Вы находитесь на странице: 1из 16

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zikir (atau Dzikir) artinya mengingat Allah di antaranya dengan menyebut dan
memuji nama Allah. Zikir adalah satu kewajiban. Dalilnya adalah:
"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang sebanyak-banyaknya." [QS Al Ahzab 33:41]. Tidak berzikir akan mengakibatkan
seseorang jadi orang yang rugi.
"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang
yang merugi." [QS Al Munaafiquun 63:9]. Allah mengingat orang yang mengingatNya.
Karena itu, ingatlah Aku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. [Al Baqarah:152]
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka." [QS Ali 'Imran 3:190-191]
Dengan berzikir hati menjadi tenteram.
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram." [QS 13:28]
Di antara zikir yang utama adalah Laa ilaaha illallahu (Tidak ada Tuhan selain Allah)
"Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: 'Zikir yang paling utama adalah
Laa ilaaha illallahu" [HR Turmudzi]

2

Rasulullah bersabda : Sesungguhnya aku berkata bahwa kalimat : Subhanallah,
wal hamdulillah, wa Laa Ilaaha Illallah, wallahu akbar (Maha Suci Allah, dan
segala puji bagi Allah, dan tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Allah Maha Besar) itu
lebih kusukai daripada apa yang dibawa oleh matahari terbit. (HR Bukhari dan
Muslim)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pandangan Tafsir ibnu Katsir Pada Qs. Al- ARaaf ayat 2-3, tentang zikir
warnistiar.
2. Bagaimana Pandangan Tafsir Al-Misbah Pada Qs. Al-Araaf Ayat 2-3 tentang Zikir
Warnistiar.
3. Bagaimana Pandangan Tafsir Ath-Thabari Pada Qs. Al-Araaf Ayat 2-3 Tentang
Zikir Warnistiar.
4. Bagaimana Pandangan Tafsir Al-Bayan Pada Qs. Al-Araaf Ayat 2-3 Tentang Zikir
Warnistiar.
5. BagaimanaPandangan Tafsir Fi Zhilalil Quran Pada Qs. Al-Araaf Ayat 2-3 Tentang
Zikir Warnistiar.










3

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pandangan Tafsir Ibnu Katsir Pada Qs. Al- ARaaf ayat 2-3, tentang zikir
warnistiar.
( 2 )
( 3 )
Artinya :
Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlahn ada
kesempitan didalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan
kitab itu ( kepada orang kafir ), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang
beriman. Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbi mu dan janganlah
kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainnya. Amat sedikitlah bagi kamu
mengambil pelajaran ( padanya).(QS. Al Araf [7]: 2-3)
Biografi Penulis
Tafsir Ibnu Katsir merupakan kitab paling penting yang ditulis dalam masalah Tafsir Al-
Quran, paling banyak diterima dan tersebar ditengah umat islam.
Nama lengkap penulis kitab tafsir ibn katsir adalah Abul Fida, Imanul J alil Al-Hafiz
I maduddin, Abul I sma'il ibnu Amr ibnu Dau' ibnu Kasir ibnu Zar'i al-Basri ad-Dimasyqi,
ulama fiqih mazhab Syafi'i. Beliau lahir pada tahun 701 H di sebuah desa yang menjadi
bagian dari kota Bashra di negeri Syam. Pada usia 4 tahun, ayah beliau meninggal sehingga
kemudian I bnu Katsir diasuh oleh pamannya. Pada tahun 706 H, beliau pindah dan menetap
di kota Damaskus.
1

Terjemahan Tafsir Ibnu Katsir ini merupakan terjemahan dari kitab asalnya karya
tulis dari Ibnu Katsir sendiri tanpa ada ringkasan atau melalui karya pihak lain. Kitab Tafsir
Ibnu Katsir terkenal sebagai kitab tafsir yang dikelompokkan kedalam tafsir bil masur (tafsir
ayat-ayat Al-Quran dengan hadits Nabi Saw ). Sehingga terhimpun didalamnya faedah yang

1
el-Fathne.blogspot.com / 2010 / 05 / tafsir Ibnu Katsir
4

sangat banyak karena didalam kandungannya termuat dua pokok sumber hukum islam, yaitu
Al-Qurannurkarim dan sunnah Rasulullah Saw.

