Tayangan : MATA LELAKI Edisi : 27 Mei 2013 Stasiun Tv : Trans 7 Analisis : Pornografi Topik : Demam Narsis di Jejaring Sosial
Deskripsi : MALE merupakan singkatan dari Mata Lelaki. Program MALE adalah program yang disajikan khusus bagi para lelaki dewasa mengenai gaya hidup dan kesenangan pria dikemas secara sensual dengan menampilkan berbagai model seksi. Acara ini ditayangkan pukul 00.15 dini hari di Trans7 TV. Alasan mengapa pihak Trans7 menayangkan program ini saat larut malam ialah agar anak-anak di bawah umur tidak dapat menyaksikan. Diharapkan dengan ini, hanya para pria dewasalah yang menyaksikan. Isi Tayangan : Mata Lelaki edisi 27 Mei 2013 berbicara mengenai demam narsis di jejaring sosial. Dikatakan bahwa canggihnya teknologi terutama dalam dunia maya mengakibatkan bebasnya pergaulan secara luas. Kebebasan ini dapat disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Banyak orang mengabadikan foto- foto narsis mereka lalu menguploadnya ke jejaring sosial untuk eksistensi diri dalam kadar normal namun banyak pula di antaranya yang menggunakan jejaring sosial tersebut untuk memampang foto tidak senonoh demi menjual dirinya untuk mecari uang secara tidak halal. Hal inilah yang ditekankan bahwa masih banyak orang yang menyalahgunakan peran media sosial tidak sesuai dengan maksud awal media sosial tersebut dibentuk. Pengemasan program berdurasi 30 menit ini adalah dengan menampilkan sisi-sisi sensasional. Dimulai dari MC yang sengaja tampil mengenakan pakaian seksi, menggunakan cara berbicara yang menggoda, bahkan cara berlaku sensual di depan kamera. Model-model yang ditampilkanpun semuanya perempuan, berbusana seksi yang tentu saja terkesan sensual (terlebih di mata pria).
Dampak Tayangan :
Pornografi Seringkali, kamera menyoroti bagian-bagian tertentu dari tubuh wanita secara closeup. Hal ini jelas sudah termasuk bagian dari pornografi di mana gambar yang ditampilkan sifatnya vulgar atau seronok dan dapat menimbulkan rangsangan seksual bagi orang yang melihat. Pornosuara Suara pembawa acara di-setting sedemikian rupa agar kesannya menggoda. Secara tidak langsung, cara berbicara seperti ini secara halus sudah termasuk dalam melakukan rayuan seksual yang lagi-lagi dapat merangsang seseorang. Pornoaksi Liukan, gerakan, lenggokan tubuh, dan penonjolan bagian-bagian tubuh tertentu yang dominan pada model-model wanita yang ditampilkan merupakan bukti adanya pornoaksi. Pornomedia Dalam hal ini, pengemasan tayangan yang memiliki unsur pornografi, pornosuara, dan pornoaksi secara bersamaan merupakan bagian dari pornomedia di mana hal-hal tersebut menjadi tayangan di media massa yang dikonsumsi banyak orang. Pornomedia merupakan bentuk eksploitasi terhadap tubuh manusia dalam media massa. Di sini, media massa sengaja menggunakan objek wanita (tubuh wanita). Keelokan tubuh wanita menjadi lahan bisnis yang mendatangkan penghasilan luar biasa namun di sisi lain, wanitalah yang selalu disalahkan.
Analisis : Mistik dan Tahayul Judul Acara : Dua Dunia Stasiun TV : Trans 7 Jam tayang : Rabu dan Jumat pukul 23:45
Deskripsi : Tayangan ini berbentuk dokumentasi dari mitos dan fenomena mistik yang ada di Indonesia. seringkali cerita mitos dan kebiasaan budaya budaya tertentu yang berbau mistis diangkat menjadi tema dalam episode episode di tayangan ini. Contoh tema yang pernah dibahas adalah pertunjukan debus, tradisi barong dan leak, menelusuri makam raja raja, serta membahas fenomena yang terjadi di tempat tempat yang dianggap horror oleh masyarakat. Tayangan ini biasa diawaki oleh 3 orang. Mereka adalah presenter, paranormal, dan mediasi (media). Ketiga orang ini bersama kru akan mendatangi tempat mistik yang telah ditentukan. Setelah sedikit mendeskripsikan tentang tempat tersebut, mereka langsung memanggil arwah yang dipercaya bergentayangan dan menghuni tempat tersebut. Arwah tersebut kemudian disatukan dengan tubuh orang yang akan menjadi media. Setelah terjadi obrolan dengan arwah tersebut, maka dicari solusi tentang masalah yang telah dibahas.
