Вы находитесь на странице: 1из 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENATALAKSANAAN PASIEN STROKE



Tema : Penatalaksanaan Pasien Stroke
Tempat : Ruang 25 RSSA Malang
Sasaran : Keluarga Pasien Rawat Inap Ruang 25
Hari / Tanggal : kamis, 21 agustus 2014
Pukul : 09.00 09.40 WIB
Media : Leaflet, LCD
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi

1. Tujuan Instruksional
1.1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga pasien mampu
memahami tentang penatalaksanaan stroke.
1.2. Tujuan Khusus
Menyebutkan tentang pengertian stroke
Menyebutkan tentang penyebab stroke
Menyebutkan tentang factor resiko terjadinya stroke
Menyebutkan tentang tanda dan gejala stroke
Menyebutkan tentang penatalaksanaan stroke (intra-post
hospital)
Menyebutkan tentang pencegahan stroke
2. Sub Pokok Bahasan
Menyebutkan tentang pengertian stroke
Menyebutkan tentang penyebab stroke
Menyebutkan tentang factor resiko terjadinya stroke
Menyebutkan tentang tanda dan gejala stroke
Menyebutkan tentang penatalaksanaan stroke (intra-post
hospital)
Menyebutkan tentang pencegahan stroke



3. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
kegiatan
Kegiatan perawat Kegiatan
audience
Media
Pembukaan
(5 menit)
Membuka kegiatan dengan mengucap
salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dan manfaat dari
penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan
diberikan
Menjawab
salam
Mendengarkan
Memperhatikan

Ceramah
Penyajian
(15 menit )
Menyebutkan tentang penatalaksanaan
stroke
Menyebutkan cara perawatan pasien
stroke
Menyebutkan tentang pencegahan
stroke
Menyebutkan tentang rehabilitasi pasca
stroke
Memperhatikan
dan
mendengarkan
Memberi
pertanyaan
tentang hal-hal
yang belum
dimengerti yang
berhubungan
dengan materi
yang
disampaikan
Ceramah
dan
Powerpoint
Penutup
(10 menit)
Menanyakan pada audience tentang
materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada audience yang
telah menjawab pertanyaan
Memberi kesimpulan, terimakasih atas
peran serta audience
Mengucapkan salam
Penutup
Menjawab
pertanyaan
Tanya
Jawab &
Leaflet

4. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Pengajar mempersiapkan metode, media yang akan dipakai
2. Peserta dan pemateri datang tepat waktu dan pada tempat
yang telah ditentukan
3. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu
b. Evaluasi Proses
1. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir
2. Peserta didik mampu menjelaskan kembali:
Pengertian Stroke
Penyebab Stroke
Tanda dan Gejala stroke
Penatalaksanaan stroke
Pencegahan stroke
3. Peserta mengajukan dan menjawab pertanyaan secara
lengkap dan benar
4. Peserta mengikuti acara dengan antusias.
c. Evaluasi Hasil
Penyuluhan dikatakan berhasil jika:
Lebih dari 75% peserta didik mampu menjawab pertanyaan dari
penyuluh
5. Materi (terlampir)

6. Daftar Pustaka
Henger, Barbara R. (2003). Asuhan Keperawatan : Suatu Pendekatan
Proses Keperawatan. EGC:Jakarta
Hudak, C.M. Gallo, B.M. (1996). Keperawatan Kritis. Pendekatan holistic
Edisi VI volume II. EGC:Jakarta
Mansjoer, dkk. (2000).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media
Aesculapius
Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. salemba medika: jakarta.









MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Stroke
CVA (Cerebro Vascular Accident) atau sering disebut stroke
merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan
karena terjadinya gangguan peredaran darah otak yang dan bisa terjadi pada
siapa saja dan kapan saja dengan gejala-gejala berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak,
gangguan bicara, proses berpikir, daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan
lain hingga menyebabkan kematian (Muttaqin, 2008:234).

2. Penyebab stroke
a. Perdarahan Intraserebral
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak, hal ini terjadi karena
aterosklerosis, aneurisma, dan hipertensi. Keadaan ini pada umumnya
terjadi pada usia di atas 50 tahun akibat pecahnya pembuluh darah arteri
otak.
b. Trombosis serebri
Terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan
kongesti disekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang
sedang tidur atau bangun tidur. Terjadi karena penurunan aktivitas
simpatis dan penurunan tekanan darah. Trombosis serebri ini disebabkan
karena adanya:
Aterosklerostis: mengerasnya/berkurangnya kelenturan dan
elastisitas dinding pembuluh darah
Hiperkoagulasi: darah yang bertambah kental yang akan
menyebabkan viskositas/ hematokrit meningkat sehingga dapat
melambatkan aliran darah cerebral
Arteritis: radang pada arteri
c. Emboli
Dapat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluhan darah otak
oleh bekuan darah, lemak, dan udara. Biasanya emboli berasal dari
thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri.
Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan emboli:
Penyakit jantung reumatik
Infark miokardium
Fibrilasi dan keadaan aritmia : dapat membentuk gumpalan-
gumpalan kecil yang dapat menyebabkan emboli cerebri
Endokarditis : menyebabkan gangguan pada endocardium

