Вы находитесь на странице: 1из 22

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.. i
LEMBAR PENGESAHAN.... ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI.. iv
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang..1
1.2. Tujuan. ........... 2
1.3. Manfaat... ............2
BAB II LAPORAN KASUS....3
BAB III TINJAUAN PUSTAKA12
2.1. Anatomi.....12
2.2. Definisi.3
2.3. Klasifikasi.5
2.4. Etiologi..6
2.5. Patofisiologi..7
2.6. Gejala Klinis. ......9
2.7. Diagnosa9
2.8. Diagnosa Banding.11
2.9. Terapi12
2.10. Prognosis .13
DAFTAR PUSTAKA..15

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang
ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya. Fraktur merupakan setiap retak atau
patah pada tulang yang utuh. Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa.Penyebab terbanyak dari fraktur adalah insiden kecelakaan tetapi fraktur
juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti proses degenerative. Fraktur dapat
terjadi jika tulang dikenai stress atau beban yang lebih besar, fraktur juga dapat
menyebabkan disfungsi organ tubuh atau bahkan dapat menyebabkan kecacatan atau
kehilangan fungsi ekstremitas secara permanen.
Dalam kehidupan sehari-hari maka trauma pada sendi pergelangan kaki dan terutama
dari sendi talo-cruralnya, adalah trauma yang sering sekali terjadi. Tidak hanya mereka yang
memang kerjanya menggunakan sendi ini secara dipaksakan (seperti misalnya olahragawan
dan terutama pemain sepakbola) tetapi juga para ibu yang menggunakan hak sepatu yang
tinggi sangat peka terhadap trauma di daerah ini. Penting diingat bahwa sendi ini mutlak
untuk lokomosi manusia. Selain sering, trauma yang ringan saja sudah akan menimbulkan
cacad untuk berjalan. Cacad ini kadang-kadang tidak berupa cacad yang temporair, tapi dapat
merupakan suatu cacad yang permanen apabila tidak dilakukan pengelolaan serta
penatalaksanaan secara baik sejak semula.
Ditambah lagi oleh suatu fakta bahwa trauma pada daerah ini mudah diikuti oleh
suatu Osteoarthritis post-traumatika karena memang bentuk persendiannya yang khas dan
majemuk. Oleh karena itu problema pengelolaan trauma pada sendi ini mempunyai arti sosial
dan ilmu kedokteran yang cukup penting. Dan harus diakui bahwa pengobatannya memang
sulit.
Sebelum memulai mempelajari cara-cara pengelolaan yang terbaru, adalah penting
sekali kita memahami betul-betul anatomi dari persendian ini dan menghayati faktor-faktor
penyebabnya. Trauma pada sendi ini yang dapat menimbulkan patah tulang, pada dasarnya
juga dapat menyebabkan robekan ligamen, dan apa yang disebutkan sebagai Ligamen Tous
Fracture terlepasnya insersi ligamen pada tulang. Atau dengan kata-kata lain, mekanisme
dasar yang bertanggung jawab terhadap sprain, ligamentous injuries dan fraktur sekitar sendi
2

ini adalah sama. Untuk pengelolaan yang baik maka perlu kita perhatikan beberapa hal,
antara lain :
1. Perlu mempunyai ketrampilan yang tinggi
2. Mengenal jenis trauma secepat mungkin
3. Mencegah salah-tindak sejak semula (mismanagement)
4. Mencegah over-treatment dari trauma yang tidak begitu berat/ringan

1.2.Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui
perjalanan penyakit dari salah seorang pasien serta mempelajari kondisi pasien dari
awal terjadinya penyakit hingga post diberikan terapi.

1.3.Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah untuk mempersiapkan para calon
dokter untuk menangani pasien di lapangan. Disamping itu, penulisan laporan ini juga
dapat dijadikan sebagai pemelatih skill berkomunikasi baik verbal maupun non-
verbal.
















3

BAB II
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B
Umur : 53 tahun.
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pandean RT 001/ RW 009 Banyubiru Dukun, Magelang
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 28 Juni 2014
Tanggal Pemeriksaan : 28 Juni 2014
Bangsal : Edelwise

II. ANAMNESIS
Anamnesis didapatkan secara autoanamnesis pada tanggal 28 Juni 2014 pukul 16.30
WIB.
- Keluhan Utama
Nyeri pada pergelangan kaki kanan.

- Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 28 Juni 2014 pukul 16.30 WIB pasien datang ke RST. Soedjono
melalui IGD setelah terjatuh dari tangga setinggi 1,5 meter ketika sedang ingin
membetulkan antena TV dirumah. Posisi saat terjatuh adalah sambil berdiri
dengan posisi kaki kanan bertumpu terlebih dahulu. Pasien merasakan
pergelangan kaki kanannya nyeri dan sulit digerakkan. Saat kejadian dan saat
masuk RS pasien dalam keadaan sadar, kepala tidak pusing, tidak mual, tidak
muntah, dada dan perut tidak terbentur.

- Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
4

Riwayat P. Jantung : disangkal
Riwayat trauma : disangkal
Riwayat operasi : disangkal
Riwayat alergi : disangkal

III. PEMERIKSAAN
- Status Generalis :
o Keadaan umum : tampak sakit sedang
o Kesadaran : kompos mentis/ GCS : E4V5M6
o Vital Sign :
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36
0
C

- Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normocephal, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut.
Mata : Pupil bulat isokor +/+ 3mm/3mm, konjungtiva anemis (-/-), sclera
ikterik
(-/-).
Hidung : Deviasi septum (-).
Leher : Jejas (-), pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-).
Thorax :
Paru
o Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi dada (-/-), jejas (-).
o Palpasi : Pengembangan paru yang tertinggal (-), fremitus taktil (n/n).
o Perkusi : Sonor
o Auskultasi : SDV (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).

Jantung
o Inspeksi : iktus cordis tampak.
o Palpasi : iktus cordis kuat angkat.
o Perkusi : Tidak terdapat pelebaran batas jantung.
o Auskultasi : BJ 1-BJ 2 reguler, murmur (-), gallop (-).
5


Abdomen :
o Inspeksi : Datar, simetris, massa (-), jejas (-), sikatrik (-).
o Auskultasi : Bising usus (normal).
o Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba besar.
o Perkusi : Timpani.

Ekstremitas :
o Ekstremitas superior :
Akral dingin (-/-), sianosis (-/-), oedem (+/-) capillary refill < 2 detik.

o Ekstremitas inferior :
Akral dingin (-/-), sianosis (-/-), oedem (-/-), capillary refill < 2 detik.

- Status Lokalis
Regio Ankle Dextra :
o Look :deformitas (+), sianosis (-),bengkak (+), jejas (-).
o Feel :akral dingin (-), nyeri tekan (+), arteri radialis teraba (+),
CTR < 2 detik, krepitasi (-).
o Move : sulit digerakkan (+), bisa diangkat namun tidak maksimal,
nyeri(+).

IV. ASSESSMENT
Suspek Closed Fracture Radius Dextra 1/3 Distal.
Suspek Closed Fracture Ulna Dextra 1/3 Distal.

V. PLANNING DIAGNOSIS
Foto rontgent regio antebrachii dextra AP/Lateral.
6


- Kesan :
o Tampak fraktur os. radius-ulna dextra 1/3 distal.

VI. DIAGNOSA KLINIS
Closed Fracture Antebrachii Dextra 1/3 Distal.

VII. PLANNING
- Pemasangan bidai/spalk.
- Infus RL 20 tpm.
- Inj Ketorolac 2 x 30 mg.
- Pre medikasi Inj. Cefotaksim 2 x 1gr.
- Pro. ORIF (Open Reduction and Internal Fixation)
- Puasa

VIII. RIWAYAT RAWAT INAP
Follow up Pre-operasi (27 April 2014)
- Subjektif : nyeri di daerah pergelangan tangan kanan.
- Objektif :
o Vital sign :
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36
0
C
7


o Status Generalis :
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis/ GCS : E4V5M6
Kepala/Leher : dbn
Thorax : dbn
Abdomen : dbn




o Status Lokalis :
Look : deformitas (+), bengkak (+), sianosis (-), jejas (-).
Feel : akral dingin (-), nyeri tekan (+), arteri radialis teraba (+), CTR
< 2 detik, krepitasi (-).
Move : tidak dapat diangkat dan digerakkan (+), nyeri (+).