Tafsirannya

1. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu. (Al-Arafn:2)
Artinya ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.
2. Maka janganlah ada kesempitan didalam dadamu
karenanya.(Al-Araf : 2) Artinya jangan ada kesempitan didalam dadamu dalam
menyampaikannya dan dalam memberikan peringatan dengannya (kepada manusia)
3. "Supaya kamu memberi peringatan dengan Kitab itu(pada orang kafir).(Al-
Araf:2) Maksudnya, Kami turunkan Kitab ini kepadamu agar kamu memberikan
peringatan dengan Kitab ini kepada orang-orang kafir.
4. dan menjadipelajaran bagi orang-orang yang beriman.(Al-Araf:2)
5. ( ) Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu.Yakni,
ikutilah jejak Nabi yang Ummi ( tidak bisa baca tulis ) yang datang kepada kalian
dengan membawa kitab yang diturunkan kepada kalian dari Rabb segala sesuatu dan
pemiliknya.
6. Dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-
Nya.Yakni , janganlah kalian menyimpang dari apa yang disampaikan oleh Rasul
kepada kalian dengan menempuh jalan yang lain, yang akhirnya mengakibatkan kalian
menyimpang pula dari hukum Allah kepada hukum selainnya.
7. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran ( darinya) .
2


2. Pandangan Tafsir Al-Misbah Pada Qs. Al-Araaf Ayat 2-3 tentang Zikir
Warnistiar.

( 2 )
( 3 )

Artinya :

2
Al-Imam Abul Fida Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Tafsir Ibnu Katsir juz 8, ( Bandung : Sinar Baru
Algensindo, 2002) hal 227-229
5

Ini sebuah kitab yang ditirunkan kepadamu, maka janganlah di dalam dadamu ada
kesempitan karenanya supaya engkau memberi peringatan dengannya dan menjadi
pengajaran bagi orang-orang mukmin.Ikutilah apa yang diturunkan kepada kamu dan
janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikit kamu mengambil
pelajaran. ( Qs. Al Araaf [7] : 2-3 )
Biografi Penulis
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab,MA. Ia lahir tanggal 16 Februari 1944 di
Rappang,kabupaten sidenren Rappang, Sulawesi Selatan. Ia berasal dari keluarga keturunan
arab bugis yang terpelajar. Ayahnya, Prof.Abdurrahman Shihab adalah seorang Ulamadan
guru besar dalam bidang tafsir.
Tafsir ini diterbitkan oleh Lentera hati. Warna ke-indonesiaan penulis membeli warna yang
menarik dan khas serta sangat relevan. Tafsir ini banyak mengemukan uraian penjelasan
terhadap sejumlah mufasil ternama sehingga menjadi relefansi yang informatif dan
argumentatif.
3

Tafsirannya
Ini adalah sebuah kitab yang amat sempurna menjelaskan ajaran agama dan pedoman
kebahagiaan dunia dan akhirat yang diturunkan oleh Allah swt, kepadamu, hai Muhammad,
engkau adalah manusia agung yang telah dilapangkan oleh Allah dadanya serta diisi dengan
hikmah dan kebijaksanaan, maka karena itu janganlah didalam dadamu, yaitu hatimu ada
kesempitan, yaitu rasa takut dan gelisah atau keraguan kerenanya, yaitu karena penolakan
sementara orang terhadapnya. Memang, tujuan kami menurunkanya antara lain supaya
engkau memberi peringatan, yaitu berita yang disertai dengan ancaman yang menakutkan
dengannya, yakni dengan kitab itu kepada orang kafir, dan agar kitab suci itu menjadi
pengajaran berharga yang mengingatkan bagi ornga-orang mukmin.
4

Firman Allah : ( ) kitab yang berbentuk nakirah / indifnite, memberi makna
keagungan dan kesempurnaan kitab tersebut. Demikian juga informasinya bahwa ia
diturunkan tanpa menyebut nama Allah yang menurunkannya. Bahwa ia diturunkan
berarti ia bersumber atau datang dari atas, dan kitab yang diturunkan dari atas mengandung
arti atau memberi kesan bahwa ia adalah wahyu Illahi.
Banyak ulama yang menjadikan kitab sebagai penjelasan/predikat dari satu kata yang
berfungsi sebagai subjek yang tersirat. Subjek yang dimaksud adalah kata ini yakni ini adalah
kitab yang diturunkan.

