0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
119 просмотров10 страниц
Tiga diagnosa utama berdasarkan dokumen tersebut adalah: 1) gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal, 2) perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berkaitan dengan pemasangan endotracheal tube, dan 3) risiko tinggi terjadinya infeksi akibat pemasangan endotracheal tube.
Tiga diagnosa utama berdasarkan dokumen tersebut adalah: 1) gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal, 2) perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berkaitan dengan pemasangan endotracheal tube, dan 3) risiko tinggi terjadinya infeksi akibat pemasangan endotracheal tube.
Tiga diagnosa utama berdasarkan dokumen tersebut adalah: 1) gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal, 2) perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berkaitan dengan pemasangan endotracheal tube, dan 3) risiko tinggi terjadinya infeksi akibat pemasangan endotracheal tube.
S : - O: - terpasang ventilator dgn ETT, mode SIMV + PS - hasil suction sekret kental dan banyak - Ronchi (+) - RR : 23 x/m, SaO2 96 %, AGD asidosis respiratorik PPOK
Gagal Nafas
Intubasi
Peningkatan sekret Bersihan jalan nafas tidak efektif S : - O : terpasang ETT - Sputum kental, banyak - Suhu 38 C (Axilla) - Klien banyak keringat Terapi cefotaxim 3 x 1gr Leukosis meningkat Hasil cultur + Resisten beberapa antibiotik Pemasangan ETT
Port D entree kuman
Resiko infeksi Resiko tinggi infeksi/resiko bertambah beratnya infeksi S : - O : ascites, odem ekstremitas atas dan bawah, diuresis +, x-ray - cardiomegali dng bendungan paru, hipoalbumin, hiponatremi, ronchi di kedua lobus paru, Ureum kreatinin meningkat, berkeringat banyak, produksi colocstomy 500 cc/8 jam, produksi drain 100 cc/8 jam, CVP 7-9 Gangguan fungsi ginjal
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dng gg fungsi ginjal S : - O :- terpasang ETT, tumor sigmoid T5N0N0, hipoalbumin, Hb , anemis, fat waste, penurunan berat badan, lemah
Terpasang ETT/proses malignansi
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan proses malignansi/terpasang ETT
S : - O : - terpasang ventilator dan ETT - Pasien tampak cemas - Pasien difiksasi Ventilator / ETT
Komplikasi
Resiko trauma/ cedera
Resiko terjadinya trauma/ cedera S : - O:-Klien mampu berbicara tapi suara tidak terdengar Selang ETT
Pita suara terganggu
Gangguan Komunikasi verbal
Gangguan komunikasi verbal
Diagnosa Keperawatan ( Berdasarkan Prioritas ) 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan produksi sekret sekunder akibat pemasangan tracheal Tube. 2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan terpasangnya ETT, produksi sputum, efek samping obat, kelemahan, dispnea, gangguan absorpsi usus akibat proses malignansi 4. Kerusakan komunikasi verbal b.d efek intubasi pada kemampuan bicara. 5. Resiko terjadinya trauma/ cedera b.d pemasangan ETT dan ventilator. 6. Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d pemasangan elang endotracheal
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa 1 : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan produksi sekret sekunder akibat pemasangan tracheal Tube Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3 x24 jam diharapkan keefektifan jalan napas tetap terjaga Kriteria hasil: A Bunyi napas terdengar bersih. A Ronchi tidak terdengar. A Tracheal tube bebas sumbatan.
Rencana Tindakan Rasionalisasi TTT Auskultasi bunyi napas tiap 2-4 jam dan kalau diperlukan. Mengevaluasi keefetifan jalan napas.
Pantau tanda-tanda hipoksia, WOB Monitor memberikan angka, tetapi pemantaun keadaan klinis harus dilakukan untuk memvalidasi angka yang ditunjukkan monitor., agar intervensi yang diberikan lebih tepat
Lakukan pengisapan bila terdengar ronchi dengan cara: jelaskan pada pasien tentang tujuan dari tindakan pengisapan.
b. Berikan oksigen dengan O2 100 % sebelum dilakukan pengisapan, minimal 4 - 5 X pernapasan dng ambu bag, atau dng membrkan FiO2 100%
c. Perhatikan teknik aseptik, gunakan sarung tangan steril, kateter pengisap steril. d. Masukan kateter kedalam selang ET dalam keadaan tidak mengisap (ditekuk), lama pengisapan tidak lebih dari 10 detik. Dengan mengertinya tujuan tindakan yang akan dilakukan pasien bisa berpartisipasi aktif. b. Memberi cadangan O2 untuk menghindari hipoksia.
c.
Mencegah infeksi nosokomial.
d. Aspirasi lama dapat menimbulkan hipoksia, karena tindakan pengisapan akan mengeluarkan sekret dan O2.
e. Atur tekanan isap tidak lebih dari 100 - 120 mmHg.
Tekaan negatif yang berlebihan dapat merusak mukosa jalan napas. Pertahankan suhu humidifer tetap hangat (35 - 37,8 o C Membantu mengencerkan sekret Monitor statur hidrasi pasien Mencegah sekresi menjadi kental Kaji suara napas sebelum dan sesudah melakukan tindakan pengisapan.
Menentukan lokasi penumpukan sekret, mengevaluasi kebersihan tindakan.
Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Deteksi dini adanya kelainan Berikan posisi yang nyaman pada pasien : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.
Memberikan ruang untuk diafragma naik turun untuk memberikan tekanan negative saat inspirasi dan tekanan + pada saat ekspiras
Pantau hasil AGD, SaO2 Sumbatan pada ETT dapat mengakibatkan hipoksia
Diagnosa 2 : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3 x24 jam diharapkan keseimbangan cairan elektrolit terjaga Kriteria hasil: A Hasil lab normal atau menunjukkan perbaikan A Ronchi berkurang A I/O balance menunjukkan perbaikan
Pantau nilai CVP Hasil CVP dapat memprediksi status cairan pasien
Pantau tanda-tanda kekurangan atau kelebihan cairan (ronchi, odem, dll) Memberikan gambaran mengenai keadaan klinis pasien disamping memantau hasil lab yang terkait.
Pantau hasil lab (elektrolit, ureum kreatinin, Ht, dll) dan pemeriksaan dx lainnya (x-ray, echo) Memberikan data penunjang dari keadaan klinis pasien.
Pemberian obat diuretik Membantu mengeluarkan cairan yang berlebih dari tubuh
Pemberian cairan sesuai indikasi Jenis dan jumlah cairan yang diberikan menentukan status keseimbangan cairan dan elektrolit pasien
Diagnosa 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan terpasangnya ETT, produksi sputum, efek samping obat, kelemahan, dispnea, gangguan absorpsi usus akibat proses malignansi Tujuan : selama perawatan kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil: hasil lab terkait menunjukkan perbaikan (albumin,
Rencana Tindakan Rasionalisasi TT Evalusi berat badan
Mengetahui status gizi pasien Auskultasi bunyi usus
Mengetahui apakah pasien dapat mulai dengan program diet, dan toleransi terhadap jenis diet yang diberikan
Berikan perawatan oral
Memberikan rasa nyaman kepada pasien dan untuk mengurangi mual
Kaji cairan lambung (jumlah, warna)
Mengetahui kemampuan ambsorbsi saluran pencernaan terhadap diet yang diberikan
Kaji kepatenan NGT
Mengetahui apakah ujung NGT masih pada tempatnya, untuk mencegah terjadinya aspirasi saat pemberian SF
Pantau adanya tanda-tanda anemia Sebagai data mengenai jumlah diet dan jenis yang diberikan
Konsul ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan indikasi Agar pasien mendapat diet yang tepat sesuai dengan keadaan klinis dan hasil test diagnostic lainnya.
Kaji pemeriksaan laboratorium seperti albumin, Hb Sebagai data penunjang mengenai status gizi pasien dan sebagai data untuk mengevaluasi intervensi yang telah diberikan
Berikan vitamin/mineral/elektrolit Menunjang kebutuhan pasien yang tidak didapat dari nutrisi
Diagnosa 3 : Kerusakan komunikasi verbal b.d efek intubasi pada kemampuan bicara. Tujuan : selama perawatan bersama klien komunikasi tetap dapat dipertahankan Kriteria hasil: Klien dapat berkomunikasi dgn menggunakan metode alternatif.
Rencana Tindakan Rasionalisasi TT Kaji kemampuan klien dalam berkomunikasi Mengetahui batas kemampuan klien dalam berkomunikasi
Gunakan beberapa metode alternatif dalam berkomunikasi , misal : - menggunakan bahasa isyarat (gerakan tangan, anggukan kepala kedipan mata) - Dengan tulisan, gambar, dll - Gunakan pertanyaan dengan jawaban ya/tidak Komunikasi tetap terjalin dengan menggunakan metode alternatif sehingga mempermudah klien dalam mengemukakan perasaan dan keluhan
Justifikasi pernyataan/ perkataan yang dibuat oleh klien Mencegah terjadinya mispersepsi sehingga pesan yang disampaikan jelas dan tepat.
Beri pengertian bahwa suara akan kembali normal bila ETT sudah dilepas Mengurangi kecemasan klien
Diagnosa 3 : Resiko terjadinya trauma/ cedera b.d pemasangan ETT dan ventilator. Tujuan : Selama dalam perawatan diharapkan klien Bebas dari cedera akibat ventilasi mekanik. Kriteria hasil: Tidak terjadi iritasi pada hidung maupun jalan napas. Tidak terjadi barotrauma. Vital sign dalam batas normal ( RR : 16-24 x/m ) Saturasi Oksigen ( > 95 %) Setting ventilator sesuai advice
Rencana Tindakan Rasionalisasi TTP Monitor kesuaian setting ventilator terhadap peningkatan WOB , hasil AGD secara tajam.
Keadaan pasien bisa berubah tiap menitnya sehingga keadaan klinis, monitor dan data penunjang perlu di pantau untuk menyesuaikan setting mode ventilator yang diberikan
Yakinkan napas pasien sesuai dengan irama ventilator Napas yang berlawanan dengan mesin dapat menimbulkan trauma.
cegah terjadinya fighting kalau perlu kolaborasi dengan dokter untuk memberi sedasi. Fighting dapat menimbulkan barotrauma sehingga perlu diwaspadai
Observasi tanda dan gejala barotrauma. Diteksi dini akan terjadinya komplikasi
Lakukan pengisapan lendir dengan hati-hati dan gunakan kateter succion yang lunak dan ujungnya tidak tajam. Mencegah iritasi mukosa jalan napas.
Lakukan restrain / fiksasi bila pasien gelisah. Mencegah terekstubasinya ETT (ekstubasi sendiri)
Atur posisi selang / tubing ventilator dengan cepat. Mencegah trauma akibat penekanan selang ETT.
Diagnosa 4 : Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d pemasangan selang endotracheal Tujuan : Selama perawatan dengan diharapkan tidak terjadi infeksi saluran napas Kriteria hasil A Suhu tubuh normal (36 - 37,5 C) A Warna sputum jernih. A Kultur sputum negatif.
Rencana Tindakan Rasionalisasi TTP Evaluasi warna, jumlah, konsistensi dan bauh sputum setiap kali pengisapan. Indikator untuk menilai adanya infeksi jalan napas.
Pertahanakan teknik aseptik pada saat melakukan pengisapan (suction) Mencegah infeksi nosokomial.
Jaga kebersihan bag & mask.
Lingkungan kotor merupakan media pertumbuhan kuman.
Lakukan pembersihan mulut, hidung dan rongga faring setiap shitf. Mencegah media kuman dalam saluran nafas atas
Ganti selang / tubing ventilator 24 - 72 jam.
Menjamin selang ventilator tetap bersih dan steril.
Monitor tanda-tanda vital yang menunjukan adanya infeksi. Diteksi dini.terhadap munculnya infeksi
Lakukan pemeriksaan kultur sputum dan test sensitifitas sesuai indikasi. Menentukan jenis kuman dan sensitifitasnya terhadap antibiotik.
Berikan antibiotik sesuai terapi Antibiotik sebagai pembunuh bakteri.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tgl Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi 2/7- 02 I 08.00 08.15
09.00 09.10
10.00 11.00 11.30 12.00 13.00 1. Mengkaji bunyi nafas 2. melakukan suction / pengisapan secret. 3. memberikan humidifier 4. Memonitor status hidrasi pasien (tetesan infus, humidifier) 5. memonitor vital sign 6. Melaksanakan pengisapan lendir 7. Mengatur posisi pasien 8. Mengkaji pasien bunyi nafas pasien 9. Memiringkan pasien
Jam 10.00 S : - O : Suara nafas bersih, ronchi (-). TD 130/70, RR 22 x/m.Letak ETT tepat A : Masalah teratasi sementara P : Tetap lanjutkan tindakan pengisapan lendit tiap 3 jam. 2-7- 02 II 10.00
10.11
1. Mengkaji kemampuan klien dalam berkomunikasi 2. Melakukan komunikasi pada klien u/mengungkapakan S : Kx mengungkapkan perasaan (dg tulisan tangan) saya sedih,
10.30
12.45
1300
perasaan klien dengan tulisan tangan 3. Memberikan penjelasan bahwa klien a/ dpt bicara setelah selang ETT dilepas. 4. Mengkaji riwayat penyakit klien dg pertanyaan dg alternatif jawaban ya dan tidak 5. memotivasi kx bawah keluarga akan selalu berdoa meskipun tdk berada di samping kx ingat anak-anak dan ingin pulang O : - Klein nampak khawatir Kx mampu menulis Klien mampu menggunakan bahasa isyarat A : Masalah teratasi P : tetap jalin komunikasi dengan metode alternatif sementara ETT terpasang. 3/7/02 IV 08.00
11.00 08.00 09.00 09.00 10.00 11.00 11.00 1. Mengkaji keadaan sputum saat disuntion 2. Melakukan sution dg kateter steril 3. Melakukan oral hygiene 4. Mencuci bag and mask 5. Memonitor vital sign 6. memberikan injeksi cefotaxim 1gr IV 7. memonitor vital sign 8. memberikan injeksi gentamycin 80 mg IV
S : - O : Sputum kental dan jernih, banyak, Suhu 37 C, bag and mask bersih. A : Masalah tidak terjadi P : Tetap lanjutkan semua tindakan selama perawatan. 3-7- 02 III 12.00 12.15
13.00
14.00 14.00 - memonitor ventilator sesuai order. - Mengkaji irama nafas apakah sesuai dg irama nafas - Observasi vital sign )terutama RR dan saturasi Oksigen ) - Melakukan pengisapan dg steril - Mengatur dan memperbaiki posisi ETT dan menggan ti plester fiksasi. S :- O : Ventilator mode BIPAP Fio2 30 %, frek 8 x/m, irama nafas sesuai mesin, Letak tubing ventilator tetap 3-7- 02 08.00 08.15
09.00 09.10
1. Mengkaji bunyi nafas 2. melakukan suction / pengisapan secret. 3. memberikan humidifier 4. Memonitor status hidrasi pasien Jam 10.00 S : - O : Suara nafas bersih, ronchi (-). TD 130/70, RR 22