- Assessment :Closed Fracture Antebrachii Dextra 1/3 Distal.
- Planning :
o Infus RL 20 tpm.
o Inj. Ketorolac 2 x 30 mg.
o Pre medikasi Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr.
o Pro. ORIF (Open Reduction and Internal Fixation)
o Puasa

Laporan Operasi (27 April 2014)
- Pasien dengan posisi supine dalam general anestesi.
- Desinfeksi
- Dilakukan insisi lapis demi lapis sampai tampak fraktur site.
- Dilakukan ORIF dan rekonstruksi.
- Jahit lapis demi lapis.
- Operasi selesai.

Dokumentasi Saat Operasi (27 April 2014)
8






Follow up Post-operatif hari ke 1 (28 April 2014)
- Subjektif : nyeri di daerah post op, pusing (-), mual (+), muntah (-).
- Objektif :
o Vital sign :
Tekanan darah : 120/60 mmHg
Nadi : 60 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36
0
C

o Status Generalis :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : kompos mentis/ GCS : E4V5M6
Kepala/Leher : dbn
Thorax : dbn
Abdomen : dbn

o Status Lokalis :
Look : perban (+), rembesan darah (-), bengkak (-).
Feel : nyeri tekan (+), arteri radialis teraba (+), hangat.
Move : nyeri jika digerakkan, gerak sedikit terbatas..

- Assessment : Post ORIF Radius Dextra 1/3 Distal hari ke 1.
- Planning :
9

o Infus RL 20 tpm.
o Inj. Ketorolac 2 x 30 mg.
o Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr.
o Inj. Asam Traneksamat 3 x 500 mg

Follow up Post-operatif hari ke 2 (29 April 2014)
- Subjektif : nyeri di daerah post op, pusing (-), mual (+), muntah (-).
- Objektif :
o Vital sign :
Tekanan darah : 120/60 mmHg
Nadi : 60 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36
0
C

o Status Generalis :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : kompos mentis/ GCS : E4V5M6
Kepala/Leher : dbn
Thorax : dbn
Abdomen : dbn

o Status Lokalis :
Look : perban (+), rembesan darah (-), bengkak (-).
Feel : nyeri tekan (+), arteri radialis teraba (+), hangat.
Move : nyeri jika digerakkan, gerak sedikit terbatas..

- Assessment : Post ORIF Radius Dextra 1/3 Distal hari ke 2.
- Planning :
o Infus RL 20 tpm.
o Inj. Ketorolac 2 x 30 mg.
o Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr.
o Inj. Asam Traneksamat 3 x 500 mg

Follow up Post-operatif hari ke 3 (30 April 2014)
10

- Subjektif : nyeri di daerah post op, pusing (-), mual (-), muntah (-).
- Objektif :
o Vital sign :
Tekanan darah : 120/60 mmHg
Nadi : 60 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36
0
C

o Status Generalis :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : kompos mentis/ GCS : E4V5M6
Kepala/Leher : dbn
Thorax : dbn
Abdomen : dbn

o Status Lokalis :
Look : perban (+), rembesan darah (-), bengkak (-).
Feel : nyeri tekan (+), arteri radialis teraba (+), hangat.
Move : nyeri jika digerakkan, gerak sedikit terbatas..

- Assessment : Post ORIF Radius Dextra 1/3 Distal hari ke 3.
- Planning :
o Aff infus.
o Pulang.
o Obat diganti oral :
Parasetamol tab 3 x 500 mg
Meiact 2 x 1







11











BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Fraktur Antebrachii
3.1.Anatomi
Radius
Radius adalah tulang lateral lengan bawah. Pada ujung atas radius bersendi
dengan humerus pada articulation cubiti dengan ulna pada articulation radioulnaris
proximal. Pada ujung distal bersendi dengan os.scaphoideum dan lunatum pada
articulation carpalis dan dengan ulna pada articulation radioulnaris distal. Pada ujung
atas radius terdapat caput yang berbentuk bulat kecil. Permukaan atas caput kecil dan
bersendi dengan capitulum humeri yang cembung. Circumferentia articulare radii
bersendi dengan incisura radialis ulna. Dibawah caput tulang menyempit membentuk
collum, dibawah collum terdapat tuberositas bicipitalis/tuberositas radii yang
merupakan tempat insertion musculus biceps. Corpus radii berlainan dengan ulna,
yaitu lebih lebar dibawah dibandingkan dengan bagian atas. Corpus radii di sebelah
medial mempunyai margo interossea yang tajam untuk tempat melekatnya membrane
interossea yang menghubungkan radius dan ulna. Tuberculum pronator ,untuk tempat
insertion musculus pronator teres,terletak di pertengahan pinggir lateralnya. Pada
ujung bawah radius terdapat processus styloideus yang menonjol kebawah dari
pinggir lateralnya, pada permukaan medial terdapat incisura ulnae,yang bersendi
dengan caput ulnae yang bulat. Permukaan bawah ujung radius bersendi dengan os
scaphoideum dan os lunatum. Pada permukaan posterior ujung distal radius terdapat
12

