Вы находитесь на странице: 1из 20

TUGAS MAKALAH

KIMIA ORGANIK II
LEMAK JENUH



OLEH KELOMPOK : 1

YUNITA DWI PRATIWI (F1F1 10 090)
LUKITA LESTARI N. (F1F1 10 094)
SITTI NURNITA SALEH (F1F1 10 102)
ELVIANTI MEILANY (F1F1 12 002)
DINAR (F1F1 12 004)
SRI WAHYUNI (F1F1 12 005)
AL FIRA AHMAD SIPA (F1F1 12 006)
ULFA WILDA (F1F1 12 007)

KELAS : A

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
HALU OLEO
KENDARI
2013

DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
1.4 Tata Nama Lemak .................................................................................... 5
1.4.1 Tata nama trivial ............................................................................... 6
1.4.2 Nama sistematis ................................................................................ 6
1.5 Sifat-Sifat Lemak ..................................................................................... 7
1.5.1 Sifat Fisika Lemak ............................................................................. 7
1.5.2 Sifat Kimia Lemak ............................................................................. 7
1.6 Reaksi-Reaksi Lemak ............................................................................... 8
1.6.1 Esterifikasi......................................................................................... 8
1.6.2 Hidrolisa ............................................................................................ 8
1.6.3 Penyabunan ..................................................................................... 10
1.7 Lemak Jenuh ........................................................................................... 14
BAB III ................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat di
dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic non
polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter.
Lipid merupakan sekelompok senyawa yang tidak larut di dalam air,
tetapi larut di dalam pelarut organik non polar seperti eter dan benzena Lipid
umumnya dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan bentuk pada suhu ruang,
yaitu lemak yang berbentuk padat dan minyak yang berbentuk cair. Sebagian
besar lipid tersusun atas asam lemak. Asam lemak terdiri atas dua macam,
yaitu asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap karbon-karbon
dan asam lemak tidak jenuh yang memiliki ikatan rangkap karbon-karbon.
Beberapa mikrooganisme dapat mengakumulasi lipid dengan kandungan asam
lemak tidak jenuh cukup tinggi.Untuk memberikan defenisi yang jelas tentang
lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai
rumus struktur yang serupa atau mirip. Adapun sifat fisika yang dimaksud
ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu
pelarut organik misalnya ester, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut
pelarut organik; (2) ada hubungan dengan asam lemak atau esternya; (3)
mempunyai kemungkinan digunakan oleh mahluk hidup. Jadi berdasarkan
sifat fisika tersebut, lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan
cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut lemak tersebut. Jaringan bawah
kulit di sekitar perut, jaringan sekitar ginjal mengandung banyak lipid
terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur
terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30%.
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa
golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi
lipid dalam tiga golongan besar, yakni: 1. lipid sederhana yaitu ester asam
lemak dengan berbagai alkohol, contohnya: lemak atau gliserida dan lilin
(waxes); 2. lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus
tambahan, contohnya: fosfolipid ; 3. derivate lipid yaitu senyawa yang
dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya: asam lemak, gliserol, dan
sterol.
Disamping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi
dalam dua golongan yang besar, yakni: 1. lipid yang dapat disabunkan yaitu
dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak; 2. lipid yang tidak dapat
disabunkan, contohnya steroid. Dan beberapa golongan lipid berdasarkan
kemiripan struktur kimianya, yaitu: (1) asam lemak, (2) lemak (3) lilin, (4)
fosfolipid, (5) stingolipid, (6) terpen, (7) steroid, (8) lipid kompleks. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang asam lemak jenuh lebih khususnya.

1.2 Rumusan masalah
Permasalahan pada penulisan makalah ini adalah :
1. Bagaimana tata nama lemak ?
2. Bagaimana sifat-sifat lemak ?
3. Bagaimana reaksi yang terjadi pada lemak ?
4. Jelaskan pengertian lemak jenuh?
5. Sebutkan Sifat- sifat lemak jenuh?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tata nama lemak.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat lemak.
3. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada lemak.
4. Untuk mengetahui pengertian lemak jenuh.
5. Untuk mengetahui sifat-sifat yang dimiliki lemah jenuh.


