Вы находитесь на странице: 1из 47

Mutetz's Blog

Selasa, 23 Juli 2013


KTI prematur

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan prematur merupakan sebab kematian neonatal yang terpenting. Hal
tersebut dapat terjadi melihat kejadiannya yang kurang lebih 70% dari semua kelahiran
hidup. Diduga adanya pengaruh dari ekonomi karena persalinan prematur lebih sering
terjadi pada golongan dengan penghasilan rendah. Persalinan preterem atau prematur
masih merupakan masalah penting dalam obstetri khususnya di bidang perinatologi,
karena baik di negara berkembang maupun nengara maju penyebab morbilitas dan
mortalitas terbanyak adalah bayi yang lahir preterem. Kira-kira 75% kematian neonatus
berasal dari bayi yang lahir preterem atau prematur. (Anonim, 2011 Penyebab Utama
Kematian Bayi Dan Belita, diaskes 07 juni 2012).
1

Menurut Word Heaith Organization (W.H.O) mengatakan setiap 2 detik di
dunia seorang bayi lahir dengan keadaan berat badan rendah. Data W.H.O.dan DHS
menunjukkan bahwa pada 1991 angka kelahiran bayi dengan berat badan rendah
adalah 2,6 persen Angka ini terus meningkat dan pada tahun 2007. Mencapai 5,5
persen ini menunjukkan terdapat peningkatan angka kelahiran bayi dengan berat badan
rendah sebanyak lebih dua juta kali lipat.(Anonim, Kematian Permatur Menurut WHO
diakses 08 juni 2012).
Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 Angka
Kematian Bayi (AKB) didunia 54 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2006 menjadi 49
per 1000 kelahiran hidup. Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007 sebesar 34/1000 kelahiran hidup sedangkan angka
Kematian balita (AKBAL) pada tahun 2007 sebesar 44/1000 kelahiran hidup (Wijaya,
2010).
Menurut WHO dalam Maryunani (2009) data BBLR dirincikan sebanyak 17%
dari 25 juta persalinan pertahun didunia dan hampir semua terjadi dinegara
berkembang. Angka kejadian BBLR di Indonesia adalah 10,5% masih di atas angka
rata-rata Thailand (9,6%) dan Vietnam (5,2%). Di Indonesia, BBLR bersama prematur
merupakan penyebab Kematian neonatal yang tinggi. Berdasarkan hasil Riskesdas
2010 ditemukan bahwa daerah Sumut kejadian berat bayi lahir rendah sebanyak 8,2 %.
Berdasarkan profil Puskesmas Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2011 ditemukan
kejadian BBLR 1,5% dari setiap persalinan pertahun. Bayi yang lahir dari ibu muda
mengalami lebih sering kejadian prematuritas atau berat badan kurang, dan angka
kematian yang lebih tinggi dari pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang lebih tua. Berat
badan kurang mungkin merupakan penyebab kematian janin dan bayi yang terpenting.
Berat badan kurang pada bayi yang dilahirkan dari ibu yang sangat muda ternyata
berhubungan dengan cacat bawaan fisik atau mental seperti ayan, kejang-kejang,
keterbelakangan, kebutaan atau ketulian (Kartono dalam Luthfiyati, 2008).
Salah satu penyebab Kematian neonatus tersering adalah bayi berat lahir
rendah (BBLR) baik cukup bulan maupun kurang bulan (prematur). Pertumbuhan dan
perkembangan BBLR setelah lahir mungkin akan mendapat banyak hambatan.
Perawatan setelah lahir diperlukan bayi untuk dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangannya. Kemampuan ibu untuk memahami sinyal dan berespon terhadap
bayi prematur berinteraksi dan memberikan dekapan (Widiyastuti dkk, 2009).
Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor
risiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa
perinatal selain itu BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia
tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
Angka BBLR di Indonesia nampak bervariasi, secara nasional berdasarkan analisa
lanjut SDKI angka BBLR sekitar 7,5 % (Indriani, 2009).
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini kadang tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan
menjadi masalah. Oleh karena itu pelayanan antenatal/ asuhan antenatal merupakan
cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan
mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Kehamilan dan persalinan merupakan
proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi normal dapat
menjadi patologi/abnormal (Varney, 2001).
Di tingkat ASEAN pada tahun 2007 untuk AKB berdasarkan perhitungan dari
PBS ( Badan Pusat Statistik) diperoleh AKB sebesar 26/1000 kelahiran hidup.Angka ini
sudah jauh menurun di bandingkan tahun 2002-2003 sebesar l35/1000 kelahiran hidup
dan upayanya akan lebih ringan di bandingkan upaya pencapaian target MDGs untuk
penurunan AKI.Adapun target AKB pada MDGs tahun 2015 17/1000 kelahiran hidup.
Makin rendah atau kecil usia bayi yang lahir prematur maka resiko sakit atau
kematiaannya semakin besar. Setiap 5 menit indonesia menyumbang satu kematian
bayi sehingga selama satu bulan ada 600 bayi yang meninggal.hal ini menjadikan
negara kita sebagai penyumbang angka kematian tertinggi di ASEAN. (Anonim, Angka
Kematian Bayi Prematur Di ASEAN, diakses 08 juni 2012).
Dewasa ini Di Indonesia memiliki angka kejadian prematur sekitar 19% dan
merupakan penyebab utama kematian perinatal.Kelahiran prematur juga bertanggun
jawab langsung terhadap 75-79 kematian noenatal yang tidak di sebabkan oleh
kongenital letal. Angka kematian DI Indonesia pada tahun 1990 sebesar 71/1000
kelahiran hidup Pada tahun 2006 terdapat 23 (4%) persalinan prematur dari 580
persalinan normal karena ketuban pecah dini 9 (39,1%). Sedangkan tahun 2007
terdapat 32 (6%) persalinan prematur dari 541 persalinan normal karena ketuban pecah
dini 12 (37,5%). (Anonim, Penyebab Utama Kematian Bayi Dan Belita, diaskes 07 juni
2012).
Indonesia berada di urutan ke-5 dari 10 negara penyumbang bayi prematur
terbanyak. Posisi Indonesia berada setelah India.
Indonesia berkontribusi 15% atas kelahiran bayi prematur seluruh dunia.
Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui
survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di
fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka Kematian
Bayi (AKB) di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk,
Surkesnas/Susenas, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI).
Beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup
besar meskipun pada tahun 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai
krisis yang melanda Indonesia. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dari tahun
1995 sampai dengan tahun 1999 cenderung menurun yakni 55 kematian bayi per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 1995 dan terus menurun hingga mencapai 46 kematian bayi
per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1999, kemudian naik menjadi 47 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2000.
Menurut hasil surkesnas/susenas, AKB di Indonesia pada tahun 2001 sebesar
50 per 1.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2002 sebesar 45 per kelahiran hidup.
Sedangkan AKB menurut hasil SDKI 2002-2003 terjadi penurunan yang cukup besar,
yaitu menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup sementara hasil SDKI 2007 hasinnya
menurun lagi menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup, angka ini berada jauh dari yang
diproyeksikan oleh Depkes RI yakni sebesar 26,89 per 1.000 kelahiran hidup. Adapun
nilai normatif AKB yang kurang dari 40 sangat sulit diupayakan penurunannya (hard
rock), antara 40-70 tergolong sedang, namun sulit untuk diturunkan, dan lebih besar
dari 70 tergolong mudah untuk diturunkan. (datinkessulsel).
Untuk di Sulawesi Selatan, Angka Kematian Bayi menunjukkan penurunan
yang sangat tajam, yaitu dari 161 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1996, lalu turun
lagi menjadi 52 pada tahun 1998 kemudian pada tahun 2003 menjadi 48 (Susenas
2003). Ini berarti rata-rata penurunan AKB selama kurun waktu 19982003 sekitar 4
poin. Namun, menurut hasil Surkesnas/Susenas 2002-2003, AKB di Sulawesi Selatan
sebesar 47 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan hasil Susenas 2006 menunjukkan
AKB di Sulsel pada tahun 2005 sebesar 36 per 1.000 kelahiran hidup, dan hasil SDKI
2007 menunjukkan angka 41 per 1.000 kelahiran hidup. Fluktuasi ini bisa terjadi oleh
karena perbedaan besar sampel yang diteliti, sementara itu data proyeksi yang
dikeluarkan oleh Depkes RI bahwa AKB di Sulsel pada tahun 2007 sebesar 27,52 per
kelahiran hidup. Sementara laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bahwa
jumlah kematian bayi pada tahun 2006 sebanyak 566 bayi, atau 4,32 per 1000
kelahiran hidup, mengalami peningkatan pada tahun 2007 menjadi 709 kematian bayi
atau 4,61 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk tahun 2008 ini jumlah kematian bayi turun
menjadi 638 atau 4,39 per 1000 kelahiran hidup. (Anonim, profil kesehatan provinsi sul-
sel diakses 30 november 2011).
Di provinsi sulawesi selatan pada tahun 2007 tercatat jumlah bayi dengan
berat badan rendah prematur sebanyak 2,416 (1,56% dari total bayi lahir ) dan yang
tertangani sebanyak 2,451 orang ( 100%), Angka ditemukan di kota Makassar 295
kasus.Dan tahun 2008 jumlah bayi dengan prematur mengalami penurunan menjadi
1.998.(136%) dari total jumlah bayi lahir. (Depkes 2012, Angka Kematian Prematur Di
SULSEL).
Hasil pencatatan di RSUD pangkep jumlah bayi yang lahir dengan berat
badan lahir rendah pada bulan januari sampai desember 2012 adalah sebanyak 108
orang dari jumlah tersebut yang mengalami permatur adalah 15 orang.

