Вы находитесь на странице: 1из 27

CVP

1. Pengertian
CVP (Central Veneus Pressur) adalah tekanan didalam atrium kanan pada
vena besar dalam rongga toraks dan letak ujung kateter pada vena kava superior
tepat didistal atrium kanan.
Tekanan vena central (central venous pressure) adalah tekanan darah di
atrium kanan atau vena kava. Ini memberikan informasi tentang tiga parameter
volume darah, keefektifan jantung sebagai pompa, dan tonus vaskular. Tekanan
vena central dibedakan dari tekanan vena perifer, ang dapat merefleksikan hana
tekanan lokal.
!okasi Pemantauan
a. Vena "ugularis interna kanan atau kiri (lebih umum pada kanan)
b. Vena subklavia kanan atau kiri, tetapi duktus toraks rendah pada kanan
c. Vena brakialis, ang mungkin tertekuk dan berkembang menjadi phlebitis
d. !umen proksimal kateter arteri pulmonalis, di atrium kanan atau tepat di atas
vena kava superior
2. Tujuan Tindakkan
#. $engetahui tekanan vena sentralis (TV%)
&. 'ntuk memberikan total parenteral nutrition (TP() ) makanan kalori tinggi
secara intravena
*. 'ntuk mengambil darah vena
+. 'ntuk memberikan obat , obatan secara intra vena
-. $emberikan cairan dalam jumlah banak dalam .aktu ang singkat
/. 0ilakukan pada penderita ga.at ang membutuhkan era.atan ang cukup lama
CVP bukan merupakan suatu parameter klinis ang berdiri sendiri, harus
dinilai dengan parameter ang lainna seperti 1
0enut nadi
Tekanan darah
Volume darah
CVP mencerminkan jumlah volume darah ang beredar dalam tubuh
penderita, ang ditentukan oleh kekuatan kontraksi otot jantung. $isal 1
sock hipovolemik ,2 CVP rendah
3. Indikasi
a. Pasien dengan trauma berat disertai dengan perdarahan ang banak ang dapat
menimbulkan sok.
b. Pasien dengan tindakan pembedahan ang besar seperti open heart, trepanasi.
c. Pasien dengan kelainan ginjal (345, oliguria).
d. Pasien dengan gagal jantung.
e. Pasien terpasang nutrisi parenteral (de6trosa &78 aminofusin).
f. Pasien ang diberikan tranfusi darah dalam jumlah ang besar (transfusi masif).
4. Komplikasi
3dapun komplikasi dari pemasangan kanulasi CVP antara lain1
a. Perdarahan.
b. Tromboplebitis (emboli thrombus,emboli udara, sepsis).
c. Pneumothorak, hematothorak, hidrothorak.
d. Pericardial effusion.
e. 3ritmia
f. Infeksi.
g. Perubahan posisi jalur.
5. Persiapan Pasien
$emberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang 1
#. tujuan pemasangan
&. daerah pemasangan
*. prosedur ang akan dikerjakan
6. Persiapan Alat
#. %et CVP (%atu lumen, 0ua lumen, Tiga lumen, 9mpat lumen).
&. $anometer
*. %et ganti balutan: set vena seksi
+. %et infus dan cairan ang akan dipakai
-. Three ;a:stopcock *<+ buah (transduser tekanan mungkin akan digunakan)
/. Plester
=. $onitoring 9>?
@. ;aterpass
A. Betadine
. Prosedur Tindakkan
#) $encuci tangan
&) $enjelaskan tujuan dan prosedur pengukuran CVP pada klien
dan keluargana
*) $enenpatkan klien pada posisi ang diinginkan untuk mandapatkan titik 7:
posisi terlentang
+) $enentukan titik nol manometer disejajarkan dengan tinggi atrium kanan
ang diperkirakan: midaksila line (melakukan Cero)
-) $emutar Three ;a sehingga cairan infus masuk ke dalam manometer
sampai batas &-<*7cm D&E, sementara cairan ke arah pembuluh darah klien
distop
/) $emutar Three ;a sehingga cairan dalam manometer mengalir ke arah:
ke dalampembuluh darah klien dan ang kearah botol infus distop
=) $engamati fluktuasi :undulasi cairan ang terdapat dalam manometer dan
catat pada angka dimana cairan bergerak stabil. Ini adalah hasil: nilai CVP
@) $engembalikan klien ke posisi semula dan memutar three .a lagi ke arah
semula agar cairan infus mangaliur dari botol infus ke pembuluh darah vena
klien
A) $encatat nilai CVP pada saat pengukuran, tekanan normal berkisar -<#- cm
D&E ( # cm D&E F 7,= mmDg )
#7) $enilai kondisi klinis klien setelah pengukuran CVP
##) $engobservasi tanda<tanda komplikasi
#&) $empertahankan kesterilan lokasi insisi
#*) $endokumentasikan prosedur dan respon klien pada catatan klien.
!. Penilaian CVP
#. >ateter, infus, manometer dihubungkan dengan stopcock <2 amati infus lancar atau
tidak
&. Penderita terlentang
*. Cairan infus kita naikkan ke dalam manometer sampai dengan angka tertinggi <2
jaga jangan sampai cairan keluar
+. Cairan infus kita tutup, dengan memutar stopcock hubungkan manometer akan
masuk ke tubuh penderita
-. Permukaan cairan di manometer akan turun dan terjadi undulasi sesuai irama nafas,
turun (inspirasi), naik (ekspirasi)
/. 'ndulasi berhenti <2 disitu batas terahir <2 nilai CVP
=. (ilai pada angka = <2 nilai CVP = cmD&E
@. Infus dijalankan lagi setelah diketahui nilai CVP
A. Penilaian CVP dan Arti Klinisn"a
CVP sangat berarti pada penderita ang mengalami shock dan penilaianna adalah
sebagai berikut 1
#. CVP rendah (G + cmD&E)
Beri darah atau cairan dengan tetesan cepat.
