BPJS Kesehatan Divisi Regional IV JL. Raya Pasar Minggu No. 17 Jakarta Selatan 12780 www.bpjs-kesehatan.go.id dr-iv@bpjs-kesehatan.go.id
JANUARI JUNI 2014 Agenda Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) & BPJS Manfaat Jaminan Pelayanan Kesehatan Pelayanan Faskes Tingkat I Pelayanan Faskes Lanjutan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) & BPJS Kesehatan I Sistem Jaminan Sosial Nasional Standar minimal Jaminan Sosial (Tunjangan kesehatan, tunjangan sakit, tunjangan pengangguran, tunjangan hari tua, tunjangan kecelakaan kerja, tunjangan keluarga, tunjangan persalinan, tunjangan kecacatan, tunjangan ahli waris Konvensi ILO 102 tahun 1952 Setiap orang berhak atas Jaminan Sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat". Pasal 28 H ayat 3 UUD 45 "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Pasal 34 ayat 2 UUD 45 Hak konstitusional setiap orang Wujud tanggung jawab negara + Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur Kegotong-royongan Nirlaba Keterbukaan Kehati-hatian Akuntabilitas Portabilitas Kepesertaan wajib Dana amanat Hasil pengelolaan dana digunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan sebesar- besarnya untuk kepentingan peserta 9 Prinsip Jaminan Kesehatan Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan Hari Tua Jaminan Pensiun Jaminan Kematian 5 Program Kemanusiaan Manfaat Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 3 Azas Sistem Jaminan Sosial Nasional 1 JANUARI 2014, PT ASKES (PERSERO) MENJADI BPJS KESEHATAN UU SJSN dan UU BPJS ASKES 2013 2014 - 2019 PERTANYAANNYA: SIAPAKAH BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN? Jawabannya: PT Askes (Persero) yang BERTRANSFORMASI Menjadi BPJS Kesehatan Per 1 Januari 2014 CAKUPAN SEMESTA 2019 Badan Hukum PRIVATE Di bawah Menteri BUMN Semula Hanya Untuk Jaminan Kesehatan PNS dan Pensiunan TNI/POLRI + Prts Kem + Vet Badan Hukum PUBLIK Langsung Bertanggung Jawab Kepada PRESIDEN Untuk Mengelola Jaminan Kesehatan SELURUH RAKYAT INDONESIA
MANFAAT JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN
II Daftar dan harga obat serta BMHP yang dijamin BPJS ditetapkan pemerintah Jenis pelayanan yang tdk dijamin ditetapkan pemerintah Amanat UU No 40/2004 Terkait dengan Manfaat Pelayanan dilakukan pada faskes pemerintah & swasta yang bekerjasama dgn BPJS Dalam kondisi darurat pelayanan dapat dilakukan pada faskes yang tidak bekerjasama Pelayanan rawat inap di kelas standar Pasal 23 Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan mencakup: Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif Pasal 22 Pasal 25 & 26 MANFAAT JAMINAN KESEHATAN (Perpres Nomor 12 Tahun 2013) Pasal 20 : Manfaat Jaminan Medis dan Non Medis Pasal 21 : Manfaat Pelayanan Promotif dan Preventif Pasal 22 : Manfaat Kesehatan yang dijamin Pasal 23 : Manfaat Akomodasi Pasal 24 : Akomodasi di kelas yang lebih tinggi Pasal 25 : Pelayanan Kesehatan yang tidak dijamin Pasal 26 : Penggunaan Teknologi dalam Manfaat Jaminan Kesehatan Pasal 27 : Koordinasi Manfaat Pasal 28 : Ketentuan Tata Cara Koordinasi Manfaat Perpres 12/2013 pasal 20 Manfaat Jaminan Kesehatan Bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan obat, bahan medis habis pakai sesuai dengan indikasi medis yang diperlukan Manfaat Jaminan Kesehatan terdiri atas Manfaat medis dan non medis Manfaat medis tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan Manfaat non medis meliputi Manfaat akomodasi dan ambulans Manfaat akomodasi ditentukan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan Ambulans diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan a. Administrasi pelayanan; b. Pelayanan promotif dan preventif; c. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; d. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif; e. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; f. Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis; g. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; h. rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (RJTP dan RITP) Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (RJTL dan RITL)
Pelayanan Kesehatan Lain yang ditetapkan oleh Menteri Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin a. Administrasi pelayanan; b. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik; c. Tindakan medis spesialistik baik bedah maupun non bedah; d. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai; e. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan; f. Rehabilitasi medis; g. pelayanan darah; h. pelayanan kedokteran forensik klinik; i. pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Fasilitas Kesehatan j. Perawatan inap non intensif; k. Perawatan inap di ruang intensif; Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Pekerja Penerima Upah Kelas I dan II Pekerja Bukan Penerima Upah Kelas I, II dan III Bukan Pekerja Kelas I, II dan III Penerima Bantuan Iuran (PBI) Fakir Miskin Kelas III Orang Tidak Mampu Kelas III Manfaat Akomodasi Manfaat Akomodasi a. Ruang Perawatan Kelas III bagi: Peserta PBI Jaminan Kesehatan; dan Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III.
