Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Hampir setiap kita sakit, dokter selalu meresepkan jenis obat antibiotik. Tapi apa benar setiap kita
sakit harus selalu mengkonsumsi antibiotik? Mari kita cari tahu kebenarannya. Antibiotik adalah senyawa
yang digunakan untuk mengatasi atau melawan infeksi karena bakteri. Jadi jelasnya bahwa antibiotik
hanya digunakan jika sesorang terinfeksi bakteri saja. Biasanya mempunyai gejala suhu badan naik
(demam) dan nyeri pada bagian tubuh tertentu.
Fenomena penggunaan antibiotik saat ini sudah mulai salah kaprah. Antibiotik yang seharusnya
dibeli dengan resep dokter, sekarang banyak di toko obat, warung-warung kecil pinggir jalan, yang
seharusnya dijual di apotek saja.
Mungkin pembaca heran mengapa cuma beli amoxicillin saja harus menggunakan resep dari dokter. Jadi
begini, tujuan penggunaan antibiotik adalah melawan bakteri yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
Untuk keperluan itu dibutuhkan waktu tertentu untuk melumpuhkan masing-masing bakteri. Hal ini
tergantung dari jenis bakteri dan keparahan infeksinya. Umumnya waktu penggunaan antibiotik minimal
4-5 hari.
Penggunaan antibiotik yang sembarangan menyebabkan resistensi bakteri. Maksudnya bakteri
sudah tidak mempan terhadap antibiotik tertentu. Kenapa bisa begitu..? Ketika antibiotik seharusnya
diminum lima hari misalnya lalu Anda menghentikannya pada hari ketiga karena merasa kondisi tubuh
membaik, maka sesungguhnya bakteri yang menyerang tubuh Anda itu belum mati. Mereka hanya
pingsan saja, suatu saat menyerang tubuh Anda lagi. Hal ini akan berulang terus selama antibiotik
digunakan tidak benar. Akibatnya bakteri bosan dengan antibiotik. Antibiotik Anda sudah tidak mempan,
penyakit andapun tidak sembuh. Jadilah antibiotik buah simalakama.
Untuk itu gunakan antibiotik secara rasional yaitu tepat indikasi, tepat penderita, tepat pemilihan
jenis antibiotik, tepat dosis, efek samping minimal, kombinasi yang tepat dan ekonomis. Bagaimana
penggunaan yang rasional? Coba perhatikan poin-poin berikut mengenai cara menggunakan antibiotik
yang benar.
1. Pertama, jangan serta merta minum antibiotik setiap kali anda merasa sakit atau tidak enak badan.
Pastikan dulu jika memang terinfeksi bakteri.
2. Kedua, habiskan antibiotic yang sudah diresepkan oleh dokter meskipun anda merasa sembuh.
3. Ketiga, jangan ragu untuk menanyakan informasi obat yang anda butuhkan kepada apoteker anda.
4. Keempat, jangan membagi antibiotik anda pada orang lain yang mempunyai gejala hampir sama
dengan yang anda alami karena belum tentu obat itu tepat untuk orang lain.
Yang paling penting lagi adalah segera hubungi dokter anda ketika anda sudah menggunakan antibiotik
dengan benar namun kondisi anda belum membaik. Tidak perlu ragu untuk selalu berkomunikasi dengan
tenaga kesehatan. Kini saatnya menjadi cerdas dalam menggunakan antibiotik.
Berikut Cara aman menggunakan antibiotik
1. Mendapatkan diagnosa thd penyakit yang tepat, merupakan langkah pertama dalam
efektif mengobati kondisi dan mencegah penggunaan antibiotik yang tidak perlu.
2. Ikuti petunjuk pada label obat-obatan atau diberikan oleh dokter atau apoteker.
3. Selesaikan seluruh penggunaan antibiotik, jangan berhenti sebelum meminta pendapat
dokter terlebih dahulu. Bahkan jika Anda merasa lebih baik, mengkonsumsi semua
antibiotik untuk memastikan mereka menghancurkan semua kuman.
4. Jika mengalami efek samping, seperti antibiotik terkait diare, konsultasi dengan
dokter segera.
Cara aman membuang antibiotik
Selain cara mengkonsumsinya, membuang antibiotik yang sudah tak terpakaipun harus dengan
cara yang benar.Selain agar tidak menimbulkan/meracuni lingkungan, juga agar tidak
dikonsumsi oleh orang lain.Lebih lebih sudah kadaluarsa, antibiotik menjadi akan semakin
berbahaya lagi.
1. Jangan membuang obat kadaluarsa ke toilet, wastafel, atau membuangnya di tempat
sampah. Jika Anda melakukannya, obat akan memasuki sistem aliran air, ini dapat
membuat masalah resistensi obat yang jauh lebih buruk.
2. Periksa apakah apotek Anda memiliki program daur ulang yang membuang obat yang
tidak terpakai dengan cara yang aman bagi lingkungan.
3. Jika Anda tidak dapat menemukan satu, bawa obat ke depot pembuangan limbah kota
Anda
Efek dari Penggunaan Anti Biotik
1. Gangguan pencernaan
Salah satu efek samping antibiotik yang paling umum adalah masalah pencernaan, seperti diare,
mual, kram, kembung dan nyeri.
2. Gangguan fungsi jantung dan tubuh lainnya
Beberapa orang yang mengonsumsi antibiotik mengalami jantung berdebar-debar, detak jantung
abnormal, sakit kepala parah, masalah hati seperti penyakit kuning, masalah ginjal seperti air
kecing berwarna gelap dan batu ginjal dan masalah saraf seperti kesemutan di tangan dan kaki.
3. Infeksi
Efek samping yang paling rentan dirasakan perempuan adalah infeksi jamur pada organ
reproduksi yang dapat menyebabkan keputihan, gatal dan vagina mengeluarkan bau serta cairan.
4. Alergi
Orang yang mengonsumsi antibiotik juga sering mengalami alergi, bahkan hingga bertahun-
tahun. Alergi yang sering terjadi adalah gatal-gatal dan pembengkakan di mulut atau
tenggorokan.
5. Resistensi (kebal)
Orang yang keseringan minum antibiotik bisa mengalami resistensi atau tidak mempan lagi
dengan antibiotik. Ketika seseorang resisten terhadap antibiotik, ada beberapa penyakit dan
infeksi yang tidak dapat lagi diobati, sehingga memerlukan antibiotik dengan dosis lebih tinggi.
Semakin tinggi dosis maka akan semakin menimbulkan efek samping yang serius dan
mengancam jiwa.
6. Gangguan serius dan mengancam nyawa
Penggunaan antibiotik dosis tinggi dan dalam jangka lama dapat menimbulkan efek sampaing
yang sangat serius, seperti disfungsi atau kerusakan hati, tremor (gerakan tubuh yang tidak
terkontrol), penurunan sel darah putih, kerusakan otak, kerusakan ginjal, tendon pecah, koma,
aritmia jantung (gangguan irama jantung) dan bahkan kematian.
Untuk menghindari efek samping antibiotik yang berbahaya tersebut, maka sangat dianjurkan
untuk menggunakan antibiotik sesuai dengan dosis dan aturan pemakaia