4 Etnis (Bugis, Makassar. Toraja, Mandar) Sulawesi Selatan Kab. Barru Kec. Balusu, Desa Lampoko
Etnofarmasi dari tanaman dan hewan Referensi Inventarisasi Tanaman Obat 3.2 Hipotesis Dugaan sementara Tanaman kesambi (Schlechera oleosa) dapat menyembuhkan penyakit kulit dan mengandung saponin, tannin dan juga alkaloid. Selain itu juga digunakan sebagai penyubur rambut. 3.3 Skema Kerja 1. Pengambilan sampel Disiapkan alat yang akan digunakan
Diamati dan diperhatikan tanaman yang akan diambil
Tumbuhan yang akan diambil harus lengkap (akar, batang, daun, buah dan bunga)
Tumbuhan dicabut dengan akar
Tumbuhan disimpan dalam kantong plastic
Dicari tumbuhan lain sebanyak 10 tanaman
2. Pengolahan sampel 2.1 Pengolahan herbarium kering Disiapkan alat dan bahan
Tumbuhan yang akan diambil dengan lengkap dibersihkan dengan air.
Tumbuhan dikeringkan
Setelah dikeringkan tanaman tersebut dimasukkan ke dalam lipatan kertas Koran
Diatur sedemikian rupa, jangan sampai ada yang rusak bagian daun dan bunganya
Daunnya diatur agar terlihat permukaan atas daun dan permukaan bawah daun
Dipress herbarium antara kertas Koran dan kemudian dikeringkan pada sinar matahari
Herbarium siap ditempelkan pada kertas Koran herbarium
2.2 Pengolahan herbarium basah Disiapkan alat dan bahan
Disiapkan larutan alkohol 70%, formalin 4%, atau FAA (Formalin, alkohol 70% dan asam asetat perbandingan 50 = 500 = 900 ml)
Larutan yang telah disiapkan tadi dimasukkan ke dalam toples.
Tumbuhan dibersihkan akarnya dari tanah
Tumbuhan dimasukkan ke dalam toples
Toples ditutup lalu diisolasi 3. Pemeriksaan Morfologi Disiapkan sampel atau tumbuhan yang akan diamati
Diamati bentuk luar (morfologi) tumbuhan tersebut yaitu bentuk daun, bentuk batang, dan bentuk akar
Digambar tumbuhan (sampel) pada buku kerja dan diberi warna 4. Pemeriksaan Anatomi Disiapkan alat dan bahan
Diiris bagian sampel yang akan diamati, sampel diiris secara melintang dan membujur.
Dipindahkan irisan ke dalam gelas arloji yang berisi air sebelum preparat mengering
Diletakkan irisan di atas objek gelas dengan bantuan jarum Preparat
Sampel ditetes dengan setetes air
Sampel ditutup dengan deg gelas
Sampel disimpan pada mikroskop dan diamati anatominya
Digambar anatomi sampel pada buku kerja
Dilengkapi keterangan deskriptionya
Setelah diamati anatominya, lampu mikroskop dimatikan dan dikembalikkan ke perbesaran terkecil.