3
Katakarim.blogspot.com / 2010 / 03/quraishihab.
4
M . Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah, ( Jakarta Lentera Hati, 2002) hal 7
6

Kata () haraj, pada mulanya berarti sempit. Pakar tafsir az-Zamakhsyari
memahami kata tersebut dalam arti syak. Karena, syak menghasilakn kesempitan dada,
sebagaimana keyakinan menghasilkan kelapangan dada. Ayat ini menurutnya bermakna
jangan ragukan bahwa al-Quran turun dari Allah dan jangan ragu menyampaikannya. Ini
karena Nabi diduskatakan oleh mereka. Pendapat ini kurang berkenan bagi penulis, apalagi
dengan mengartikan kata haraj dengan ragu. Ayat ini telah didahului oleh turunnya ayat-
ayat yang lalu sehingga mustahil Rasulullah saw. Masih meragukannya, apalagi jika kita
sependapat dengan Muhammad Abduh yang mendefinisikan wahyu sebagai pengetahuan
yang diyakini bersumber dari Allah sehingga,dengan demikian, tidak ada tempat bagi
keraguan atasnya. Memang-kalau defenisi ini kita kesampingkan kita dapat berkata bahwa
bisa jadi ada keraguan didalam hati Nabi saw. Pada awalnya kedatangan malaikat Jibril
as.Membawa wahyu-wahyu Allah, tetapi setelah berulang kedatangannya, keraguan itu pasti
sirna. Memahami kata haraj dalam arti ragu juga dapat diterima jika ayat ini dipahami
sebagai ditujukan kepada beliau.
5

Thabathabai mengemukakan bahwa ayat ini seakan-akan menyatakan bahwa:Ini
adalah kitab yang penuh berkah yang menjelaskan ayat-ayat Allah. Dia yang menurunkannya
kepadamu. Karena itu, jangan ada dalam dadamu sedikit rasa kesal atau keberatan atas
kehadirannya, seakan-akan ia bukan kitab suci dan yang menyampaikannya bukan Tuhanmu.
Memang, jika ia demikian, engkau wajar kesal dan bersempit dada karena dalam
menyampaikan dakwahnya engkau mengalami kesulitan dan ujian.
Asy-Syarawi lain pula komentarnya. Ulama mesir kenamaan ini menulis bahwa: kita
hendaknya menyadari bahwa perintah Ilahi maka janganla didalam dadamu ada kesempitan
bukanlah larangan kepada Rasul saw. Tetapi, larangan kepada haraj ( kesempitan atau
keresahan ) untuk masuk kedalam hati Rasulullah saw. Seakan-akan Allah berpirman: hai
haraj /kesempitan, janganlah masuk kehati Nabi Muhammad saw.
Selanjutnya Asy-Syarawi mengemukakan bahwa sementara ulama berpendapat
bahwa firmanya itu turun karena Allah mengetahui bahwa berbagai manusia, dada beliau
akan sempit dan bersedih kerana orang-orang kafir akan menuduhnya sebagai penyihir,
pembohong, atau orang gila. Allah seakan-akan berfirman: kalau lawan-lawanmu datang
menyandangkan padamu sifat-sifat yang engkau tau persis bahwa itu tidak benar, ketahuilah
bahwa ia yang pembohong kerena engkau tidak berbohong.

5
M . Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah hal 8-11

7

Kata ( ) li-tundzira bihi dikemukakan tanpa menyebut objeknya. Ini bearti
objeknya mencakup semua yang dapat peringatan itu, yakni para mukallah atau manusia-
manusia yang berakal / berpotensi memahami.
Firmannya : ( ) wa dzikra lil-mumininl / pelajaran yang mengingatkan
orang-orang mukmin menyisyaratkan bahwa Al-quran selalu mampu memberi pelajaran
yang baru bagi orang-orang mukmin. Keimanan yang bersemai dihati mereka, membuka
mata, pikiran, dan hati mereka sehingga dapat menangkap lebih banyak lagi pesan dan
penyajaran-penyajaran ilahi.

