Вы находитесь на странице: 1из 7

A.

Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk
seduhan atau cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan
secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang
disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 10 macam bahkan lebih.
Golongan ini tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti
empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin
ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.
Kriteria jamu antara lain adalah sebagai berikut:
Aman
Klaim khasiat dibuktikan secara empiris
Memenuhi persyaratan mutu.
Jumlah produk jamu di Indonesia mencapai ribuan, salah satunya adalah ProRhoid. Produk jamu ini
memiliki kandungan yang hampir sama dengan Nodiar dan Diapet, yaitu mengandung Curcuma domestica
rhizome (rimpang kunyit) sebanyak 750 mg. Selain itu, bahan-bahan yang terkandung dalam ProRhoid adalah
Grapthophyllum pictum folium (daun ungu) 750 mg, dan Centella asiatica herb (pegagan) 1000 mg. Karena
jumlahnya paling banyak, kemungkinan kandungan utamanya adalah Centella asiatica (pegagan). ProRhoid
memiliki khasiat untuk meringankan wasir.

Simbol Jamu dan Contoh Produk Jamu di Pasaran

B. Obat Herbal Terstandar
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan
alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk
melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga
mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan
maupun ketrampilan pembuatan ekstrak.
Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah
ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti
standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak tanaman obat,
standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun
kronis.
Kriteria Obat Herbal Terstandar antara lain
Aman
Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra-klinik
Bahan baku yang digunakan telah mengalami standarisasi
Memenuhi persyaratan mutu

Hingga saat ini, baru 38 obat herbal terstandar (OHT) yang sudah
bisa diresepkan oleh dokter khusus yang memiliki kompetensi. Dari 38 OHT
tersebut, 6 diantaranya sudah fitofarmaka (lulus uji klinis pada manusia) yang bisa
disetarakan pemanfaatannya dengan obat kimia moderen. Menurut dr Abidinsyah,
38 jenis OHT tersebut sudah bisa masuk ke layanan kesehatan karena sudah lulus uji
pra klinik dan uji klinik, tapi tentunya dengan melihat kondisi pasien. Dokter harus
bisa membedakan mana kondisi kritis, urgent, preventif dan promotif.

Selain 38 OHT tersebut, saat ini juga sedang dikembangkan 4 jenis obat tradisional
yang tengah disaintifikasi dan diteliti di 60 puskesmas, yaitu obat untuk anti
hipertensi (tekanan darah tinggi), anti kolesterolemia (kolesterol tinggi), anti
hiperlipidemia (kadar lemak tubuh tinggi), anti hiperdiabetik (kadar gula darah
tinggi). Di Indonesia sendiri, telah beredar 17 produk OHT, seperti : diapet,
lelap, kiranti, dll.

Simbol Obat Herbal Terstandar dan Produknya diIndonesia
C. Fitofarmaka
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern
karena proses pembuatannya yang telah tersandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai uji klinik pada
manusia. Dengan uji klinik akan lebih menyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di
sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya
jelas dengan pembuktian secara ilmiah.
Syarat fitofarmaka yang lain adalah:
Klaim khasiat dibuktikan secara klinik
Menggunakan bahan baku terstandar
Memenuhi persyaratan mutu
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern
karena :
Proses pembuatannya yang telah terstandar,
Ditunjang bukti ilmiah s/d uji klinik pada manusia yang memenuhi syarat
ilmiah
Protokol uji yang telah disetujui,
Dilakukan oleh pelaksana yang kompeten,
Memenuhi prinsip etika,
Tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat.
Saat ini di Indonesia baru terdapat 6 fitofarmaka yaitu;
1. Nodiar Kimia Farma, fitofarmaka diare
2. X-Gra Phapros, fitofarmaka lemah syahwat
3. Stimuno Dexa Medica, fitofarmaka modulator imun
4. Tensigard Phapros, fitofarmaka hipertensi
5. Rheumaneer Nyonya Meneer, fitofarmaka rematik
6. Diabmeneer Nyonya Meneer, fitofarmaka diabetes


Simbol Fitofarmaka dan Produk Fitofarmaka di Indonesia
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji
klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.
Saat ini Fitofarmaka di indonesia baru 5 produk yang ada dipasaran,
yaitu: Nodiar, Rheumaneer, Stimuno, Tensigarp Agromed dan X-Gra.
Mari kita lihat satu-satu... ^__^

