Вы находитесь на странице: 1из 20

18

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KERJA

Asuhan keperawatan pada kelompok kerja dilaksanakan di Kelompok Tani Sumber
Rejeki Kelurahan Landasan Ulin Tengah Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru oleh
Kelompok A Ners Stase Komunitas Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Lambung
Mangkurat. Praktek ini berlangsung mulai tanggal 23Agustus 2014 dan berakhir tanggal 6
September 2014.
Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan pengisian kuesioner,
dengan besar sampel sebanyak 62 petani diwilayah RT 5 Kelurahan Landasan Ulin Tengah.
Pengumpulan data di tempat kerja mahasiswa bekerja sama dengan ketua kelompok tani dan
seluruh petani yang terlibat. Setelah data terkumpul dilakukan tabulasi atau perhitungan dan
analisa data, kemudian dilakukan implementasi terkait permasalahan yang ada.

A. PENGKAJIAN
1. SEJARAH BERDIRINYA KELOMPOK TANI SUMBER REJEKI
Berdasarkan hasil wawancara, ketua kelompok tani Sumber Rejeki mengatakan
bahwa kelompok tani ini telah berdiri sejak 2004 lalu. Pada awal berdirinya kelompok
tani ini dimaksudkan agar petani dilingkungan tersebut mudah untuk mendapatkan
bantuan pertanian seperti pupuk, obat kimia, benih dan modal untuk melakukan usaha
pertanian baik dari pemerintah ataupun pihak swasta lainnya. Pada tahun 2004 awal
terbentuknya kelompok tani ini memiliki anggota sebanyak 24 orang petani yang
keseluruhan bergerak pada sector pertanian sayur-mayur. Hingga sekarang jumlah
anggota kelompok tani ini beranggotakan 62 orang petani yang secara keseluruhan
bergerak disektor pertanian sayur-mayur.






19

2. DATA PETANI KELOMPOK TANI SUMBER REJEKI
a. Umur

Gambar 1. Distribusi Umur Petani
Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa 37% Petani (23 orang) berumur antara 30
s.d 40 tahun, 47% (29 orang) berumur antara 40 s.d 50 tahun, 8 % (5 orang) berumur
antara 50 s.d 60 tahun, dan 8% (5 orang) berumur < 60 tahun. Berdasarkan hasil
wawancara dengan ketua kelompok tani mengatakan usia termuda adalah 30 tahun sudah
memulai usaha pertanian dan tertua adalah sampai lebih dari 60 tahun masih ada yang
bertani.
b. Jenis Kelamin

Gambar 2. Distribusi Jenis Kelamin Anggota Kelomok Tani
37%
47%
8%
8%
UMUR
usia 30-40thn usia 40-50 thn usia 50-60 thn usia < 60 thn
0%
100%
JENIS KELAMIN
Perempuan Laki-laki
20

Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa 100% petani (62 orang) berjenis kelamin
laki-laki dan sisanya 0% pekerja (0 orang) berjenis kelamin perempuan.
c. Agama

Gambar 3. Distribusi Agama Petani

Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui bahwa 100% petani (62 orang) beragama
Islam dan tidak ada yang beragama Kristen, Katolik, Budha, maupun Hindu.
d. Suku

Gambar 4. Distribusi Suku Petani
Berdasarkan Gambar 4 dapat diketahui bahwa 0% pekerja (0 orang) bersuku
Banjar, 100% (62 orang) suku Jawa.


islam kristen
protestan
katolik hindu budha
100%
0 0 0 0
Agama
0%
100%
SUKU
Banjar Jawa
21

e. Pendidikan Terakhir

Gambar 5. Distribusi Pendidikan Terakhir
Berdasarkan Gambar 5 dapat diketahui bahwa petani dengan pendidikan terakhir
SD ada 50 % (31 orang), SMP 32% (20 orang), dan SMA 18 % (17 orang), d3 ada 0% (0
orang).
f. Lama Bekerja