BAB II
PEMBAHASAN
1.4 Tata Nama Lemak
Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku
tinggi. Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak,
oleh karena itu lemak juga disebut trigliserida. Struktur umum molekul lemak
dapat digambarkan

R1 = R2 = R3 atau R1 R2 R3. R1/R2/R3 adalah sisa asam dari asam
lemak jenuh atau tidak jenuh.
Pada rumus struktur lemak di atas, R1COOH, R2COOH, dan R3
COOH adalah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul
asam lemak itu boleh sama (disebut asam lemak sederhana) dan boleh berbeda
(disebut lemak campuran). Tetapi pada umumnya, molekul lemak terbentuk dari
dua atau lebih macam asam lemak.
Nama lazim dari lemak adalah trigliserida. Penamaan lemak dimulai
dengan kata gliseril yang diikuti oleh nama asam lemak. Contohnya :

Tata nama lemak terdiri dari dua cara yaitu tata nama trivial dan tata nama
sistemastis.
1.4.1 Tata nama trivial
Nama trivial diberikan sebelum struktur kimia asam lemak diketahui dan
biasanya menunjukkan sumber asal asam lemak. Misalnya:
Asam palmitat (palmitic acid) berasal dari minyak sawit (Palm oil)
Asam arakhidat (arachidic acid) berasal dari kacang tanah (Arachis
hypogeal)
Asam linoleat (lenoleic acid) berasal minyak linseed (linseed oil)
Risinoleat (ricinoleic) berasal castor oil (Ricinus communis)
1.4.2 Nama sistematis
Berdasarkan kesepkatan aturan dari ahli kimia dan biokimia international.
Nama sistematis bergantung pada struktur asam lemak. misalnya asam oleat
adalah asam cis-9 oktadekenoat. Menunjukkan pada bentuk karboksilat (oat) 18
atom karbon (oktadek) Satu ikatan rangkap (en), ikatan rangkap terletak pada
atom 9 dan 10 (dihitung dari ujung karboksil) konfigurasi cis.
Panjang Rantai Nama Sistematis Nama Trivial
4 Butanoat butirat
6 Heksanoat Kaproat
8 Oktanoat Kaprilat
10 Dekatonaot Kaprat
12 Dodekanoat Laurat
14 Tetradekanoat Miristat
16 Heksadekanoat Palmitat
18 Oktadekanoat Stearat
20 Eikosanoat Arakhidat
22 Dokosanoat Behenat
24 tetrakosanoat Lignoserat

1.5 Sifat-Sifat Lemak
1.5.1 Sifat Fisika Lemak
a. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat,
sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
b. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak
jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah
mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol
dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 C,
sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat)
mempunyai titik lebur 17 C.
c. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air,
sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak
larut dalam air.
d. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas
merupakan pelarut lemak yang baik.
1.5.2 Sifat Kimia Lemak
a. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk merubah asam-asam lemak bebas
dari trigliserida, menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat
dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi serta penukaran
ester (transesterifikasi)
b. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-
asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi ini mengakibatkan kerusakan
lemak dan minyak. Hal ini terjadi disebabkan adanya sejumlah air
dalam lemak dan minyak tersebut.
c. Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada
trigliserida. Bila reaksi penyabunan telah selesai, maka lapisan air yang
mengandung gliserol dapat dipisahkan dengan cara penyulingan.
d. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai
karbon asam lemak atau minyak Setelah proses hidrogenasi selesai,
minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan
disaring. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras,
tergantung pada derajat kejenuhan.
e. Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
f. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.

1.6 Reaksi-Reaksi Lemak
1.6.1 Esterifikasi

1.6.2 Hidrolisa
Reaksi hidrolisis pada trigliserida akan menghasilkan gliserol dan asam
lemak. Reaksi ini dapat berlangsung dalam suasana asam atau basa atau
dapat pula dengan bantuan enzim. Reaksi hidrolisis dari trigliserida
dapat dilihat pada persamaan di bawah ini

Hidrolisis menggunakan air atau asam encer
Reaksi dengan air murni sangat lambat sehingga tidak pernah
digunakan. Reaksi ini dikatalisis oleh asam encer, sehingga ester
dipanaskan di bawah refluks dengan sebuah asam encer seperti asam
hidroklorat encer atau asam sulfat encer.
Berikut dua contoh sederhana dari hidrolisis menggunakan sebuah
katalis asam.
Pertama, hidrolisis etil etanoat:

dan yang kedua hidrolisis metil propanoat:

Perhatikan bahwa kedua reaksi di atas dapat balik (reversibel). Untuk
melangsugkan hidrolisis sesempurna mungkin, harus digunakan air yang
berlebih. Air diperoleh dari asam encer, sehingga ester perlu dicampur
dengan asam encer yang berlebih.
Hidrolisis menggunakan basa encer
Ini merupakan cara yang lazim digunakan untuk menghidrolisis ester.
Ester dipanaskan di bawah refluks dengan sebuah basa encer seperti
larutan natrium hidroksida.
Ada dua kelebihan utama dari cara ini dibanding dengan menggunakan
asam encer. Reaksinya berlangsung satu arah dan tidak reversibel, dan
produknya lebih mudah dipisahkan.
Kita mengambil contoh ester sama seperti kedua contoh di atas, tapi
menggunakan larutan natrium hdroksida bukan sebuah asam encer:
Pertama, hidrolisis etil etanoat menggunakan larutan natrium hidroksida:

dan selanjutnya hidrolisis metil propanoat dengan cara yang sama:

Perhatikan bahwa terbentuk garam natrium bukan asam karboksilat
sendiri. Campuran ini relatif mudah dipisahkan. Jika digunakan larutan
natrium hidroksida yang berlebih, tidak akan ada ester yang tersisa.
Alkohol yang terbentuk bisa dipisahkan dengan distilasi. Pemisahan ini
cukup mudah. Jikamenginginkan terbentuk asam bukan garamnya, harus
menambahkan asam kuat yang berlebih seperti asam hidroklorat encer
atau asam sulfat encer ke dalam larutan yang tersisa setelah distilasi
pertama. Jika anda melakukan ini, campuran akan dibanjiri dengan ion-
ion hidrogen. Ion-ion hidrogen ini ditangkap oleh ion-ion etanoat (atau
ion paropanoat atau ion apapun) yang terdapat dalam garam membentuk
asam etanoat (atau asam propanoat, dan lain-lain). Karena asam-asam ini
adalah asam lemah, maka ketika bergabung dengan ion hidrogen,
cenderung tetap bergabung.Sekarang asam karboksilat bisa dipisahkan
dengan distilasi.
1.6.3 Penyabunan
Pembahasan ini berkaitan dengan hidrolisis basa (dengan menggunakan
larutan natrium hidroksida) ester-ester besar yang ditemukan dalam
lemak dan minyak hewani dan nabati. Jika ester-ester besar yang
terdapat dalam lemak dan minyak hewani dan nabati dipanaskan
dengan larutan natrium hdiroksida pekat, reaksi yang terjadi persis sama
dengan reaksi pada ester-ester sederhana.
Terbentuk asam karboksilat kali ini, garam natrium dari sebuah asam
besar seperti asam oktadekanoat (asam stearat). Garam-garam ini
merupakan komponen sabun yang penting yaitu komponen yang
melakukan pembersihan.
Juga terbentuk alkohol kali ini, alkohol yang lebih rumit, propan-
1,2,3-triol (gliserol).

Karena hubungannya dengan pembuatan sabun, hidrolisis ester dengan
basa terkadang disebut sebagai saponifikasi.
a. Hidrogenasi
Lemak dan minyak dari hewan dan tumbuh-tumbuhan merupakan
molekul-molekul yang mirip, yang membedakan hanya titik leburnya
saja. Jika senyawanya berwujud padat pada suhu kamar, maka disebut
lemak. Jika berwujud cair sering disebut sebagai minyak. Titik lebur
senyawa-senyawa ini sangat ditentukan oleh keberadaan ikatan karbon-
karbon rangkap (C=C) dalam molekulnya. Semakin tinggi jumlah ikatan
C=C, semakin rendah titik leburnya.
Jika senyawanya tidak mengandung ikatan C=C, maka zat tersebut
dikatakan jenuh. Lemak jenuh sederhana biasanya memiliki struktur
sebagai berikut:

Molekul-molekul seperti ini biasanya berwujud padat pada suhu kamar.
Jika hanya ada satu ikatan C=C pada masing-masing rantai hidrokarbon,
maka zat ini disebut sebagai lemak tak-jenuh-tunggal (mono-
unsaturated) (atau minyak tak-jenuh-tunggal, karena kemungkinan zat
ini berwujud cair pada suhu kamar.)
Sebuah minyak tak-jenuh-tunggal yang sederhana bisa digambarkan
sebagai berikut:

Jika ada dua atau lebih ikatan karbon-karbon rangkap pada masing-
masing rantai, maka zat tersebut dikatan tidak-jenuh-majemuk
(polyunsaturated).
Sebagai contoh:

Untuk menyederhanakan, pada semua gambar ini, ketiga rantai
hidrokarbon pada masing-masing molekul dianggap sama. Meskipun
tidak harus sama ketiga-tiganya terkadang terdapat campuran beberapa
jenis rantai dalam molekul yang sama.
Minyak-minyak nabati sering memiliki kandungan lemak (minyak) tak-
jenuh-tunggal (mono-unsaturated) dan tak-jenuh-majemuk
(polyunsaturated) yang tinggi, olehnya itu minyak-minyak nabati
berwujud cair pada suhu kamar. Kandungan lemak dan minyak yang
tinggi ini membuat minyak-minyak nabati mudah tersebar tidak
beraturan pada bahan makanan seperti roti, dan tidak cocok digunakan
untuk pemanggangan kue (baking powder).
Kita bisa "mengeraskan" (meningkatkan titik lebur) minyak dengan cara
menghidrogenasinya dengan bantuan katalis nikel. Beberapa kondisi
(seperti suhu yang tepat, atau lamanya waktu hidrogen dilewatkan ke
dalam minyak) harus dikontrol dengan hati-hati sehingga beberapa (tidak
harus semua) ikatan karbon-karbon rangkap mengalami hidrogenasi.
Prosedur ini menghasilkan sebuah "minyak yang terhidrogenasi parsial"
atau "lemak yang terhidrogenasi parsial".
Untuk memperoleh tekstur akhir yang diinginkan, anda perlu
menghidrogenasi cukup banyak ikatan. Akan tetapi, ada manfaat
kesehatan yang mungkin diperoleh ketika memakan lemak atau minyak
tak-jenuh-tunggal atau tak-jenuh-majemuk ketimbang lemak atau minyak
yang jenuh sehingga semua ikatan karbon-karbon rangkap yang ada
dalam minyak tersebut tidak perlu dihidrogeasi semuanya.
Diagram alir berikut menunjukkan proses hidrogenasi sempurna dari
sebuah minyak tak-jenuh-tunggal yang sederhana.

Reaksi kimia untuk trigliserida pada prinsipnya memiliki kesamaan
dengan senyawa alkena dan ester, misalnya trigliserida dapat
terhidrogenasi oleh gas Hidrogen yang dikatalisis oleh logam Nikel atau
Platina, reaksi untuk senyawa tersebut disajikan dalam persamaan reaksi
pada Bagan berikut.

Pembentukan keton

1.7 Lemak Jenuh
Asam lemak adalalah asam monokarboksilat yang rangkai karbonya
tidak bercabang dan radikal karboksilnya berada pada ujung rantai karbon.
Asam lemak yng terdapat pada tanaman,manusia ataupun hewan mempunyai
jumlah atom karbon genap. Asam lemak dapat berupa asm lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh. Lipid sederhana dan lipid majemuk mempumyai unit
penyusun asam lemak.
Asam lemak jenuh merupakan asamlemak yang mengandung ikatan
tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh bentuknya padat pada
suhu kamar. Asam lemak jenuh (asam lemak non essential) antara lain asam
stearat, asam palmitat, dan asam butirat.Asam lemak jenuh terdapat di hewan
dan produk-produk makanan olahan, seperti daging, produk susu, kripik, dan
yang merusak. Struktur kimia dari lemak jenuh adalah sepenuhnya dengan
atom hidrogen, dan tidak mengandung dua rantai ikatan antara atom-atom
karbon. Lemak jenuh tidak menyehatkan jantung, karena mereka paling
dikenal untuk meningkatkan kolesterol LDL (kolesterol yang buruk). Asam
lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak
tak jenuh
Beberapa sifat umum lemak jenuh yaitu
1. Bersifat non essensial
2. Dapat disintesis oleh tubuh
3. Padat pada suhu kamar
4. Diperoleh dari sumber zat hewani contoh mentega
5. Tidak ada ikatan rangkap.

