlihat gambaran destruksi tulang yang luas, bentuk tak teratur, biasanya dengan
sekuester yang multipel. Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi. Se&ara klinis sering
disertai abses dan fistula.
'edanya dengan tuberkulosis, ialah destruksi berlangsung lebih &epat, dan pada
tuberkulosis abses sering mengalami kalsifikasi. "alam diagnosis diferensial perlu
dipikirkan kemungkinan keganasan.
Osteitis pubis merupakan infeksi bagian bawah yang sekitar simfisis pubis yang
merupakan komplikasi dari operasi dari prostat dan kandung kemih atau , jarang
akibat operasi pelis lainnya.
31

2.0.' -steomie"itis Pada T!"an Be"a%an
Dertebra adalah tempat yang paling umum pada orang dewasa terjadi
osteomielitis se&ara hematogen. Organisme men&apai badan ertebra yang memiliki
perfusi yang baik melalui arteri tulang belakang dan menyebar dengan &epat dari
ujung pelat ke ruang diskus dan kemudian ke badan ertebra. Sumber bakteremia
termasuk dari saluran kemih /terutama di kalangan pria di atas usia )60, abses gigi,
infeksi jaringan lunak, dan suntikan ID yang terkontaminasi, tapi sumber bakteremia
tersebut tidak tampak pada lebih dari setengah pasien. 'anyak pasien memiliki
riwayat penyakit sendi degeneratif yang melibatkan tulang belakang, dan beberapa
melaporkan terjadinya trauma yang mendahului onset dari infeksi. 8uka tembus dan
32
prosedur bedah yang melibatkan tulang belakang dapat menyebabkan osteomielitis
ertebral nonhematogeno atau infeksi lokal pada diskus ertebra.
Osteomielitis pada ertebrae jarang terjadi, hanya *65 dari seluruh infeksi tulang
/9pstein, *4GE0, dan dapat mun&ul pada seluruh usia. 2uman penyebab terbanyak
ialah Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. %asien yang menderita penyakit ini
sering memiliki riwayat infeksi kulit atau pelis. %enyebaran infeksi biasanya
menuju badan ertebra daripada bagian yang lainnya, dan pada bagian yang
mengandung banyak darah. 'adan ertebrae memiliki banyak pembuluh darah,
khususnya di bawah end plate dimana terdapat sinusoid yang besar dengan aliran
pelan sehingga berpotensi untuk terjadi infeksi.
2.1. Pemeri%saan Pen!n)an
Studi laboratorium
%enelitian berikut diindikasikan pada pasien dengan osteomyelitis!
*. %emeriksaan darah lengkap!
Cumlah leukosit mungkin tinggi, tetapi sering normal. $danya pergeseran ke
kiri biasanya disertai dengan peningkatan jumlah leukosit polimorfonuklear. Tingkat
?-reaktif protein biasanya tinggi dan nonspesifik; penelitian ini mungkin
lebih berguna daripada laju endapan darah /89"0 karena menunjukan adanya
peningkatan 89" pada permulaan. 89" biasanya meningkat /4650, namun, temuan
33
ini se&ara klinis tidak spesifik. ?>% dan 89" memiliki peran terbatas dalam
menentukan osteomyelitis kronis seringkali didapatkan hasil yang normal.
,. 2ultur !
2ultur dari luka superfi&ial atau saluran sinus sering tidak berkorelasi
dengan bakteri yang menyebabkan osteomyelitis dan memiliki penggunaan yang
terbatas. "arah hasil kultur, positif pada sekitar )65 pasien
dengan osteomyelitis hematogen. 'agaimanapun, kultur darah positif mungkin
menghalangi kebutuhan untuk prosedur inasif lebih lanjut untuk mengisolasi
organisme. 2ultur tulang dari biopsi atau aspirasi memiliki hasil
diagnostik sekitar GG5 pada semua studi.
Studi pen&itraan
$. >adiografi
'ukti radiografi dari osteomyelitis akut pertama kali diusulkan oleh adanya
edema jaringan lunak pada --) hari setelah terinfeksi. %erubahan tulang tidak
terlihat untuk *.-,* hari dan pada awalnya bermanifestasi sebagai eleasi periosteal
diikuti oleh lu&en&ies kortikal atau meduler. "engan ,J hari, 465 pasien
menunjukkan beberapa kelainan. Sekitar .6-)65 kehilangan fokus tulang yang
menyebabkan terdeteksinya lu&en&y pada film biasa.
