Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB 1.

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Zat dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan wujudnya yaitu zat padat, cair,
dan gas. Zat ini terdiri dari partikel-partikel yang sangat kecil berupa atom, molekul, dan ion.
Gas adalah materi yang bergerak bebas. Gas memiliki energi kinetik yang sangat besar.
Pergerakannya yang sangat bebas membuat gas sukar diamati. Sifat gas sekarang dapat
diamati dengan adanya pendekatan-pendekatan matematis.
Gas dikatakan ideal apabila berada pada keadaan tertentu, seperti ada tidaknya gaya
tarik menarik molekul, volume gas tersebutr diabaikan. Materi yang berupa gas, berat
molekunya dapat ditentukan dari massa jenis zat yang diketahui. Berat molekul itu didapatkan
dengan menurunkan persamaan gas ideal menjadi hubungan massa jenis gas 4. Senyawa
volatil adalah senyawa yang mudah menguap. Senyawa ini akan mudah sekali diaamati
perubahannya. Percobaan ini akan dibahas mengenai pengukuran berat molekul gas senyawa
volatil berdasarkan massa jenis gas dengan menggunakan kloroform.

1.2 Tujuan
1. Menentukan berat molekul senyawa volatil berdasarkan pengukuran massa jenis gas.
2. Melatih menggunakan gas ideal.

1.3 Tinjauan Pustaka
1.3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
a. Kloroform
Kloroform mempunya nama lain triklorometana (CHCl
3
). Kloroform dikenal sebagai bahan
pembius. Kloroform digunakan sebagai pelarut nonpolar dalam dunia perindustrian.
Kloroform berwujud cair dan mudah menguap atau volatile pada suhu ruang. Kloroform
mempunyai massa molar 119,38 gram/mol. Kerapatannya adalah 1,48 gram/cm
3
. Kloroform
tidak berwarna. Titik lelehnya adalah -63,5
o
C sedangkan titik didih dari kloroform 61,2
o
C
dengan kelarutan dalam air 0,8 gram/100 mL air pada suhu 20
o
C. Bentuk molekul dari
kloroform (CHCl
3
) adalah tetrahedral. Kloroform merupakan bahan yang tidak mudah
terbakar dan meledak namun jika terbakar menimbulkan asap beracun. Kloroform yang
masuk ke saluran inhalasi akan menyebabkan mual, batuk, dan kantuk. Hal ini dapat dicegah
dengan membuat ventilasi atau saluran pembuangan lokal dan penggunaan alat perlindungan
pernapasan. Penanggulangannya dengan membawa korban ke udara segar dan memberikan
nafas buatan jika dirasa perlu. Kloroform yang terkena mata maka diperlukan pembilasan
dengan air sebanyak-banyaknya dan korban langsung dibawa ke pihak medis. Kloroform bila
tertelan akan mengalami sakit perut atau keracunan sehingga dianjurkan untuk tidak makan
dan minum selama bekerja. Berkumur dan meminum banyak air merupakan penanganan yang
paling utama sebelum dibawa ke dokter. Kloroform sebaiknya disimpan dengan beriakan
ventilasi sepanjang lantai dan dipisahkan dari oksidan yang kuat, basa kuat, logam, aseton,
dan bahan makanan (Anonim, 2014).
b. Aseton
Aseton adalah bahan kimia yang berwujud cair. Aseton berbau seperti buah-buahan, dan
berbau, berbau tajam. Berat molekul aseton adalah 58,08 gram/mol. Titik didih aseton adalah
56,2 , sedangkan titik lelehnya adalah -95,35 . Aseton tidak berwarna. Aseton adalah
senyawa kimia yang mudah menguap karena memiliki titik didih lebih rendah dari air. Zat ini
mudah larut dalam air dingin dan air panas. Zat ini tidak bersifat korosif. Bahan kimia ini
sebaiknya ditempatkan dari bahan panas dan cahaya. Aseton disimpan dalam suhu yang
dingin dengan tempet yang ventilasinya terjaga dengan baik (Anonim, 2014).
c. Benzena
Benzena adalah bahan kimia yang berwujud cair dengan berat molekul 78,11 gram/mol.
Benzena berbau seperti gasoline (bensin), tidak berbau dan tidak berasa. Titik didih benzena
adalah 80,1 , dan titik lelehnya 5,5 . Bahan ini mudah larut dalam air, dietil eter, dan
aseton. Bahan ini akan menyebabkan iritasi atau inhalasi pada mata, dan kontak dengan kulit.
Benzena tidak stabil dalam keadaan yang panas dan reaktif dengan asam atau zat
pengoksidasi (Anonim, 2014).