AYAT 3
Ikutilah apa yang diturunkan kepada kamu dari Tuhan kamu dan janganlah kamu mengikuti
pemimpin-pemimpin selainnya.Amat sedikit kamu mengambil pelajaran.

Setelah menjelaskan fungsi Al-quran, ini melalui ayat ini Allah memerintahkan
kepada seluruh manusia, lebih-lebih umat islam, agar mengikuti tuntunan al-quran dan
menjauh dari rayuan setan siapapun yang mengajak kepada kedurhakaan. Pesannya : Ikutilah,
wahai seluruh manusia, dengan tekun dan bersungguh-sungguh apa, yakni tuntunan-tuntunan,
yang diturunkan kepada kamu dari tuhan pemelihara dan pembimbing kamu dan janganlah
kamu mengikuti dengan penuh kesungguhan bimbingan dan tuntunan pemimpin-pemimpin
selainnya, yakni siapapun yang tuntunannya bertentangannya dengan tuntunan Allah karena
tidak diperkenankan menaati makhluk dalam kedurhakaan kepada Allah.
Karena banyak, bahkan lebih banyak, manusia yang tidak taat kepada Allah, ayat ini
diakhiri dengan amat sedikit kamu mengambil pelajaran dari Al-quran, demikian al-Biqai.
Atau dapat juga dikatakan bahwa karena, berapapun banyaknya pelajaran yang dipetik oleh
manusia dari Al-Quran, ia pula hakikatnya sedikit bahkan amat sedikit di bandingkan
dengan kandungannya. Ayat ini merangkaikan kata ma dengan qalila sehingga ia bermakna
amat sedikit.
Kata amat sedikit dapat juga dipahami dalam arti amat sedikit waktu yang kamu
gunakan untuk mengambil pelajaran pelajaran dari al-Quran.
Kata ( ) ittabiu berasal dari kata ) ) tabia yang mengandung makna berjalan
di belakang seorang pejalan. Ia artikan juga dengan mengerjakan apa yang diperintahkan
oleh pihak lain. Penambahan huruf ta pada kata tersebut mengandung artikesungguah.
Dengan demikian, perintah mengikuti tuntunan kitab suci mengandung makna penekanan dan
perlunya kesungguhan menghadapi godaan dan rayuan nafsu yang selalu menghambat
8

manusia kearah tuntunanya. Sedang, larangan mengikuti-mengikuti bimbingan mereka bukan
akibat kesungguhan dan tekat untuk mengikutinya, tetapi karena lengah atau lupa, diharafkan
ia dapat memperoleh penagmpunan ilahi.
Kata () aulia adalah bentuk jamak dari kata waliyy yang maknanya adalah yang
selalu bersama atau yang membantu dan menolong, juga dalam arti teman akrab atau
pemimpin. Yang dimaksut disini adalah tuhan-tuhan atau siapapun yang ditaati ketentuan dan
bimbingannya.

3. Pandangan Tafsir Ath-Thabari Pada Qs. Al-Araaf Ayat 2-3 Tentang Zikir
Warnistiar.

( 2 )
( 3 )
Artinya :
Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di
dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu ( kepadaorang
kafir ), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.Ikutilah apa yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin
selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran ( dari padanya ). ( Qs. Al Araaf [7]
: 2-3 )

Biografi Penulis
Nama lengkapnya adalah Abu Jafar Muhammad bin Jari At-Thabari, beliau lebih
dikenal dengan nama At-Thabari atau Ibnu Jarir At-Thabari, beliau seorang sejarahwan
dan ahli tafsir terkemuka kelahiran kota Amul, Tabaristan (di Iran ) pada tahun 225 Hijriyah
atau 839 sesudah Masehi. Kota Amul tersebut merupakan tempat berkembangnya
kebudayaan islam, namun ia lebih banyak menghabiskan waktunya di kota Baghdad.
6

Abu Jafar Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Ghalib, Imam komentator. Dan
mulai mencari pengetahuan pada usia 16 tahun, dan kemudian pindah ke Baghdad dan
menetap disana, setelah mengunjungi beberapa negara, Beliau meninggalkan karya-karya
keilmuan yang berguna, terutama Tafsirnya yang besar Jamiul bayan ta;wilil Quran yang
terkenal dengan kitab tafsir At-Thabari .