34
The seFuestrum is small with minimal inolu&rum formation. %robably an early
lesion, perhaps *6-*. days duration sin&e the trauma
T#e se4!estr!m 5b"a6% arro78 is rat#er "on and easi"$ identified as it maintains
opa6it$. T#e in3o"!6r!m 57#ite arro78 is not as mat!re in appearan6e as
s!ested b$ t#e "a6% of opa6it$ and 6reates a rat#er "are 6a3it$.
35
Steps in the progression of &hroni& osteomyelitis!
I! From seFuestrum, an area of deas&ularised dead bone, progression of
intramedullary infe&tion towards an intra&apsular lo&ation &an lead to septi& arthritis;
progression of infe&tion towards a subperiosteal lo&ation &an lead to periosteal
eleation.
II! @ew bone formation as a result of massie periosteal eleation.
III! 9Atension of seFuestrum and ne&roti& material through &orti&al bone &reates a
fistula and ultimately breaks through the skin /adapted from referen&e ) with
permission0.
36
Formation of a seFuestrum! (),
sound bone; ((), new bone; (*),
granulations lining inolu&rum;
(/), &loa&a; (E), seFuestrum.
'. +>I
+>I efektif dalam deteksi dini dan lokalisasi operasi osteomyelitis.
%enelitian telah menunjukkan keunggulannya dibandingkan dengan radiografi
polos, ?T, dan s&anning radionuklida dan dianggap sebagai pen&itraan pilihan.
Sensitiitas berkisar antara 46-*665. Tomografi emisi positron /%9T0 s&anning
memiliki akurasi yang mirip dengan +>I.
?. >adionuklida s&anning tulang
Tiga fase s&an tulang, s&an gallium dan s&an sel darah putih menjadi
pertimbangan pada pasien yang tidak mampu melakukan pen&itraan +>I.
Sebuah fase tiga s&an tulang memiliki sensitiitas yang tinggi dan spesifisitas pada
orang dewasa dengan temuan normal pada radiograf. Spesifisitas se&ara dramatis
menurun dalam pengaturan operasi sebelumnya atau trauma tulang. "alam keadaan
37
-steom$e"itis
'la&k arrow points to
bony destru&tion.
Hhite arrow points to
seFuestrum.
$rrowhead points to
area of s&lerosis
indi&ating &hroni&ity.
khusus, informasi tambahan dapat diperoleh dari pemindaian lebih lanjut
dengan leukosit berlabel dengan EG gallium dan ( atau indium ***.
". ?T s&an
?T s&an dapat menggambarkan kalsifikasi abnormal,pengerasan, dan
kelainan intra&orti&al. 3al ini tidak direkomendasikan untuk penggunaan rutin untuk
mendiagnosis osteomyelitis tetapi sering menjadi pilihan pen&itraan ketika +>I tidak
tersedia.
9. 1ltrasonografi
Teknik sederhana dan murah telah menjanjikan, terutama pada anak
dengan osteomyelitis akut. 1ltrasonografi dapat menunjukkan perubahan sejak *-
, hari setelah timbulnya gejala. 2elainan termasuk abses jaringan lunak atau
kumpulan &airan dan eleasi periosteal. 1ltrasonografi memungkinkan untuk
petunjuk ultrasound aspirasi. Tidak memungkinkan untuk ealuasi korteks tulang.
2.19. Dianosa Bandin
'iasanya, gambaran radiografi osteomyelitis sangat karakteristik dan
diagnosis mudah dibuat sesuai dengan riwayat klinis, dan pemeriksaan radiologis
tambahan. @amun demikian, osteomyelitis dapat juga meniru kondisi lainnya seperti
tumor tulang.
1. -steo Sar%oma
+erupakan tumor ganas primer tulang yang paling sering dengan prognosis
yang buruk. 2ebanyakan penderita berumur antara *6-,) tahun. %aling sering
ditemukan sekitar lutut, yaitu lebih dari )6 5. Tulang # tulang yang sering terkena
adalah femur distal, tibia proksimal, humerus proksimal, dan pelis. %ada tulang
38
panjang, tumor biasanya mengenai bagian metafisis. <aris epifisier merupakan
barrier dan tumor jarang menembusnya.
