Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Irwansyah, M.Si
Stereokimia Irwansyah, M.Si 1
Bahasan
1. Molekul Kiral & Enansiomer
2. Sifat Optik Aktif
3. Sistem Notasi R/S
4. Proyeksi Fischer
Stereokimia 2
4. Proyeksi Fischer
5. Diastereomer
6. Resolusi Enansiomer
Irwansyah, M.Si
1. Molekul Kiral & Enansiomer
Suatu molekul dikatakan kiral jika molekul dan bayangan
cerminnya tidak saling menutupi (non superimpose) secara
tiga dimensi
Bayangan dirotasi 180
0
Stereokimia 3
Benda Bayangan
Benda (A) dan bayangan(B) tidak sama
Irwansyah, M.Si
Molekul Kiral & Enansiomer
Molekul dikatakan akiral jika molekul dan bayangan cermiannya
dapat saling menutupi (superimposable)
Benda dan bayangan pada klorodifluorometana
dapat saling menutupi satu sama lain sehingga
bersifat akiral.
Stereokimia 4
benda bayangan
Bromoklorofluorometana: atom-atom pada
benda dan bayangan cerminnya dihubungkan
satu sama lain dengan urutan yang sama, tetapi
susunan ruang (letak tiga dimensi berbeda),
keduanya dikatakan stereoisomer.
Enansiomer: stereoisomer dimana benda dan
bayangan cerminnya tidak saling menutupi (non
superimposable) A dan B: sepasang enansiomer
Irwansyah, M.Si
Pusat Kiral
Molekul dengan bentuk umum: adalah kiral
Pusat Kiral: atom yang mengikat empat atom/gugus yang berbeda
(w,x,y,z)
Stereokimia 5
(w,x,y,z)
Istilah lain: -karbon asimetrik, pusat asimetrik, pusat stereogenik
Kiral
Keberadaan tidak lebih dari satu pusat kiral dalam molekul
memastikan molekul tersebut kiral.
Akiral
Irwansyah, M.Si
Pusat Kiral
Atom karbon rangkap dua/tiga tidak bisa menjadi pusat kiral
Stereokimia 6
Pusat kiral pada atom karbon senyawa siklik:
Searah jarum jam: O-CH
2
Berlawan arah jarum jam: CH
2
-O
1,2-epoksipropana
kiral
C4 pusat kiral
Lemonen
kiral
Irwansyah, M.Si
Struktur Akiral: Simetri
Molekul yang memiliki bidang simetri atau pusat simetri: akiral
Stereokimia 7
Akiral
A dan B saling superimpos
memiliki bidang simetri dan pusat simetri sekaligus
akiral
trans-1,3-siklobutanadiol
Irwansyah, M.Si
2. Sifat Optik Aktif
Sifat optik aktif adalah kemampuan senyawa kiral untuk
memutar bidang sinar yang terpolarisasi bidang.
Sifat optik aktif diukur menggunakan polarimeter.
Stereokimia 8
Rotasi searah jarum jam = (+) atau dekstro, d
Rotasi berlawanan jarum jam = (-) atau levo, l
Irwansyah, M.Si
Sifat Optik Aktif
Untuk menjadi optik aktif, sampel harus mengandung senyawa
kiral dan salah satu enansiomer harus lebih banyak dibandingkan
enansiomer lainnya.
Senyawa akiral bersifat optik inaktif, yakni tidak memutar bidang
polarisasi cahaya.
Stereokimia 9
Campuran yang mengandung enantiomer dengan jumlah yang
sama disebut sebagai campuran rasemat dan bersifat optik inaktif.
[] rotasi spesifik
c konsentrasi (g/100mL)
l panjang tabung polarimeter (dm)
rotasi teramati
Contoh penulisan:
25 = suhu, Celcius
D= panjang gelombang,
Na garis-D
Irwansyah, M.Si
3. Notasi R/S
Sepasang enansiomer = dua senyawa yang berbeda, memerlukan
penamaan yang berbeda.
Aturan prioritas:
Menambahkan awalan R atau S pada nama IUPAC enansiomer
(senyawa kiral)
Stereokimia 10
Aturan prioritas:
1. Tandai atom-atom yang berikatan dengan pusat kiral sebagai 1,2,3,dan 4
berdasarkan penurunan nomor atom. Atom dengan nomor atom lebih besar
mendapat prioritas lebih tinggi (1).
atom
16
O memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan atom
14
N, isotop
dengan massa lebih besar memiliki prioritas lebih tinggi
2
H memiliki
prioritas tinggi dibandingkan
1
H
2. Jika atom-atom yang berikatan dengan pusat kiral sama, prioritas ditentukan oleh
atom lain yang berikatan dengan atom tersebut, sesuai aturan 1.
3. Ikatan rangkap dianggap sebagai dua ikatan tunggal, ikatan rangkap tiga dianggap
sebagai tiga ikatan tunggal.
Irwansyah, M.Si
2-butanol
Step 1:
Step 2: menjauhkan prioritas rendah dari pengamatan
Stereokimia 11 Irwansyah, M.Si
2-butanol
Step 3: menentukan arah putaran
Stereokimia 12 Irwansyah, M.Si
4. Proyeksi Fischer
Molekul diorientasikan sedemikian rupa sehinga ikatan vertikal pada
pusat kiral mengarah menjauhi bidang sementara ikatan horizontal
mengarah menuju bidang sehingga dihasilkan suatu proyeksi pada
bidang datar berupa tanda silang.
Stereokimia 13 Irwansyah, M.Si
=
Proyeksi Fischer
Stereokimia 14 Irwansyah, M.Si
5. Diastereomer
Asam 2,3-dihidroksibutanoat memiliki dua pusat kiral,
Berapa banyak stereoisomer yang mungkin?
Stereokimia 15
Stereroisomer I bukan bayangan cermin stereoisomer III dan IV
Stereoisomer I dikatakan sebagai diasetreomer dari III dan IV
Irwansyah, M.Si
Diastereomer
Stereokimia 16 Irwansyah, M.Si
Proyeksi Fischer: Dua Pusat Kiral
Stereokimia 17
diubah menjadi
konformasi eclipsed
Horizontal: mendekati bidang
Vertikal: menjauhi bidang
Tatanama informal:
threo dan erythro
Irwansyah, M.Si
Diastereomer
Stereokimia 18 Irwansyah, M.Si
Senyawa Meso
Meso: Senyawa akiral
yang memiliki pusat kiral,
Stereokimia 19
Optik inaktif
Irwansyah, M.Si
6. Resolusi Enansiomer
Resolusi enansiomer: Pemisahan campuran rasemat menjadi
komponen-komponen enansiomernya.
Stereokimia 20 Irwansyah, M.Si
6. Resolusi Enansiomer
Stereokimia 21 Irwansyah, M.Si