Faktor resiko
Faktor Resiko yang Dapat
dimodifikasi
Faktor Resiko yang Tidak Dapat
dimodifikasi
- Tekanan darah tinggi
- Merokok
- Diabetes Mellitus
- Aterosklerosis
- Atrial fibrilasi
- Penyakit jantung lain
- Transient ischemic attack
- Anemia bulan sabit
- Kolesterol tinggi
- Obesitas
- Intake alkohol yang tinggi
- Penggunaan obat-obatan
ilegal
- Usia tua
- Jenis kelamin (banyak terjadi
pada laki-laki)
- Herediter/genetik
- Riwayat stroke atau
serangan jantung
sebelumnya


3. Tanda dan Gejala stroke
Menurut Hudak dan Gallo dalam buku keperawatn Kritis (1996: 258-260),
yaitu:
1. Lobus Frontal
a. Deficit Kognitif : kehilangan memori, rentang perhatian singkat,
peningkatan distraktibilitas (mudah buyar), penilaian buruk, tidak
mampu menghitung, memberi alasan atau berpikir abstrak.
b. Deficit Motorik : hemiparese, hemiplegia, distria (kerusakan otot-otot
bicara), disfagia (kerusakan otot-otot menelan).
c. Deficit aktivitas mental dan psikologi antara lain : labilitas emosional,
kehilangan kontrol diri dan hambatan soaial, penurunan toleransi
terhadap stres, ketakutan, permusuhan frustasi, marah, kekacuan
mental dan keputusasaan, menarik diri, isolasi, depresi.
2. Lobus Parietal
a. Dominan :
1) Defisit sensori antara lain defisit visual (jaras visual terpotong
sebagian besar pada hemisfer serebri), hilangnya respon terhadap
sensasi superfisial (sentuhan, nyeri, tekanan, panas dan dingin),
hilangnya respon terhadap proprioresepsi (pengetahuan tentang
posisi bagian tubuh).
2) Defisit bahasa/komunikasi
Afasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola-pola
bicara yang dapat dipahami)
Afasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan)
Afasia global (tidak mampu berkomunikasi pada setiap tingkat)
Aleksia (ketidakmampuan untuk mengerti kata yang dituliskan)
Agrafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide-ide
dalam tulisan).
b. Non Dominan
Defisit perseptual (gangguan dalam merasakan dengan tepat dan
menginterpretasi diri/lingkungan) antara lain:
1) Gangguan skem/maksud tubuh (amnesia atau menyangkal terhadap
ekstremitas yang mengalami paralise)
2) Disorientasi (waktu, tempat dan orang)
3) Apraksia (kehilangan kemampuan untuk mengguanakan obyak-
obyak dengan tepat)
4) Agnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi lingkungan melalui
indra)
5) Kelainan dalam menemukan letak obyek dalam ruangan
6) Kerusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau tempat
7) Disorientasi kanan kiri
3. Lobus Occipital: deficit lapang penglihatan penurunan ketajaman
penglihatan, diplopia (penglihatan ganda), buta.
4. Lobus Temporal : defisit pendengaran, gangguan keseimbangan tubuh.


4. Penatalaksanaan
Ada beberapa penatalaksanaan pada pasien dengan stroke :
1. Untuk mengobati keadaan akut, berusaha menstabilkan TTV dengan :
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten
b. Kontrol tekanan darah
c. Posisi yang tepat, posisi diubah tiap 2 jam, latihan gerak pasif.
2. Terapi Konservatif
a. Vasodilator untuk meningkatkan aliran serebral
b. Anti agregasi trombolis: aspirin untuk menghambat reaksi pelepasan
agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
c. Anti koagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya
trombosis atau embolisasi dari tempat lain ke sistem kardiovaskuler
d. Bila terjadi peningkatan TIK, hal yang dilakukan:
1) Hiperventilasi dengan ventilator sehingga PaCO2 30-35 mmHg
2) Osmoterapi antara lain :
Infus manitol 20% 100 ml atau 0,25-0,5 g/kg BB/ kali dalam
waktu 15-30 menit, 4-6 kali/hari.
Infus gliserol 10% 250 ml dalam waktu 1 jam, 4 kali/hari
3) Posisi kepala head of bed elevation (15-30)
4) Menghindari mengejan pada BAB
5) Hindari batuk
6) Meminimalkan lingkungan yang panas