Gambar 6. Distribusi Lama Bekerja para Petani
50%
32%
18%
0%
PENDIDIKAN
SD SMP SMA D3
37%
45%
18%
Lama Bekerja
1-5 tahun 6-10 tahun >10 tahun
22

Berdasarkan Gambar 6 dapat diketahui bahwa pekerja dengan lama bekerja 1-5
tahun ada 18% (11 orang), 6-10 tahun ada 45% (28 orang), dan >10 tahun ada 37% (23
orang).
3. LINGKUNGAN FISIK PERTANIAN SUMBER REJEKI
Tempat kerja petani pada kelompok tani sumber rejeki adalah lading yang berada
disekitar rumah dan beberapa lading berada tidak jauh dari rumah. Lahan yang digunakan
adalah ladang yang bersifat tadah hujan dimana lading tersebut tidak selalu digenangi air
dan becek.




















Gambar 7. Kondisi Lingkungan Fisik Pertanian


23

Dari hasil observasi seperti pada gambar 7 terlihat kondisi lingkungan pertanian
di kelompok tani Sumber Rejeki dimana secara keseluruhan pertanian ditempat tersebut
bergerak pada sector pertanian sayur-mayur. Kondisi lingkungan tampak tidak licin
dimana lahan ditumbuhi banyak rerumputan dan tidak ada kondisi yang becek ataupun
tergenang air.

a. Kondisi Tempat Bekerja

Gambar 8. Distribusi Kondisi Tempat Bekerja
Berdasarkan gambar 8 diatas dapat diketahui bahwa tidak ada petani 0% yang
menyatakan tempat kerja licin serta semuanya menyatakan tidak sebesar 100% (62
orang) petani. Hasil observasi menunjukan bahwa lingkungan kerja terlihat kering berupa
tumpukan tanah, rerumputan, dan pasir.
Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui bahwa 67.75% petani (42 orang)
menjawab bersih, dan 32.25% lainnya (20 orang) menjawab tidak bersih. Dari hasil
observasi, terlihat lingkungan yang cukup bersih. Sampah dari hasil pertanian umumnya
tidak membuat lingkungan kotor karena sampah dari hasil sisa produk pertanian dapat
dimanfaatkan oleh petani untuk menjadi pupuk, pakan ternak atau yang lainnya.
Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui tidak ada petani 0% menjawab kondisi
tempat bekerja berisiko runtuh, dan 100% (62 orang) menjawab tidak berisiko longsor.
Hasil observasi menunjukkan bahwa tempat bekerja para petani memang tidak berisiko
ya tidak
0%
100.00%
67.75%
32.25%
0.00%
100.00%
54.84%
45.16%
Kondisi Tempat Kerja
Licin Kebersihan risiko longsor/ runtuh debu, asap
24

untuk runtuh karena dilingkungan pertanian tidak djumpai tebing/gundukan tanah yang
berpotensi untuk runtuh.
Berdasarkan Gambar 8 diketahui bahwa 54,84 % petani (34 orang) menjawab
keadaan lingkungan penuh polusi udara (debu/ asap) dan 45,16% (28 orang) menjawab
keadaan lingkungan tidak berdebu dan asap. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang
dilakukan debu dan asap bersal dari pembakaran jerami atau limbah pertanian dan debu
dari tanah yang kering.
b. Lokasi Lingkungan Kerja
Lokasi sentra pertanian sayur Kelompok Tani Sumber Rejeki terletak di Jl.
Sukamara RT 05 Kelurahan Landasan Ulin Tengah dengan luas wilayah 800.000 m
2

lahan pertanian sayur (berdasarkan wawancara dengan Ketua Kelompok Tani).
c. Pembuangan Limbah

Gambar 9. Pembuangan limbah
Cair padat gas
47%
52.80%
0%
Jenis Limbah
Jenis Limbah
Ya Tidak
32%
67.75
%
Limbah
lImbah
25