tuberculum kecil, tuberculum dorsalis yang pada pingvgir medialnya terdapat sulcus
untuk tendo musculi flexor pollicis longus.

Ulna
Ulna merupakan tulang medial lengan bawah. Ujung atas ulna bersendi
dengan humerus pada articulation cubiti dan dengan caput radii pada articulation
ulnaris proximal. Ujung distalnya bersendi dengan radius pada articulation ulnaris
distalis, tetapi dipisahkan dari articulation radiocarpalis dengan adanya facies
articularis. Ujung atas ulna besar, dikenal sebagai processus olecranii. Bagian ini
membentuk tonjolan pada siku, processus olecranii mempunyai incissura di
permukaan anterioirnya, yaitu incissura trochlearis yang bersendi dengan trochlea
humeri. Di bawah trochlea humeri terdapat processus coronoideus yang berbentuk
segitiga dan pada permukaan lateralnya terdapat incissura radialis untuk bersendi
dengan caput radii. Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah, di lateral mempunyai
margo interosseus yang tajam untuk tempat melekatnya membrane interossea. Pinggir
posterior membulat,terletak subcutan,dan mudah diraba seluruh panjangnya di bawah
incissura radialis terdapat lekukan, fossa supinator,yang mempermudah gerakan
tuberositas bicipitalis radii. Pinggir posterior fossa ini tajam dan dikenal sebagai crista
supinator yang menjadi tempat origo musculus supinator.Pada ujung distal ulna
terdapat caput yang bulat, yang mempunyai tonjolan pada permukaan medialnya,
disebut processus styloideus. Dua tulang lengan bawah mempunyai hubungan rumit.
Di proximal, radius dan ulna bersendi satu sama lain dengan humerus distal. Di distal,
artikuatio radioulnaris pada pergelangan tangan dipertahankan oleh kompleks
fibrokartilago triangularis. Korpus radii dan ulna dihubungkan oleh membrane
interossea fibrosa. Perubahan bentuk anatomi apapun dalam lengan bawah
akanmengubah fungsi biokimiawinya dan membatasi kemampuan lengan bawah
menjalani pronatio dan supinasi.
Lengan bawah dibungkus oleh fascia profunda yang melekat pada periosteum
margo posterior ulnae yang terletak subkutan. Sarung fascial ini bersama dengan
membrane interossea dan septa intermuscularis fibrosa membagi lengan bawah
menjadi beberapa ruang yang masing-masing mempunyai otot, saraf dan pembuluh
darah yang mengurusnya.
Membrane interossea adalah membran tipis tetapi kuat yang menghubungkan
radius dan ulna. Membrane ini melekat pada os radius dan ulna.
13

Serabut-serabutnya berjalan miring ke bawah dan medial, sehingga gaya yang
mengenai ujung bawahradius diteruskan dari radius ke ulna dan kemudian ke humerus
dan scapula. Serabut-serabutnya menegang sewaktu lengan bawahdalam posisi
semipronatio, yaitu pada posisi fungsional. Membrane interossea merupakan tempat
perlekatan otot-otot di sekitarnya. Isi ruang fascial anterior lengan bawah:
- Otot: kelompok superficial terdiri dari musculus pronator teres, musculus
flexor carpi radialis, musculus Palmaris longus dan musculus flexor carpu
ulnaris; kelompok intermedia terdiri atas musculus flexor digitorum
superficialis, dan keompok profunda terdiri dari musculus flexor policis
longus, musculus flexor digitorum profundus, dan musculus pronator
quadrates.
- Suplai darah ke otot: arteri ulnaris dan radialis.
- Persarapan: semua otot dipersarafi oleh nervus medianus dan cabang-
cabangnya, kecuali musculus flexor carpi ulnarisdan bagian medial musculi
flexor digitorum profundusyang dipersarafi oleh nervus ulnaris.