Bila CVP normal, tanda shock hilang <2 shock hipovolemik
Bila CVP normal, tanda , tanda shock bertambah <2 shock septik
&. CVP normal (+ , #+ cmD&E)
Bila darah atau cairan dengan hati , hati dan dipantau pengaruhna dalam
sirkulasi.
Bila CVP normal, tanda , tanda shock negatif <2 shock hipovolemik
Bila CVP bertambah naik, tanda shock positif <2 septik shock, cardiogenik
shock
*. CVP tinggi (2 #- cmD&E)
$enunjukkan adana gangguan kerja jantung (insufisiensi kardiak)
Terapi 1 obat kardiotonika (dopamin).
@. 5aktor <faktor ang $empengaruhi CVP
#. Volume darah 1
Volume darah total
Volume darah ang terdapat di dalam vena
>ecepatan pemberian tranfusi: cairan
&. >egagalan jantung dan insufisiensi jantung
*. >onstriksi pembuluh darah vena ang disebabkan oleh faktor neurologi
+. Penggunaan obat , obatan vasopresor
-. Peningkatan tekanan intraperitoneal dan tekanan intrathoracal, misal 1
Post operasi illeus
Dematothoraks
Pneumothoraks
Penggunaan ventilator mekanik
9mphsema mediastinum
/. 9mboli paru , paru
=. Dipertensi arteri pulmonal
@. Vena cava superior sindrom
A. Penakit paru , paru obstruksi menahun
#7. Pericarditis constrictiva
##. 3rtevac ) tersumbatna kateter, ujung kateter berada di dalam v.jugularis
inferior
#VP
1$ Pengertian
jugular venous pressure ("VP) atau tekanan vena jugularis adalah tekanan
sistem vena ang dapat diamati secara tidak langsung. Pengukuran tekanan vena
jugularis merupakan tindakan mengukur besarna jarak pertemuan dua sudut antara
pulsasi vena jugularis dan sudut sternum tepatna di 3ngle of !ouis ang berguna
untuk mengetahui tentang fungsi jantung klien.
Pengukuran sstem sirkulasi vena sendiri dapat dilakukan denganmetode
non<invasif dengan menggunakan vena jugularis (externa dexter) sebagai
pengganti sphgmomanometer dengan titik nol (zero point) di tengah atrium kanan.
Titik ini kira< kira berada pada perpotongan antara garis tegak lurus dari angulus
!udovici ke bidang ang dibentuk kedua linea midaxillaris. Vena jugularis tidak
terlihat pada orang normal dengan posisi tegak. Ia baru terlihatmpada posisi
berbaring di sepanjang permukaan musculus sternocleidomastoideus. "VP ang
meningkat adalah tanda klasik hipertensi vena (seperti gagal jantung kanan).
Peningkatan "VP dapat dilihat sebagai distensi vena jugularis, aitu "VP tampak
hingga setinggi leher) jauh lebih tinggi daripada normal.
2$ Tujuan
Pengukuran tekanan "VP bertujuan untuk1
'ntuk melihat adana distensi vena jugularis.
$emperkirakan tekanan vena sentral (CVP).
$emberikan informasi mengenai fungsi jantung, terutama ventrikel kanan,
fungsi paru, dan merupakan komponen terpenting untuk menilai volume
darah.
$engetahui ada atau tidakna distensi vena jugularis, dan untuk
mengetahui tekanan vena sentral.
'ntuk mencapai diagnosis dan memantau terapi untuk klien dengan
penakit jantung.
3$ Indikasi dan Kontraindikasi
Pengukuran tekanan vena jugularis dilakukan ketika terdapat tanda permasalahan
atau kegagalan jantung pada seorang klien, seperti hipertrofi ventrikel kanan,
stenosis katup trikuspid, stenosis pulmonal, hipertensi pulmonal, inkompetensi
katup trikuspid, tamponade jantung, perikarditis, dan masalah jantung lain (?ra,
&77&).
Pasien ang menerima operasi jantung sehingga status sirkulasi sangat
penting diketahui.
Pasien ang mendapat obat vasoaktif, nutrisi parenteral, atau jika vena
perifer tidak adekuat
Pasien dengan distensi unilateral
Pasien dengan trauma maor
Pasien ang sering diambil darah venana untuk sampel tes laboratorium
Pasien ang diberi cairan IV secara cepat
Pengukuran "VP tidak dilakukan pada pasien dengan 1
%VC sindrom
Infeksi pada area insersi.
>oagulopati
Insersi ka.at pacemaker
0isfungsi kontralateral diafragma
Pembedahan leher
4$ Komplikasi
Dematoma local
%epsis
0isritmia
Tamponade perikard
Bakteriemia
9mboli udara
Pneumotoraks
5$ Persiapan alat
Penggaris sentimeter & buah
Bantal # buah
%enter
Bed pasien
6$ Paersiapan pasien
$emberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang 1
#. tujuan pemasangan
&. daerah pemasangan
*. prosedur ang akan dikerjakan
$ Anatomi %aera& "ang akan 'enjadi Target Tindakan
Vena ang paling mudah dijangkau adalah vena jugularis interna dan
eksterna di leher. >edua vena mengalir secara bilateral dari kepala dan leher ke
dalam vena kava superior."ugularis eksterna terdapat di permukaan dan dapat
dilihat tepat di atas klavikula. "ugularisinterna terletak lebih dalam, sepanjang arteri
karotid.