Ada beberapa asam lemak yang larut dan tidak larut dalam air.
Kelarutan dalam air semakan berkurang dengan bertambahnya jumlah atom
karbon peyusunnya. Pada ummnya asam lemak jenuh larut dalam air. Asam
butirat mempunyai bau yang tidak enak dan dapat bercampur dengan air
dalam semua perbandingan. Asam kaproat dan asam kapriat adalah cairan
yangenyerupai minyak. Bebarapa asam lemak jenuh seperti asam kaprat,
pada temperatur biasa di Indonesia berupa padatan.
Titik didihderet asam lemak naik secaraa teratur. Makin panjang
rantai karbonya, makin turun berat jenisnya. Titik lebur atau titik cair
asamlemak (dengan jumlah atom karbon genap) juga meningkat seiring
denganmeningkatnya jumlah karbon, walaupun peningkatanya tidak teratur.
Asam-asam lemak yang titik lebur yang tinggi, yang pada suhu biasa
merupakan padatan, tidak larut dalam air.Asam lemakjenuh seperti asam
butirat, asam palmiat, dan asam stearat banyak kita jumpai sebagai
komponen penyusun lipid yang terdapat dalam tubuh kita. Khusus untuk
asam lignoserat dan asam serebronat dijumpai sebaga komponen penyusun
beberapa galaktosfingolipid.

Beberapa contoh lemak jenuh
Asam cuka (Asam etanoat) :CH3-COOH
Asam propionate (Asam Propanoat) : CH3 CH2- COOH
Asam Butirat (Asam butanoat) : CH3(CH2)2COOH
Asam Valerat (Asam Pentanoat) CH3(CH2)3COOH
Asam Kaproat (Asam Heksanoat) : CH3(CH2)4COOH
Asam Kaprilat (Asam Oktanoat ) : CH3(CH2)5COOH
Asam Kaproat (Asam Dekanoat) : CH3(CH2)6COOH
Asam Laurat (Asam dodekanoat) : CH3(CH2)10COOH
Asam Miristat (Asam tetradekanoat) : CH3(CH2)12COOH
Asam Palmitat (Asam Heksadekanoat) : CH3(CH2)14COOH
Asam Stearat (Asam Oktadekanoat) : CH3(CH2)16COOH
Asam arakhidonat (Asam Eikosanoat) : CH3(CH2)18COOH
Adapun Contoh makanan yang mengandung asam lemak jenuh serta
pengganti makanannya :
Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit. Minyak ini sangat kaya akan
lemak jenuh.
Hydrogenated atau partially hydrogenated oils. Hindari junk food yang
menggunakan minyak yang dihidrogenasi atau dihidrogenasi sebagian,
atau lemak trans. Junk food ini termasuk donat dan kentang goreng.
Susu whole fat atau produk-produk susu, termasuk keju. Mulailah beralih
dari produk-produk susu yang whole fat ke produk susu dengan 1 atu 2
persen lemak atau ke susu skim. Keju juga telah tersedia dengan berbagai
versi skim-milk. Selain itu,creamer produk non-susu yang mengandung
lemak jenuh juga sebaiknya diganti dengan susu skim.
Pengganti lemak. hati-hati mengunakan makanan lemak dengan kalori
yang lebih rendah. Studi-studi telah menunjukkan, memilih lemak rendah
kalori justru memicu orang-orang mengonsumsi makanan tersebut dalam
jumlah yang lebih besar. Karena itu, jangan jadikan rendah kalori sebagai
alasan untuk mengonsumsi lebih banyak.
Mentega. Mentega kaya lemak jenuh, kalori dan kolesterol tetapi sama
sekali tidak mengandung nilai gizi.
Pizza, popcorn yang kaya lemak serta kudapan lainnya.
Berikut beberapa makanan pengganti rendah lemak yang bisa
menjadi pilihan Anda:
Margarin. Pilihlah yang mengandung lemak trans paling sedikit. Caranya,
pilihlah yang paling lembut. Semakin lembut margarin yang Anda pilih,
kandungan lemak transnya juga semakin sedikit.
Susu skim yang sudah diuapkan. Susu skim ini bisa menjadi pilihan yang
jauh lebih baik dibandingkan krim berat.
Tepung cokelat. Saat hendak digunakan untuk memanggang, tepung ini
bisa digunakan untuk menggantikan cokelat yang tanpa pemanis.
Yogurt. Yogurt beku tanpa lemak bisa digunakan untuk menggantikan es
krim. Yogurt bisa juga digunakan sebagai topping untuk menggantikan
krim yang kaya lemak.
Produk-produk unggas. Unggas mengandung lebih sedikit lemak dan
kolesterol dibandingkan sapi.
Putih telur. Ada baiknya mengosumsi 2 putih telur atau 1/4 cangkir telur
tanpa kolesterol dibandingkan 1 telur utuh.
Lemak jenuh atau sering disebut lemak jahat - yang berusaha dihindari
oleh orang Amerika - bukanlah penyebab penyakit moderen kita.
Sesungguhnya, mereka memainkan peranan penting dalam fungsi kimiawi
tubuh:
Asam lemak jenuh memenuhi sedikitnya 50 persen membran sel. Mereka
memberikan sel-sel kita integritas dan kekentalan yang diperlukan.
kalsium dapat bersatu dengan struktur tulang kerangka secara efektif,
sedikitnya 50 persen lemak makanan seharusnya mengandung lemak jenuh.
Mereka menurunkan Lp (a), substansi dalam darah yang mengindikasi
kecenderungan penyakit jantung.
Mereka melindungi hati dari alkohol dan racun lainnya, seperti Tylenol.
Mereka meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Mereka diperlukan untuk penggunaan asam lemak penting dalam jumlah
tepat. Asam lemak omega-3 bertahan lebih lama di dalam jaringan ketika
makanan yang masuk kaya akan lemak jenuh.
Asam 18-carbon stearic dan asam 16-carbon palmitic adalah jenis asam
lemak jenuh yang baik bagi jantung, itulah mengapa di sekitar otot jantung
kaya akan lemak jenuh. Jantung mengambil cadangan lemak ini saat
mengalami depresi.
. Asam lemak jenuh dengan rantai pendek dan medium merupakan
antimikroba penting. Mereka melindungi kita agar mikroorganisme
berbahaya tidak masuk ke dalam pencernaan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Tata nama lemak terdiri dari dua cara yaitu tata nama trivial dan tata nama
sistemastis.
2. Sifat lemak terdiri dari sifat fisika dimana titik lebur, kelarutan bergantung
pada strukturnya.
3. Reaksi yang terjadi dalam lemak yaitu reaksi Esterifikasi, hidrolisa,
penyabunan, hidrogenasi, pembentukan keton, dan oksigenasi.
4. Lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal
pada rantai hidrokarbonnya.
5. Sifat-sifat lemak jenuh
1. Bersifat non essensial
2. Dapat disintesis oleh tubuh
3. Padat pada suhu kamar
4. Diperoleh dari sumber zat hewani contoh mentega
5. Tidak ada ikatan rangkap