1.3.2 Dasar teori
Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan satu sama lain,
sehingga hampir tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak di antara molekul-
molekulnya. Hal tersebut mengakibatkan gas akan mengembang dan mengisi seluruh ruang
yang ditempatinya. Gas ideal memiliki sifat-sifat :
a. Tidak ada gaya tarik menarik di antara molekul-molekulnya
b. Volume dari molekul-molekul gas sendiri dapat diabaikan
c. Tidak ada perubahan energi dalam (internal energi)
(Respati, 1999).
Prinsip Avogadro hampir seluruhnya diabaikan setelah penemuannya pada tahun
1811. Prinsip Avogadro dapat digunakan untuk menentukan bobot molekul dengan cara yang
sedikit berbeda. Satu mol zat (berat molekul dalam gram) mengandung 6,022 x 1023
(bilangan Avogadro). Prinsip Avogadro menyatakan jumlah satu mol zat itu sama dengan
jumlah molekul dari dua gas di bawah kondisi yang sama temperatur dan tekanannya yang
menempati volume yang sama pada satu mol gas. Oleh karena itu, pada satu mol gas harus
menempati volume yang sama sebagai mol setiap gas lainnya jika suhu dan tekanan yang
tetap. Volume satu mol gas apapun pada keadaan STP, adalah 22,4 liter. Berat molekul gas
adalah massa dalam gram dari 22,4 liter gas pada STP. Deviasi nilai ideal bagi sebagian gas,
adalah kurang dari 1 % (Mortimer, 1998).
Partikel-partikel suatu zat akan bergerak bebas pada keadaan gas. Jarak antar
partikelnya relatif jauh lebih besar daripada ukuran-ukuran partikel, sehingga gaya tarik-
menarik antar partikel sangat kecil sehingga dapat diabaikan. Laju suatu partikel selalu
berubah-ubah, hal ini disebabkan terjadinya tumbukan antara partiKel yang satu dengan yang
lainnya ataupun antara partikel dengan dinding wadah. Tetapi walaupun demikian, laju rata-
rata partikel gas pada suhu tertentu konstan. Jika suhu gas meningkat maka laju rata-rata
partikelnya juga meningkat (Bird, 1987).
Gas dapat digambarkan sebagai kumpulan molekul-molekul dengan gerakan kacau
balau, acak tapi berkesinambungan, dengan kecepatan yang bertambah bila temperatur
dinaikkan). Sifat dasar untuk mempelajari gas selain volume yang ditempati dan jumlah
zatnya (jumlah mol, n adalah tekanan dan temperaturnya. Nilai V, n, p, dan T yang diketahui
dari sampel zat murni dalam keadaan tersebut, zat tersebut akan mempunyai sifat-sifat yang
sama (misalnya kerapatan, kapasitas, kalor, dan warna). Hal tersebut menandakan bahwa ada
persamaan keadaan yang menghubungkan volume, tekanan, jumlah, dan temperatur dari
setiap zat murni, dan hanya ada tiga variabel bebas yang diperlukan untuk menyatakan
keadaan (Atkins, 1994).
Persamaan gas ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat digunakan untuk
menentukan berat molekul senyawa volatil. Persamaan gas ideal:
PV = nRT
atau
PV = (m/BM)RT
Dengan mengubah persamaan (2) akan diperoleh:
P (BM) = (m/V)RT
P (BM) = R T
BM =



BM = berat molekul
P = tekanan gas (atm)
1
...2
..3
...4
...5
V = volume gas (liter)
m = massa (gram)
T = suhu muntlak (K)
R = konstanta gas = 0,08206 liter atm mol
-1
K
-1

