Вы находитесь на странице: 1из 18

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

Hydraulic Gradient


Oleh :
Nama : Hadi Agung Saputra
NPM : 240110130054
Shift / Kelompok : A2 / 4
Hari, Tgl Praktikum : Senin, 26 Mei 2014
Asisten Dosen : Koko Iwan Agus Kurniawan













LABORATORIUM SUMBERDAYA AIR
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 3
1.2 Tujuan Praktikum .......................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4
2.1 Hydraulic Gradient ........................................................................................ 4
BAB III METODE PRAKTIKUM ..................................................................... 7
3.1 Alat ................................................................................................................ 7
3.2 Bahan ............................................................................................................. 7
3.3 Prosedur Pelaksanaan .................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 9
4.1 Hasil .............................................................................................................. 9
4.1.1 Hasil Pengamatan Tabel ......................................................................... 9
4.1.2 Hasil Perhitungan ................................................................................... 9
4.1.3 Grafik ................................................................................................... 11
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 14
BAB V KESIMPULAN ..................................................................................... 16
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17
LAMPIRAN ......................................................................................................... 18


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya
secara terus-menerus bila terkena gaya luar walaupun relatif kecil atatu bisa juga
dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan
udara karena zat-zat ini dapat mengalir. Salah satu jenis fluida yang akan dibahas
dalam ini adalah fluida cair, yaitu air. Air merupakan contoh fluida cair yang
dapat kita ditemui dalam kehidupan sehari-hari, memiliki sifat tidak mau mampat
(incrompressible).
Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan baik itu untuk hewan, tumbuhan,
dan khususnya untuk manusia. Lalu bagaimanakah air itu dapat disalurkan dari
sumbernya entah itu dari sungai maupun dari dalam tanah ke rumah kita? Salah
satu cara yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan memanfaatkan gaya
gravitasi dan pemompaan dengan menggunakan selang untuk menyalurkannya.
Dalam sistem penyaluran air tersebut terdapat hal yang menyangkut dengan
hukum Bernoulli, yang menyatakan bahwa adanya peningkatan pada kecepatan
fluida akan menimbulkan penurunan tekanan aliran tersebut.
Pada praktikum kali ini praktikan akan mengukur kecepatan dan tekanan
fluida zat cair pada pipa.
Hydraulic Gradient adalah kemiringan permukaan air. Gradien hidrolik
mempengaruhi arah dan laju aliran air tanah. Penggunaan cairan untuk
mentransfer tekanan dari satu titik ke titik lain.

1.2 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui kecepatan aliran fluida dalam pipa.
2. Mengukur tekanan dalam pipa.
3. Mengetahui prinsip Bernoulli.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hydraulic Gradient
Gradien hidraulik (hydraulic gradient) adalah : perbedaan (tanpa satuan)
antara tinggi tekanan hidraulik diantara dua titik pada suatu media aliran (medium
flow). Tinggi tekanan hidraulik, biasanya diwujudkan sebagai jumlah tinggi
(head) tekanan air pori dalam satuan tinggi yang ekufalen dengan tinggi kolom air
dan elevasi tinggi tekanan (dalam satuan tinggi) diatas datum. Kecepatan tinggi
tekanan (velocity head) pada media aliran lolos air, diasumsikan sama dengan nol
(Widyawarta: 2010).

2.2 Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida
akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut (Wikipedia: 2014).
Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup
sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel
Bernoulli.

2.3 Hukum Bernoulli
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua
bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan
(compressible flow) (Wikipedia: 2014).
Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak,
emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah
sebagai berikut:


di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
= densitas fluida

Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-
asumsi sebagai berikut:
Aliran bersifat tunak (steady state)
Tidak terdapat gesekan (inviscid)

Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:



Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut.
Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli
untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:


di mana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan
maka =
= entalpi fluida per satuan massa
Catatan: =

, di mana adalah energi termodinamika per satuan


massa, juga disebut sebagai energi internal spesifik.