Pemeriksaan ang terbaik adalah memeriksa jugularis interna kanan karena
mengikuti jalur anatomik ang lebih langsung ke atrium kanan jantung. >olumna
darah di dalam jugularis interna bertindak sebagai manometer, mencerminkan
tekanan di atrium kanan. %emakin tinggi kolumna makan semakin besar tekanan
vena. Tekanan vena ang meningkat mencerminkan gagal jantung kanan.
(ormalna pada saat klien berbaring pada posisi telentang, vena jugularis eksterna
terdistensi sehingga menjadi mudah dilihat. %ebalikna, vena jugularis biasana
tenggelam pada saat klien berada pada posisi duduk. (amun, klien dengan penakit
jantung dapat mengalami distensi vena jugularis pada saat duduk.
!$ Prosedur pelaksanaan
#. 3tur klien pada posisi supine dan relaks.
&. Tempat tidur bagian kepala ditinggikan1
o #-H < *7 atau *7H < +-H
o +-H < A7H I pada klien ang mengalami peningkatan tekanan atrium
kanan ang cukup bermakna
*. ?unakan bantal untuk menopang kepala klien dan hindari fleksi leher ang
tajam.
+. 3njurkan kepala klien menengok menjauhi arah pemeriksa.
-. !epaskan pakaian ang sempit:menekan leher atau thorak bagian atas.
/. ?unakan lampu senter dari arah miring untuk melihat baangan (shado.s)
vena jugularis. Identifikasi pulsasi vena jugular interna (bedakan denutan
ini dengan denutan dari arteri karotis interna di sebelahna), jika tidak
tampak gunakan vena jugularis eksterna.
=. Tentukan titik tertinggi dimana pulsasi vena jugularis interna:eksterna dapat
dilihat ($eniscus).
@. Pakailah sudut sternum (sendi manubrium) sebagai tempat untuk mengukur
tinggi pulsasi vena. Titik ini J + , - cm di atas pusat dari atrium kanan.
A. ?unakan penggaris.
o Penggaris ke<# diletakan secara tegak (vertikal), dimana salah satu
ujungna menempel pada sudut sternum.
o Penggaris ke<& diletakan mendatar (horiKontal), dimana ujung ang satu
tepat di titik tertinggi pulsasi vena (meniscus), sementara ujung lainna
ditempelkan pada penggaris ke<#.
#7. 'kurlah jarak vertikal (tinggi) antara sudut sternum dan titik tertinggi
pulsasi vena (meniscus).
##. (ilai normal1 kurang dari * atau + cm diatas sudut sternum, pada posisi
tempat tidur bagian kepala ditinggikan *7H < +-H
#&. Catat hasilna (!uckman L %orensen, #AA*, p. ###*).
(. )al*&al Penting "ang )arus %iper&atikan dalam 'elakukan Tindakan
"ika vena jugularis interna sulit dicari, dapat dicatat denut vena jugularis
eksterna. Vena ini lebih supervisial dan terlihat tepat di atas klavikula di sebelah
otot sternokleidomastoid, dan biasana mengalami distensi jika pasien berbaring
dengan posisisupine pada tempat tidur atau meja pemeriksaan.
>etika kepala pasien dinaikkan, distensi vena ini akan menghilang. Vena ini
normalna tidak akan terlihat bila kepala dinaikkan *7 derajat. 0istensi ang jelas
saat kepala dinaikkan +-<A7 derajat menunjukkan peningkatan abnormal volume
sistem vena. Dal tersebut berhubungan dengan gagal jantung kanan atau obstruksi
aliran darah vena kava superior, atau embolisme paru masif akut, meskipun hal ini
jarang terjadi (%meltKer L %uKanne,&77&).
1+. )al*&al penting "ang &arus di dokumentasikan setela& melakukan tindakan
Tingkat kesadaran klien
Pernapasan klien
%uhu klien
Penampakan fisik klien 1 dilihat keabnormalan ang terjadi, misal
edema.
Bentuk, dan penampakan fisik vena jugularis
Dasil pengukuran 1tekanan bilateral ang diperoleh
($ )asil Pengukuran dan Interpretasin"a
#. (ilai lebih dari normal, mengindikasikan peningkatan tekanan atrium atau
ventrikel kanan, misalna terjadi pada1
a. ?agal jantung kanan
b. 4egurgitasi trikuspid
c. Perikardial tamponade
&. (ilai kurang dari normal, mengindikasikan deplesi volume ekstrasel.
*. 0istensi unilateral, mengindikasikan obstruksi pembuluh pada salah satu
sisi.
,K-
1. Pengertian
9lektrodiogram adalah grafik ang merekam perubahan potensial listrik jantung
ang dihubungkan dengan .aktu. 9lektrodiografi adalah ilmu ang
mempelajari perubahanM<perubahan potensial atau perubahan voltage ang
terdapat dalam jantung.
0alam 9>? perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik jantung), ang
terdiri dari
#. %3 (ode ( %ino<3trial (ode )
&. 3V (ode (3trio<Ventricular (ode)
*. Berkas Dis
+. %erabut Purkine
%3 (ode
Terletak dibatas atrium kanan (43) dan vena cava superior (VC%). %el<sel
dalam %3 (ode ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls
(rangsangan listrik) dengan frekuensi /7 < #77 kali permenit kemudian menjalar
ke atrium, sehingga menebabkan seluruh atrium terangsang.