b. Ruang Perawatan Kelas II bagi: Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya; Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya; Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya; Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang I dan golongan ruang II beserta anggota keluarganya; Peserta Pekerja Penerima Upah bulanan sampai dengan 1,5 (satu koma lima) kali penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya; dan Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II; Manfaat Akomodasi c. Ruang Perawatan Kelas I bagi:
Pejabat Negara dan anggota keluarganya; Pegawai Negeri Sipil dan penerima pensiun pegawai negeri sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya; Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya; Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya; Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III dan golongan ruang IV beserta anggota keluarganya; Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya; Peserta Pekerja Penerima Upah bulanan lebih dari 2 (dua) kali penghasilan tidak kena pajak dengan status kawin dengan 1 (satu) anak, beserta anggota keluarganya; dan Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja dengan iuran untuk Manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I. Peserta Faskes Primer Rumah Sakit Rujuk / Rujuk Balik Emergency Klaim BPJS Branch Office Alur Pelayanan Kesehatan Kapitasi 1. Prosedur Pelayanan di Faskes tingkat Pertama a. Peserta yang sakit mendapatkan pelayanan di faskes tingkat pertama dimana peserta terdaftar dengan membawa kartu BPJS Kesehatan; b. Bagi Peserta Askes, Jamkesmas, TNI/Polri, ex JPK Jamsostek,KJS Selama kartu BPJS Kesehatan belum diterima oleh peserta maka Kartu Askes, KTA, Kartu Jamkesmas, KPK Jamsostek,Kartu KJS masih tetap berlaku c. Ketentuan lain merujuk pada ketentuan yang berlaku. Lanjutan 2. Prosedur Pelayanan di Faskes tingkat Lanjutan a. Apabila berdasarkan indikasi medis peserta tidak dapat dilayani di faskes tingkat pertama, maka peserta dirujuk ke faskes tingkat lanjutan; b. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta adalah kartu BPJS Kesehatan dan rujukan dari faskes tingkat pertama; c. Bagi Peserta Askes, Jamkesmas, TNI/Polri, ex JPK Jamsostek,KJS Selama kartu BPJS Kesehatan belum diterima oleh peserta maka Kartu Askes, KTA, Kartu Jamkesmas, KPK Jamsostek, Kartu KJS masih tetap berlaku d. Ketentuan lain merujuk pada ketentuan yang berlaku. Lanjutan 3. Prosedur Pelayanan Gawat Darurat a. Pada kondisi gawat darurat peserta dapat langsung mendapatkan pelayanan di faskes terdekat tanpa melihat tingkatannya; b. Berdasarkan indikasi medis peserta perlu dirujuk ke faskes lanjutan yang lebih tinggi, maka tidak diperlukan surat rujukan; dan c. Ketentuan lain merujuk pada ketentuan yang berlaku. PT. Askes (Persero) Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin a. pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku; b. pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat; c. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja; d. pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu lintas; e. pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri; f. pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik; g. pelayanan untuk mengatasi infertilitas; h. pelayanan meratakan gigi (ortodonsi); PT. Askes (Persero) Pelayanan Kesehatan Yang Tidak Dijamin i. gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol; j. gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri; k. pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment); l. pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen); m. alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu; n. perbekalan kesehatan rumah tangga; o. pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah; dan p. biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan Manfaat Jaminan Kesehatan yang diberikan.
PELAYANAN FASKES TINGKAT I
III www.bpjs-kesehatan.go.id DATA FASKES TINGKAT I KETERSEDIAAN JARINGAN FASKES BPJS KESEHATAN 24 BPJS Kesehatan DATA FASKES TINGKAT PERTAMA KANTOR CABANG WILAYAH DKI JAKARTA www.bpjs-kesehatan.go.id DATA PEMBAYARAN KAPITASI JANUARI JUNI 2014 REKAPITULASI PEMBAYARAN KAPITASI WILAYAH DKI JAKARTA www.bpjs-kesehatan.go.id DATA PEMBAYARAN KAPITASI PUSKESMAS JANUARI JUNI 2014 WILAYAH DKI JAKARTA JUMLAH PESERTA BIAYA KAPITASI 1 JAKARTA PUSAT 712.992 18.774.133.000 3.129.022.167 2 JAKARTA SELATAN 966.105 23.863.235.000 3.977.205.833 3 JAKARTA TIMUR 1.406.292 35.298.140.000 5.883.023.333 4 JAKARTA BARAT 969.482 23.397.376.500 3.899.562.750 5 JAKARTA UTARA 852.374 20.256.502.000 3.376.083.667 4.907.245 121.589.386.500 20.264.897.750 TOTAL TOTAL S/D JUNI 2014 RATA - RATA KAPITASI PERBULAN No KCU/KC www.bpjs-kesehatan.go.id PEMANFAATAN P-CARE S/D JUNI 2014 www.bpjs-kesehatan.go.id PERPRES NO 32 TH 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH 1. PENGELOLAAN DANA KAPITASI JKN PASAL 3 AYAT 3 Dana Kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan langsung oleh BPJS Kesehatan kepada Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP
www.bpjs-kesehatan.go.id 2. PEMANFATAAN DANA KAPITASI JKN a. Dana Kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.