Persamaan itu merupakan hubungan antara dua variabel sampel suatu zat, dan disebut
persamaan keadaan gas sempurna (Tim Kimia Fisik, 2014).
Persamaan di atas berkaitan dengan hukum gas, antara lain;
1. Hukum Boyle
Fisikawan dan kimiawan ternama Irlandia, Robert Boyle pada Tahun 1662
melakukan serangkaian percobaan menggunakan tabung gelas bentuk-J yang ujung bagian
pendeknya tertutup. Hasil percobaan yang Boyle adalah perubahan volume gas berbanding
terbalik dengan tekanan. Bentuk matematikanya dapat dituliskan sebagai berikut.
pV = konstan
(Atkins, 1994).
2. Hukum Charles
Tahun 1787, fisikawan Perancis, Jacques Charles menemukan bahwa oksigen,
nitrogen, hidrogen, karbon dioksida, dan udara memuai ke tingkat yang sama pada interval
temperatur yang sama, pada lebih dari 80 kelvin. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan
linear antara volume dan temperatur. Volume gas dengan massa tertentu, berbanding lurus
dengan temperatur mutlak jika tekanan tidak berubah.
V T


(Keenan, 1990)
3. Hukum Gay Lussac
Persamaan yang digunakan untuk meramalkan volume gas sempurna sewaktu
sejumlah tertentu gas tersebut dipanasakan (atau didinginkan) pada tekanan tetap, adalah
sebagai berikut:


Gay-Lussac menyatakan bahwa gas nyata bisa terdapat pada berbagai keadaan yang berbeda
dari keadaan gas sempurna, dan digambarkan dengan permukaan P, T dalam bentuk yang
berbeda-beda, tetapi permukaan kita akan sama dengan permukaan gas sempurna pada
tekanan rendah (Atkins, 1994).


6
7
....8
.......9
4. Hukum Avogadro
Bejana yang volumenya tertentu mengandung sejumlah tertentu molekul gas, tanpa
tergantung pada macam gas. Hubungan ini dirumuskan oleh Amadeo Avogadro pada tahun
1811 dan dikenal sebagai hukum Avogadro. Molekul yang sama banyak terdapat dalam gas-
gas berlainan yang volumenya sama, jika tekanan dan temperaturnya sama. Banyaknya gas
diukur dengan mudah dalam benttuk banyaknya mol, dan diberi lambang n. Pada temperatur
dan tekanan konstan, hukum ini dinyatakan secara matematis sebagai

(Keenan, 1990).
Zat-zat yang volatil adalah senyawa kovalen dengan titik didihnya rendah, sehingga
pada suhu kamar sudah cukup banyak yang menguap. Suatu cairan volatil dengan titik didih
lebih kecil dari 100 C ditempatkan dalam erlenmeyer tertutup yang mempunyai lubang kecil
pada bagian tutupnya, kemudian labu erlenmeyer dipanaskan sampai 100
o
C, maka cairan tadi
akan menguap dan mendorong udara yang labu erlenmeyer tersebut keluar melalui lubang
kecil tadi. Setelah semua udara keluar akhirnya uap itu sendiri yang akan keluar, sampai uap
itu akan berhenti keluar ketika sama dengan tekanan udara luar. Keadaan ini merupakan
kondisi setimbang yaitu labu erlenmeyer hanya berisi uap cairan dengan tekanan sama dengan
tekanan atmosfir, volumenya sama dengan labu erlenmeyer dan suhu sama dengan titik didih
air dalam penangas air (kira-kira 100
o
C). Labu erlenmeyer ini kemudian diambil dari
penangas air, dinginkan dan ditimbang sehingga massa gas yang terdapat didalamnya dapat
diketahui (Tim Kimia Fisik, 2014).

..10
BAB 2. METODE PRAKTIKUM


2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
a. Labu erlenmeyer
b. Gelas piala
c. Aluminium foil
d. Karet gelang
e. Neraca analitik

2.1.2 Bahan
a. Cairan volatil (kloroform)

2.2 Cara Kerja

5 mL Kloroform
- diambil labu erlenmeyer 100 ml yang bersih dan kering, ditutup labu tersebut
dengan alumunium foil dan dikencangkan dengan karet.
- ditimbang dengan neraca analitik.
- dimasukkan bahan ke dalam erlenmeyer, ditutup kembali dengan alumunium
foil dan dikencangkan dengan karet hingga kedap udara, dilubangi dengan
jarum agar udara bisa keluar.
- direndam labu erlenmeyer dalam penangas air bersuhu 100
o
c sehingga air di
bawah. dibiarkan hingga cairan menguap. dicatat suhu penangas air tersebut.
- diangkat labu erlenmeyer setelah cairan menguap, dikeringkan air di bagian
luar dengan desikator, udara masuk dan kloroform mengembun dalam cairan.
- ditimbang labu erlenmeyer yang telah dingin dengan menggunakan neraca
analitik (alumunium foil dan karet tidak dilepas sebelum ditimbang).
- ditentukan volume labu erlenmeyer dengan diisi air dan diukur massa air dalam
labu. diukur suhu air dalam labu erlenmeyer. diketahui volume air, jika massa
jenis air pada suhu air dalam labu erlenmeyer diketahui dengan rumus = m/v.
- diukur tekanan atmosfer menggunakan barometer.