6
el-Fathne.blogspot.com
9

Tafsir At-Thabari ini adalah tafsir bil matsur yang mutabar dan banyak dijadikan
rujukan para ulama. Penjelasan dalam buku ini sangat detail, karena setiap hadist dan atsar
mengenai penafsiran ayat telah diteliti dan dijelaskan secara cermat oleh penulis.

Tafsirannya
1. Takwil firman Allah : ( ini adalah sebuah kitab yang diturunkan
kepadamu ). Abu Jafar Berkata : Maksud firmannya adalah , Ini adalah Al-Quran
hai Muhammad, sebuah kitab yang Allah turunkan kepada engkau .
2. Takwil firman Allah : ( Maka janganlah ada kesempitan di
dalam dadamu karenanya ) Abu Jafar berkata : Allah SWT berfirman kepada
Nabinya, Muhammad SAW, Maka janganlah engkau merasa sesak dada, hai
Muhammad, karena memberi peringatan kepada mereka dan menyampaikananya
kepada orang-orang yang yang engkau diperintahkan untuk menyampaikan. Jangan
pula engkau ragu bahwa Al-Quran itu dari sisi-Ku. Bersabarlah untuk menjalankan
perintah Allah dan taatlah kepadanya dalam mengenban tugas kenabian yang
dibebankan kepada engkau, seperti kesabaran para ulumazmi, sebab sesungguhnya
Allah bersama engkau.
3. Takwil firman Allah : ( Supaya kamu memberi peringatan
dengan kitab itu kepada orang kafir, dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang
beriman) Abu Jafar berkata : Maksudnya adalah, Ini adalah kitab yang kami
turunkan kepada engkau, hai Muhammad, supaya engkau memberi peringatan dengan
kitab ini kepada orang yang Aku perintahkan kepada engkau untuk diperingatkan.
4. Takwil firman ( Ikutilah
apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti
pemimpin selain Allah. Amat sedikit kamu mengambil pelajaran dari padanya ). Abu
Jafar berkata : Allah berfirman kepada Nabi-Nya, yaitu Muhammad SAW,
Katakanlah, hai Muhammad, kepada orang-orang musyrik dari kaummu yang
menyembah berhala dan patung, Ikutilah, hai manusia, apa yang datang kepadamua
dari sisi Tuhan kalian dengan bukti-bukti kebenaran dan petunjuk, serta lakukanlah
apa yang diperintahkan oleh Tuhan kalian kepada kalian. Dan Janganlah
kamu mengikut,sedikitpun, Selain-Nya. Maksudnya adalah sedikitpun
selain yang telah diturunkan oleh Tuhan kalian kepada kalian.
Allah berfirman, Janganlah kalian mengikuti perintah pemimpin-pemimpin kalian
yang memerintahkan kalian untuk menyekutukan Allah dan menyembah berhala,
10

sebab mereka hanya akan menyesatkan kalian dan tidak akan membawa kalian
kepada petunjuk.
7


4. Pandangan Tafsir Huhul Bayan Pada Qs. Al-Araaf Ayat 2-3 Tentang Zikir
Warnistiar.

( 2 )
( 3 )
Artinya :
Ini adalah kitab yang diturunkan kepadamu, Maka janganlah ada kesempitan di dalam
dadamu karenanya,supaya dengannya kamu memberi peringatan dan sebagai pelajaran bagi
orang-orang yang beriman.Ikutilah apa yang diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian
dan janganlah kalian mengikuti para pemimpin selain-Nya. Sedikit sekali kalian mengambil
pelajaran. ( Qs. Al Araaf [7] : 2-3 )

Biografi Penulis
Tafsir Ruhul Bayan adalah karangan seorang ulama tasawuf ahli Thariqakht
Alwatiyah Ismail Haqqy bin Musthafa Al-Istanbuly Al-Hanafy al-Khalwaty ( wafat 1127
H/1715 M). Bapak Aliwari dalam bukunya hadiyah pahala amalan rekayasa membawakan
nash tafsir Imam Al-Haqqi ketika menafsirkan ayat 39 Surat an-Najmu dalam bukunya pada
halaman 121. Kecurangan bapak aliwari kembali terjadi disini, dimana ia hanya mengutip
setengah nas Imam Al-Haqqy dan menutup mata terhadap penjelasan Imam Al-Haqqy
selanjutnya. Aliwari hanya mengutip perkataan Imam Al-Haqqy.
8