3V (ode
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. %el<
sel dalam 3V (ode dapat juga mengeluarMkan impuls dengan frekuensi lebih
rendah dan pada %3 (ode aitu 1 +7 < /7 kali permenit. Eleh karena 3V (ode
mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh %3 (ode ang
mempunai impuls lebih tinggi. Bila %3 (ode rusak, maka impuls akan
dikeluarkan oleh 3V (ode.
Berkas DI%
Terletak di septum interventrikular dan bercabang &, aitu 1
#. Cabang berkas kiri ( !eft Bundle Branch)
&. Cabang berkas kanan ( 4ight Bundle Branch )
%etelah mele.ati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang<
cabang ang lebih kecil aitu serabut purkine.
%erabut Purkine
%erabut purkine ini akan mengadakan kontak dengan sel<sel ventrikel. 0ari
sel<sel ventrikel impuls dialirkan ke sel<sel ang terdekat sehingga seluruh sel
akan dirangsang. 0i ventrikel juga tersebar sel<sel pace maker (impuls) ang
secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi &7 < +7 kali permenit.
2. Tujuan
Beberapa tujuan dari penggunaan 9>? adalah 1
a. 'ntuk mengetahui adna kelinan< kelainan irama jantung: disritmia
b. >elinan< kelinan otot jantung
c. Pengaruh:efek obat<obat jantung
d. ?angguan<gangguan elektrolit
e. Perikarditis
f. $emperkirakan adana pembesaran jantung:hipertropi atrium dan
ventrikel
g. $enilai fungsi pacu jantung.
3. Indikasi
9lektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung.
(amun, 9>? dapat memberikan indikasi meneluruh atas naik<turunna
suatu kontraktilitas. 3nalisis sejumlah gelombang dan vektor normal
depolarisasi dan repolarisasi menghasilakn informasi diagnostik ang
penting. 3dapun indikasi 9>? adalah 1
a. $erupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
b. 9>? memendu tingkatan terapi dan resiko untuk pasien ang
dicurigai ada infark otot jantung akut.
c. 9>? membantu menemukan gangguan lektrolit (mis, hiperkalemia
dan hipokalemia)
d. 9>? memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi ( mis1 blok
cabang berkas kanan dan kiri )
e. 9>? di gunakan sebagai alat tapis penakit jantung iskemik selam uji
stress jantung
f. 9>? kadang<kadang berguna untuk mendeteksi penakit bukan
jantung (mis 1 emboli paru atau hipotermia ).
4. Persiapan alat
a. $esin 9>? ang dilengkapi dengan * kabel , sebagai berikut 1
b. %atu kabel untuk listrik (po.er)
c. %atu kabel untuk bumi (ground)
d. %atu kabel untuk pasien, ang terdiri dari #7 cabang dan diberi tanda dan
.arna.
e. Plat elektrode aitu
f. + buah electrode e6tremitas dan manset
g. / buah electrode dada dengan balon penghisap.
h. "ell electrode : kapas alcohol
i. >ertas 9>? (telah siap pada alat 9>?)
j. >ertas tissue
5. Persiapan pasien
a. Beri penjelasan mengenai tindakan dan tujuan tindakan
b. 3tur posisi pasien terlentang,
c. 3njurkan pasien untuk tidak melakukan gerakan selama
pemeriksaan berlangsung
d. Pertahankan privasi pasien ( 3nonim,&77@ )
e. Persiapan alat dan bahan
6. Cara menempatkan ele.trode
%ebelum pemasangan electrode, bersihkan kulit pasien di sekitar
pemasangan manset, beri jell kemudian hubungkan kabel electrode
dengan pasien.
a. 9lectrode e6tremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan
kiri searah dengan telapak tangan
b. Pada e6tremitas ba.ah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah
dalam
c. Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah
dipasang sampai kebahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan
kanan. >emudian kabel<kabel dihubungkan1
$erah kanan<(43: 4) lengan
>uning (!3 : !) !engan kiri<
Dijau (!5 : 5) Tungkai kiri<
(45 : () Tungkai kanan (sebagai ground)< hitam
Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)
# %andapan bipolar ( sandapan standar ) dan ditandai dengan angka roma.i I,
II, III.
& %andapan unipolar e6trimitas (augmented a6tremit leat) ang di tandai
dengan smbol aV4, aV!, aV5.
* Pemasangan elektroda dada (sandapan 'nipolar Prekordial), inidi tandai
dengan hurup V dan disertai angka dibelakangna ang menunjukan lokasi
diatas prekordium, harus dipasang pada 1
V# 1 sela iga ke + garis sterna kanan
V& 1sela iga ke + pada garis sternal kiri
V* 1 terlrtak pada V& dan V+
V+ 1 ruang sela iga ke - pada mid klavikula kiri
Sadapan tambahan
V= 1 garis aksila belakang sejajar dengan V+
V@ 1 garis skapula belakang sejajar dengan V+
VA 1 batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V+
V*4<V+4 posisina sama dengan V*<V+, tetapi pada sebelah
kanan. "adi pada umumna pada sebuah 9>? di buat #& sandapan ( lead )
aitu 1
o I,II,III, 3vr, 3vl,3vf
o V#,v&,v*,v+,v-,v/.
Sandapan yang lain di buat bila perlu.