Gambar 10. Tempat Pembuangan Limbah
Berdasarkan Gambar 9 dan 10 dapat diketahui bahwa 32% petani (20 orang)
menyatakan ada limbah pertanian berupa cair 47,2% dan padat 52,8% dan sisanya 68%
menyatakan tidak ada limbah. Tempat pembuangan limbah di buang di sungai 16,7% (6
orang), got/selokan 50% (31 orang), dan buang sembarangan 50% (31 orang).
Berdasarkan observasi limbah padat yang dihasilkan pertanian adalah hasil sisa dari
tanaman yang tidak dipergunakan lagi.
d. Sumber air bersih

Gambar 11. Distribusi Sumber Air Bersih
Berdasarkan gambar 11 diatas dapat diketahui bahwa petani menyatakan tersedia
sumber air bersih di tempat kerja sebesar 100% (62 orang) dengan sumber air terdiri
dari sumur 100% (62 orang).

sungai got/selokan sembarangan
tempat
lain-lain
50%
0.00%
50.00%
0.00%
Tempat Pembuangan Limbah
Tempat pembuangan
ya tidak
100%
0.00%
Kesediaan Sumber Air
kesediaan air
sumur sungai PDAM
100%
0.00% 0%
Jenis Sumber Air
sumber air
26

4. PENDIDIKAN KELOMPOK TANI SUMBER REJEKI
a. Pendidikan Kesehatan dan Pelatihan

Gambar 12. Distribusi Pendidikan Kesehatan dan Pelatihan K3

Berdasarkan Gambar 12 dapat diketahui bahwa 100% petani (62 orang) tidak
pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang mungkin muncul.
Sebanyak 100% petani (62 orang) tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang K3 dan
sebanyak 100% petani (62 orang) tidak pernah mendapatkan pelatihan K3.
b. Penyuluhan dan Pendidikan Kesehatan yang Diinginkan

Gambar 13. Distribusi Jenis Pendidikan Kesehatan/pelatihan Terkait K3 yang diinginkan
Berdasarkan Gambar 13 dapat diketahui bahwa pekerja masih ingin mendapatkan
pelatihan dan pendidikan kesehatan 100% (62 orang) seperti tentang penyakit pada
pekerjaan.

Ya Tidak
0%
100%
0%
100%
0%
100%
Pendidikan Kesehatan dan Pelatihan
Penyuluhan Kesehatan K3 Penyuluhan K3 Pelatihan K3
ya tidak
100%
0%
Penyuluhan dan Pelatihan Kembali
Keinginan
27

5. KEAMANAN PEKERJA KELOMPOK TANI SUMBER REJEKI
a. Keamanan Kerja

Gambar 14. Distribusi Penggunaan APD (Alat Perlindungan Diri)

Gambar 15. Distribusi Jenis APD yang Biasa Digunakan Petani
Berdasarkan Gambar 14 dan 15 dapat diketahui bahwa 52% petani (32orang)
pada saat bekerja menggunakan APD seperti sarung tangan 9% (6 orang), sepatu boots
51% (32 orang), masker 19% (12 orang). Dan sisannya 48% (30 orang) saat bekerja tidak
menggunakan APD.Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan ketua kelompok
bahwa alat pelindung diri yang digunakan oleh petani yaitu sepatu boot, sarung tangan,
dan handuk atau kain yang difungsikan sebagai masker pada saat bekerja tidak disediakan
48%
52%
Penggunaan APD
ya tidak
helm sarung tangan sepatu boot masket
4.838709677
9.677419355
51.61290323
19.35483871
Penggunaan APD
Series1
28

oleh kelompok tani. Dari hasil observasi, hanya sebagian petani yang menggunakan
sarung tangan, sepatu boot dan masker. Bahkan ada petani yang tidak menggunakan APD
sama sekali pada saat bekerja di ladang.
b. Cara Mendapatkan Alat Pelindung Diri