Hasil
BAB III. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA


3.1 Hasil
Keterangan
Hasil pengukuran
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
Massa erlenmeyer,
aluminium foil, karet
gelang
35,4 gram 36,6 gram 35,71 gram
Massa erlenmeyer,
aluminium foil, karet
gelang, dan cairan X
42,55 gram 43,98 gram 42,65 gram
Massa cairan X 0,241 gram 0,36 gram 0,314 gram
Massa erlenmeyer dan
air
100,354 gram 102,39 gram 100,042 gram
Massa erlenmeyer 34,818 gram 35,889 gram 34,88 gram
Massa air 65,536 gram 66,506 gram 65,162 gram
Suhu yang terdapat pada
erlenmeyer
301 K 301 K 301 K
Suhu penangas air 90 92 92
Tekanan atmosfer 1 atm 1 atm 1 atm

3.2 pengolahan Data
Percobaan ke- Massa cairan X Volume air BM cairan X Efisiensi ()
1. 0,241 gram 0,0658 L 90,47 gram/mol 75,7 %
2. 0,36 gram 0,0658 L 135,1 gram/mol 113,0 %
3. 0,341 gram 0,0654 L 118,6 gram/mol 99,2 %


BAB 4. PEMBAHASAN


Percobaan keenam ini tentang penggunaan berat molekul berdasarkan pengukuran
massa jenis gas dengan menggunakan senyawa volatil. Senyawa volatil yang digunakan
adalah kloroform. Langkah kerja yang digunakan cukup mudah, dengan menggunakan
erlenmeyer yang ditutup dengan aluminium foil dan diikat dengan karet gelang. Cairan x
dmasukkan ke dalam erlenmeyer tersebut lalu diuapkan dalam penangas air dengan lubang
kecil pada penutupnya. Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan hasil
yang akurat.
Prinsip percobaan ini adalah cairan volatil (kloroform) yang memiliki titik didih lebih
rendah dari titik didih air (100 ) dalam erlenmeyer tertutup dan dilubangi pada bagian
atasnya, maka cairan tersebut akan menguap. Uap kloroform tersebut akan mendorong udara
dalam erlenmeyer keluar melalui lubang kecil. Uap yang mendorong udara akan keluar
apabila semua udara yang ada dalam erlenmeyer telah keluar. Uap kloroform akan berhenti
keluar apabila tekanan udara luar sama dengan tekanan pada erlenmeyer. Kondisi ini berisi
uap cairan dengan tekanan sama dengan atmosfir. Volume cairan tersebut sama dengan
volume erlenmeyer dengan suhu pada titik didih air. Erlenmeyer tersebut kemudian diambil
dan didinginkan, lalu ditimbang dan didapatkan massa gas yang ada didalamnya. Berat
molekul didapatkan dari persamaan 5 pada bab 2 (Tim Kimia Fisik, 2014).
Zat cair dalam erlenmeyer pertama yang telah diisi dengan kloroform sebanyak 5 mL
dipanaskan dalam penangas air yang telah mendidih. Semua kloroform menguap pada suhu
90 , artinya pada suhu ini tekanan dalam erlenmeyer sama dengan tekanan atmosfir.
Erlenmeyer tersebut lalu dikondensasi, dan ditimbang. Kondensasi bertujuan untuk mengubah
partikel gas yang berada dalam partikel menjadi fase cairnya. Massa zat cair yang didapatkan
setelah kondensasi adalah 0,241 gram. Massa ini didapatkan dengan mengurani massa
Erlenmeyer sesudah pemanasan dikurangi dengan massa erlenmeyer awal yang keduanya
sama-sama ditutup dengan aluminium foil dan diikat karet gelang. Volume gas sama
didapatkan dengan menghitung massa air dengan mengisi erlenmeyer tersebut secara penuh.
Volume gas tersebut adalah 65,819