!okasi permukaan otot jantung dapat di lihat pada 9>?, seperti 1
a. 3nterior 1 V&,V*,V+
b. %eptal 1 3vr, V#,V&
c. !ateral 1 I, aV! , V-,V/
d. Inferior 1 II,III, aV5
3ksis terletak antara 1 < *7 sampai N ##7 ( deviasi aksis normal )
!ebih dari , *7 1 !30 (deviasi aksi kiri)
!ebih dari N ##7 1 430 ( deviadi aksis kanan)
. Cara merekam ,K-
#. Didupkan mesin 9>? dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
&. Periksa kembali standarisasi 9>? antara lain
a. >alibrasi # mv ( #7 mm)
b. >ecepatan &- mm:detik
%etelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run : srart dan
setelah kertas bergerak, tombol kali brasi di tekan &<* kali berturut< turut
dan periksa apakah #7 mm
*. 0engan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan 9>?
secara berturut , turut aitu sandapan (lead) I, II, III, aV4, aV!, aV5, V#,
V&, V*, V+, V-, V/. %etelah pencatatan , tutup kembali dengan kalibrasi
seperti semula sebanak &<* kali, setelah itu matikan mesin 9>?
+. 4apikan pasien dan alat<alat
a. Catat di pinggir kiri atas kertas 9>?
b. (ama pesan
c. 'mur
d. Tanggal :jam
e. 0okter ang mera.at dan ang membuat perekaman pada kiri ba.ah
-. 0iba.ah tiap lead, diberi tanda lead.
!. )al "ang perlu diper&atikan
#. %ebelum bekerja periksa dulu tegangan alat 9>?.
&. 3lat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.
*. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing< masing &<+ kompleks
+. >alibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau & mv bila gambar terlalu
kecil
-. Dindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti 1 jam tangan,
tremor, bergerak, batuk dan lain<lain
/. 0alam perekaman 9>?, pera.at harus menghadap pasien.
(. -elom/ang ,K-
-elom/ang P
?elombang P merupakan gelombang a.al hasil depolarisasi di kedua
atrium. (ormalna kurang dari 7,#& detik dan tinggina (amplitudo) tidak lebih
dari 7,* mV.
?elombang P secara normal selalu defleksi positif (cembung ke atas) di
semua sadapan dan selalu defleksi negatif (cekung ke ba.ah) di sadapan aV4.
3kan tetapi, kadang<kadang ditemukan defleksi negatif di sadapan V# dan hal
ini merupakan sesuatu ang normal.
Kompleks 012
Terdiri atas gelombangO<4 dengan : atau %. ?elombang O4% merupakan
hasil depolarisasi kedua ventrikel . %ecara normal, lebar kompleks O4% adalah
7,7/ detik<7,#& detik dengan amplitudo ang bervariasi bergantung pada
sadapan.
Cara penamaan kompleks O4% sebagai berikut1
#. Bila setelah gelombang P terjadi defleksi ke atas, hal ini dinamakan
gelombang 4, dan selanjutna turun hingga batas kiri isoelektris. %etelah
mele.ati garis isoelektris, gelombang tersebut turun ang dinamakan
gelombang %. %etelah itu naik kembali hingga batas isoelektris dan membentuk
gelombang T.
&. Bila setelah gelombang P terjadi defleksi ke ba.ah, hal ini dinamakan
gelombang O, lalu naik hingga batas garis isoelektris. %etelah mele.ati garis
sioelektris, gelombang teresbut naik dan dinamakan gelombang 4. %etelah itu, 4
turun kembali hingga batas isoelektris dan membentuk gelombang T.
Eleh karena komplekna gelombang O4% ini, maka tidak harus selalu disertai
gelombang O dan %.
-elom/ang O
?elombang ini merupakan gelombang defleksi negatif . %ecara normal,
lebarna tidak lebih dari 7,7+ detik dan dalamna kurang dari +-8 atau #:*
tinggi gelombang 4
-elom/ang 4
$erupakan gelombang defleksi positif di semua sadapan, kecuali
aV4. Penampakanna di sadapan V# dan V& kadang<kadang kecilatau tidak
ada, tetapi masih normal.
-elom/ang %
?elombang ini merupakan gelombang defleksi negatif. %ecara normal,
gelombang % berangsur<angsur menghilang pada sadapan V#<V/.
gelombang ini sering terlihat lebih dalamdi sadapan V# dan aV4, dan ini
normal
-elom/ang T
?elombang T merupakan gelombang hasil repolarisasi di kedua
ventrikel. (ormalna positif dan terbalik di aV4.
-elom/ang 3
?elombang ' merupakan gelombang ang muncul setelah gelombang
T dan sebelum gelombang P berikutna. 'mumna merupakan suatu
kelainan hipokalemia
Inter4al P1
Interval P4 adalah garis horiKontal ang diukur dari a.al gelombang P
hingga a.al komplek O4%. Interval ini menggambarkan .aktu ang
diperlukan dari permulaan depolarisasi atrium sampai a.al depolarisasi
ventrikel atau .aktu ang diperlukan impuls listrik dari nodus %3 menuju
serabut purkine, dan normalna 7,#&<7,&7 detik.
Inter4al 0T
Interval OT merupakan garis horiKontal ang dia.ali dari gelombang
O sampai akhir gelombang T. Interval ini merupakan .aktu ang
diperlukan ventrikel dari a.al terjadina depolarisasi sampai akhir
polarisasi. Panjang interval OT bervariasi tergantung pada frekuensi jantung
(Heart rate). Perhitungan akuratdari OTc (OT correction)ini dapat dibantu
dengan menggunakan alat nomogram atau dengan formulasi berikut
OTcFOT:(jarak4<4)
#:&
Batas normal interval OT pada laki<laki berkisar 7,+&<7,++ detik, sedangkan
pada .anita 7,+*<7,+=.