AKB RSUD pangkep jumlah kematian bayi pada tahun 2011 sampai tanggal
penelitian sebanyak 27 bayi. (profil RSUD Pangkep).
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk
membahas lebih lanjut dalam karya tulis ilmiah dengan judul Manejemen Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Ny K Dengan Prematur Di Rumah Sakit umum daerah pangkep.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini dengan penerapan Manejemen
asuhan kebidanan pada bayi Ny K dengan prematur di RSUD Pangkep pada tanggal
02 juni 2013.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Diperolehnya informasi atau gambaran sekaligus pengalaman nyata tentang proses
manejemen asuhan pada bayi Ny K dengan prematur di RSUD Pangkep pangkep.
2. Tujuan khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian data pada bayi Ny K dengan prematur di RSUD
Pangkep.pada tanggal 02 juni s/d 04 juni 2013.
b. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data untuk menegakkan di
agnosa/masalah actual pada bayi Ny K dengan prematur di RSUD Pangkep pada
tanggal 02 juni s/d 04 juni 2013.
c. menganalisis dan mengiterpertasi data untuk menentukan diagnose /masalah potensial
pada bayi Ny K dengan prematur di RSUD Pangkep pada tanggal 02 juni s/d 04 juni
2013.
d. melaksanakan tindakan segera dan keleborasi pada bayi Ny K dengan prematur di
RSUD Pangkep pada tanggal 02 juli s/d 04 juli 2013.
e. Merencanakan tindakan dalam asuhan kebidanan pada bayi Ny K dengan prematur di
RSUD Pangkep pada tanggal 02 juli s/d 04 juli 2013.
f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi Ny K dengan prematur di RSUD
Pangkep pada tanggal 02 juli s/d 04 juli 2013.
g. mengevaluasi asuhan kebidanan pada bayi Ny K dengan prematur di RSUD Pangkep
pada tanggal 02 juli s/d 04 juli 2013.
h. mendokumentasikan semua temuan data tindakan dalam pelaksanaan asuhan
kebidanan yang telah dilaksanakan pada bayi Ny K dengan prematur di RSUD
Pangkep pada tanggal 02 juli s/d 04 juli 2013.