DAFTAR PUSTAKA
http://lemakjenuhdantidakbyarafazahira.blogspot.com/2012/12/perbedaan-lemak-
jenuh-dan-tak-jenuh.html
Sumardjo. D,.2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran Dan Program Strata 1 Fakultas Bioesakta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.



Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mengandung ikatan
rangkapdalam strukturnya. Karena hampir semua asam lemak dari jaringan hewan
memiliki jumlah atom karbon genap, telah lama dipikirkan bahwa asam lemak
disintesa dandidegradasi oleh penambahan atau pengurangan potongan-potongan
dua karbon.Misalkan, oksidasi asam palmitat yang mempunyai 16 atom karbon
akanmenghasilkan 8 unit asetil KoA tetapi hanya memerlukan 7 siklus oksidasi
Beta. Satuurutan oksidasi beta menghasilkan 1 mol asetil KoA dan memberi 5
mol ATP kepadasel. Tiap mol asetil KoA, bila dioksidasi dalam siklus Krebs
menjadi CO2 dan H2O,memberi tambahan ikatan fosfat energi tinggi kepada sel
yang ekivalen dengan 12mol ATP.
Tahap pengaktifan asam lemak yaitu
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang.Asam
lemak rantai panjang ini tidak bisa langsung masuk kedalam mitokondriasehingga
harus diaktifkan dulu agar dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan
senyawa karnitin. Berikut adalah mekanisme transportasi asam lemak
transmembrane mitokondria melalui mekanisme penngangkutan karnitin.

Вам также может понравиться