Sedangkan ruang fascial lateral lengan bawahberisi :
- Otot: musculus brachioradialis dan musculus extensor carpi radialis longus.
- Perdarahan: arteria radialis dan brachialis
- Persarafan otot: Nervus radialis

Isi ruang fascial posterior lengan bawah :
- Otot: kelompok superficial: musculus extensor carpi radialis brevis, musculus
extensor digitorum, musculus extensor digiti minimi, musculus extensor carpi
ulnaris, dan musculus anconeus. Otot-otot ini mempunyai tendo bersama pada
origonya yang melekat pada epycondilus lateralis humeri.Kelompok
profundus: musculus supinator, musculus abductor poicis longus, musculus
extensor policis brevis, musculus extensor policis longus, dan musculus
extensor indicis.
- Pendarahan: arteriae interosseus anterior dan posterior.
- Persarafan otot: Ramus profundus nervi radialis.

3.2. Definisi
14

Fraktur adalah rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang dan/atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan adanya ruda paksa yang timbul secara mendadak. Selain itu
fraktur juga dapat didefinisikan sebagai rusaknya kontinuitas tulang normal yang disebabkan
tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Fraktur dapat
dibagi menjadi:
1. Fraktur tertutup(closed fracture), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar.
2. Fraktur terbuka (open/compound fracture), bila terdapat hubungan antara fragmen
tulangdengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit.

Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, pada anak
biasanya tampak angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masih berhubungan
satu sama lain. Fraktur antebrachii dibagi atas 3 bagian, yaitu bagian proksimal, media, serta
distal.

3.3. Etiologi
1. Kekerasan langsung. Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik
terjadinya kekerasan. Fraktur akibat kekerasan langsung sering bersifat fraktur
terbuka dengan garis patah melintang atau miring.

2. Kekerasan tidak langsung. Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang
ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Bagian yang patah biasanya
adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

3. Kekerasan akibat tarikan otot. Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang
terjadi. Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan
penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.

3.4. Jenis Fraktur Antebrachii
Menurut Mansjoer (2000), ada 4 jenis fraktur antebrachii yang khas beserta
penyebabnya, yaitu :
1. Fraktur Colles. Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan
(dinner fork deformity). Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan
15

pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka
yang terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi/supinasi).


2. Fraktur Smith. Fraktur Smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior
(volar), karena itu sering disebut reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi
pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi
tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi. Garis
patahan biasanya transversal, kadang-kadang intra artikular.


3. Fraktur Galeazzi. Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai
dislokasi sendi radius ulna distal. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang
menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu
menahan berat badan yang memberi gaya supinasi.


4. Fraktur Montegia. Fraktur Montegia merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna
disertai dislokasi sendi radius ulna proksimal. Terjadi karena trauma langsung.
16


3.5. Patofisiologi
Apabila tulang hidup normal mendapat tekanan yang berlebihan, baik secara
langsungmaupun tidak langsung. Kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihanmengakibatkan
jaringantidak mampu menahan kekuatan yang mengenainya. Maka tulang menjadi patah
sehingga tulangyang mengalami fraktur akan terjadi perubahan posisi tulang, kerusakan hebat
pada struktur jaringan lunak dan jaringan disekitarnya yaitu ligament, otot, tendon,
pembuluh darah dan persyarafan yang mengelilinginya. Periosteum akan terkelupas dari
tulang danrobek dari sisi yang berlawanan pada tempat terjadinya trauma. Ruptur pembuluh
darah didalamfraktur, maka akan timbul nyeri. Tulang pada permukaan fraktur yang tidak
mendapat persediaandarah akan mati sepanjang satu atau dua millimeter.Setelah fraktur
lengkap, fragmen-fragmen biasanya akan bergeser, sebagian oleh karenakekuatan cidera dan
bias juga gaya berat dan tarikan otot yang melekat. Fraktur dapat tertarik dan terpisah atau
dapat tumpang tindih akibat spasme otot, sehingga terjadi pemendekkan tulang dan akan
menimbulkan derik atau krepitasi karena adanya gesekan antara fragmen tulang yang patah.
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk
menahan. Tapiapabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
tulang, maka terjadilahtrauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya
kontinuitas tulang. Setelahterjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam
korteks, marrow, dan jaringanlunak yang membungkus tulang rusak. Perdarahan terjadi
karena kerusakan tersebut danterbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan
tulang segera berdekatan ke bagiantulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini
menstimulasi terjadinya responinflamasi yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma
17

dan leukosit, dan infiltrasi seldarah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses
penyembuhan tulang.