D. Manfaat Penulis
1. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelelasaikan pendidikan Diploma kebidanan
Stikes Nani Hasanuddin Makassar.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam proses manejemen asuhan
kebidanan dengan kasus bayi dangan prematur.
E. Metode Penulisan
Matode yang di gunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini secara sistematik.
1. Studi kepustakaan
Yaitu penulisan mempelajari literur-literur yang relevan dan data dari internet dalam
pembahasan karya tulis ilmiah.
2. Studi kasus
Melaksanakan studi kasus pada bayi Ny K dengan menggunakan pendekatan
masalah melalui asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian merumuskan diagnosa/
masalah actual maupun masalah potensial perancanan tindakan .implementasi,serta
melaksanakan evaluasi dan dukumantesi terhadap asuhan kebidanan pada bayi
dengan kasus prematur.
3. Studi dokumenter
Studi dekumentasi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan bati/klien yang
bersumber pada catatan dokter ,bidan dan hasil pemeriksaan lainnya yang dapat
memberi kontribusi menyelasaikan penulisan.
4. Diskusi
Mengadakan diskusi dengan bidan yang mengenai klien serta pembimbingan karya
ilmiah mengenai masalah yang di alami klien yaitu prematur.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran umum tentang karya tulis ilmiah maka penulis
menyusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Penulisan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
2. Studi Kasus
3. Studi Dokumentasi
4. Diskusi
F. Sistematik Penulisan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tujuan Umum Tentang Prematur.
1. Pengertian bayi prematur
2. Penyebab bayi prematur
3. Gambaran klinis bayi prematur
4. Penggolongan bayi prematur
5. Prognosis bayi prematur
6. Komplikasi bayi prematur
7. Penilaian bayi dengan menggunakan system ballard
8. Penatalaksanaan
B. Proses Manajemen Kebidanan.
1. Pengertian manajemen kebidanan.
2. Proses manajemen asuhan kebidanan.
3. Pendokumentasian asuhan kebidanan
BAB III. STUDI KASUS
A. Langkah I identifikasi data dasar
B. Langkah II identifikasi diagnose atau masalah actual.
C. Langkah III identifikasi diagnose atau masalah potensial
D. Langkah IV tindakan segera atau kolaborasi.
E. Langkah V rencana tindakan asuhan kebidanan.
F. Langkah VI pelaksanaan tindakan asuhan
G. Langkah VII evaluasi hasil asuhan kebidanan.
H. Pendokumentasian hasil asuhan kebidanan.
BAB IV. PEMBAHASAN
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

















BAB lI
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tujuan umum tentang bayi prematur
1. Beberapa Pengertian bayi prematur
a. Prematur adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram untuk masa kehamilan,atau di sebut
neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan.( Maryanti, 2011 : 167 )
b. Bayi prematur adalah berat lahir sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang
badan atau sama dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala
kurang dari 33 cm, umur kehamilan kurang dari 37 minggu. ( Pantiwati, 2010 : 48 )
c. Pre-term : kurang dari 37 minggu, kurang dari 259 hari
( proverawati, 2010 : 1 )
d. Bayi permatur adalah persalinan belum cukup umur di bawah 37 minggu atau berat bayi
kurang dari 2500 gram.( Manuaba, 2012 : 436 )
e. Bayi prematur adalah lahirnya bayi sebelum kehamilan berusia lengkap 37 minggu. (
Krisnadi, 2009 : 7 )
Dengan damikian prematur adalah umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat
badan kurang dari 2500 gram atau disebut bayi kurang bulan.