Gambar 16. Distribusi Cara Mendapatkan Alat Pelindung Diri
Dari Gambar 16 dapat diketahui bahwa seluruh petani 100% (62 orang) membeli
APD mereka sendiri. Menurut para petani, tidak ada bantuan APD dari petugas kesehatan
maupun kelompok tani.
c. Kecelakaan Kerja

Gambar 17. Distribusi Petani yang Pernah Mengalami Kecelakaan
Pemilik Usaha Petugas Kesehatan Beli Sendiri
0% 0.00%
100.00%
Asal mendapatkan APD
Ya Tidak
53.00%
47.00%
Kecelakaan kerja
Kecelakaan
29


Gambar 18. Distribusi Jenis Kecelakaan yang Pernah Dialami

Berdasarkan gambar di atas bahwa petani yang mengalami kecelakaan saat
bekerja sebesar 53% petani (33 orang) dengan jenis kecelakaan seperti keracunan zat
kimia/pestisida sebesar 52% pekerja (32 orang) dan sebesar 46% petani (29 orang)
mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan selama bekerja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok diketahui bahwa
kecelakaan di tempat kerja yang paling sering terjadi adalah keracunan zat kimia seperti
pestisida, hal ini terjadi ketika para petani sedang menyemprot tanaman menggunakan zat
kimia seperti pestisida petani mengabaikan penggunaan APD seperti masker atau penutup
hidung lainnya.









52%
0% 0 0 0% 0 0
46%
Jenis Kecelakaan Kerja
keracunan zat kimia/pestisida tertimpa benda berat
terbakar terbentur
terjepit terpeleset
tertusuk tidak pernah kecelakaan
30

d. Kondisi Sakit terhadap Rutinitas Bekerja

Gambar 19. Distribusi Kondisi Sakit terhadap Rutinitas Bekerja
Berdasarkan gambar 19. pekerja mengatakan 33% petani (13 orang) mengatakan
bahwa akan memaksakan diri bekerja meskipun mereka sakit, sedangkan 77% lainnya
(48 orang) tidak memaksakan diri untuk bekerja ketika sakit. Sesuai dengan hasil
observasi, memang ada petani yang sedang sakit namun tetap bekerja, kecuali sakit yang
diderita sudah terlalu parah.
6. KEBIJAKAN K3 UNTUK PETANI KELOMPOK TANI SUMBER REJEKI
a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja

Gambar 20. Distribusi Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Berdasarkan gambar 20 diatas diketahui bahwa 100% petani (62 orang) tidak ada
prosedur kerja, peraturan kerja dan pengawasan kerja di kelompok tani sumber rejeki.
Hasil wawancara dengan ketua kelompok hal ini terjadi karena pada kelompok tani
Ya Tidak
33%
77.00%
Bekerja saat sakit
sakit
Ya Tidak
0%
100%
0%
100%
0%
100%
Kebijakan Keselamatan di Tempat Kerja
Prosedur Kerja Peraturan Kerja Pengawas Kerja
31

memang tidak pernah dibuat peraturan yang mengikat mengenai pekerjaan sebagai
seorang petani.
b. Santunan Kesehatan dan Keselamatan Petani

Gambar 21. Distribusi Santunan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Berdasarkan gambar 21 terlihat bahwa seluruh kecelakaan dan saat sakit pada
petani 100% (62 orang) yang terjadi pada petani mendapatkan santunan. Berdasarkan
hasil wawancara dengan ketua kelompok tani menerangkan bahwa untuk santunan
diberikan kepada petani yang menderita sakit dan kecelakaan karena terdapat iuran bagi
anggota kelompok tani sebagai persiapan apabila terdapat petani yang sedang mengalami
musibah.
c. Lama Bekerja dalam 1 Hari