Mikroskop dibersihkan dan dimasukkan ke dalam lemari mikroskop 5. Pemeriksaan kandungan kimia Disiapkan alat dan bahan
Sampel dibuat dalam bentuk serbuk
Serbuk disimpan di atas deg gelas
Deck gelas yang berisi serbuk harus tipis
Ditetesi dengan air
Ditutupi dengan menggunakan objek gelas
Diamati di bawah mikroskop
Digambar pada buku kerja dan diberi keterangan serta deskripsio yang Lengkapserta kandungan kimianya
Dimatikan mikroskop kemudian dibersihkan dan dimasukkan ke dalam lemari mikroskop
BAB IV MATERI DAN METODE PRAKTIKUM 4.1 Bahan, Alat dan Instrumen Praktikum 4.1.1 Bahan Tanaman a. Kesambi (Sclechera oleosa) 4.1.2 Bahan Kimia Bahan kimia yang digunakan adalah: AlCl 3
Bouchardat Etanol Floroglusin HCl Iod KOH Luff Meyer Molish NaOH 4.1.3 Alat Adapun alat yang digunakan adalah; botol coklat, botol semprot, cawan porselin, cutter, deg glass, gabus, gelas arloji, hend scun, jarum preparat, kertas saring, media preparat, mikroskop, Objek gelas, pipet tetes, pipet skala, pingset, plat tetes, sendok tanduk, silet, tabung reaksi dan toples. 4.2 Lokasi Praktikum Lokasi praktikum yang dipilih yaitu di Kec.Balusu kab. Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Dipilihnya daerah ini karena tempat tersebut banyak terdapat Tumbuhan darat yang beragam. 4.3 Prosedur Praktikum
4.3.2 Identifikasi Kandungan Kimia 1. Lignin Basahi irisan atau srbuk dengan larutan flurioglusin P, amati dalam asam klorida P, dinding sel berwarna merah. 2. Pati dan Aleuron Tambahkan iodium 0,1 N pada bahan yang akan diperiksa,pati berwarna biru dan aleuron warna kuning coklat sampai coklat 3. Selulosa Bahan ditambahkan larutsan seng (II)klorida beriodium,memberikan warna ungu merah 4. Zat samak / tanin Bahan ditambahkan besi (III) ammonium sulfat LP yang telah diencerkan 5 kali,zat samak dan senyawa tanin lainnya berwarna hijau atau biru sampai hitam. 5. Turunan katekol Letakkan bahan atau serbuk diatas kaca objek ditambahkan larutan vanillin P 10% b/v dalam etanol 90% P, kemudian dalam asam klorida P,bagian yang mengandung turunan katekol berwarna merah intensif. 6. Dioksiantrakinon bebas Serbuk dalam tabung reaksi ditambahkan kalium hidroksida etanol LP,warna merah 7. Fenol a. Hasil mikrosublimasi ambahkan fosfomolibdat asam sulfat LP, terjadi warna biru.. b. Hasil mikrosublimasi tambahkan asam diazobenzen sulfonat LP, terjadi warna biru. c. Ekstrak methanol ditambahkan 1. Larutan besi(III) klorida 1 % terbentuk warna ungu biru. 2. Pereaksi Millon, terbentuk warna merah ungu. 3. Pereaksi Indofenol, terbentuk warna hijau biru yang stabil. 8. Saponin Masukkan 0,5 g serbuk yang diperiksa dalam tabung reaksi tambahkan 10 ml air panas, dinginkan kemudian kocok kuat selama 10 detik, terbentukbuih yang mantap selama +10 menit setinggi 1-10 cm, dan pada penambahan 1 tetes asam hidroklorida 2 N buih tidak hilang. 9. Steroid Ekstrak methanol kering disuspensikan dengan air, kemudian ditambahkan eter/hexan/petroleum eter, decanter filtratedibuang, ulangi sampai heksan/petroleum eter tidak berwarna lagi, residu ditambah 10 ml kloroform, kocok 5 menit. Decanter dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml NaSO4 anhidrat selanjutnya disaring. Filtrate dibagi dua dan ditambahkan : a. Pereaksi Liberman Bouchardat, menghasilkan warna biru sampai hijau. b. Pereaksi Salkwowski, nebghasilakn lapisan merah, berarti positif. 