2egmen 2T
%egmen %T merupakan garis horiKontal setelah akhir O4% sampai a.al
gelombang T. segmen ini merupakan .aktu depolarisasi ventrikel nag
masih berlangsung sampai dimulaina a.al repolarisasi ventrikel.
(ormalna, sejajar garis isoelektris.
%egmen %T ang naik di atas isoelektris dinamakan elevasi ang turun
di ba.ah isoelektris dinamakan %T depresi. %T elevasi dapat menunjukkan
dadana suatu infark miokard dan %T depresi menunjukkan adana iskemik
miokard.
Aksis jantung
%umbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang
frontal dan horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat lead I dan
aV5 sedangkan bidang horisontal dengan melihat lead<lead prekordial
terutama V* dan V+. (ormal aksis jantung frontal berkisar <*7 s:d N##7
derajat.0eviasi aksis ke kiri antara <*7 s:d <A7 derajat, deviasi ke kanan
antara N##7 s:d <#@7 derajat.

1+. Cara menginterpretasikan ,C- strip
1. Tentukan apakah gambaran 9>? laak dibaca atau tidak
2. Tentukan irama jantung ( PRhytmQ)
3. Tentukan frek.ensi (PHeart rateQ)
4. Tentukan sumbu jantung (PAxisQ)
5. Tentukan ada tidakna tanda tanda hipertrofi (atrium : ventrikel)
6. Tentukan ada tidakna tanda tanda kelainan miokard (iskemia:injuri:infark)
. Tentukan ada tidakna tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan,
gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada
pasien ang terpasang pacu jantung)
1. 'enentukan 5rek6ensi jantung
Cara menentukan frek.ensi melalui gambaran 9>? dapat dilakukan
dengan * cara aitu 1
#. *77 dibagi jumlah kotak besar antara 4 , 4R
&. #-77 dibagi jumlah kotak kecil antara 4 , 4R
*. 3mbil 9>? strip sepanjang / detik, hitung jumlah gelombang O4% dalam /
detik tersebut kemudian dikalikan #7 atau ambil dalam #& detik, kalikan -
2. 'enentukan Irama #antung
0alam menentukan irama jantung urutan ang harus ditentukan adalah
sebagai berikut 1
#. Tentukan apakah denut jantung berirama teratur atau tidak
&. Tentukan berapa frek.ensi jantung (D4)
*. Tentukan gelombang P ada:tidak dan normal:tidak
+. Tentukan interval P4 normal atau tidak
-. Tentukan gelombang O4% normal atau tidak
Irama 9>? ang normal implus (sumber listrik) berasal dari (odus %3, maka
irmana disebut dengan Irama %inus (P%inus 4htemQ)
>riteria Irama %inus adalah 1
#. Iramana teratur
&. frek.ensi jantung (D4) /7 , #77 6:menit
*. ?elombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel O4%, T
+. ?elombang O4% normal (7,7/ , G7,#& detik)
-. P4 interval normal (7,#&<7,&7 detik)
$enurut anonm (&77@), kelainan jantung jika dilihat dari gelombang PO4%T
aitu1
#. Irama atrial (non sinus) dapat mempunai gelombang P di depan kompleks
O4%, tapi sumbu P abnormal (diluar Suadrant 7 sampai N A7
o
).
&. %umbu O4%, %umbu T, %udut O4%<T
#) %umbu O4%
Tabel sumbu O4% normal
'mur (ormal
# minggu , # bulan
# , * bulan
* bulan , * tahun
2 * tahun
0e.asa
N ##7
o
(N*7
o
sampai N #@7
o
)
N =7
o
(N#7
o
sampai N #&-
o
)
N /7
o
(N#7
o
sampai N ##7
o
)
N /7
o
(N&7
o
sampai N #&7
o
)
N -7
o
(,*7
o
sampai N #7-
o
)

%umbu O4% ang tidak normal1
#. !30 dengan sumbu O4% lebih rendah dari batas normal terlihat pada !VD,
!BBB dan !eft 3nterior Demiblock (atau sumbu O4% superior khas pada
3trio Ventricular %eptal 0efect dan atresia trikuspid)
&. 430 dengan sumbu O4% lebih besar dari batas normal terlihat pada 4VD
dan 4BBB
*. %umbu O4% superior terjadi bila gelombang % di aV5 lebih besar dari
gelombang 4, termasuk disini
&) %umbu T ang normal berada dalam batas 7 sampai NA7
o
(gelombang T di
I dan aV5 tegak). %umbu T ang abnormal akni diluar Suadran 7 sampai
NA7
o
(gelombang T di I dan aV5 terbalik) biasana menghasilkan sudut
O4%<T ang lebar, tampak pada repolarisasi miokard ang abnormal
(miokarditis dan iskemia miokard), hipertrofi ventrikel dengan strain atau
4BBB.
*) %udut O4%<T adalah sudut ang dibentuk oleh sumbu O4% dan sumbu T,
nilai normal kurang dari /7
o
(kecuali pada neonatus ang kemungkinan
lebih dari /7
o
). %udut O4%<T lebih dari A7
o
dipastikan abnormal, misalna
pada hipertrofi ventrikel dengan strain, gangguan antaran ventrikular, dan
disfungsi miokard akibat gangguan metabolik atau iskemia.
Inter4al dan %urasi
#. Interval P4 diukur dari a.al gelombang P ke a.al kompleks O4%. %emakin
tua usia dan semakin lambat denut jantung, interval P4 semakin panjang.