Dampak : Tayangan yang menampilkan fenomena kesurupan yang disengaja secara terang terangan tanpa sensor, dapat berdampak buruk pada khalayak yang menontonnya. Dampak tersebut diantaranya : Menimbulkan paranoid atau rasa ketakutan yang berlebihan. Memunculkan keyakinan baru yang dapat menjurus kepada syirik bagi masyarakat muslim. Merusak sistem norma kepercayaan. Menimbulkan perubahan perilaku baik itu kecemasan, ketakutan, atau mimpi buruk. Menyebarkan pengetahuan tentang dunia mistis dan merusak kognisi khalayak.
Analisis : Kekerasan dan Sadisme Acara : Kabar Pagi Stasiun televisi : TV one Waktu : 4:30 am 6:30am
Dalam acara Kabar Pagi TV one, tayangan ini menunjukan tayangan kekerasan dalam berita mereka mengenai krisis suriah. Jarak pengambilan gambar pun eye level, sehingga dengan jelas dapat terlihat tindak kekerasan dan sadisme tentara rusiah terhadap demonstran. Dalam tayangan tersebut tentara memukul para pengunjuk rasa serta menembaki mereka. Tayangan yang di tayangkan pagi ini menurut kami tidak pantas, selain pagi adalah waktu sarapan dimana viewer ingin menikmati dan melalui hari juga kegiatan anak yang sedang bersiap siap akan berangkat ke sekeloah menonton tayangan ini. Secara psikologi akan menimbulkan ketakutan dan kebencian terhadap tentara rusiah, dan tidak layak ditonton karena tayangan ini tidak ada pensensoran sehingga dengan jelas sadisme terlihat. Secara psikologis juga berdampak negatif, karena penonton akan menyaring bahwa baik melakukan kekerasan, apalagi aparat yang melakukannya. Penonton juga akan mencap negara tsb buruk. Memang informasi dan gambar menarik untuk ditonton, tetapi ada penyaringan yang seharusnya di berikan kepada masyarakat. Tidak semua good pictures good to see, tidak semua good news good to hear.
Tayangan : Hallo Selebriti Stasiun : SCTV Edisi : Rabu, 29 mei 2013.
Salah satu contok pemberitaan yang menyebabkan pembunuhan karakter adalah kasus yang sedang dialami oleh istri Ahmad Fathanah, Sefti Sanustika. Dikabarkan bahwa foto-foto syur Sefti Sanustika beredar di dunia maya. Tayangan ini diberitakan oleh acara gosip bernama Hallo Selebriti yang ditayangkan di stasiun TV SCTV pada jam 09.00-10.00. Pemberitaan tentang kasus Sefti Sanustika ditayangkan pada hari Rabu, 29 mei 2013. Pada tayangan itu disebutkan pula kasus yang sedang menimpa suami Sefti Sanustika, Ahmad Fathanah yakni Kasus pencucian uang dan kasus impor daging sapi. Sampai saat ini Sefti Sanustika masih harus menunggu keputusan dari pengadilan atas kasus tersebut. Saat diwawancarai, Sefti menyebutkan bahwa dirinya merasa tertekan dan belum mau berkomentar atas foto-foto yang tersebar di internet itu. Sefti juga mengaku akan mencari pekerjaan untuk menghidupi dirinya dan juga anaknya. Pemberitaan tersebut tentu saja dapat menyebabkan dampak sosial yang besar terutama pada Sefti Sanustika. rasa tertekan pasti dialami oleh Sefti Sanustika. Pemberitaan yang terus-terusan dan berlebihan, serta banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepadanya membuat Sefti tidak mampu untuk membela diri. Pemberitaan seperti itu justru semakin menambah beban pikiran kepada dirinya.
Mengadili seseorang melalui pemberitaan di media massa adalah salah satu dampak yang ditimbulkan oleh tayangan ini. Masyarakat yang menyaksikan tayangan itu mungkin saja memberikan penilaian yang buruk terhadap Sefti, dan menganggapnya sebagai sosok yang tidak pantas untuk didukung. Padahal, masalah yang sedang dihadapi oleh suaminya pun belum terselesaikan. Seharusnya, media massa membantu Sefti supaya dapat tetap bertahan, bukan semakin membesar-besarkan berita tersebut. Melalui pemberitaan seperti ini, karakter asli yang dimiliki oleh seseorang mungkin saja dapat hilang secara perlahan-lahan. Masyarakat akhirnya hanya melihat karakter yang diciptakan oleh media massa tersebut, bukan karakter asli yang dimilikinya. Masyarakat yang tidak mengenal Sefti sama sekali biasanya akan memberikan penilaian tersendiri sesuai dengan pemberitaan yang ditayangkan. Hal inilah yang disebut dengan pembunuhan karakter terhadap seseorang. Tayangan-tayangan yang menimbulkan pembunuhan karakter terhadap seseorang sudah seharusnya dihentikan. Tayangan seperti ini merupakan tayangan yang sama sekali tidak bermutu dan sama sekali tidak memberikan manfaat terhadap penontonnya. Sebaiknya sebuah tayangan menampilkan pemberitaan yang berimbang dan tidak mencampur adukkan antara opini dan fakta yang ada.