2. Penyebab kelahiran prematur
a. Faktor ibu
1) Penyakit yang menyertai: yaitu anemia,preeklamsia dan eklamsia dapat menggangu
kondisi bayi dalam kandungan .
2) Kelainan bentuk uterus( misalnya uterus bikornis,inkompeten serviks).
3) Pernah mengalami keguguran,interval kehamilan dan paritas
4) Pernah mengalami persalinan prematur sebelumnya.
5) Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
6) Perdarahan antepartum
7) Prilaku ibu : pekerjaan,perokok,alkohol, NAPZA, pola makan.
b. faktor janin
1) kehamilan ganda
2) hidramnion terlalu banyaknya air ketuban juga dapat menyebabkan bayi pramatur
3) ketuban pecah dini
4) cacat bawaan
5) infeksi intra uterin
( Krisnadi, 2009 : 43 )
3. Gambaran klinis bayi prematur
Gambaran bayi prematur atau penampilan yang tampak sangat berpariasi
tergantung dari umur kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin prematur atau makin kecil
umur kehamilan saat dilahirkan maka besar pula perbedaannya dangan bayi cukup
bulan. Sehingga dapat di gambarkan bayi prematur mempunyai karakteristik :
a. Berat badan kurang dari 2500 gram,PB 45 cm,lingkar kepala kurang dari 33 cm,lingkar
dada kurang dari 30 cm.
b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
c. Kulit tipis dan transparan,tampak mengkilat dan licin
d. Kepala lebih besar dari badan
e. Lanugo banyak terutama pada dahi,pelipis,telinga dan lengan
f. Lemak subkutan kurang
g. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
h. Rambut tipis dan halus
i. Tulang rawat dan daun telinga immature
j. Puting susu belum terbentuk dengan baik
k. Pembulu darah kulit banyak terlihat peristaltic usus dapat terlihat
l. Genitalia belum sempurna ,labia minora belum tertutup oleh labia mayor (pada
perempuan),pigmentasi dan rugaepada scrotum kurang,testis belum turun kedalam
scrotum(pada laki-laki)
m. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang,mengakibatkan refleks hisap,menelan
dan batuk masih lemah.
n. Tonus otot lemah Panggerakan kurang dan lemah,sehingga bayi kurang aktif dan
pergerkannya lemah.
o. Banyak tidur,tangis lemah,pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan
apnoe ( pantiawati, 2009 : 9 ).
4. Penggolongan bayi pramatur
Berdasarkan timbulnya bermacam-macam problematika pada derajat prematuritas
maka klasifikasi menurut usia kehamilan yaitu:
a. Usia kehamilan 32-36 minggu disebut persalinan prematur (pretrem).
b. Usia kehamilan 28-32 minggu disebut sangat prematur (very pretrem).
Usia kehamilan antara 20-27 minggu disebut ekstrim prematur (extremely premature). (
krisnadi, 2009 : 5 )
5. Prognosis bayi prematur.
Tingkat kematangan fungsi organ neonatus merupakan syarat untuk dapat
beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim.penyakit yang terjadi pada bayi prematur
berhubungan karna belum matangnya fungsi organ-organ tubuhnya. Hal ini
berhubungan dengan umur kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin muda umur
kehamilan, makin tidak sempurna organ-organnya. Konsekuensi dari anatomi dan
fisiologi yang belum matang,bayi prematur cenderung mengalamimasalah yang
bervariasi. Hal ini harus di antisipasi dan dikelola pada masa neonatal. Adapun
masalah-masalah yang terjadi adalah masalah seperti : hipotermi, sindrom gawat nafas,
hipoglekemia, perdarahan intracranial, hiperbilirubenia, rentang terhadap infeksi,
kerusakan integritas kulit. (pantiawati, 2009 : 23 )
6. Komplikasi bayi prematur
a. Hipotermi
Dalam kandungan bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil
yaitu 36 sampai dengan 37 . Segera setelah bayi lahir bayi dihadapkan pada suhu
lingkungan yang lebih rendah. Perbedaan suhu memberi pengaruh pada kehilangan
panas pada tubuh bayi. ( Maryanti, 2011 : 201 )
b. Sindrom gangguan pernapasan
Kesukaran pernapasan pada bayi prematur dapat disebabkanbelum sempurnanya
pembentukan membran hialin surfaktan paru yang merupakan suatu zatyang dapat
menurunkan tegangan dinding alveoli paru.pertumbuhan surfaktanparu mencapai
maksimunpada minggu ke-35 kehamilan.Defisiensi surfaktan menyebabkan
kemampuan untuk mempertahankan stabilitasnya, alveolus akan kembali kolaps setiap
akhir ekspirasisehingga untuk pernapasan berikutnya dibutuhkan tekanan negative
intratoraks yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang kuat.
c. Hipoglekemia
Penyelidikan kadar gula darah pada 12 jam pertama menunjukkan bahwa
hipoglekemiadapat terjadisebanyak 50% pada bayi matur. Glukosa merupakan sumber
utama energi selama masa janin. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah
50-60 mg/dL selama 72 jam pertama,sedangkan bayi berat badan lahir rendah dalam
kadar 40mg/dL.hal ini disebabkancadangan glikogenyang belum mencukupi.
d. Perdarahan intracranial
Pada bayi prematur pembuluh darah masih sangat rapuh hingga mudah pecah.
Perdarahan intracranial dapat terjadi karena trauma lahir,disseminated intravascular
coagulopathy atau trombositopenia idopatik. Matriks germinal epidiminal yang kaya
pembuluh darah merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap perdarahan selama
minggu pertama kehidupan.
e. Hiperbilirubinemia
Suatu keadaan kadar bilirubin dalam darah mencapai suatu nilai yang mempunyai
potensi untuk menimbulkan kern iktrus bila tidak di tanggulangi dengan baik,atau
mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis.Brown menetapkan
hiperbilirubenemia bila kadar bilirubin mencapai 12 mg% pada cukup bulan,dan 15
mg% pada bayi kurang bulan. ( maryanti, 2011 : 184 )
7. Peneliaan bayi dangan sistem ballard
Ballard menilia maturitas noenatus berdasarkan 7 tanda-tanda kematangan fisik dan
6 tanda kematangan neoromusculer. Penilaian di lakukan dengan cara :
a. Menilai 7 tanda kematangan fisik.
b. Menilai 6 tanda kematanga neorologik di jumlah.
c. Hasil penilaian aspek kematangan fisik dan neorologik di jumlah.
d. Jumlah nilai kedua aspek kematangan tersebut dicocokkan dengan tabel patokan
tingkan kematangan menurut ballard.
Tabel 1.2
Ciri Kematangan fisik menurut Ballard
0 1 2 3 4 5
Kulit Merah
seperti
agar,
transparan
Merah
muda
lican/halus
tanpak
vena
Permukaan
mengelupas
dengan/
tampa
ruang,
sedikit vena
menipis
Daerah
pucat
retak-
retak
vena
jarang
Seperti
kertas
kulit
retak
lebih
dalam
tidak
ada
vena
Seperti
kulit
retak-
retak,
mengeru
t
Lanugo Tidak ada Banyak Menipis Menghi
lang
Umumn
ya tidak
ada