10. Alkaloid Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air, panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring, pindahkan masing-masing 3 tetes filtrate pada dua kaca arloji a. Tambahkan 2 tetes Mayer LP pada kaca arloji pertama, terbentuk endapan menggumpal berwarna putih. b. Tambahkan 2 tetes Bouchardat LP pada kaca arloji kedua, terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS, DAN SKEMA KERJA 3.1 Kerangka Konseptual
Pembuatan Simplisia - Sortasi basah - Pencucian - Perajangan/Pengolahan bentuk - Pengeringan dan sortasi kering - Pewadahan Simplisia
Schleicherae folium 3.2 Hipotesis Dari hasil hipotesa awal dapat di simpulkan bahwa kesambi (Schleichera oleosa) yan merupakan tanaman yang dapat tumbuh hingga 40 m ini mengandung saponin, tanin dan juga alkaloid yang berkhasiat menyembuhkan penyakit kulit. 3.3 Skema Kerja a. Herbarium Kering b. Herbarium basah
Pengawetan dengan Formalin Pengumpulan Simplisia Perlakuan pada uji kandungan kimia Sortasi Basah Pencucian Simplisia Pemotongan sampel Pengeringan Sortasi Kering Penyerbukan Pewadahan, pelabelan Dan penyimpanan BAB IV
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM 4.1 Bahan, Alat dan Instrumen Praktikum 4.1.1 Bahan Tanaman Kesambi (Schleichera oleosa) 4.1.2 Bahan Kimia AlCl 3, Bouchardat, Etanol, Floroglusin , HCl, Iod, KOH, Luff, Meyer, Molish, NaOH 4.1.3 Alat Adapun alat yang digunakan adalah; botol coklat, botol semprot, cawan porselin, cutter, deg glass, gabus, gelas arloji, hand scun, jarum preparat, kertas saring, media preparat, mikroskop, Objek gelas, pipet tetes, pipet skala, pingset, plat tetes, sendok tanduk, silet dan tabung reaksi. 4.2 Lokasi Praktikum Lokasi praktikum yang dipilih yaitu di Kec.Balusu kab. Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Dipilihnya daerah ini karena tempat tersebut banyak terdapat Tumbuhan darat yang beragam.
4.3 Prosedur Praktikum 4.3.1.1 Identifikasi dan Determinasi Tanaman Pemeriksaan Farmakognosotik Pemeriksaaan morfologi tumbuhan dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari akar, batang, dan daun dari tanaman selasih kemudian dilakukan pengambilan gambar, dan diidentifikasi lebih lanjut berdasarkan kunci determinasi menurut literatur. 4.3.1.1.1 Morfologi Tanaman Pemeriksaan morfologi tumbuhan dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari akar, batang, dan daun dari tanaman Kesambi (Schleichera oleosa) kemudian dilakukan pengambilan gambar, dan diidentifikasi lebih lanjut berdasarkan kunci determinasi menurut literatur. 4.3.1.1.2 Anatomi Tanaman Pemeriksaan anatomi pada Kesambi (Schleichera oleosa) dilakukan dengan mengamati bentuk sel dan jaringan pada tumbuhan pada bagian penampang melintang dan membujur pada batang, dan daun dengan menggunakan mikroskop. Sedangkan simplisia kering serbuk untuk melihat fragment-fragment dari tanaman Kesambi (Schleichera oleosa) yang digunakan sebagai obat. 4.3.1.2 Pemeriksaan Simplisia 4.3.1.2.1 Pengambilan simplisia Pengambilan Sampel, Bahan penelitian berupa daun, batang, dan akar dari tanaman Kesambi (Schleichera oleosa) diambil pada jam 10.00 pagi di Desa Lampoko, Kecamatan Lampoko, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. 