<ambaran radiologik ! tampak destruksi tulang yang berawal pada medula
dan terlihat sebagai daerah yang radiolusen dengan batas yang tidak tegas. %ada
stadium dini terlihat reaksi periosteal seperti garis tegak / Sunray appearan&e 0.
"engan membesarnya tumor, selain korteks juga tulang subperiosteal akan dirusak
oleh tumor yang meluas ke luar tulang, berbentuk segitiga / segitiga &odman 0. %ada
stadium dini <ambaran tumor ini sukar dibedakan dengan osteomielitis.


2. Sar%oma E7in
Tumor ganas primer ini paling sering mengenai tulang panjang. 2ebanyakan
diafisis. Tulang yang juga sering terkena adalah pelis dan tulang iga. G)5 dari
penderita dibawah umur ,6 tahun, paling sering antara )-*) tahun.
39
<ambaran radiologik ! tampak lesi destruksi yang bersifat infiltrat yang
berawal dimedula, pada foto terlihat sebagai daerah # daerah radiolusen. Tumor &epat
merusak korteks dan tampak reaksi periosteal, sebagai garis # garis yang berlapis #
lapis menyerupai kulit bawang / onion peel appearan&e 0. Tumor membesar dengan
&epat, biasanya dalam beberapa minggu tampak destruksi tulang yang luas dan
pembengkakan jaringan lunak yang besar karena infiltrasi tumor ke jaringan sekitar
tulang.


2.11. Penata"a%sanaan
Osteomyelitis akut harus diobati segera. 'iakan darah diambil dan pemberian
antibiotika intraena dimulai tanpa menunggu hasil biakan. 2arena Staphylo&o&&us
merupakan kuman penyebab tersering, maka antibiotika yang dipilih harus memiliki
spektrum antistafilokokus. Cika biakan darah negatif, maka diperlukan aspirasi
subperiosteum atau aspirasi intramedula pada tulang yang terlibat. %asien diharuskan
untuk tirah baring, keseimbangan &airan dan elektrolit dipertahankan, diberikan
antipiretik bila demam, dan ekstremitas diimobilisasi dengan gips. %erbaikan klinis
40
biasanya terlihat dalam ,. jam setelah pemberian antibiotika. Cika tidak ditemukan
perbaikan, maka diperlukan interensi bedah.
Terapi antibiotik biasanya diteruskan hingga E minggu pada pasien dengan
osteomyelitis. 89" dan ?>% sebaiknya diperiksa se&ara serial setiap minggu untuk
memantau keberhasilan terapi. %asien dengan peningkatan 89" dan ?>% yang
persisten pada masa akhir pemberian antibiotik yang diren&anakan mungkin
memiliki infeksi yang tidak dapat ditatalaksana se&ara komplit. ?->ea&tie %rotein
/?>%0 $dalah suatu protein fase akut yang diproduksi oleh hati sebagai respon
adanya infeksi, inflamasi atau kerusakan jaringan. Inflamasi merupakan proses
dimana tubuh memberikan respon terhadap injury . Cumlah ?>% akan meningkat
tajam beberapa saat setelah terjadinya inflamasi dan selama proses inflamasi sistemik
berlangsung. Sehingga pemeriksaan ?>% kuantitatif dapat dijadikan petanda untuk
mendeteksi adanya inflamasi(infeksi akut. 'erdasarkan penelitian, pemeriksaan 3s-
?>% dapat mendeteksi adanya inflamasi lebih &epat dibandingkan pemeriksaan 8aju
9ndap "arah /89"0. Terutama pada pasien anak-anak yang sulit untuk mendapatkan
jumlah sampel darah yang &ukup untuk pemeriksaan 89".
Sedangkan 89" adalah merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah.
%roses pemeriksaan sedimentasi /pengendapan0 darah ini diukur dengan
memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam. +akin banyak sel
darah merah yang mengendap maka makin tinggi 89"-nya. Tinggi ringannya nilai
pada 89" memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi
radang. @ilai 89" meningkat pada keadaan seperti kehamilan / -) mm(jam 0,
menstruasi, T'? paru-paru / E) mm(jam 0 dan pada keadaan infeksi terutama yang
41
disertai dengan kerusakan jaringan. Cadi pemeriksaan 89" masih termasuk
pemeriksaan penunjang yang tidak spesifik untuk satu penyakit. 'ila dilakukan
se&ara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit
seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. 89" yang &epat
menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan 89" dibandingkan sebelumnya
menunjukkan proses yang meluas, sedangkan 89" yang menurun dibandingkan
sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan.