3.6. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan
ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna.
- Nyeri.Nyeri kontinue/terus-menerus dan meningkat semakin berat sampai
fragmen tulang tidak bisa digerakkan.
- Gangguan fungsi. Setelah terjadi fraktur ada bagian yang tidak dapat digunakan
dan cenderungmenunjukkan pergerakan abnormal, ekstremitas tidak berfungsi
secara teratur karenafungsi normal otot tergantung pada integritas tulang tempat
melekatnya otot.
- Perubahan tulang. Perubahan tulang pada fragmen disebabkan oleh deformitas
tulang yang diketahui ketikadibandingkan dengan daerah yang tidak luka.
- Pemendekan.Pada fraktur tulang panjang terjadi pemendekan yang nyata pada
ekstremitas yangdisebabkan oleh kontraksi otot yang berdempet di atas dan di
bawah lokasi fraktur.
- Krepitasi. Suara detik tulang yang dapat didengar atau dirasakan ketika fraktur
digerakkan.
- Bengkak dan perubahan warna.Hal ini disebabkan oleh trauma dan perdarahan
yang mengikuti fraktur.

Berikut adalah manifestasi klinik dari fraktur antebrachii :
- Fraktur Colles
Kita dapat mengenali fraktur ini dengan sebutan deformitas garpu makan malam,
dengan penonjolan punggung pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada
pasien dengan sedikit deformitas mungkin hanya terdapat nyeri tekan lokal dan
nyeri bila pergelangan tangan digerakkan. Selain itu juga didapatkan kekakuan,
gerakan yang terbatas, dan pembengkakan di daerah yang terkena.

- Fraktur Smith
Penonjolan dorsal fragmen proksimal, fragmen distal di sisi volar pergelangan,
dandeviasi ke radial (garden spade deformity).

18

- Fraktur Galeazzi.
Fraktur Galeazzi jauh lebih sering terjadi dari pada fraktur Monteggia. Ujung
bagian bawah ulna yang menonjol merupakan tanda yang mencolok. Perlu
dilakukan pemeriksaan untuk lesi saraf ulnaris yang sering terjadi. Gambaran
klinisnya bergantung pada derajat dislokasi fragmen fraktur. Bila ringan. nyeri dan
tegang hanya dirasakan pada daerah fraktur; bila berat, biasanya terjadi
pemendekan lengan bawah. Tampak tangan bagian distal dalam posisi angulasi
ke dorsal. Pada pergelangan tangan dapat diraba tonjolan ujung distal ulna.

- Fraktur Montegia.
Pada umumnya menyerupai fraktur pada lengan bawah dan apabila terdapat
dislokasi ke anterior, kapitulum radius akan dapat diraba pada fosa kubitus.
Pergelangan tangan dan tangan harus diperiksa untuk mencari ada tidaknya tanda-
tanda cedera pada saraf radialis. Terdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi (lebih sering)
dan tipe fleksi. Pada tipe ekstensi gaya yang terjadi mendorong ulna kearah
hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan pada tipe fleksi, gaya mendorong dari depan
kearah fleksi yang menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi ke posterior.

3.7. Penatalaksanaan
Berikut adalah penatalaksanaan fraktur antebrachii :
1. Fraktur Colles
Pada fraktur Colles tanpa dislokasi hanya diperlukan imobilisasi dengan
pemasangan gipssirkular di bawah siku selama 4 minggu. Bila disertai dislokasi
diperlukan tindakan reposisitertutup. Dilakukan dorsofleksi fragmen distal, traksi
kemudian posisi tangan volar fleksi,deviasi ulna (untuk mengoreksi deviasi radial)
dan diputar ke arah pronasio (untuk mengoreksi supinasi). Imobilisasi dilakukan
selama 4 - 6 minggu.
2. Fraktur Smith
Dilakukan reposisi dengan posisi tangan diletakkan dalam posisi dorsofleksi
ringan, deviasiulnar, dan supinasi maksimal (kebalikan posisi Colles). Lalu
diimobilisasi dengan gips di atassiku selama 4 - 6 minggu.