Lipatan
plantar
Tidak ada Tanda
merah
sangat
sedikit
Hanya lipatan
anterior yang
melintang
Lipatan
2/3
anterior
Lipatan
diseluru
h
telapak

Payudara Hampir
tidak ada
Areola,
datar,tidak
ada
tonjolan
Areola,seperti
titi, tonjolan
1-2 mm
Areola
lebih
jelas,to
njolan3
-4 mm
Areola
penuh,t
onjolan
5-10
mm

Daun
telinga
Datar,
tetap
terlihat
Sedikik
melengkun
g,lunak
lambat
menbalik
Bentuknya
lebih
baik,lunak,mu
dah balik
Bentuk
sempur
na,
memba
lik
seketik
a
Tulang
rawante
bal,
teling
kaku

Kelamin
laki-laki





Kelamin
perempu
an

Skrotum
kosong,
tidak ada
ruga



Klitoris dan
labia
minora
menonjol


Testis
turun,sedikit
ruga




Labia mayor
dan minor
sama-sama
menonjol
Testis
dibawa
rugany
bagus



Labia
mayora
besar,l
abia
Testis
bergant
ung,rug
anya
dalam
Klitoris
dan
labia
minora
ditutupi
labia

minora
kecil
mayor
Sumber : ( pantiawati, 2010 : 21)
Tabel 2.2
Penilaian Tingkat Kematangan Menurut Ballard
Nilai 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Minggu 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44
Sumber : ( pantiawati, 2010 : 23 ).
8. Penatalaksanaan
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat yang perlu untuk pertumbuhan dan
perkembangan diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan
pengaturan suhu lingkungan, pemberian makan bila perlu pemberian oksigen,
mencenga infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dapat cepat sekali menderita hipotermia bila berada di
lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan suhu bayi yang
relatif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya aliran lemak di
bawah kulit dan kekurangan lemak. Untuk mencengah hipotermi,perlu di usahakan
lingkungan yang cukup hangat dalam keadaan istirahat konsumsi oksigen paling
sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi dirawat di dalam inkubator,
maka suhunya untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg adalah 35 dan untuk
bayi dengan berat badan 2,5 kg 34 , agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar
37 ,sebelum memasukkan bayi dalam incubator terlebih dahulu hangatkan sampai
sekitar 29,4

, unntuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2

untuk bayi yang lebih kecil. Bayi
dirawat dalam keadaan telanjang hal ini memungkinkan pernapasan yang adekuat,bayi
dapat bergerak tanpa di batasi pakaian,observasi terhadap pernapasan lebih mudah.
Kelembapan inkubator berkisar antara 50-60 persen. ( Proverawati,2010 : 32 )
b. Makanan bayi
Pada bayi prematur refleks isap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas
lambung masih sedikit, kebutuhan protein 3-5g/hari dan tinggi kalori(110 kal/kg/hari),
agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang
diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam
agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. ( Maryanti, 2011 : 171 )
c. Pemberian minum
Pada bayi dengan berat di atas 1500 gram dapat dimulai dengan 3 ml/kg setiap 2 jam
dan setiap kali bayi akan di beri minum , cairan lambung harus di keluarkan pemberian
minum berikutnya dapat ditambah 1ml-20ml setiap kali minum. Berikutnya mungkin
dapat diberi minum setiap 3 jam. Bilah cairan lambung yang diisap lebih dari 2 ml maka
jumlah susu yang akan diberikan harus dikurangi dengan jumlah cairan yang
dikeluarkan sebelumnya. Kegagalan pemberian pengganti ASI dapat dilihat dari
turunnya berat badan yang lebih dari 10 % yang disebabkan oleh pencemaran kuman
pathogen atau susunan nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan bayi. Bayi dengan
dehidrasiharus diberi infus. Beri minum dengan tetes ASI / sonde karna refleks menelan
belum sempurna, permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc / kg BB / hari dan terus
dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/hari.
Rumus untuk satu kali pemberian minum :
BB perhari x jumlah kebutuhan dalam air =.................cc
Jumlah pemberian
Tabel 3.2
pemberian minum pada bayi
Hari Kebutuhan
Umur 1 hari 60 ml/kg
Umur 2 hari 90 ml/kg
Umur 3 hari 120 ml/kg
Umur 4 hari 150 ml/kg
Umur 10 hari 180 ml/kg
Sumbar : (Wiknjosastro, 2006 : 380

)

d. Menghindari infeksi
Bayi permaturitas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah, kemampuan leokosit masih kurang, dan pembentukan antibodi belum
sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan
antenatal sehinggaa tidak terjadi persalinan prematuritas. Dengan demikian perawatan
dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dangan baik.