%erbedaan pemeriksaan ?>% dan 89"!
3asil pemeriksaan 3s-?>% jauh lebih akurat dan &epat
"engan range pengukuran yang luas, pemeriksaan 3s-?>% sangat baik
dan penting untuk! +endeteksi Inflamasi(infeksi akut se&ara &epat /E-G jam setelah
inflamasi0
3s-?>% meningkat tajam saat terjadi inflamasi dan menurun jika terjadi
perbaikan sedang 89" naik kadarnya setelah *. hari dan menurun se&ara lambat
sesuai dengan waktu paruhnya.
%emeriksaan 3s-?>% dapat memonitor kondisi infeksi pasien dan menilai
efikasi terapi antibiotika.
'ila pasien tidak menunjukkan respons terhadap terapi antibiotika, tulang yang
terkena harus dilakukan pembedahan, jaringan purulen dan nekrotik diangkat dan
daerah itu diiringi se&ara langsung dengan larutan salin fisiologis steril. Tetapi
antibiotik dianjurkan. %ada osteomyelitis kronik, antibiotika merupakan adjuan
terhadap debridemen bedah. "ilakukan seFuestrektomi /pengangkatan inolukrum
se&ukupnya supaya ahli bedah dapat mengangkat seFuestrum0. 2adang harus
42
dilakukan pengangkatan tulang untuk memajankan rongga yang dalam menjadi
&ekungan yang dangkal /sau&eri=ation0. Semua tulang dan kartilago yang terinfeksi
dan mati diangkat supaya dapat terjadi penyembuhan yang permanen.%ada beberapa
kasus, infeksi sudah terlalu berat dan luas sehingga satu-satunya tindakan terbaik
adalah amputasi dan pemasangan prothesa. 'ila proses akut telah dikendalikan, maka
terapi fisik harian dalam rentang gerakan diberikan. 2apan aktiitas penuh dapat
dimulai tergantung pada jumlah tulang yang terlibat. %ada infeksi luas, kelemahan
akibat hilangnya tulang dapat mengakibatkan terjadinya fraktur patologis.
Indikasi dilakukannya pembedahan ialah !
*. $danaya seFuester.
,. $danya abses.
-. >asa sakit yang hebat.
.. 'ila men&urigakan adanya perubahan kearah keganasan
8uka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati /dead spa&e0 atau dipasang
tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan grafting dikemudian
hari. "apat dipasang drainase berpengisap untuk mengontrol hematoma dan
mebuang debris. "apat diberikan irigasi larutan salin normal selama G sampai J hari.
"apat terjadi infeksi samping dengan pemberian irigasi ini. /?anale, ,66G0
>ongga yang didebridemen dapat diisi dengan graft tulang kanselus untuk
merangsang penyembuhan. %ada defek yang sangat besar, rongga dapat diisi dengan
transfer tulang berpembuluh darah atau flup otot /dimana suatu otot diambil dari
jaringan sekitarnya namun dengan pembuluh darah yang utuh0. Teknik bedah mikro
ini akan meningkatkan asupan darah; perbaikan asupan darah kemudian akan
memungkinkan penyembuhan tulang dan eradikasi infeksi. %rosedur bedah ini dapat
dilakukan se&ara bertahap untuk menyakinkan penyembuhan. "ebridemen bedah
43
dapat melemahkan tulang, kemudian memerlukan stabilisasi atau penyokong dengan
fiksasi interna atau alat penyokong eksterna untuk men&egah terjadinya patah tulang.
Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila inolukrum
telah &ukup kuat; men&egah terjadinya fraktur pas&a pembedahan. /?anale, ,66G0
2egagalan pemberian antibiotika dapat disebabkan oleh /3idiyaningsih, ,6*,0!
*. %emberian antibiotik yang tidak &o&ok dengan mikroorganisme
,. "osis yang tidak adekuat
-. 8ama pemberian tidak &ukup
.. Timbulnya resistensi
). 2esalahan hasil biakan
E. %emberian pengobatan suportif yang buruk
G. 2esalahan diagnostik
J. %ada pasien yang imunokempremaise
2.12. Komp"i%asi
2omplikasi dari osteomyelitis antara lain !