Gambar 22. Distribusi Lama Bekerja dalam 1 Hari


Ya Tidak
100%
0%
100%
0%
Santunan Kesehatan dan Keselamatan di Tempat Kerja
Santunan Kecelakaan Column1 Santunan Saat Sakit
< 8 jam 8 - 12 jam > 12 jam
35%
65.00%
0
Lama Bekerja
waktu
32

Berdasarkan Gambar 22 diketahui bahwa 35% petani (22 orang) mengatakan
dalam seharinnya bekerja < 8 jam, lainnya mengatakan lama bekerja dalam 1 hari adalah
8-12 jam sebesar 65% petani (40 orang). Hal ini ditegaskan oleh ketua kelompok tani
bahwa para petani biasanya bekerja lebih banyak pada saat musim panen tiba.
7. PELAYANAN KESEHATAN UNTUK KELOMPOK TANI SUMBER REJEKI
a. Sarana Kesehatan
Terdapat puskesmas di sekitar tempat industri + 1 Km yaitu Puskesmas
Landasan Ulin. Terdapat 1 rumah sakit swasta + 2 Km dari tempat industri yaitu RS
AURI. Di lokasi indutri sendiri tidak tersedia klinik maupun obat-obatan untuk
pertolongan pertama.
b. Program Kesehatan
Para petani sudah mengetahui adanya program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) di Puskesmas, sehingga saat diajak kerja sama untuk sebuah program
kesehatan seperti pendirian Pos UKK ketua kelompok tani mengijinkan dan meminta
keputusan pendirian diserahkan pada hasil diskusi bersama petani nanti.
c. Kondisi Kesehatan Petani

Gambar 23. Distribusi kondisi Kesehatan Petani
Berdasarkan Gambar 23 dapat diketahui bahwa kondisi kesehatan petani ada 21%
(13 orang) menyatakan sedang sakit, dan ada 79% (48 orang), menyatakan tidak sedang
sakit.

21%
79%
Kondisi Kedehatan Petani
Sakit Tidak sakit
33

d. Jenis Penyakit Petani

Gambar 24. Distribusi Jenis Penyakit pada Petani
Berdasarkan gambar 24 diatas terlihat bahwa terdapat 37% petani (23 orang) yang
sedang menderita penyakit kulit seperti gatal-gatal. Sedangkan terdapat 9,6 % petani (6
orang) menderita rematik. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua kelompok
menerangkan bahwa sakit kulit yang terjadi akibat alergi terhadap pupuk organic dan
kimia yang digunakan pada saat memupuk tanaman saruyan yang ditanam.
e. Cara Mengatasi Penyakit Saat Sakit

Gambar 25. Distribusi Cara Mengatasi Penyakit saat Sakit



Penyakit kulit rematik
37.09677419
9.677419355
Jenis Penyakit
Pengobatan
tradisional/
tukang urut
puskesmas rumah sakit praktik
dokter
Didiamkan
17%
41.00%
4.00%
0
16.70%
Penanganan saat sakit
Penanganan
34

Gambar 25 menunjukkan bahwa apabila mengalami sakit petani berobat ke
pengobatan tradisional/ tukang urut sebesar 17% petani(11 orang), berobat ke puskesmas
sebesar 41% petani (23 orang), berobat ke rumah sakit sebesar 4% petani (3 orang) dan
didiamkan saja/ membeli obat di warung sebesar 16,7% pekerja (10 orang).
8. KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI PETANI SUMBER REJEKI
a. Sarana Komunikasi Kerja

Gambar 26. Distribusi Sarana Komunikasi
Berdasarkan gambar 26 dapat diketahui bahwa 100% petani (62orang)
mengatakan sarana komunikasi yang digunkan adalah telepon.
b. Sarana Transportasi