b. Jasa Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jasa pelayanan kesehatan perorangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.
c. Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi biaya obat, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya.
d. Jasa Pelayanan Kesehatan di FKTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sekurang-kurangnya 60% dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan sisanya dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan diatur dengan Peraturan Menteri Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia nomor 11 tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Dokter Indonesia Tingkat Kemampuan 4A: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Tingkat Kemampuan 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 144 Jenis Penyakit Cakupan Pelayanan 1. Permenkes No. 5 th 2014 2. SE Dirjen BUK No.HK.03.03/11/ 0421/2014 PENGUATAN PELAYANAN PRIMER Panduan Praktik Klinik bagi Dokter di FKTP www.bpjs-kesehatan.go.id DATA ANGKA KUNJUNGAN DAN RUJUKAN JAN S/D JUNI 2014 PENGUATAN PELAYANAN PRIMER PESERTA TERDAFTAR JUMLAH KUNJUNGAN JUMLAH RUJUKAN RATE KUNJUNGAN RATIO RUJUKAN 1 JAKARTA PUSAT 73 837.658 475.114 35.467 567,19 7,5% 2 JAKARTA SELATAN 122 1.060.109 539.227 91.988 508,65 17,1% 3 JAKARTA TIMUR 160 1.686.479 900.400 142.069 533,89 15,8% 4 JAKARTA BARAT 97 1.059.958 456.408 44.938 430,59 9,8% 5 JAKARTA UTARA 104 967.236 470.791 53.228 486,74 11,3% 556 5.611.440 2.841.940 367.690 506,45 12,9% TOTAL JANUARI S/D JUNI NO KANTOR CABANG TOTAL FASKES First Contact (Kontak pertama) Faskes Tk. I merupakan tempat pertama yang dikunjungi peserta setiap kali mendapat masalah kesehatan Continuity (Kontinuitas pelayanan) Hubungan Faskes Tk. I dengan peserta dapat berlangsung dengan kontinyu sehingga penanganan penyakit dapat berjalan optimal Coordination (Koordinasi) / Dokkel sebagai Care Manager Faskes Tk. I berperan sebagai koordinator pelayanan bagi peserta untuk mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhannya Comprehensiveness (Komprehensif) Faskes Tk. I memberikan pelayanan yang komprehensif terutama untuk pelayanan promotif dan preventif
Faskes Tk Pertama sebagai GateKeeper
(Starfield B, 1998) Penguatan Sistem Gate Keeper www.bpjs-kesehatan.go.id PENGUATAN PELAYANAN PRIMER Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan sesuai dengan ayat kesatu pasal 20 yang berbunyi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Organisasi Profesi bertanggung jawab atas pembinaan dan pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat pertama sesuai dengan ayat kedua pasal 20 yang berbunyi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Organisasi Profesi bertanggung jawab atas pembinaan dan pengawasan rujukan pada pelayanan kesehatan tingkat kedua
Tersier Sekunder Primer Cost Quantity Gatekeeper Penanganan spesialistik
Penanganan subspesialistik dan penelitian
RS Tipe D, C dan B Non Pendidikan TIPE A dan B Pendidikan Sumber: Starfield; 1999 MEKANISME RUJUKAN DRG/INA CBGS DRG/INA CBGS Puskesmas, praktek dokter umum/gigi, klinik Tapisan rujukan 144 x
PELAYANAN FASKES LANJUTAN
IV 36 BPJS Kesehatan DATA FASKES TINGKAT LANJUTAN 37 BPJS Kesehatan DATA FASKES TINGKAT LANJUTAN KANTOR CABANG WILAYAH DKI JAKARTA www.bpjs-kesehatan.go.id PROSENTASE DATA ABSENSI KLAIM SD BULAN BEBAN JUNI 2014 WILAYAH DKI JAKARTA PELAYANAN RUJUKAN www.bpjs-kesehatan.go.id PROSENTASE DATA ABSENSI KLAIM SD BULAN BEBAN JUNI 2014 UNTUK RSUD WILAYAH DKI JAKARTA PELAYANAN RUJUKAN www.bpjs-kesehatan.go.id DATA PEMBAYARAN KLAIM SD BULAN BEBAN JUNI 2014 WILAYAH DKI JAKARTA PELAYANAN RUJUKAN BPJS Kesehatan .., Wujudkan Gotong Royong untuk Generasi yang Lebih Baik