Interval P4 ang panjang (AV /lok derajat 1) terlihat pada1 disfungsi
miokard, miokarditis, penakit jantung tertentu (3trial %eptal 0efect
primum, 3trioVentricular %eptal 0efect, anomali 9bstein), intoksikasi
digitalis, hiperkalemia, tetapi bisa pada jantung ang normal. Interval P4
ang pendek terjadi pada preeksitasi (sindroma 7ol55 Parkinson 7&ite 8
7P7), sindroma !o.n ?anong !evine danglycogen storage
disease. Interval P4 ang berubah<ubah tampak pada wandering atrial
pacemaker, dan 7enke/a.& ($obitK tipe I) AV /lok derajat 2.
&. Interval OT ang panjang tampak pada hipokalsemia, miokarditis, peakit
miokard ang difus, sindroma !ong OT, dan trauma kepala. Pemakaian obat
anti aritmia golongan I<3, I<C dan III, antipsikotik phenothiaKin,
antidepresan trisiklik, antibiotik, antihistamin, arsenik dan organofosfat juga
dapat memperpanjang interval OT. Interval OT ang pendek terlihat sebagai
efek digitalis dan hipercalcemia.
*. 0urasi O4% adalah .aktu depolarisasi ventrikel, diukur dari a.al
gelombang O (atau 4 bila O tidak ada) sampai akhir gelombang %. O4%
ang memanjang khas untuk gangguan antaran ventrikel, misalna
pada bundle branch block(BBB), preeksitasi (sindroma ;P;) dan blok
intraventrikuler, atau &ipertro5i 4entrikel.
%urasi dan amplitudo gelom/ang P
?elombang P ang tinggi mengindikasikan hipertrofi atrium kanan
(43D), sedangkan gelombang P ang durasina panjang mengindikasikan
hipertrofi atrium kiri (!3D).
>alau gelombang P meruncing keatas (peaked P .ave) , jadi
kesamping mungkin normal (#<* kotak kecil) dan keatas (lebih dari * kotak
kecil) berarti ada gangguan ang kemungkinan disebabkan oleh 1
#. CEP0 (Chronic Ebstruction Pulmonar 0iseases) , 3stma bronkhiale,
9mphsema atau Bronchitis kronik
&. >elainan katup jantung kiri (mitral) atau kanan (trikuspid) seperti $%
(mitral stenosis) atau $I ($itral insufisiensi)
*. 3trial Dipertropi juga bisa) contoh (di lead II), dapat membentuk huruf
seperti v (notchead P .ave) seperti pada !eft 3trial Dipertropi( anonim,
&77=).
>alau gelombang P melebar kesamping (lebih dari * kotak kecil)
keatas bisa normal atau lebih dari * biasana akibat 1%ino atrial
block:gangguan hantaran jantung
>alau gelombang P negatif (keba.ah) pada lead II biasana
disebabkan adana pacemaker (pasien menggunakan alat pacu jantung) atau
ectopic focus (adana impuls diluar dari %3 node) (anonim,&77=).
>alau gelombang P hilang :tidak ada 1 dapat terjadi pada V5
(Ventrikel 5ibrilasi) atau VT , (Ventrikel Taccardia)jadi tidak ada impuls
%3 node dari atrium, ventrikel cuma bergetar< getar saja (sangat berbahaa,
mengancam ji.a dan siapkan 0C shock , &77 , */7 joules), dan CP4 ,
kalau gagal bisa asstole atau flat atau >E IT (N).
gelom/ang 0 "ang a/normal
a) ?elombang O ang dalam di sadapan prekordial kiri terlihat pada
hipertrofi ventrikel akibat kelebihan beban volum.
b) ?elombang O ang dalam dan lebar terlihat pada infark miokard dan
fibrosis miokard.
c) 3dana gelombang O di V# terlihat pada 4VD berat, inversi ventrikel,
single ventrikel, dan kadang<kadang juga pada neonatus.
d) ?elombang O ang tak terlihat pada V/ terjadi pada inversi ventrikel.
2egmen ST dan gelombang T.
#. 0epresi segmen %T terjadi pada perikarditis, iskemia atau infark miokard,
hipertrofi ventrikel ang berat dengan strain, dan efek digitalis. 'mumna
depresi segmen %T disertai gelombang T ang terbalik.
&. ?elombang T ang tinggi terlihat pada hiperkalemia, !VD akibat kelebihan
volum, dan cerebrovascular accident. ?elombang T ang datar atau rendah
terlihat pada neonatus ang normal, atau pada hipotiroid, hipokalemia, efek
digitalis, perikarditis, miokarditis, iskemia miokard, hiperglikemia atau
hipoglikemia.


11. 3kuran*3kuran pada kertas ,K-
Pada perekaman 9>? standar telah ditetapkan aitu 1
#. >ecepatan rekaman &- mm:detik (&- kotak kecil)
&. >ekuatan voltage #7 mm F # millivolt (#7 kotak kecil)
"adi ini berarti ukuran dikertas 9>? adalah 1
#. Pada garis horisontal
T tiap satu kotak kecil F # mm F #:&- detik F 7,7+ detik
T tiap satu kotak sedang F - mm F -:&- detik F 7,&7 detik
T tiap satu kotak besar F &- mm F &-#&-Q F I ,77 detik
&. pada garis vertikal
T # kotak kecil F # mm F7.# mv
T # kotak sedang F - mm F 7,- mv
T & kotak sedang F #7 mmF I mv
12. 9ilai ,K- 9ormal
# ?elombang P aitu depolarisasi atrium.
a. (ilai<normal ) lebar G2b. tinggi G7,&-2c. bentuk N ( ) di lead I, II, aV5,
V& < V/
d. < ( ) di lead aV4
e. N atau < atau N bifasik ( ) di lead III, aV!, V#
& >ompleks O4% aitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari permulaan
gelombang O4% sampai akhir gelombang O4% !ebar 7,7+ < 7,#7 detik
a. ?elombang O aitu defleksi pertama ang ke ba.ah (<) lebar 7,7* detik,
dalam G#:*2b. ?elombang 4 aitu defleksi pertama ang keatas (N)
T Tinggi ) tergantung lead.