2.4 Fluida
Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda, termasuk cairan, gas, plasma,
dan padat plastik. Fluida memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk
dan kemampuan untuk mengalir (atau umumnya kemampuannya untuk
mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya dikarenakan sebuah
fungsi dari ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan geser (shear stress)
dalam ekuilibrium statik. Konsekuensi dari sifat ini adalah hukum Pascal yang
menekankan pentingnya tekanan dalam mengarakterisasi bentuk fluid. Dapat
disimpulkan bahwa fluida adalah zat atau entitas yang terdeformasi secara
berkesinambungan apabila diberi tegangan geser walau sekecil apapun tegangan
geser itu.

Fluid dapat dikarakterisasikan sebagai:
Fluida Newtonian
Fluida Non-Newtonian
- bergantung dari cara "stress" bergantung ke "strain" dan turunannya.

Fluida juga dibagi menjadi cairan dan gas. Cairan membentuk permukaan
bebas (yaitu, permukaan yang tidak diciptakan oleh bentuk wadahnya), sedangkan
gas tidak.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
1. Alat Tulis
2. Kalkulator
3. Meteran
4. Mistar 30 cm
5. Gelas Ukur 1000 mL
6. Stop Wacth

3.2 Bahan
1. Pipa lurus yang digubungkan dengan Manometer Air
2. Bak untuk Constant Head
3. Bak Limpasan
4. Pompa Air 200 Watt
5. Bak Sirkulasi Air

3.3 Prosedur Pelaksanaan
Tahap Awal
1. Pada setiap mulai praktikum, asdos akan membuka stop kran inlet dari
Bak Thorn (BT) yang menuju Bak Konstan (BK)
2. Periksa: semua stop kran BK yang menuju ke alat ukur (instrumen)
bermanometer harus dalam keadaan tertutup
3. Lepaskan selang pada stop kran BK, setelah itu tentukan tiga bukaan
untuk stop kran BK. Tandai denan pasti karena setiap bukaan stop kran
BK akan menjadi inlet pada pengukuran
4. Ukur dan catat debit (Q) pada setiap bukaan stop kran BK, secara
volumetrik dengan menggunakan gelas ukur dan stop wacth
5. Pasang kembali selang pada kran BK uang menuju ke instrumen


Tahap Pengukuran
1. Pastikan bahwa instrumen sudah terhubung dengan selang BK
2. Posisikan pipa lurus yang telah dihubungkan dengan manometer, pada
possisi tegak lurus terhadap pipa penyangga
Posisi awal kran BK adalah tertutup
Hitung menggunakan meterna untuk nilai tinggi pipa h
1
dan
h
2
terhadap lantai (datum)
Buka kran BK pada Q bukaan 1, 2, dan 3, baca ketinggian
air pada manometer (catat pada kolom h
1
dan h
2
)
Tutup kembali kran BK pada posisi awal
3. Rubah posisi (ke 2) pipa lurus yang tergantung pada pipa penyangga
sehingga diperoleh ketinggian pipa yang berbeda (h
1
dan h
2
)




9

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

4.1.1 Hasil Pengamatan Tabel
Tabel 1. Data Hasil Pengukuran

)



(

)

P
1

(

1

(

)

P
2

(

2

(

)

A
l
a
s

(

)

T
i
n
g
g
i

(

)

S
u
d
u
t

(

)

P
o
s
i
s
i

K
e

0,175 0,18 0,215 0,225 0,258 0,26
1,53
0,025 0,936 0,48
0,17 0,18 0,22 0,228 0,26 0,263 0,065 2,436 0,065
0,197 0,18 0,215 0,227 0,259 0,26 0,09 3,374 -0,09
Sumber: Data Hasil Praktikum Kelompok 1, 2014

Tabel 2. Data Hasil Perhitungan Tekanan dan Kecepatan
Posisi Ke
p
1
() v
1
() p
2
() v
2
()
0,85-0,875 2,11 2,1 2,53 2,258
0,94-0,875 2,16 2,115 2,55 2,271
0,85-0,94 2,11 2,11 2,54 2,258
Sumber: Data Hasil Praktikum Kelompok 1, 2014

Tabel 3. Data Hasil Pengukuran


()


()
Posisi
Ke
P
1

()

1
()
P
2

()

2
()
Alas
()
Tinggi
()
Sudut
()
0,147
0,07
0,07 17

28 0,275 0,235
1,54
0,07 0,5714
0,137 0,12 14

27,5 0,295 0,235 0,012 0,6038
0,167 0,16 17 27,5 0,295 0,22 0,016 0,6298
Sumber: Data Hasil Praktikum Kelompok 2, 2014