(
Maryanti, 2011 : 172 )
B. Proses Manajemen Asuhan kebidanan
1. pengertian manajemen kebidanan
Manejemen kebidanan adalah sekumpulan catatan, penyimpanan dan
desiminasi dari catatan informasi dalam sistem terintegrasi untuk penggunaan yang
efisien dan muda diterima. Dokumentasi merupakan persiapan dan catatan komunikasi
mendorong untuk membuktikan suatu informasi atau kejadian.
( Muslimatun, 2009 : 27 )
2. Proses Manejemen Asuhan kebidanan
a. Langkah I : identifikasi data dasar
Pada langka pertama ini di lakukan pangkajian dangan pengumpulan semua
data yang di perlukan untuk mungevaluasi keadaan klien secara lengkap, riwayat
Kesehatan klien,pemeriksaan laboratorium serta laporan singkat dan keterangan
tambahan yang menyangkut atau yang berhubungan dengan klien.
b. Langkah II : Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah
Pada langka ini di lakukan identifikasi data yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kubutuhan klien berdasarkan interfentasi yang benar atas
data-data yang di kumpulkan. Data dasar yang sudah di kumpulkan diinterprestasikan
sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering
berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasikan oleh bidan
sesuai penkajian.
c. langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial.
Pada langka ini data mangindentifikasi masalah atau diagnosa potensial
lain berdasarkan rangkain masalah dan diagnosa yang sudah di identifikasi.bila
kemungkinan dilakukan pencegahan diagnosa/masalah pontensial ini benar-benar
terjadi.
d. Langkah IV : Tindakan Segera/Kolaborasi.
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap segera, melakukan
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada
langkah ini mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk di
konsulkan atau ditangani bersama dengan anggota tim yang lain sesuai dengan
kondisi klien.
e. Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Pada langka ini di rencanakan asuhan menyeluru di tentukan oleh langka-
langka sebelumnya.langkah ini merupakan kelanjutan manejemen terhadap diagnosa
atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data
yang tidak lengkap dapat di lengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya
meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti
apa yang di pikirkan akan terjadi berikutnya.
f. Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan kebidanan
Pada langka ini rencana asuhan yang menyeluru di langka lima harus
laksanakan secara efisien dan aman. perencanaan ini bisa dilakukan selurunya oleh
bidan atau sebagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainya. jika bidan tidak
melakukan sendiri, dia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya,memastikan langkahlangkah tersebut benar-benar terlaksana
g. Langkah VII : Evaluasi
Pada langka ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di
berikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kubutuhan sebagaimana telah di dentifikasikan didalam
masalah dan diagnosa.


3. Pendokumentasian Asuhan kebidanan.
a. Data subjektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk data-data mencakup
nama, umur, tempat tanggal lahir, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan serta
keluhan diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari keluarga dan
tenaga kesehatan lainnya.
b. Data objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi,
auskultasi.perkusi.serta pemeriksaan penungjang seperti pemeriksaan laboratorium
dan tes diagnostik.
c. Analisis
Merupakan keputusan yang di tengakan dari hasil perumusan masalah yang
macakup kondisi diagnosa/masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut penengakan
diagnosa kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya menangani
kesehatan klien.
d. Penatalaksanaan
Menggambarkan pedokumentasian perencanaan kegiatan mencangkup
langka-langka yang akan dilakukan oleh bidan melukukan intervensi untuk
memecahkan masalah.

Tabel 4.2
Pendokumentasian asuhan kebidanan
7 langkah menurut
Varney (1997)
5 langkah menurut
Kompetensi Bidan (2000)
SOAP
Langkah 1 :
Pengumpulan data
Langkah 1 :
Pengumpulan data
Data Subyektif
Data Obyektif
Langkah 2 :
Diagnosis/masalah
Langkah 2 :
Assessment/diagnosis



Assessment/Diagnosis
Langkah 3 :
Antisipasi
diagnosis masalah
potensial
Langkah 4 :
Pertimbangan
perlunya
konsultasi/rujukan
Langkah 3 :
Rencana tindakan



Rencana tindakan
1. Konsultasi/rujuk
2. Pemeriksaan diagnostic/
laboratorium
3. Pemberian pengobatan
4. Pendidikan kesehatan
dankonseling kesehatan
5. Follow up pemeriksaan
Langkah 5 :
Rencana tindakan
Langkah 6 :
Implementasi
Langkah 4 :
Implementasi
Langkah 7 :
Evaluasi
Langkah 5 :
Evaluasi






BAB III
STUDI KASUS

Pada Bab ini penulis membahas tentang asuhan kebidanan yang diberikan bayi
Ny K dengan prematur di Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep dari tanggal 02 jjuli
sampai dengan tanggal 04 juli 2013.
Nomor Register : 12 23 77
Tanggal Lahir : 24 JUNI 2013 jam : 10.15 Wita
Tanggal Pengkajian : 02 JULI 2013 jam : 11.00 Wita