4.3.1.2.2 Pembuatan Simplisia Pengolahan Bahan, bahan penelitian berupa tanaman utuh yang telah diambil, dikeringkan dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung, setelah kering dipotong-potong kecil. Dipisahkan batang, akar, dan daun. Setelah itu dibuat pula serbuk dari tanaman dengan cara diblender. 4.3.1.2.3 Pemeriksaan Mutu Simplisia a. Organoleptik Dengan cara meremas kemudian membau dan/atau merasakan. Metode ini mempunyai resiko kesalahan yang tinggi dan hanya orang tertentu yang ahli dan berpengalaman saja yang mampu melakukannya dengan hasil yang baik. Tumbuhan yang mengandung minyak atsiri biasanya mempunyai bau yang khas, sedangkan tumbuhan yang mengandung alkaloid umumnya mempunyai rasa pahit. b. Makroskopik Pemeriksaan yang dilakukan pada Kesambi (Schleichera oleosa) meliputi bentuk dari bagian- bagian tanaman, ukuran, warna dan bidang patahan dari tanaman ini. c. Mikroskopik Terdapat dua jenis sel fotosintetik yang jelas berbeda: sel seludang-berkas pembuluh dan sel mesofil. Sel seludang-berkas pembuluh disusun menjadi kemasan yang sangat padat disekitar berkas pembuluh. Di antara seludang- berkas pembuluh dan permukaaan daun terdapat sel mesofil yang disusun lebih longgar. Pada permukaan atas dan bawah terdapat rambut-rambut. Daunnya tersusun atas epidermis, stomata, sel-sel parenkim, jaringan kolenkim, mesofil, dan jaringan pengangkut. Pada daun yang disayat melintang melalui tulang daun akan terlihat epidermis atas terdiri dari satu lapis sel yang berbentuk agak bulat dengan ukuran tidak selalu sama dan mempunyai rambut penutup.Epidermis bawah terdiri dari sel yang serupa dengan sel epidermis atas tetapi ukurannya lebih kecil. Stomata terdapat di kedua permukaan. Mesofil terdiri sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan berisi tetes-tetes minyak. Letak jaringan kolenkim adalah tersebar diantara jaringan parenkim. Jaringan pengangkutnya terdiri atas xilem dan floem yang merupakan berkas pembuluh tipe kolateral 4.3.2 Identifikasi Kandungan Kimia a. Reaksi warna dilakukan terhadap hasil penyaringan zat berkhasiat baik sebagai hasil mikrosublimasi atau langsung terhadap irisan serbuk simplisia (Uji Histokimia) (Amin A. dkk. 2011) :
1. Lignin Basahi irisan atau serbuk dengan larutan fluoroglusin P, amati dalam asam klorida P, dinding sel berwarna merah. 2. Suberin, Kutin, Minyak lemak, Minyak atsiri, Getah dan Resin Bahan yang akan diperiksa diletakkan diatas kaca objek, tambahkan beberapa tetes Sudan III LP, bahan dapat dijernihkan dengan Klorahidrat LP, kecuali bahan yang mengandung minyak atsiri. Biarkan selama 30 menit - 48 jam dalam bejana tertutup yang didalamnya terdapat cawan berisi etanol 90% P. bagian yang mengandung suberin, kutin, minyak lemak, minyak atsiri, getah dan resin berwarna jingga. 3. Pati dan Aleuron Tambahkan Iodium 0,1 N pada bahan yang akan diperiksa, pati berwarna biru, dan aleuron warna kuning kecoklatan sampai coklat. 2. Lendir dan Pektin Letakkan serbuk atau bahan di atas kaca objek, ditambahkan beberapa tetes merah Ruthenium Lp, tutup dengan kaca penutup biarkan selama 15 menit, lendir asam dan pektin berwarna merah intensif.