Tabel 4. Data Hasil Perhitungan Tekanan dan Kecepatan
Posisi Ke p
1
() v
1
() p
2
() v
2
()
0,88-0,81 1,6 2,69
0,93-0,81 1,32 2,89
0,97-0,81 1,6 2,89
Sumber: Data Hasil Praktikum Kelompok 2, 2014



10

Tabel 5. Data Hasil Pengukuran


()


()
Posisi
Ke
P
1
()

1
()
P
2

()

2
()
Alas
()
Tinggi
()
Sudut
()
0,0303
0,0516
0,6 25 26 29,5 29,8
151,6
0,6 89,773
0.0615 10,1 24,3 25 28,4 28,9 10,1 86,188
0,0631 6,8 23 24,1 27,8 28,1 6,8 86,301
Sumber: Data Hasil Praktikum Kelompok 3, 2014

Tabel 6. Data Hasil Perhitungan Tekanan dan Kecepatan
Posisi Ke p
1
() v
1
() p
2
() v
2
()
86,6 87,2 2,4525 2,2585 2,8939 2,4180
86,6 96,7 2,3838 2,2147 2,7860 2,3812
94 87,2 2,563 2,1744 2,72718 2,3480
Sumber: Data Hasil Praktikum Kelompok 3, 2014

4.1.2 Hasil Perhitungan


o Sudut



o Kecepatan
Diketahui g = 9,81 m/s
2
;


()
rc ()
rc ()
rc ()

o Tekanan
Diketahui = 9,81 kN/m
3
; p = p
p
11
= 9,81 0,215 = 2,11 kPa
p
12
= 9,81 0,22 = 2,16 kPa
p
13
= 9,81 0,215 = 2,11 kPa
p
21
= 9,81 0,258 = 2,53 kPa
p
22
= 9,81 0,26 = 2,55 kPa
p
23
= 9,81 0,259 = 2,54 kPa



11


o Sudut



o Kecepatan
Diketahui g = 9,81 m/s
2
;



o Tekanan
Diketahui = 9,81 kN/m
3
; p = p
p
11
= 9,81 0,17 = 1,6 kPa
p
12
= 9,81 0,14 = 1,32 kPa
p
13
= 9,81 0,17 = 1,6 kPa
p
21
= 9,81 0,275 = 2,69 kPa
p
22
= 9,81 0,295 = 2,89 kPa
p
23
= 9,81 0,295 = 2,89 kPa

rc ()
rc ()
rc ()
rc ()



12


Perhitumgan Mencari kecepatan dengan rumus ( v = )
V1 =

= 2,2585 m/s
V2 =

= 2,2147 m/s
V3 =

= 2,1744 m/s
V4 =

= 2,4180 m/s
V5 =

= 2,3812 m/s
V6 =

= 2,3480 m/s

Perhitungan Mencari tekanan dengan rumus ( P = x l )
P1 = 9,81 x 25 x 10
-2
= 2,4525 kPa
P2 = 9,81 x 24,3 x 10
-2
= 2,3838 kPa
P3 = 9,81 x 23 x 10
-2
= 2,563 kPa
P4 = 9,81 x 29,8 x 10
-2
= 2,8939 kPa
P5 = 9,81 x 28,9 x 10
-2
= 2,7860 kPa
P6 = 9,81 x 27,8 x 10
-2
= 2,72718 kPa

Sudut ( = arc tan (

))
Sudut 1 = = arc tan (

) = 89,773
Sudut 1 = = arc tan (

) = 86,188
Sudut 1 = = arc tan (

) = 86,301






13

4.1.3 Grafik





14

4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini praktikan akan mengukur kecepatan dan tekanan zat
fluida cair pada pipa yang memiliki skala ukur (bermanometer). Teori dasar yang
digunakan adalah Hukum Bernoulli ke II, yang dapat dituliskan secara sistematis
sebagai berikut:


Sebelum melakukan pengukuran pastikan bahwa semua stop kran BK yang
menuju ke alat ukur (instrumen) bermanometer dalam keadaan tertutup agar posisi
instrumen dalam keadaan netral. Lalu langkah selanjutnya adalah mengukur debit
air (Q) sebanyak tiga kali pengukuran. Kemudian data pengukuran debit ini akan
menjadi inlet pada pengukuran, catat hasil pengamatan.
Selanjutnya mulai pada tahap pengukuran. Langkah pertama yang dilakukan
pastikan instrumen terhubung dengan selang BK, posisikan pipa lurus yang telah
dihubungkan dengan manometer pada posisi tegak lurus terhadap pipa penyangga.
langkah awal yang dilakukan yaitu mengukur tinggi selang (h
1
dan h
2
) terhadap
permukaan lantai (datum). Lalu buka kran BK pada Q bukaan 1, 2, dan 3. Baca
ketinggian air pada manometer, catat hasil pengamatan.
Rubah posisi pipa lurus yang tergantung pada pipa penyangga sehingga
diperoleh ketinggian pipa yang berbeda (h
1
dan h
2
). Lalu lakukan perlakuan
yang sama dengan langkah sebelumnya (mengukur ketinggian).
Cara penyaluran air sistem aliran fluida pada praktikum ini yaitu
memanfaatkan sifat fluida zat cair yaitu mengalir dari daerah tinggi ke daerah
terendah (elevasi tinggi ke elevasi rendah). Posisi tertinggi zat fluida berada pada
bak thorn kemudian dialirkan ke bak constant head, lalu dialirkan lagi ke pipa
bermanometer (Hydraulic Gradient Instrument).
Grafik
Dari praktikum yang dilakukan, salah satu penyebab kesalahan dalam
pengukuran tekanan dan kecepatan itu dipengaruhi oleh adanya gelembung udara
yang terdapat pada selang. Karena terdapatnya gelembung udara, bisa
mempengaruhi hasil pengamatan terhadap nilai tekanan dan kecepatan fluida zat
cair. Akan adanya ketidaksesuaian tekanan yang dihasilkan. Tidak hanya tekanan,


15

nilai kecepatan pun dapat terganggu karena adanya gelembung udara pada selang
tersebut.
Saran dalam praktikum kali ini ialah perhatikan pembacaan garis permukaan
air pada manometer karena cepat turunnya air pada selang tersebut sehingga
dalam perhitungan dan pembuatan grafik akan mendapatkan hasil yang tidak
sesuai dengan teori. Diperlukan ketelitian dan pengamatan yang baik dalam
melakukan percobaan. Contohnya ketika melihat nilai kecepatan dan tekanan
yang terdapat pada pipa bermanometer.


16

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Tekanan dalam aliran fluida dapat dihitung dengan rumus P = .h.
2. Mekanisme aliran dalam pipa terdiri dari aliran laminar dan turbulen
serta aliran kompresibel dan inkompresibel.
3. Kecepatan aliran fliuda benar dapat dihitung dengan menggunakan rumus
v = .
4. Tekanan dalam aliran fluida dapat dihitung dengan rumus P = .h.
5. Faktor kemiringan berpengaruh terhadap kecepatan dan tekanan pada
pipa.
6. Kecepatan airan fliuda dapat dihitung dengan menggunakan rumus v =
.
Perbandingan antara tekanan dan kecepatan pada aliran air akan tetap
sama walaupun setiap debit pada bukaannya berbeda



17

DAFTAR PUSTAKA

Widya. 2010. Aplikasi Dinding Halang pada Bendungan Urugan. Terdapat pada
https://widyawarta.wordpress.com/2010/09/30/aplikasi-dinding-halang-
pada-bendungan-urugan/ (Diakses pada Rabu, 28 Mei 2014 pukul 22.22
WIB)

Wikipedia. 2014. Prinsip Bernoulli. Terdapat pada
http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Bernoulli (Diakses pada Selasa, 31 Mei
2014 pukul 18:37 WIB)

Wikipedia. 2013. Fluida. Terdapat pada http://id.wikipedia.org/wiki/Fluida
(Diakses pada Selasa, 31 Mei 2014 pukul 19:01 WIB)




18

LAMPIRAN


Gambar 1. Pipa Berskala (mendindikasikan P dan V)
(Sumber: Pribadi)


Gambar 2. Cosntat Head
(Sumber: Pribadi)


Gambar 3. Hydraulic Gradient Instrumen
(Sumber: Pribadi)

Вам также может понравиться