3. Fraktur Galeazzi
19

Dilakukan reposisi dan imobilisasi dengan gips di atas siku, posisi netral untuk
dislokasiradius ulna distal, deviasi ulnar, dan fleksi.

4. Fraktur Montegia
Dilakukan reposisi tertutup. Asisten memegang lengan atas, penolong melakukan
tarikanlengan bawah ke distal, kemudian diputar ke arah supinasi penuh. Setelah
itu, dengan jarikepala radius dicoba ditekan ke tempat semula. Imobilisasi gips
sirkuler dilakukan di atassiku dengan posisi siku fleksi 90 dan posisi lengan
bawah supinasi penuh. Bila gagal,dilakukan reposisi terbuka dengan pemasangan
fiksasi interna (plate-screw).



3.8. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi adalah :
1. Sindrom Kompartemen
Terjadi bila pembengkakan akibat fraktur atau tekanan dalam suatu ruang yang
dibatasi oleh kompartemen atau inflamasi yang mengakibatkan peningkatan dari
dalam. Gejala utama dari sindrom kompartemen adalah rasa sakit yang bertambah
parah terutama pada pergerakan pasif dan nyeri tersebut tidak hilang oleh obat.
Tanda lain adalah terjadinya paralysis, dan berkurangnnya denyut nadi.

2. Kerusakan Saraf
Terjadi karena cidera pada saraf itu sendiri atau karena adanya penekanan, dimana
kerusakan saraf ini dapat menyebabkan kerusakan fungsi sensorik.

3. Iskemik
Dengan adanya oedem akibat fraktur akan menekan pada jaringan sekitarnya
termasuk vaskuler. Tekanan ini dapat menyebabkan sirkulasi darah berkurang
dengan demikian akanmenimbulkan iskemik pada jaringan otot yang makin lama
akan mengakibatkan kematian jaringan otot yang akan diganti oleh jaringan
fibrotik sehingga terjadi kontraktur.
Gejalanya: dingin, pucat, sianosis, nyeri, bengkak distal dari cedera atau gips.

20

4. Nekrosis Avaskuler
Nekrosis terjadi ketika daerah tulang rusuk karena kematian tulang sehingga aliran
darahterganggu dan tulang akan mengalami osteoporosis dan nekrosis.

5. Osteomyelitis
Kuman masuk ke dalam luka atau dari daerah lain dari tubuh. Infeksi bagian sum-
sumsaluran havar dan subperiosteal yang berakibat merusak tulang oleh enzim
proteolitik.
Gejala : Edema, nyeri terdapat pus.
Pengobatan : Kultur dan tes sensitif antibiotik, drainage, debridemen.
Pencegahan : Terapkan teknik aseptis pada waktu membalut luka terbuka.


3.9. Prognosis
Prognosis baik jika penanganan dan terapi yang dilakukan juga baik dan tepat
namun butuh waktu untuk penyembuhan jika fraktur sangat berat.















21












DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer Arif,Suprohaita, Wardhani Ika Wahyu,Setiowulan Wiwiek. Kapita
Selekta Kedokteran. Ed 3 jilid 2,FKUI.2000.
2. Editor : Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku ajar ilmu bedah. 2
nd
ed. Jakarta :
Penerbit buku kedokteran EGC; 2005.
3. Di unduh darihttp://kfirzi-ners.blogspot.com/2009/05/laporan-pendahuluan-asuhan-
keperawatan.html4.
4. Di unduh darihttp://www.trinoval.web.id/2010/04/fraktur-antebrachii.html