5. Cara Perawatan pada Pasien Stroke
Penatalaksanaan perawatan pasien stroke ada 2, yaitu :
1. Penatalaksanaan Awal Selama Fase Akut
Fase akut dimulai dari periode pasien masuk sampai dengan stabil ( 24 jam
sampai 48 jam bisa menjadi lebih lama pada situasi tertentu). Poin utama dari
aktifitas keperawatan adalah mempertahankan kepatenan jalan nafas
,monitoring TTV, monitoring status neurologis.. Kualitas penatalaksanaan
keperawatan saat awal akan sangat mempengaruhi komplikasi dan
kecacatan permanen
Intervensi keperawatan
Mempertahankan kepatenan jalan nafas, memberikan oksigen sesuai
program, atur posisi pasien pada salah satu sisi
Mengeluarkan sekresi dari jalan nafas, perhatikan dan hindari suction
yang terlalu lama
Monitor fungsi nafas
Observasi TTV sesering mungkin
Observasi tanda-tanda neurologis
Monitor fungsi perkemehan
Evaluasi keseimbangan cairan dan elektrolit
Review pemeriksaan yang lain (EKG, AGD, glukosa)
observasi kejang bila ada
Penuhi kebutuhan nutrisi
Jika klien tidak sadar berikan intervensi sesuai strandart
KIE keluarga
Koloborasi pemberian terapi
2. Fase Post Akut
Mempertahankan fungsi tubuh (menurunkan kerusakan sistemik,
mengendalikan hipertensi dan peningkatan tekanan intra kranial, terapi
farmakologi) dan menghindari komplikasi yang kemungkinan besar terjadi
Intervensi keperawatan
Memberikan perawatan kesehatan rutin
Monitor rutin TTV dan neurologis
Memberikan ROM pasif
Mengatur posisi dan ganti posisi
Tinggikan kepala 30 derajat
Mempertahankan jalan nafas dan mengeluarkan sekresi
Mulai untuk program BAB
Mempertahankan input dan output
Lakukan perawatan kateter, infus, NGT
Jika klien sadar evaluasi reflek menelan
Evaluasi sistem komonikasi
Memberikan orientasi
Mengevaluasi gangguan penglihatan
Meningkatkan peningkatan body image
Memberikan kebutuhan nutrisi
Observasi klien untuk mencegah komplikasi
Observasi hasil-hasil lab
Sertakan keluarga dalam perawatan klien

6. Pencegahan Stroke
a. Kontrol tekanan darah secara teratur
b. Menghentikan merokok
c. Mengurangi konsumsi kolesterol
d. Mempertahankan kadar gula normal
e. Latihan fisik (senam) secara teratur

7. Rehabilitasi Pasca Stroke
Rehabilitasi sebenarnya dimulai di rumah sakit sesegera mungkin setelah
stroke. Pada pasien yang stabil, rehabilitasi dapat dimulai dalam waktu dua hari
setelah stroke telah terjadi, dan harus dilanjutkan sebagai diperlukan setelah
keluar dari rumah sakit. Lamanya rehabilitasi stroke tergantung pada tingkat
keparahan dan komplikasi stroke. Sementara beberapa penderita stroke dapat
cepat sembuh, sedangkan ada beberapa penderita stroke yang membutuhkan
waktu jangka panjang untuk rehabilitasi stroke, mungkin berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, setelah mendapat serangan stroke. Menurut WHO, tujuan
Rehabilitasi penderita stroke adalah:
Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang
terganggu.
Readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan interpesonal
dan aktivitas sosial.
Dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Pemilihan jenis terapi yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi pasien
dan apa yang dibutuhkan supaya pasien dapat mandiri. Rehabilitasi tidak dapat
menyembuhkan efek-efek yang ditimbulkan akibat serangan stroke, namun dapat
membantu penderita untuk mengoptimalkan fungsi tubuhnya.
Terapi dimulai secara bertahap, yaitu berlatih mulai dari duduk, berdiri, dan
berjalan sendiri. Pasien juga dilatih melakukan kegiatan sehari-hari seperti
mandi, makan, buang air, berpakaian dan berdandan.
Beberapa latihan yang dapat diberikan kepada pasien stroke sebagai
berikut:
1. Program latihan di tempat tidur
2. Program latihan duduk
3. Program latihan berdiri dan berjalan
4. Program latihan keseimbangan dan berdiri
5. Terapi Wicara
Perawatan rehabilitasi untuk pasien stroke sejak awal bertujuan sebagai
berikut:
Pada fase awal (akut) terutama adalah pencegahan komplikasi yang
ditimbulkan akibat tirah baring (bedrest ) lama, seperti :
o Mencegah ulkus dekubitus (luka daerah yang punggung/pantat
yang selalu mendapat tekanan saat tidur)
o Mencegah penumpukan sputum (dahak) untuk mencegah infeksi
saluran pernapasan
o Mencegah kekakuan sendi
o Mencegah atrofi otot (pengecilan massa otot)
o Mencegah hipotensi ortostatik, osteoporosis dll.
Pada fase lanjut (rehabilitasi)
o Meminimalkan gejala sisa (sequelae) dan kecacatan akibat stroke
o Memaksimalkan kemandirian dalam perawatan diri dan aktivitas
sehari-hari
o Kembali ke pekerjaan (back to work) sehingga diharapkan dapat
berperan aktif dalam kehidupan seperti sedia kala

Вам также может понравиться