.
Cara yang sama dilakukan pada percobaan kedua dan ketiga. Kloroform pada
erlenmeyer kedua dan ketiga menguap pada suhu 92 . Massa kloroform kedua dan ketiga
adalah 0,36 gram dan 0,314 gram. Volume gas pada percobaan kedua dan ketiga adalah
65,789

dan 65,443

. Berat molekul kloroform dengan menggunakan persamaan gas


ideal pada persamaan 5 di atas. Massa jenis air yang digunakan adalah massa jenis air pada
suhu 30 yaitu 0,9957, sehingga didapatkan berat molekul sebesar 90,47 gram/mol, 135,1
gram/mol, dan 118,6 gram/mol. Berat molekul kloroform (CHCl
3
) standar yaitu 119,5
gram/mol. Berat molekul rata-rata yang didapatkan adalah 114,7 gram/mol. Nilai ini
mendekati berat molekul yang sebenarnya.
Hasil yang didapatkan pada percobaan ini kurang sesuai dengan berat molekul yang
sebenarnya. Hal ini disebabkan volume kloroform yang diambil tidak tepat 5 mL, karena
kondisi alat yang digunakan (pipet mohr) kurang baik. Faktor lain yaitu kloroform menguap
ketika dipindahkan dari botol ke dalam erlenmeyer. Suhu erlenmeyer yang ditimbang setelah
pemanasan belum pada suhu kamar, sehingga ada partikel gas yang belum berubah wujud
menjadi cair dan masih bergerak bebas. Massa erlenmeyer ini lebih ringan dibandingkan
dengan erlenmeyer yang sebenarnya. Uap yang dihasilkan akan keluar melalui lubang pada
penutup, sebab pada proses kondensasi hanya menggunakan tissue basah. Hal tersebut
membutuhkan waktu yang lama untuk mengubah uap air menjadi fase cairny, sehingga
banyak udara yang keluar. Peralatan yang digunakan pada percobaan ini kurang sesuai,
sehingga faktor-faktor lain yang tidak dapat diamati ketika percobaan mungkin saja terjadi.

Gambar 4.1 Viktor meyer

Alat viktor meyer digunakan untuk menentukan berat molekul senyawa berdasarkan
penentuan massa jenis gas. Alat ini ditemukan oleh kimiawan Jerman Viktor Meyer.
Penentuan berat molekul senyawa dengan alat tersebut akan didapatkan hasil yang sesuai,
sebab uap yang didapatkan pada saat pemanasan tidak akan keluar dari alat tersebut. Uap
yang dihasilkan akan mengalir pada tabung viktor meyer dan mengalir pada selang yang
berada dalam air. Air tersebut bertujuan untuk menurukan suhu sehingga semua uap air yang
dihasilkan akan berubah menjadi fase cair.
Nilai efisiensi yang didapatkan adalah 75,7 %, 113,0%, dan 99,2%. Nilai efisiensi
yang pertama terlalu jauh dari dua nilai efisiensi yang lain. Hal ini terjadi pada saat
penimbangan massa cairan kloroform, sebagian besar kloroform dalam keadaan gas, sehingga
massa yang didapatkan lebih ringan. Efisiensi kedua lebih besar dari 100% karena kesalahan
praktikan pada saat pengukuran. Efisiensi percobaan ketiga bisa dikatakan tepat karena
mendekati 100%. Efisiensi rata-rata yaitu 96%. Nilai ini cukup baik, karena mendekati 100%.

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1. Berat molekul kloroform adalah 90,47 gram/mol; 135,1 gram/mol; dam 118,6 gram/mol.
2. Efisiensi berat molekul kloroform adalah 75,7%; 113,0%; dan 99,2%.
3. berat molekul senyawa volatil dapat ditentukan dengan massa jenis gas.

5.2 Saran
1. Peralatan yang digunakan seharusnya benar-benar standar, sehingga didapatkan nilai yang
akurat.
2. praktikan harus lebih teliti dalam melakukan pengukuran, sehingga didapatkan nilai yang
akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Aseton. [Serial Online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=
9927062. [diakses 29 Maret 2014].
Anonim. 2014. Benzena. [Serial Online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=
9927062. [diakses 29 Maret 2014].
Anonim. 2014. Kloroform. [Serial Online]. http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=
9924120. [diakses 15 Maret 2014].
Atkins, P.W. 1994. Kimia Fisika. Jakarta : Erlangga.
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia: Pusaka Utama.
Keenan, C.W. dkk. 1990. Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Mortimer, C.E. 1998. Introduction to Chemistry. New York: Van Nostrand Company.
Respati. 1992. Dasar-dasar Ilmu Kimia untuk Universitas. Rineka Cipta: Yogyakarta.
Tim Kimia Fisik. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisik I. Jember: FMIPA Universitas
Jember.