$. 2ematian tulang /osteonekrosis0
Infeksi pada tulang dapat menghambat sirkulasi darah dalam tulang, menyebabkan
kematian tulang. Cika terjadi nekrosis pada area yang luas, kemungkinan harus
diamputasi untuk men&egah terjadinya penyebaran infeksi.
44
45
'. $rthritis septi&
"alam beberapa kasus, infeksi dalam tulang bisa menyebar ke dalam sendi di
dekatnya.
46
The term bone infar&tion is used
for osteone&rosis within the
diaphysis or metaphysis.
Septi& arthritis of the right knee.
?. <angguan pertumbuhan
%ada anak-anak lokasi paling sering terjadi osteomyelitis adalah pada daerah yang
lembut, yang disebut lempeng epifisis, di kedua ujung tulang panjang pada lengan
dan kaki. %ertumbuhan normal dapat terganggu pada tulang yang terinfeksi.
". 2anker kulit
Cika osteomyelitis menyebabkan timbulnya luka terbuka yang menyebabkan
keluarnya nanah, maka kulit disekitarnya berisiko tinggi terkeba karsinoma sel
skuamosa.
"alam kepustakaan lain, disebutkan bahwa osteomyelitis juga dapat menimbulkan
komplikasi berikut ini!
*. $bses tulang
,. 'akteremia
-. Fraktur
47
.. Selulitis
BAB III
KESI2PULAN
Osteomielitis adalah infeksi tulang atau sumsum tulang. Osteomielitis dapat
menyerang orang pada semua usia. %emeriksaan penunjang atau pen&itraan yang
dapat dilakukan adalah foto polos, ?T s&an, +>I, dan -adioisotop bone scan, yang
48
memiliki keunggulan masing-masing. %ada pemeriksaan foto polos radiologi akan
kita dapatkan hilangnya gambaran fasia, gambaran litik pada tulang /radiolusen0,
seFuester dan inolu&rum. %ada ?T s&an pun akan didapatkan gambaran serupa,
namun gambaran tampak lebih jelas, gambaran didapat dari segala arah . Caringan
yang keras se&ara umum lebih baik ditunjukan oleh ?T s&an. <ambaran +>I lebih
jelas menunjukkan perluasan patologis tulang dan jaringan lunak sekitarnya.
Sedangkan pemeriksaan s&an radioisotop sensitif untuk osteomielitis disebabkan sifat
radioisotop pada bone s&an akan memperlihatkan daerah kerusakan sel tulang atau
gambaran kehitaman yang memusat pada daerah sel-sel yang rusak, namun tidak
spesifik, karena kerusakan sel tidak hanya ditunjukan oleh osteomielitis saja.
<ambaran radiografi foto polos osteomyelitis sangat khas dan diagnosis dapat
mudah dibuat disesuaikan dengan riwayat klinis, sehingga pemeriksaan radiologis
tambahan lainnya seperti ?T, dan +>I jarang diperlukan.
DA.TA/ PUSTAKA
*. Sutton, "aid.0e1t boo% o# -adiolo'y and ima'in'. Dolume ,. Seenth edition.
,. Sabiston, "?. (u%u 2ar (edah (a'ian ,. 9disi ke-*. Cakarta ! %enerbit 'uku
2edokteran 9<?; *44.
-. Skinner 3. *urrent /ia'nosis and 0reatment in 3rthopedics. @ew 3ampshire !
$ppleton K 8ange ; ,666
49
.. Cong, H.", Samsuhidayat. (u%u 2ar "lmu (edah. ,6*6. 9d -. Cakarta! 9<?.
). >asjad ?. Pe'antar "lmu (edah 3rtopedi. ,66G. 9d - Cakarta ! %T. 7arsif
Hatampone.
E. >asyad S. -adiolo'i /ia'nosti%. ,66J. 9d ,. Cakarta! 'alai %enerbit F21I.
G. %almer %9S, ?o&kshott H%, 3egedus D, Samuel 9. Petun2u% ,embaca )oto
4ntu% /o%ter 4mum. *44). Cakarta! 9<?.
J. %atel %%. 5ecture 6otes -adiolo'i .,66G. 9d ,. Cakarta! 9rlangga.
50

Вам также может понравиться