Вы находитесь на странице: 1из 6

KONDISI GEOLOGI SUNGAI BOYONG CODE

i. PENDAHULUAN
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi teraktif di dunia yang berada
di Indonesia, khususnya Pulau Jawa yang meliputi dua provinsi, yaitu Provinsi Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung yang memiliki ciri khas tipe letusan
Merapi, tipe letusan dengan muntahan lava pijar dan aliran turbulen awan panas yang
berisikan material piroklastik ash (ash flows) atau biasa disebut wedhus gembel, dengan
siklus letusan 4 tahun sekali ini memiliki ketinggian 3120 mdpl. Material yang dihasilkan
dari erupsi Merapi merupakan material intermediet dan gunung ini merupakan hasil dari
subduksi di selatan Pulau Jawa yang terjadi sekitar Miosen awal-akhir. Dampak negatif
yang di akibatkan oleh erupsi Merapi sangat banyak, diantaranya aliran awan panas
bersuhu diatas 700 C yang dapat meluluh lantakan vegetasi dan pemukiman warga di
lereng Merapi dan lahar dingin yang dihasilkan dari erupsi ini membawa material
berukuran pasir-berangkal, sehingga dapat menyebabkan pendangkalan aliran sungai dan
menyebabkan kebanjiran di akhirnya. Namun, dampak positif dari letusan tersebut
sangatlah menguntungkan, yaitu penambangan pasir di sekitaran lereng Merapi, salah
satunya Sungai Boyong, dan tanah pertanian menjadi lebih subur.
Sungai Boyong ini berganti nama menjadi Sungai Code setelah memasuki Kota
Yogyakarta, dan nantinya di Kabupaten Bantul bertemu dengan aliran Sungai Opak yang
bermuara di Pantai Selatan Jawa (Samudera Hindia).

Gambar 1. Peta aliran sungai utama di
wilayah Gunung Merapi dan
sekitarnya
Sumber : Geospasial BNPB
ii. GEOLOGI SUNGAI BOYONG
Sungai ini terletak di ketinggian 600-400 mdpl, yang berhulu di kaki Gunung
Merapi yaitu tepatnya di Desa Hargobinangun, Kecamatan Cangkringan, Sleman. Sungai ini
mengalir dari utara ke selatan. Termasuk dalam sungai berstadia muda dengan pola
pengaliran dendritik karena factor kelerengan yang cukup terjal (dari kaki Gunung Merapi
ke lembahan) dan bentuk lembahan sungai V. Namun, pasca erupsi 2010 lalu, lembahan
cenderung berbetuk U karena material-material yang dibawa hasil erupsi mengikis
secara lateral tebing-tebing pinggir sungai. Terdapat juga pola sungai menganyam di
bagian hulu yang disebabkan material-material yang tidak sanggup dibawa oleh air
sehingga air cenderung mencari celah untuk di transportasikan ke hilir. Sungai di bagian
hulu mengalami proses erosi dan sedimentasi yang hebat, terutama pada erupsi tahun
2010, memiliki kompetensi dan kapasitas sungai yang tinggi. Terbukti dari material-
material yang dibawa ada yang berukuran pasir-berangkal dan aliran yang pekat yang
merupakan ciri khas aliran lahar dingin. Terbukti dengan adanya endapan matrix
supported dimana terdapat fragmen berukuran bongkah-berangkal berbentuk sub-angular
- angular yang mengambang diantara matrix berukuran lempung-pasir. Untuk mencegah
aliran lahar dingin dibuatkan Sabo Dam yang berfungsi untuk mengurangi jumlah material
erupsi berukuran boulder yang tertranspor ke hilir dan mengurangi laju lahar dingin agar
masyarakat memiliki waktu untuk mengungsi dari ancaman banjir lahar dingin serta agar
tidak terjadi pendangkalan di bagian hilir.



Gambar 2. Material pasca
erupsi yang pekat mengerosi
sungai secara lateral dengan
ukuran butir dominan
bongkah
Sumber :
rovicky.wordpress.com
ii.i. Provenance
Secara umum, provenance Sungai Boyong ini merupakan hasil dari transportasi
dari material erupsi Gunung Merapi ataupun lapukan dari batuan beku di sekitarnya.
Material berupa andesit berukuran pasir-berangkal terdapat melimpah merupakan bukti
energi transportasi yang besar yang terjadi dari erupsi merapi yang merupakan gunung
bermagma intermediet. Material-material tersebut belum terlitifikasikan secara sempurna
(masih berupa endapan) sehingga dapat tertransportasikan lagi ke hilir jika ada energi
yang kuat untuk mentransportasikan.
ii.ii. Stratigrafi
Stratigrafi dari Sungai Boyong ini sendiri juga merupakan stratigrafi Merapi yang
terdiri atas Vulkanik Merapi Tua dan Vulkanik Merapi Muda (Rahardjo dkk.,1977), yaitu :
Vulkanik Merapi Tua
Vulkanisme ini berumur Pleistosen atas dan tersusun oleh breksi aglomerat dan leleran
lava yang lebih bersifat basaltic daripada Merapi Muda. Berdasarkan dating C-14, vulkanik
ini menunjukkan umur 4.350-2.870 sebelum 1950 (Wirahadikusumah, 1989).
Vulkanik Merapi Muda
Vulkanisme ini berumur Pleistosen atas dan tersusun atas material rombakan Merapi Tua
berupa endapan tufa, pasir, dan breksi yang terkonsolidasi lemah dan dating C-14
menunjukkan umur 1.700 340 tahun sebelum 1950 (Wirahadikusumah, 1989).
McDonald dan Partners (1984) membagi satuan ini menjadi 2, yaitu :
a. Formasi Sleman, terdiri atas pasir dan kerikil yang diselingi bongkah dan merupakan
kenampakan bagian bawah dari vulkanik merapi muda.
b. Formasi Yogyakarta, yang terdiri dari perselingan pasir, kerikil, lanau, dan lempung.
Formasi ini merupakan kenampakan bagian atas dari Vulkanik merapi Muda.