A. Langkah I Identifikasi Data Dasar
1. Identitas
a. Identitas Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny K
Tanggal lahir : 24 juni 2013 jam :10.15 Wita
Anak Ke : 1 ( pertama )
b. Identitas Ibu/Ayah
Nama : Ny K / Tn R
Umur : 20 tahun / 21 tahun
Nikah/lamanya : 1 kali / 1 tahun
Suku : Bugis
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT / wiraswasta
Alamat : Labakkang
2. Riwayat kehamilan/Persalinan sekarang
a. Prenatal :
1) HPHT 17 november 2012 dan HPT 24 September 2013
2) Lamanya kehamilan 31 minggu 2 hari
3) Kunjungan ANC sebanyak 3 kali di puskesmas kendari
4) Ibu mendapatkan TT sebanyak 2 kali selama hamil
b. Natal :
1) Bayi lahir tanggal 24 JUNI 2013 Jam 19.50 Wita dengan prematur
2) Bayi dirawat diinkubator dengan suhu 36 .
3) Bayi lahir segera menangis dengan BBL 1800 gram dan PBL 44 cm.
Tabel 1.3
Penilaian Apgar score pada bayi baru lahir
Tanda 0 1 2 Angka
A.
Appereance
color (
warna kulit )
Pucat
Badan
merah,
ekstremitas
biru
Seluruh
tubuh
kemerah-
merahan
1 2
P. Pulse
(frekuensi
jantung)
Tidak
ada
<100
kali/menit
>100
kali/menit
2 2
G. Grimace
(reaksi
terhadap
jantung)
Tidak
ada
Sedikit
gerakan
mimic
Menangis,
batuk,
bersin
1 2
A. Activity
(tonus otot)
Lumpuh
Ekstremitas
fleksi
sedikit
Gerakan
aktif
2 2
R.
Respiration
(usaha
bernapas)
Tidak
ada
Lemah,
tidak
teratur
Menangis
kuat
1 2
Jumlah 7 10

3. Riwayat kesehatan ibu
a. Ibu tidak ada ketergantungan obat dan alkohol
b. Ibu tidak pernah mengalami gangguan /kelainan selama hamil
c. Ibu tidak ada riwayat penyakit DM, hipertensi, jantung dan malaria.
4. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar :
a. Nutrisi :
1) Frekuensi disusui setiap 1 jam sebanyak 15 cc/jam
b. Pola tidur
Bayi lebih banyak tidur dan terbangun jika lapar dan popoknya basah
c. Personal hygiene
Bayi dalam keadaan bersih
5. Pemeriksaan fisik
a. pemeriksa umum :
1) BBL/PBL : 1800 gram/ 44 cm.( normal 2500 -3500 gram)
2) Lingkar kepala : 31 cm( normal 34 cm)
3) Lingkar dada : 27 cm(normal 35 cm)
b. Tanda-tanda vital
1) jantung : 132x/menit
2) Penapasan : 40x/menit
3) Suhu : 36,8

c. pemeriksaan fisik
1) kepala
a) Rambut : tipis hitam dan lurus
b) Sutura : teraba jalas
2) Mata
a) Kesimetrisan : simetris kiri dan kanan
b) Sklara : putih
c) Konjungtiva : tanpak merah mudah
3) Hidung
a) Simetris kiri dan kanan
b) Ada sekret
c) Nampak terpasang NGT
4) Mulut dan bibir
a) Refleks menghisap lemah
b) Bibir merah muda
5) Kulit
a) Berwarnah merah muda
b) Kulit bayi tipis
6) Leher
a) Tonus otot leher baik
7) Dada dan perut
a) Gerakan dada dan perut napas baik
c) Tonjolan/tulang dada ada

8) Punggung
a) Tidak ada tonjolan pada tulang punggung
9) Genitalia dan anus
a) testis belum teraba pada skrotum
b) Anus (+)
10) Ekstremitas
a) Jari tangah lengkap kiri dan kanan
b) Jumlah jari lengkap kiri dan kanan
B. Langkah II Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual
1. Prematur hari ke 9
a. Data subjektif
HPHT tanggal 17 november 2012
b. Data objektif
1) umur kehmilan 31 minggu 2 hari
2) tanggal lahir 24 juni 2013 jam 19.50 wita
3) BBL 1800 gram,PBL 44 cm.
4) Refleks isap bayi masih lemah.
Analisa dan interpretasi data
Menurut rumus neagle, dilihat dari HPHT tanggal 17 november 2013 dari tanggal
persalinan 24 juni 2013 maka masa gestasi 31 minggu 2 hari dengan berat badan lahir
1800 gram, artinya bayi kurang bulan dan berat badannya kurang masa kehamilan.

2. Masalah gangguan pemenuhan nutrisi ASI.
a. Data Subjektif.
1) ASI ibu masih kurang dan bayinya belum kuat menghisap
b. Data objektif
1) Berat badan saat lahir 1800 gram.
2) Refleks menghisap masih lemah.
3) Bayi di beri ASI dan susu formula dengan melalui pemasangan NGT yaitu 15cc/ jam
dalam 24 jam. Yang didapatkan dengan menggunakan rumus :
Berat badan X volume cairan =.........cc
Jumlah pemberian
1800 X 100 = 18000 =15 cc/jam
12 12
Analisa dan Interpretasi Data
Gangguan pemenuhan gizi pada bayi prematur karena pada bayi prematur
refleksi isap dan menelan belum sempurna,otot pencernaan belum sempurna dan
kapasitas lambung masi sedikit sehingga pemberian nutrisi harus diberikan dengan
cermat.
( pantiawati, 2010 : 52 )
C. Langkah III Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
1. Potensial terjadi hypotermi
Data subjektif : -