1. Nodiar (POM FF 031 500 361)


Komposisi:

Attapulgite (bahan kimia, obat untuk diare), 300 mg
Psidii folium ekstrak (daun jambu biji), 50 mg
Curcumae domesticae rhizomaekstrak (kunyit), 7.5 mg
Indikasi : diare yang tidak
spesifik, Ekstrak Folium Psidii dikenal memiliki
efek farmakodinamik yang bekerja di otot
polos usus. Attapulgitemelindungi usus dan menyerap racun bakteri dan
juga meningkatkan konsistensi feses dengan
penyerapan cairan di lumen intestinals. Curcuma domestica
Rhizoma bekerja dengan efek sebagai anti spasmolytical non kompetitif
antagonis pada reseptor asetilkolin.
Produksi: PT. Kimia Farma

2. Rheumaneer (POM FF 032 300 351)


Komposisi:

Curcumae domesticae rhizoma (temulawak), 95 mg
Zingiberis rhizoma ekstrak (kunyit), 85 mg
Curcumae rhizoma ekstrak, (temulawak) 120 mg
Panduratae rhizoma ekstrak, (temu kunci) 75 mg
Retrofracti fructus ekstrak, (buah cabe jawa), 125 mg
Khasiat: pengobatan nyeri sendi ringan
Produksi : PT. Nyonya Meneer

3. Stimuno (POM FF 041 300 411, POM FF 041 600 421)


STIMUNO

adalah imunomodulator dari herbal alami membantu


meningkatkan daya tahan tubuh. Stimuno terdaftar sebagai
FITOFARMAKA , dibuat dari ekstrak tanaman Phyllanthus niruri
(meniran) yang terstandarisasi dan telah melalui berbagai uji pre-klinik
dan klinik. Sebagai imunomodulator (pengatur sistem imun), Stimuno
membantu merangsang tubuh memproduksi lebih banyak antibodi dan
mengaktifkan sistem kekebalan tubuh agar daya tahan tubuh bekerja
optimal.
Komposisi : Tiap 5 ml Stimuno Sirup mengandung ekstrak Phyllanthus
niruri 25 mg.
Tiap kapsul Stimuno mengandung Phyllanthus niruri 50 mg
Indikasi: Membantu memperbaiki dan meningkatkan daya tahan tubuh
Produksi: PT. Dexa Medica

4. Tensigard Agromed (POM FF 031 300 031, POM FF 031 300 041)


Komposisi:

Apii Herba ekstrak (seledri), 95 mg
Orthosiphon folium ekstrak (daun kumis kucing), 28mg
Indikasi: Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik
obat ini gabungan dari komposisi daun kumis kucing dan daun seledri,
disini yang berperan sebagai agen penurun tekanan darah tinggi adalah
extrak daun seledri, sedangkan untuk daun kumis kucing (Orthosiphon
Folium) lebih ke infeksi ginjal, saluran kemih, dll.
Produksi: PT. Phapros

5. X-Gra (POM FF 031 300 011, POM FF 031 300 021)


Komposisi:

Ganoderma lucidum (jamur ganoderma), 150 mg
Eurycomae radix (akar pasak bumi), 50 mg
Panacis ginseng radix (akar ginseng), 30 mg
Retrofracti fructus (buah cabe jawa), 2.5 mg
Royal jelly, 5 mg
Indikasi: Meningkatkan stamina dan kesegaran tubuh, membantu
meningkatkan stamina pria, membantu mengatasi disfungsi ereksi dan
juga ejakulasi dini.
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap bahan yang dikandung dalam
X-gra, kanker prostat, hipertensi berat dan gagal ginjal.
Produksi: PT. Phapros

Kelima produk fitofarmaka ini merupakan produk Indonesia yang
membanggakan. Melalui berbagai penelitian, prosedur, dan biaya yang
tidak sedikit akhirnya produk ini dapat secara aman dikonsumsi
masyarakat sesuai dengan indikasinya. Dengan berkembangnya
fitofarmaka maka akan meningkatkan kepercayaan konsumen dalam
menggunakannya, jelas karena fitofarmaka adalah grade tertinggi dari
produk herbal di Indonesia. Fitofarmaka juga dalam proses
produksinya sudah terstandardisasi dimulai sejak budi daya melalui
adanya GAP (Good Agricultural Practice).

Вам также может понравиться