Tafsirannya
Kitabun unzila ilaika fala yakun fi shadrika hajarum minhu (ini adalah kitab yang
diturunkan kepadamu,maka janganlah ada kesempitan dalam dadamu karenanya) yakni
keraguan atas kebenaran kitab itu, sebagaimana dikatakan dalam firman Allah taala :

7
Abu Jafar Muhammad bin Jari Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari,( Jakarta Pustaka azzam, 2008 )hal 791-798
8
http://aminazra.blogspot.comamin_esq9@yahoo.co.id


11

: ( 49 )
Bila kamu ragu-ragu terhadap kitab yang diturunkan kepadamu oleh kami (Q.S.Yunus : 94)
Hanya saja keraguan dalam ayat diatas diungkapkan dengan sesuatu yang pasti timbul
karenanya, yaitu kesempitan, sebab keraguan yang menimpa akan menyempitkan kalbu,
sebagaimana halnya orang merasa yakin akan memperoleh kelapangan dada. Nabi saw.
Menjadi sasaran dengan keraguan itu, padahal yang maksud adalah umatnya.
Makna ayat : Janganlah kamu bimbang dan ragu . kata minhu taalluq kepada haraj.
Dikatakan : haraja minhu, yakni kalbunya sempit kerananya. Haraj diartikan menurut
hakikatnya, sehingga artinya menjadi : janganlah terdapat kesempitan kalbu dalam dirimu
karena menyampaikannya disebabkan kawatir orang-orang akan mendustakanmu. Nabi saw.
Khawatir kaumnya akan mendustakannya dan berpaling dari dirinya. Maka kesempitan
kalbu dipandang dari menyampaikan kitab dan dia tidak lapang kalbu dalam
menyampaikanya. Kemudian allah taala menyelamatkannya dan melarangnya bersikap
demikian.
Li tundzira bihi ( supaya dengannya kamu memberi peringatan ), yakni dengan kitab yang
diturunkan itu.
Wa dzikra lil muminin ( dan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang beriman), yakni
supaya memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh.
Ittabiu ma unzila ilaikum mir rabbikum wa la tattabiu min dunihi (Ikutilah apa yakni Al-
quran yang diturunkan kepada kalian dari Rabb kalian dan janganlah kalian mengikuti
selainnya ), Yakni selain Rabb kalian yang telah menurunkan kepada kalian seseatu yang
menunjukkan kalian kepada kebenaran.
Auliya-a (para pemimpin) sambil melewatkan ( melupakan) Allah taala, yaitu pemimpin dari
kalangan jin dan manusia dengan menaati mereka dalam bermaksiat kepada Allah.
Qalilam matadzakkarun ( sedikit sekali kalian mengambil pelajaran). Tadzakarun dibuang
salah satu ta-nya. Ma sebagai tambahan yang tujuannya untuk menguatkan alasan, yakni
kalian hanya mengambil pelajaran atau waktu untuk mengambil pelajaran hanya sedikit,
sehingga tidak bertampak bagi kalian dan kalian tidak mengetahui kewajiban (keharusan),
kalian meninggalkan agama Allah taala dan mengikuti selainya.
12

Kemudian Allah mengancam mereka apabila tidak mengambil pelajaran dari keadaan yang
telah berlaku kepada umat, terdahulu, lantaran mereka bercokol terus dalam mengikuti agama
tokoh-tokoh meraka.
9


5. Pandangan Tafsir Fi Zhilalil Quran Pada Qs. Al-Araaf Ayat 2-3 Tentang Zikir
Warnistiar.

( 2 )
( 3 )
Artinya :
Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di
dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu ( kepadaorang
kafir ), dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.Ikutilah apa yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin
selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran ( dari padanya ). ( Qs. Al Araaf [7]
: 2-3 )
Biografi Tafsir fizalalil Quran
Asy Syahid Quthb lahir pada tahun 1906 di Musyah,kota Asyut,Mesir.ia telah bergelar
hafizh sebelum berumur 10 tahun,sehingga orangtuanya memindahnya ke Halwan,dan masul
Tajhiziah Darul-ulum.tahun 1929,ia kuliah di darululum atau di universitas Kairo dan
mendapat gelar serjana muda pada tahun 1933.
Sejak dari lulus kuliahnya hingga tahun 1951,karya tulisnya mendapat nilai sastra
yang begitu tinggi yang bercondong pada islam.
10