3. Selulosa Bahan ditambahkan larutan seng (II) klorida beriodium, memberikan warna ungu merah. 4. Samak / Tanin Bahan ditambahkan besi (III) ammonium sulfat LP yang telah diencerkan 5 kali, zat samak dan senyawa tanat lainnya berwarna hijau atau biru sampai hitam. 5. Turunan Katekol Letakkan bahan atau serbuk di atas kaca objek ditambahkan larutran vanilin P 10% b/v dalam etanol 90% P, kemudian dalam asam klorida P, bagian yang mengandung turunan katekol berwarna merah intensif. 6. Dioksiantrakinon Bebas Serbuk dalam tabung reaksi ditambahkan kalium hidroksida etanol LP, warna merah. 7. Fenol a. Hasil mikrosublimasi ditambahkan fosfomolibdat asam sulfat LP, terjadi warna biru. b. Hasil mikrosublimasi ditambahkan asam diazobensulfonat LP, terjadi warna biru. c. Ekstrak methanol ditambahkan : Larutan besi (III) klorida 1%, terbentuk warna ungu biru Pereaksi Millon, terbentuk warna merah ungu Pereaksi Indofenol, terbentuk warna hijau biru yang stabil. 8. Saponin Masukkan 0,5 g serbuk yang diperiksa dalam tabung reaksi tambahkan 10 ml air panas, dinginkan kemudian kocok kuat selama 10 detik, terbentuk buih yang mantap selama kurang lebih 10 menit setinggi 1 10 cm, dan pada penambahan 1 tetes asam hidroklorida 2 N, buih tidak hilang. 9. Flavanoid Sari 0,5 g serbuk yang diperiksa dengan 10 ml methanol dengan alat pendingin balik selama 10 menit, saring panas, encerkan filtrat dengan 10 ml air, setelah dingin tambahkan 5 ml eter minyak tanah P, kocok hati-hati, diamkan. Ambil lapisan methanol, uapkan pada suhu diatas 40 0 C dibawah tekanan, sisa dilarutkan dalam 5 ml ethanol 95% P, tambahkan 0,1 g serbuk magnesium P dan 10 ml asam klorida P, jika terjadi warna merah jingga merah ungu berarti ada flavanoid, dan jika kuning jingga terdapat flavon, kalkon.
10. Karbohidrat Serbuk dilarutkan dengan air, larutan serbuk simplisia disentrifuge, filtrat dibagi tiga : Filtrat I ditambahkan Molish, alfa naftol, dan HCl 20% terbentuk cincin ungu. Filtrat II ditambahkan larutan Luff dan NaOH berwarna merah jika dipanaskan. Filtrat III ditambahkan larutan Barfoed dan NaOH berwarna jingga jika dipanaskan. Dapat pula menggunakan ekstrak etanol air 2 ml dalam cawan porselen, diuapkan. Tambahkan 2 3 tetes asam sulfat P, diamkan selama 4 menit, tambahkan pereaksi Molish, terjadi warna merah. 11. Glikosida (secara umum) Ekstrak methanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dibagi 3 dan ditambahkan : Larutan besi (III) klorida 3 ml dan 1 ml asam klorida P, terjadi warna coklat kemerahan perlahan berubah menjadi violet atau ungu. Pelarut benzene 5 ml, pisahkan, lapisan benzene ditambahkan 3 ml larutan ammonia 10%, terbentuk warna merah muda pucat. Larutan ammonia encer 3,5 %. Lalu dikocok, terjadi warna merah lembayung. 12. Glikosida Antrakinon Campur 200 mg serbuk simplisia dengan 45 ml asam sulfat encer P, didihkan sebentar, dinginkan, tambahkan 10 ml benzene P, kocok, diamkan. Pisahkan lapisan benzene dengan 1 2 ml NaOH LP, diamkan, lapisan air berwarna merah intensif dan lapisan benzene tidak berwarna. 13. Steroid Ekstrak methanol kering disuspensikan dengan air, kemudian ditambahkan eter atau hexan atau petroleum eter, dekanter filtrat dibuang, ulangi sampai heksan atau petroleum eter tidak berwarna lagi, residu ditambahkan 10 ml kloroform, kocok 5 menit. Dekanter dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml NaSO 4 anhidrat selanjutnya disaring. Filtrate di bagi dua dan ditambahkan : Pereaksi Lieberman Bouchardat , menghasilkan warna biru sampai hijau. Pereaksi Salkwowski, menghasilkan warna merah, berarti positif.
b. Reaksi Pengendapan o Alkaloid Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air, panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring, pindahkan masing masing 3 tetes filtrat pada dua gelas arloji : Tambahkan 2 tetes Mayer Lp pada kaca arloji pertama, terbentuk endapan menggumpal berwarna putih. Tambahkan 2 tetes Bouchardat Lp pada kaca arloji kedua, terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam.