Вы находитесь на странице: 1из 7

1.

Otot
Otot diberi nama sesuai dengan bentuk, lokasi, atau kombinasi keduanya. Namun otot lebih dikategorikan
menurut fungsinya seperti fleksi, ekstensi, atau rotasi. Otot dan ligamen bekerja sama untuk menstabilisasi tulang
belakang, tahan tegak, dan gerakan kontrol selama istirahat dan aktivitas. Adapun otot-otot yang terdapat dan
diinervasi oleh saraf vertebra cervical adalah:


No. Cervical Muscles Function Nerve
1. M. Sternocleidomastoid Ekstensi dan rotasi kepala,
fleksi pada columna
vertebra
C2, C3
2. M. Scalenus Fleksi dan rotasi leher Lower cervical
3. M. Spinalis Cervicis Ekstensi dan rotasi kepala Middle/lower
cervical
4. M. Spinalis Capitus Ekstensi dan rotasi kepala Middle/lower
cervical
5. M. Semispinalis Cervicis Ekstensi dan rotasi columna
vertebra
Middle/lower
cervical
6. M. Semispinalis Capitus Rotasi kepala C1-C5
7. M. Splenius Cervicis Ekstensi pada columna
vertebral
Middle/lower
cervical
8. M. Longus Colli Cervicis Fleksi vertebra cervical C2-C7
Tabel 1.1 Cervical Muscle
9. M. Longus Capitus Fleksi kepala C1-C3
10. M. Rectus Capitus
Anterior
Fleksi kepala C2, C3
11. M. Rectus Capitus
Lateralis
Fleksi dan lateral fleksi
kepala
C2, C3
12. M. Illiocostalis Cervicis Ekstensi pada vertebra
cervical
Middle/lower
cervical
13. M. Longissimus Cervicis Ekstensi pada vertebra
cervical
Middle/lower
cervical
14. M. Longissimus Capitus Rotasi kepala Middle/lower
cervical
15. M. Rectus Capitus
Posterior Major
Ekstensi dan rotasi kepala Suboccipital
16. M. Rectus Capitus
Posterior Minor
Ekstensi kepala Suboccipital
17. M. Obliquus Capitus
Inferior
Rotasi pada atlantoxial joint Suboccipital
18 M. Obliquus Capitus
Superior
Ekstensi dan lateral fleksi
kepala pada atlanto-occipital
joint
Suboccipital


BAB III
BIOMEKANIK CERVICAL
Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari tentang gerakan yang terjadi pada tubuh manusia (Yulianto, 2006). Dari
berbagai gerakan yang dapat terjadi pada tubuh manusia dapat dikelompokkan menjadi 2 gerakan yaitu
1. Osteokinematika
Osteokinematika merupakan gerakan yang terjadi antara dua tulang seperti gerakan angulasi, sircumduksi, rotasi
dan sliding (gerakan meluncur) adapun besarnya sudut pergerakn vertebra cervical dapat ditulis antara lain sebagai
berikut :
a. Extensi-Flexi S.60
0
-0
0
-80
0

b. Lateral Flexi dextra-sinistra F.45
0
-0
0
-45
0

c. Rotasi destra-sinistra R.80
0
-0
0
-80
0


2. Arthrokinematika
Adapun gerakan arthrokinematika persendian cervical yaitu :
a. Flexi-extensi pada atlanto axial dan atlanto odontoid joint pada bagian lateral dan atlas didapatkan roll dan sliding,
pada permukaan superior dan axis, selama flexi titik kontak antara dua permukaan convex ini akan bergerak ke
anterior dari garis tengah, dari curva ke titik kontak akan bergerak pada saat yang sama. Interspace pada atlanto
odontoid joint akan bergerak pada bagian superior.
b. Selama extensi titik kontak antara dua permukaaan akan bergerak keposterior dan akan bergerak pada posisi
yang baru dan saat yang sama interspace pada atlanto odontoid akan terbuka pada bagian inferior.
c. Rotasi pada atlanto axial dan atlanto odontoid joint selam rotasi odontoid tetap ditempat. Saat osteo ligamentum
yang dihubungkan pada axis dan odontoid kapsul articular pada sebelah kiri relaxasi dan sebelah lunak tertarik
pada saat bersamaan terjadi pada bagian kanan dan kiri atlas, bergerak kedepan sementara bagian lateral kanan
belakang.
d. Lateral flexi pada atlanto occipital joint selama lateral flexi bagian frontal. Pada bagian vertical yang dilalui oleh
occipital, atlas, axis, dan C
3
terlihat tidak ada gerakan pada atlanto axial joint.Gerakan hanya terjadi antara axis
dan C
3
dan antara occiput dan atlas, gerakan kedalam occipital condylus sebelah kiri dan odontoid, didekatkan
kapsul dari sendi atlanto occipitalis dan khususnya ligamen odontoid occipitalis sisi kanan.
Columna vertebralis terdiri dari 33 tulang vertebra yang membentuk kurva dan secara struktural terbagi atas 5 regio.
Dari superior ke inferior, mulai dari 7 segmen vertebra cervical, 12 segmen vertebra thoracal, 5 segmen vertebra lumbal,
5 vertebra sacral yang menyatu dan 4 vertebra coccygeus yang menyatu. Karena terdapat perbedaan struktural dan
adanya sejumlah costa, maka besarnya gerakan yang dihasilkan juga beragam antara vertebra yang berdekatan pada
regio cervical, thoracal dan lumbal.
Pada setiap regio, 2 vertebra yang berdekatan dan jaringan lunak antara kedua vertebra tersebut dikenal dengan
segmen gerak (Segmen Junghans). Segmen gerak tersebut merupakan unit fungsional dari spine (vertebra). Setiap
segmen gerak terdiri atas 3 sendi. Corpus vertebra terpisah oleh adanya diskus intervertebralis yang membentuk tipe
symphisis dari amphiarthrosis. Facet joint kiri dan kanan antara proccessus artikular superior dan inferior adalah tipe
plane/glide joint dari diarthroses yang dilapisi oleh cartilago sendi.
Lebih jelasnya, unit fungsional dari columna vertebralis terdiri dari anterior pillar dan posterior pillar. Anterior pillar
dibentuk oleh corpus vertebra dan discus intervertebralis yang merupakan bagian hidraulik, weight bearing, dan shock
absorbing. Posterior pillar dibentuk oleh proccessus artikular dan facet joint, yang merupakan mekanisme slide untuk
gerakan. Selain itu, juga dibentuk oleh 2 arkus vertebra, 2 proccessus transversus dan proccessus spinosus.
Dari 5 regio pada vertebra ini cervical merupakan bagian spina/tulang belakang yang paling bergerak (mobile),
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu :
1. Menopang dan memberi stabilitas pada kepala;
2. Memungkinkan kepala bergerak di semua bidang gerak;
3. Melindungi struktur yang melewati spina, terutama medula spinalis akar saraf dan arteri vertebra.
Spina Cervical menopang kepala, memungkinkan gerakan dan posisi yang tepat. Semua pusat saraf vital berada di
kepala memungkinkan pengendalian penglihatan (vision), keseimbangan vestibular, arahan pengendaraan (auditory) dan
saraf penciuman; secara esensial mengendalikan semua fungsi neuromuskular yang sadar. Untuk itu maka kepala harus
ditopang oleh spina cervical pada posisi yang tepat agar memungkinkan gerakan spesifik untuk menyelesaikan semua
fungsi tersebut.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa cervical dibentuk oleh tujuh vertebra. Spina cervical, C1-C7, terlihat dari lateral
membentuk lengkung lordosis dan kepada pada tingkat oksipitocervical membentuk sudut yang tajam agar kepala berada
di bidang horizontal. Apabila dilihat dari anteroposterior maka spina cervical sedikit mengangkat (tilt) kepala ke satu sisi.
Hal tersebut dapat dijelaskan oleh facet pada occiput, atlas (C1) dan aksis (C2) yang sedikit asimetrik.
Spina cervical merupakan persatuan unit fungsional yang saling tumpang-tindih (superimposed), masing-masing
terdiri atas 2 badan, yang dipisahkan oleh discus intervertebra mulai di bawah aksis (C2). Unit fungsional spina cervical
dibagi atas dua columna, yaitu columna anterior yang terdiri atas vertebra, ligamen longitudinal dan discus di antaranya,
serta columna posterior yang meliputi canal oseus neural, ligamen posterior, sendi zygapophyseal, dan otot erektor spina.
Secara anatomis, foramen intervertebralis terletak di antara kedua columna tersebut. Sebenarnya, otot cervical bagian
anterior yaitu flexor merupakan bagian dari columna anterior. Untuk mengevaluasi cervical dibagi menjadi segmen
cervical atas (di atas C3) dan segmen cervical bawah (C3-C7). Setiap segmen itu berfungsi berbeda.
Atlas dan axis dalam kombinasi dengan cranial-occiput (CO) membantu fleksi, ekstensi dan rotasi. Artikulasi atlanto
occipital (CO-C1) memungkinkan fleksi 10
0
dan ekstensi 25
0
. Rotasi terbanyak di spina cervical terjadi di persendian C1-
C2, dengan rotasi 45
0
ke arah kiri atau kanan. Sedikit derajat fleksi-ekstensi terlihat juga di persendian C1-C2. Sendi
sinovial asli (true synovial joint) terleak di antara lengkung anterior atlas dan processus odontoid.
Vertebra regio cervical bawah masing-masing serupa dalam bentuk fungsi dan dapat dikatakan merupakan unit
fungsional yang khas (typical). Vertebra C3-C7 mempunyai badan kecil dan dimensi terpanjang pada bidang coronal.
Processus spinosus terpanjang yang mudah teraba pada saat melakukan palpasi. Sendi zygapophyseal di cervical lebih
konkaf dibandingkan di thorakal dan lumbal. Orientasi facet di cervical adalah 45
0
(dibandingkan 60
0
di thorakal 90
0
di
lumbal). Processus spinosus, processus transversa dan lamina menjadi daerah perlekatan otot.
Di perbatasan C2 dan C3 terdapat perubahan bentuk persendian yang menyebabkan perbedaan bermakna dalam
fungsi serta merupakan daerah transisi yang mengubah gerakan dari rotasi ke fleksi dan ekstensi. Terjadi sekitar 10
0

pada C4-C5 danC5-C6. Fleksi lateral terjadi terutama di C3-C4 dan C4-C5. Pemindahan horizontal (horizontal
displacement) vertebra >3,5 mm saat fleksi dan ekstensi atau deformitas angular >11
0
menandakan instabilitas spina.
Semua gerakan cervical berpasagan sehingga rotasi dikaitkan dengan fleksi lateral dan sebaliknya. Pembatasan lingkup
gerak (ROM) dalam satu bidang memungkinkan klinisimendeteksi segmen yang terlibat terutama letaknya apakah di
regio cervical atas atau bawah.
Mobilitas unit fungsional vertebra cervical dibatasi oleh elastisitas terbatas serabut annular setiap annulus
intervertebral serta ligamen longitudinal anterior dan posterior (yang terikat pada setiap vertebra dari cranium sampai
sacrum).
Fleksi dibatasi oleh ligamen longitudinal posterior/ligamen intervertebra posterior, elastisitas terbatas fascia otot
ekstensor (erektor spina).
Fleksi berlebihan melewati batas fisiologis juga dibatasi oleh ligamen spinosum posterior dan interspinosum serta
elastisitas fascia otot erektor spina.
Ekstensi berlebihan dibatasi oleh kontak langsung lamina, faset dan processus spinosus posterosuperior.
Gerakan unit fungsional ke arah manapun menyebabkan sedikit distorsi pada diskus intervertebralis. Pada fleksi ke
depan, ruang anterior diskus mengalami penekanan dengan pemisahan simultan elemen posterior. Juga terjadi gerakan
meluncur (gliding) vertebra superior di atas vertebra berikut yang di bawahnya. Diskus intervertebralis tertekan di anterior
serta melebar di posterior, dan fleksi ini disertai sedikit gesekan (shear)anterior. Pemanjangan berlebihan serabut annular
posterior diskus dalam fleksi juga dibatasi oleh ligamen longitudinal posterior.
Adapun gerakan-gerakan pada regio cervical dan nilai ROM cervical
normal (McRae, 1999) adalah sebagai berikut:

No. Gerakan Deskripsi Nilai ROM
1. Fleksi Gerakan menempelkan
dagu ke arah dada
0
o
-80
o

2. Ekstensi Gerakan menekuk
kepala kearah posterior.
0
o
-60
o

3. Lateral Fleksi Gerakan menekuk
kepala kearah lateral
(samping).
0
o
-45
o

4. Rotasi Gerakan memutar
kepala dalam gerakan
sirkuler.
0
o
-80
o


Tabel 3.1 Nilai ROM Cervical

Вам также может понравиться