Вам также может понравиться

  • Lampiran
    Lampiran
    Документ5 страниц
    Lampiran
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Gizi Buruk
    Gizi Buruk
    Документ2 страницы
    Gizi Buruk
    api-3697574
    82% (11)
  • Brunei Akan Menjadi Tuan Rumah Yang Ke 2 Dalam Pelatihan AHX Dan ADMM
    Brunei Akan Menjadi Tuan Rumah Yang Ke 2 Dalam Pelatihan AHX Dan ADMM
    Документ2 страницы
    Brunei Akan Menjadi Tuan Rumah Yang Ke 2 Dalam Pelatihan AHX Dan ADMM
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Kisi-Kisi Chop Soal Dan Jawaban
    Kisi-Kisi Chop Soal Dan Jawaban
    Документ6 страниц
    Kisi-Kisi Chop Soal Dan Jawaban
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Sosialisasi UAS BHP 7
    Sosialisasi UAS BHP 7
    Документ2 страницы
    Sosialisasi UAS BHP 7
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Fmd175 Slide Konsultasi Dan Rujukan Dalam Praktek Dokter Keluarga
    Fmd175 Slide Konsultasi Dan Rujukan Dalam Praktek Dokter Keluarga
    Документ30 страниц
    Fmd175 Slide Konsultasi Dan Rujukan Dalam Praktek Dokter Keluarga
    achmad hadi kurniawan
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ7 страниц
    Bab I
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Cover Referat Finish
    Cover Referat Finish
    Документ1 страница
    Cover Referat Finish
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Askep Marasmus Pada Anak
    Askep Marasmus Pada Anak
    Документ8 страниц
    Askep Marasmus Pada Anak
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Metabolisme KH 10
    Metabolisme KH 10
    Документ25 страниц
    Metabolisme KH 10
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Pengaturan Pola Makan Pada Bayi
    Pengaturan Pola Makan Pada Bayi
    Документ2 страницы
    Pengaturan Pola Makan Pada Bayi
    Aditya BagusDjatmiko
    Оценок пока нет
  • Marasmus Dan Kwashiokor
    Marasmus Dan Kwashiokor
    Документ3 страницы
    Marasmus Dan Kwashiokor
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Awal Skripsi
    Awal Skripsi
    Документ21 страница
    Awal Skripsi
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Ok Nanda
    Laporan Kasus Ok Nanda
    Документ42 страницы
    Laporan Kasus Ok Nanda
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Bab 1 Sirosis Hepatis
    Bab 1 Sirosis Hepatis
    Документ5 страниц
    Bab 1 Sirosis Hepatis
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • SPM Fix All
    SPM Fix All
    Документ64 страницы
    SPM Fix All
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Kejahatan Seksual
    Kejahatan Seksual
    Документ3 страницы
    Kejahatan Seksual
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Makalah Agama (Perzinahan)
    Makalah Agama (Perzinahan)
    Документ10 страниц
    Makalah Agama (Perzinahan)
    wilystra2007
    100% (25)
  • Kata Pengantar Finish
    Kata Pengantar Finish
    Документ1 страница
    Kata Pengantar Finish
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Документ68 страниц
    Presentation 1
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Visum GNNNN
    Visum GNNNN
    Документ78 страниц
    Visum GNNNN
    Agus Supriadi Simbolon
    Оценок пока нет
  • Contoh Referat Buat Melda
    Contoh Referat Buat Melda
    Документ44 страницы
    Contoh Referat Buat Melda
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Anestesi Spinal
    Anestesi Spinal
    Документ9 страниц
    Anestesi Spinal
    imam efvendi
    Оценок пока нет
  • Validasi Dari Modifikasi Tes Mallampati Dengan Tambahan Jarak
    Validasi Dari Modifikasi Tes Mallampati Dengan Tambahan Jarak
    Документ23 страницы
    Validasi Dari Modifikasi Tes Mallampati Dengan Tambahan Jarak
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Bab - 2 Hernia
    Bab - 2 Hernia
    Документ16 страниц
    Bab - 2 Hernia
    IndahK.WardhaniPutri
    Оценок пока нет
  • Mhs 1
    Mhs 1
    Документ1 страница
    Mhs 1
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет
  • Hernia Inguinalis - Herniorepair
    Hernia Inguinalis - Herniorepair
    Документ7 страниц
    Hernia Inguinalis - Herniorepair
    Tri Ratnawati
    Оценок пока нет
  • Operasi Hernia
    Operasi Hernia
    Документ20 страниц
    Operasi Hernia
    Sisty AdeaNty S
    Оценок пока нет
  • Hernia Spinal
    Hernia Spinal
    Документ35 страниц
    Hernia Spinal
    KartikasariIrdan
    Оценок пока нет