Gambar 27. Distribusi Sarana Transportasi
Telepon surat Pengumuman
RT/RW
Tatap muka
secara
langsung
100%
0.00% 0.00% 0.00%
Sarana Komunikasi
sarana Informasi
jalan kaki sepeda motor
29.03225806
43.5483871
Sarana Transportasi
35

Berdasarkan Gambar 27. dapat diketahui bahwa petani berangkat ke ladang
sehari-harinnya menggunakan sepeda motor sebesar 43% pekerja (27 orang),
menggunakan jalan kaki 29% pekerja (18 orang).
9. EKONOMI PETANI SUMBER REJEKI
a. Penghasilan Rata-Rata

Gambar 28. Distribusi Penghasilan Rata-Rata Petani
Berdasarkan Gambar 28. dapat diketahui 29% petani (18 orang) memiliki
penghasilan rata-rata < Rp 1.000.000,- per bulan dan 45% petani (28 orang) memiliki
penghasilan rata-rata Rp 1.000.000,-s.d Rp 2.000.000,- per bulan. Berdasarkan
wawancara dengan ketua kelompok tani, pendapatan petani pada umumnya tidak
menentu.
b. Tabungan

Gambar 29. Distribusi Adanya Tabungan
< Rp. 1000000 Rp. 1000000 - Rp.
2000000
> Rp. 2000000
29%
45.00%
0.00%
Penghasilan rata-rata/ Bulan
Penghasilan
Ya Tidak
29%
71.00%
Tabungan
Tabungan
36

Berdasarkan Gambar 29. dapat diketahui bahwa dari jumlah penghasilan yang
didapatkan untuk biaya hidup sehari-harinya (makan, minum dan kebutuhan rumah
tangga) dll pekerja masih dapat menyisihkan uang untuk di tabung dan memiliki
tabungan/ simpanan sebesar 29% petani (18 orang) dan yang tidak memiliki tabungan
sebesar 71% (44 orang).
c. Memiliki Jaminan Kesehatan

Gambar 30. Distrbusi Kepemilikan Jaminan Kesehatan
Berdasarkan Gambar 30. dapat diketahui tidak ada petani yang memiliki jaminan
kesehatan baik berupa askeskin dan jamkesda.
10. REKREASI UNTUK PETANI SUMBER REJEKI
a. Sarana Hiburan di Tempat Kerja

Gambar 31. Distribusi Sarana Hiburan di Tempat Kerja
ya tidak
0%
100.00%
Jaminan Kesehatan
Jaminan Kesehatan
ya tidak
28%
72.20%
Sarana Hiburan
Sarana Hiburan
37


Gambar 32. Distribusi Jenis Sarana Hiburan
Berdasarkan Gambar 31 dan 32 dapat diketahui bahwa di tempat kerja untuk
sehari-harinnya petani mengatakan terdapat sarana hiburan sebesar 27, 8% (17 orang)
yaitu menggunakan handphone untuk mendengarkan musik dan 72% pekerja (45orang)
menjawab tidak terdapat sarana hiburan di tempat kerja
b. Tempat Istirahat di Tempat Kerja


Gambar 33. Distribusi Adanya Tempat Istirahat di Tempat Kerja
Berdasarkan Gambar 33 dapat diketahui bahwa di tempat kerja untuk sehari-
harinnya petani mengatakan terdapat tempat kerja khusus sebesar 44,4% (28 orang) dan
55,6% petani (34 orang) mengatakan tidak ada disediakan tempat istirahat untuk.
Berdasarkan hasil observasi lading dimana tempat petani bercocok tanam sebagian kecil
memiliki pondok untuk beristirahat dan sebagian besar lainnya pulang ke rumah apa bila
ingin beristirahat.

Tv Radio Musik
Handphone
Tidak Ada
0% 0.00%
27.80%
72%
Jenis Hiburan
Jaminan Kesehatan
ya tidak
44%
55.60%
Tempat Istirahat di Tempat Kerja
Tempat Istirahat

Вам также может понравиться