Вам также может понравиться

  • Arsen Pangan
    Arsen Pangan
    Документ11 страниц
    Arsen Pangan
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Cover 2
    Cover 2
    Документ1 страница
    Cover 2
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Ipi161118 PDF
    Ipi161118 PDF
    Документ13 страниц
    Ipi161118 PDF
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Biobriket Limbah Kulit Kakao Sebagai Energi Alternatif Terbarukan Di Kabupaten Jember
    Biobriket Limbah Kulit Kakao Sebagai Energi Alternatif Terbarukan Di Kabupaten Jember
    Документ22 страницы
    Biobriket Limbah Kulit Kakao Sebagai Energi Alternatif Terbarukan Di Kabupaten Jember
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • IMMOBILISASI
    IMMOBILISASI
    Документ18 страниц
    IMMOBILISASI
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Limbah Present
    Limbah Present
    Документ33 страницы
    Limbah Present
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Siap Presentasi
    Siap Presentasi
    Документ4 страницы
    Siap Presentasi
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Grup A Baru
    Grup A Baru
    Документ15 страниц
    Grup A Baru
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Review
    Review
    Документ2 страницы
    Review
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Pemanfaatan Ekstrak Daun Kenikir Tagetes Erectus
    Pemanfaatan Ekstrak Daun Kenikir Tagetes Erectus
    Документ27 страниц
    Pemanfaatan Ekstrak Daun Kenikir Tagetes Erectus
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Kapulaga Fix
    Kapulaga Fix
    Документ21 страница
    Kapulaga Fix
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Kelompok Sensor
    Kelompok Sensor
    Документ14 страниц
    Kelompok Sensor
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Limbah
    Limbah
    Документ2 страницы
    Limbah
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Budidaya Tanaman Kapulaga
    Budidaya Tanaman Kapulaga
    Документ16 страниц
    Budidaya Tanaman Kapulaga
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Sunblock Kita
    Sunblock Kita
    Документ11 страниц
    Sunblock Kita
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Sunblock
    Sunblock
    Документ11 страниц
    Sunblock
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Paper Serat Optik Pendeteksi Ion Logam CD (II)
    Paper Serat Optik Pendeteksi Ion Logam CD (II)
    Документ8 страниц
    Paper Serat Optik Pendeteksi Ion Logam CD (II)
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • DAYA HANTAR
    DAYA HANTAR
    Документ31 страница
    DAYA HANTAR
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Enzim Kelompok 6
    Enzim Kelompok 6
    Документ35 страниц
    Enzim Kelompok 6
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Laporan Sementara Praktikum Anorganik I
    Laporan Sementara Praktikum Anorganik I
    Документ1 страница
    Laporan Sementara Praktikum Anorganik I
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Laporan 3 Fix Upload
    Laporan 3 Fix Upload
    Документ19 страниц
    Laporan 3 Fix Upload
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • SINTESIS ORANGE
    SINTESIS ORANGE
    Документ12 страниц
    SINTESIS ORANGE
    Marena Thalita
    50% (2)
  • Jurnal
    Jurnal
    Документ11 страниц
    Jurnal
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • OPTIMASI KRISTAL
    OPTIMASI KRISTAL
    Документ10 страниц
    OPTIMASI KRISTAL
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ5 страниц
    Bab 2
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Kimia Organik
    Laporan Praktikum Kimia Organik
    Документ9 страниц
    Laporan Praktikum Kimia Organik
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • SINTESIS ORANGE
    SINTESIS ORANGE
    Документ12 страниц
    SINTESIS ORANGE
    Marena Thalita
    50% (2)
  • KINETIKA
    KINETIKA
    Документ20 страниц
    KINETIKA
    Marena Thalita
    Оценок пока нет
  • Jurnal
    Jurnal
    Документ6 страниц
    Jurnal
    Marena Thalita
    Оценок пока нет