ii.iii. Morfologi
Sungai Boyong mengalir pada Satuan Tubuh Gunung Merapi dan Satuan Kaki
Gunung Merapi. Pada Satuan Tubuh Gunung Merapi, terletak di ketinggian 1200-600 mdpl
terdapat pengaliran sub parallel-dendritik dimana air berasal dari air tanah bebas karena
merupakan daerah resapan air berporositas baik. Sedangkan di bagian Satuan Kaki
Gunung Merapi pada ketinggian 600-400 mdpl terdapat pola pengaliran sub dendritik
dengan lembahan sungai yang berbentuk V namun karena gerusan material erupsi pada
tebing-tebing sungai, lembahan cenderung berbentuk U. Sungai Boyong ini mengalir
terus ke selatan kearah Kota Yogyakarta.
iii. GEOLOGI SUNGAI CODE
Sungai Code merupakan terusan dari Sungai Boyong setelah memasuki Kota
Yogyakarta. Memiliki bentuk lembah sungai berbentuk U, disebabkan karena material
bawaan dari Sungai Boyong sudah berkurang kompetensi dan energinya akibat Sabo Dam
sehingga material yang diendapkan cenderung berukuran pasir-kerakal namun masih
terdapat sedikit bongkah.Semakin ke arah selatan, kita akan menemui sungai ini mulai
meandering dan ditemui juga channel bar, cut off slope, point bar yang menandakan sungai
ini berstadia dewasa. Di tepian sungai ini banyak dibangun konstruksi sipil berupa tanggul
sungai untuk mengurangi erosi lateral dan longsoran. Saat ini, kedalaman sungai antara
0,5-4 meter dengan lebar 10-18 meter, namun dapat meluap ketika lahar dingin datang.
iii.i. Provenance
Provenance yang dibawa Sungai Code merupakan material hasil dari transportasi
Sungai Boyong yang sudah terkualifikasi ukuran butirnya karena Sabo Dam menjadi
ukuran pasir-kerakal secara dominan. Secara garis besar, jika digambarkan Sungai Code
ini terdiri dari 2 bagian, yaitu Sungai Code atas yang memiliki material berukuran pasir
dan kerakal yang dominan dengan lembah mulai U dan Sungai Code bawah yang
didominasi oleh material berukuran pasir, sudah dipengaruhi endapan fluviovulkanik dan
mulai meander. Perbedaan jenis material ini disebabkan karena pada Code atas terdapat
lagi Sabo Dam yang menyaring material berukuran lebih besar agar tidak tertransportasi
jauh dengan mengendalikan energi sungai agar tidak terlalu besar.
iii.ii. Stratigrafi
Stratigrafi dari Sungai Code ini berasal dari rombakan material Vulkanik Merapi
Muda yang merupakan rombakan material Vulkanik Merapi Tua :
a. Vulkanik Merapi Muda
Memilki umur pleistosen dan tersusun atas material hasil rombakan endapan
Merapi Tua berupa endapan tufa, pasir, dan breksi yang belum terkonsolidasi secara
sempurna. Berdasarkan metode dating C-14 maka umur Vulkanik Merapi Muda 1.700
340 (dihitung sebelum tahun 1950). Menurut Mac Donald dan Partners (1984), Vulkanik
Merapi Muda dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan litologinya:
a. Formasi Sleman
Disusun oleh pasir dan kerikil diselingi bongkah yang meruakan kenampakan
bagian bawah dari unit vulkanik klastik hasil vulkanik Merapi termuda.
Formasi makin tebal dari utara ke selatan.
b. Formasi Yogyakarta
Formasi ini disusun oleh perselingan pasir, kerikil, lanau, dan lempung yang
merupakan enampakan bagian atas dari unit vulkanik klastik hasil Vulkanik
Merapi Muda. Material Formasi Sleman dan Formasi Yogyakarta berasal dari
rombakan hasil erupsi kegiatan Gunung Merapi tahun 2006.
iii.iii. Morfologi
Sungai Code mengalir di Satuan Kaki Gunung Merapi dan di Satuan Dataran
Aluvial. Satuan Kaki Gunung Merapi berada di ketinggian 600-400 mdpl dengan pola
pengaliran sub-dendritik memanjang ke selatan dengan bentuk sungai V. Semakin ke
selatan, aliran berada di Satuan Dataran Aluvial yang mulai berbentuk U karena proses
terjangan material erupsi Merapi.












DAFTAR PUSTAKA
Srijono, et all. 2011. Buku Bahan AjarGeomorfologi. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi
fakultas Teknik UGM
http://rovicky.wordpress.com/2011/01/07/belajar-sedimentologi-dari-merapi/ (diakses
pada 14 September 2014 pukul 23.10 WIB)
http://shin-shanshan.blogspot.com/2011/10/kondisi-geologi-sungai-boyong-sungai.html
(diakses pada 14 September 2014 pukul 23.00 WIB)

Вам также может понравиться