T Pada lead I, II, aV5, V- dan V/ gel. 4 lebih tinggi (besar)
T ?el. r kecil di V# dan semakin tinggi (besar) di V& < V/.
c. ?elombang % aitu defleksi pertama setelah gel. 4 ang ke ba.ah (<).
?el. % lebih besar pada VI < V* dan semakin kecil di V+ < V/.
* ?elombang T aitu repolarisasi dan ventrikel
a. (N) di lead I, II, aV5, V& < V/.
b. (<) di lead aV4.
c. (J) : bifasik di lead III, aV!, V# (dominan (N) : positif)
+ ?elombang ' ) biasana terjadi setelah gel. T (asal usulna tidak diketahui)
dan dalam keadaan normal tidak terlihat.
13. Cara mem/a.a interepretasi ,K-
1. :rek6ensi ;)eart 1ate$
9 1 /7< #77
Irama regular1 U#-77:V kotak kecil antara 4<4W atau U*77:V kotak sedang
antara 4<4W
Irama irreguler (selama / detik)
V kompleks O4% (4 , 4) X #7
"ika ireguler (aritmia), rekam lead II panjang
2. Irama ;1&"t&m$
%inus rhthm 1 bila gelombang P selalu diikuti gelombang O4%<T
%inus tachcardi 1 2 #77
%inus bradcardi 1 G /7 3ritmia
3. -el.P ;P 6a4e$
Adala& 1 a.al sampai dengan akhir gelombang P
9 1 lebar G7,##2 ) tinggi G7,&-2
Kepentingan<
#. aktivitas atrium
&. arah aktivitas atrium
*. pembesaran atrium
4. #arak P 8 012 ;P1 Inter4al$
Adala& 1 a.al gelombang P sampai dengan a.al gelombang O4%
9 1 7,#& < 7,&7 detik
Kepentingan 1
#. 27,&7 1 3V Block
& G7,#& 1
*. berubah<ubah 1 ;andering Pacemaker
5. Kompleks 012
a. =ama > le/ar ;duration$
Adala& 1 a.al sampai dengan akhir gelombang O4%
9 1 G7,#72 detik
Kepentingan 1 adana Bundle Branch Block
7,#7 < 7,#& F Incomplete BBB
27,#& F Complete BBB
/. 2um/u ;A?is$
!ead I L 3V5
9 1 (<*7) sampai dengan (N##7)
(<*7) sampai dengan (<A7) 1 !30 (!eft 36is 0eviation)
(N##7) sampai dengan (N#@7) 1 430
(N#@7) sampai dengan (N&=7) : (<A7) sd (<#@7) 1 e6treme a6is
.. @entuk ;Con5iguration$
(N) 1 I, II, aV5, V-, V/ )
(<) 1 aV4, V#, V&
Bifasik 1 III, aV!, V*, V+
>epentingan 1 O patologis, 430:!30, 4VD:!VD
6. 2egmen 2 8 T ;2T 2egment$
3dalah1 akhir gelombang O4% (" Point) sampai dengan a.al gelombang
O4% T
( 1 < 7,- mm sd N &,- mm
>epentingan 1 untuk mengetahui adana kelainan otot jantung (ada tidakna
iskemia dan infark).
. -el T ;T 7a4e$
3dalah1 a.al sd akhir gel. T
( 1 min # mm
>epentingan1 untuk mengetahui adana kelainan otot jantung
(iskemi:infark) ) dan kelainan elektrolit
?elombang T (N) 1 I, II, aV5, V&<V/
?elombang T (<) 1 aV4
Bifasik 1 lead III, aV!, V#
%A:TA1 P32TAKA
3nonim. &77=. 0isitasi dari 1Elektrokardiografi.http1::image.google.co.id:image:hl<
id. Pada tanggal #7<*<&7#7 jam &717=
http1::abuKKahra#A@7.blogspot.com:&7#*:7-:tindakan<kepera.atan<pengukuran<
cvp.html
http1::artikel<kedokteran.blogspot.com:&7#&:7&:cara<membaca<ekg<=<
kriteria.htmlYsthash.ss6cIv-".dpuf
http1::coretanpera.at.blogspot.com:&77A:7/:askep<ekg.html
http1::kolangmanise.blogspot.com:&7#&:##:central<venous<pressure.html
http1::rentalhikari..ordpress.com:&7#7:7+:7#:lp<central<venous<pressure:
$ancini 9. $ar. &77&. rosedur !eperawatan "arurat. "akarta 1 9?C
%meltKer, %uKanne C. (&77#). Buku ajar kepera.atan medikal<bedah Brunner L
%uddarth. 9d @. 9ditor edisi bahasa Indonesia $onica 9ster, 9llen Panggabean.
"akarta1 9?C.
%hodikin, $. $engkaji tekanan vena jugular. %tle sheet1
http1::elearning.esaunggul.ac.id:mod:resource:vie..phpZidF&=A// (diunduh $inggu,
#7 Ektober &7#7)

Вам также может понравиться