Tafsirannya
Melukiskan kondisi riil yang tidak mungkin dimengerti sekarang kecuali oleh orang yang
pernah hidup dalam kejahiliahan dan dia diseru untuk masuk islam. Dia mengerti bahwa ini
merupakan tantangan yang besar dan berat, yang melebihi kesulitan dan penderitaan fisik.

9
Ismail Haqqi Al-Buruswi Ruhul Bayan ( Bandung C.V. Diponegoro, 1977) hal197-200
10
http://aminazra.blogspot.comamin_esq9@yahoo.co.id


13

Sasarannya adalah membentuk akidah dan tashawwur persefsi dan pola pikir, tata nilai dan
tata norma , aturan-aturan dan kondisi-kondisi yang bertentangan secara total dengan kondisi
dunia manusia pada waktu itu.
11

Ia jumpai endapan-endapan jahiliah didalam jiwa, tashawwur jahiliah dalam pikiran, nilai
jahiliah dalam pikiran, nilai jahiliah dalam kehidupan, dan tekanannya terhadap peraturan dan
saraf. Sihingga menimbulkan kesan bahwa kalimat kebenaran yang diembannya itu sangat
asing dan aneh bagi lingkungannya, terasa berat bagi jiwa, dan ditolak oleh hati. Kalimat
kebenaran yang disampaikannya adalah kalimat yang sarat dengan tugas-tugas yang sesuai
dengan tujuannya untuk melakukan perubahan total terhadap kebiasaan mereka pada zaman
jahiliah baik yang berupa cara pandang maupun pola pikir, tata nilai dan tata norma,
peraturan dan perundang-undangan, adat dan tradisi, aturan-aturan dan ikatan-ikatan.
Karena itulah, beliau merasakan kesempitan didalam hati ketika menghadapi masyarakat
pada waktu itu dengan kebenaran yang berat bagi mereka, kesempitan yang Allah menyeru
Nabi-Nya agar jangan merasa sempit mengembankan kitab ini, dan supaya beliau
melaksanakannya, serta mengingatkan manusia dengannya. Juga agar beliau tidak
menghiraukan rasiko yang bakal dihadapinya didalam menyampaikan kalimatul haq, baik
berupa bentakan, penolakan, rintangan, maupun serangan dan lain-lain hal yang melelahkan
dan menyengsarakan.
Karena persoalan ini demikian berat dan terasa aneh bagi masyarakat yang dapat
menyebabkan mereka lari darinya atau berusaha memerangi usaha-usaha perubahan total dan
menyeluruh yang menjadi sasaran akidah ini didalam kehidupan manusia dan pola pikir
mereka, maka surah ini sejak permulaan sudah menyampaikan ancaman yang keras kepada
kaum itu. Juga mengingatkan kepada mereka tentang akibat orang-orang yang mendustakan,
dan membeberkan kepada mereka, puing-puing kehancuran orang-orang terdahulu. Hal itu
dikemukakan sebelum mengemukakan kisah-kisah terperinci tentang mereka pada tempatnya
nanti.




11
Sayyid Quthb Tafsir Fi Zhilalil Quran Jilid 4,( Jakarta: Gema Insani, 2002) hal 262
14



ANALISA PENULIS

Dalam surat Al-Araaf ayat 2-3 diatas, Ini adalah sebuah kitab yang amat sempurna
menjelaskan ajaran agama dan pedoman kebahagiaan dunia dan akhirat yang diturunkan oleh
Allah swt, kepadamu, hai Muhammad, engkau adalah manusia agung yang telah dilapangkan
oleh Allah dadanya serta diisi dengan hikmah dan kebijaksanaan, maka karena itu janganlah
didalam dadamu, yaitu hatimu ada kesempitan, yaitu rasa takut dan gelisah atau keraguan
kerenanya, yaitu karena penolakan sementara orang terhadapnya. Memang, tujuan kami
menurunkanya antara lain supaya engkau memberi peringatan, yaitu berita yang disertai
dengan ancaman yang menakutkan dengannya, yakni dengan kitab itu kepada orang kafir,
dan agar kitab suci itu menjadi pengajaran berharga yang mengingatkan bagi ornga-orang
mukmin. "
Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya." [QS Al Ahzab 33:41]. Tidak berzikir akan mengakibatkan seseorang
jadi orang yang rugi.
"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang
yang merugi." [QS Al Munaafiquun 63:9]. Allah mengingat orang yang mengingatNya.
Karena itu, ingatlah Aku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. [Al Baqarah:152]
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka." [QS Ali 'Imran 3:190-191]

15



HIPOTESA BEBERAPA PANDANGAN ULAMA TAFSIR
( TAFSIR Q.S. Al-araaf : 2-3)

1. Pandangan Tafsir ibnu Katsir
Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan didalam
dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu ( kepada orang kafir ),
dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Ikutilah apa yang diturunkan
kepadamu dari Rabbi mu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainnya.
Amat sedikitlah bagi kamu mengambil pelajaran ( padanya)
2. Pandangan Tafsir Al-Misbah
Ini adalah sebuah kitab yang amat sempurna menjelaskan ajaran agama dan pedoman
kebahagiaan dunia dan akhirat yang diturunkan oleh Allah swt, kepadamu, hai Muhammad,
engkau adalah manusia agung yang telah dilapangkan oleh Allah dadanya serta diisi dengan
hikmah dan kebijaksanaan, maka karena itu janganlah didalam dadamu, yaitu hatimu ada
kesempitan, yaitu rasa takut dan gelisah atau keraguan kerenanya, yaitu karena penolakan
sementara orang terhadapnya.
3. Pandangan Tafsir Ath-Thabari
Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam
dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu ( kepadaorang kafir ),
dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman.Ikutilah apa yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya.
Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran ( dari padanya ).
4. Pandangan Tafsir Huhul Bayan
ini adalah kitab yang diturunkan kepadamu,maka janganlah ada kesempitan dalam dadamu
karenanya) yakni keraguan atas kebenaran kitab itu.
5. Pandangan Tafsir Fi Zhilalil Quran
Beliau merasakan kesempitan didalam hati ketika menghadapi masyarakat pada waktu itu
dengan kebenaran yang berat bagi mereka, kesempitan yang Allah menyeru Nabi-Nya agar
16

jangan merasa sempit mengembankan kitab ini, dan supaya beliau melaksanakannya, serta
mengingatkan manusia dengannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa : Setelah menjelaskan
fungsi Al-quran, ini melalui ayat ini Allah memerintahkan kepada seluruh manusia, lebih-
lebih umat islam, agar mengikuti tuntunan al-quran dan menjauh dari rayuan setan siapapun
yang mengajak kepada kedurhakaan. Pesannya : Ikutilah, wahai seluruh manusia, dengan
tekun dan bersungguh-sungguh apa, yakni tuntunan-tuntunan, yang diturunkan kepada kamu
dari tuhan pemelihara dan pembimbing kamu dan janganlah kamu mengikuti dengan penuh
kesungguhan bimbingan dan tuntunan pemimpin-pemimpin selainnya, yakni siapapun yang
tuntunannya bertentangannya dengan tuntunan Allah karena tidak diperkenankan menaati
makhluk dalam kedurhakaan kepada Allah.
Karena banyak, bahkan lebih banyak, manusia yang tidak taat kepada Allah, ayat ini
diakhiri dengan amat sedikit kamu mengambil pelajaran dari Al-quran, demikian al-Biqai.
Atau dapat juga dikatakan bahwa karena, berapapun banyaknya pelajaran yang dipetik oleh
manusia dari Al-Quran, ia pula hakikatnya sedikit bahkan amat sedikit di bandingkan
dengan kandungannya. Ayat ini merangkaikan kata ma dengan qalila sehingga ia bermakna
amat sedikit.

B. Kritik dan Saran
Dalam pembahasan makalah diatas penulis mengharapkan kritikan dan sarannya,
yang bertujuan untuk memperbaiki dan bersifat membangun untuk penulisan makalah yang
akan datang.

Вам также может понравиться