Data objektif :
BBL : 1800 gram, S : 36 ,Bayi terbungkus dan dirawat dalam incubator,Kulit bayi tipis.
Analisa dan Interpretasi Data
Hipotermi dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas
sangat terbatas sehingga bayi permatur mudah mengalami hipotermi, disebabkan
karena pertambahan otot-otot yang belum memadai, jaringan lemak subkutan yang
sedikit luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan berat badan sehingga
bayi prematur lebih mudah kehilangan panas.
( Maryanti, 2011 : 171 )
2. Potensial terjadinya infeksi
Data subjektif :
bayinya belum cukup bulan dengan berat badan lahir 1800 gram.
Data objektif :
Berat badan bayi 1800 gram dan panjang 44 cm,Suhu badan 36 Pernapasan
65x/menit,Kulit bayi tipis.
Analisa dan interpretansi data
Pemindahan substansi kekebalan dari ibu dan janin pada minggu terakhir masa
kehamilan. Bayi prematur mudah menderita infeksi karena imunitas humoral dan seluler
masih kurang bayi mudah menderita infeksi. Selain itu, karena kulit dan selaput lender
membrane tidak memiliki perlindungan seperti bayi yang cukup bulan.( Maryanti, 2011 :
172 )
D. Langkah IV Tindakan Segera Dan Kolaborasi
Tindakan kolaborasi dengan Dokter anak.
E. Langkah V Rencana Asuhan Kebidanan
Tanggal 02 juli 2013 jam 11.00 wita
1. Tujuan :
Ku bayi baik, kebutuhan nutrisi ASI terpenuhi/teratasi, berat badan bayi tidak turun,
refleks menghisap bayi baik, Tidak terjadi infeksi.
2. Kriteria :
a. TTV dalam batas normal
b. Kebutuhan nutrisi ASI terpenuhi yaitu asupan yang diberikan sesuai dengan kubutuhan.
c. Berat badan bayi > 2500 gr.
d. Suhu badan bayi dalam batas normal (36,5-37,5 )
e. Bayi dapat menyusu pada ibunya.
f. Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak, panas dan bernanah.
Rencana tindakan
1. Jelaskan pada ibu untuk memberi ASI secara ondemand
Rasional :
Karena rangsangan isapan bayi marangsang hipofise posterior untuk mengeluarkan
hormone oksitosin untuk sekresi ASI dan mengeluarkan hormone prolaktin untuk
produksi ASI.
2. Timbang berat badan bayi setiap hari.
Rasional :
Berat badan bayi penting untuk menetapkan kubutuhan kalori dan cairan bayi juga
dapat mencerminkan kondisi bayi.
3. Pertahankan suhu tubuh bayi dengan perawatan incubator dan tetap terbungkus.
Rasional :
Perawatan bayi dengan terbungkus dalam incubator akan menghindari terjadinya
konduksi dan evaluasi.
4. Observasi tanda-tanda vital seperti suhu,pernapasan dan frekuensi jantung.
Rasional :
Tanda-tanda vital memberikan gambaran keadaan umum bayi dalam menenyukan
tindakan selanjutnya.
5. Observasi pemberian susu formula15cc/2 jam dalam 24 jam setelah kelahiran melalui
NGT.
Rasional :
Pemberian susu tambahan (formulah) secara teratur dengan ukuran yang tepat sangat
membantu dalam pemenuhan kubutuhan nutrisi bayi.
6. Observasi BAB dan BAK
Rasional :
Dengan mengobservasi BAB dan BAK dapat mengetahui intake dan output nutrizi pada
bayi
7. Beri HE pada ibu tentang :
a. Gizi seimbang
Rasional :
Pemenuhan asupan gizi pada ibu menyusui sangat mempengarui produksi dan kualitas
ASI.
b. Cara perawatan bayi
Rasional :
Perawatan bayi perlu diajarkan pada ibu agar ibu tidak mengalami kesulitan dalam
merawat bayi yang akan mempengarui keadaan kesehatan bayinya.
c. Cara menjaga personal hygiene bayi
Rasional :
Menjaga personal hygiene agar bayi tetap merasa nyaman dan mencegah terjadinya
infeksi.

F. Langkah VI Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Tanggal 02 juni 2013 Jam 11.15 Wita
1. Menjelaskan ibu untuk memberikan ASI secaran ondemand.
2. Menimbang berat badan.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus cara bedong dan di rawat
dalam incubator.
4. Mengobservasi tanda-tanda vital seperti suhu,pernapasan dan frekuensi jantung.
5. Mengganti pakaian/popok bayi tiap kali basah.
6. Memberi susu formula.
7. Memberikan HE pada ibu tentang :
a. Gizi seimbang
b. Perawatan bayi sehari-hari
c. Personal hygiene bayi
G. Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan
Tanggal 02 juli 2013 jam 11.30 Wita
1. Tanda-tanda vital :
a. Suhu badan : 36,5
b. Pernapasan :40x/Menit
c. Frekuensi jantung :132x/Menit
2. Berat badan 1800 gram.
3. Ibu telah menyusui bayinya secara ondemand.
4. Bayi masih dirawat dalam inkubator dangan suhu 36
5. Pemberian susu formula diberikan sebanyak 15cc/ jam.
6. Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti demam,merah,bengkak dan bernanah.


PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYINY K DENGAN PREMATUR
DI RSUD KABUPATEN PANGKEP
TANGGAL 02 JUNI 2013


NO.Register : 12 23 77
Tanggal lahir : 24 juni 2013 jam 10.15 Wita
Tanggal pengkajian : 02 juni 2013 jam 11.00 wita

Identitas Data Dasar
a. Identitas Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny K
Tanggal lahir : 24 Juni 2013 jam 10.15 wita
Anak Ke : 1
Jenis kelamin :laki-laki
a. Identitas Ibu/Ayah
Nama : Ny K / Tn R
Umur : 20 tahun / 21 tahun
Nikah/lamanya : 1 kali/ 1 tahun
Suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Labakkang



Data subjektif
HPHT Tanggal 17 November 2013,Bayi lahir tanggal 24 Juni 2013 jam 19.50 wita
dengan jenis laki-laki,bayinya belum cukup bulan dengan berat badan lahir 1800 gram.
Data objektif
Umur Bayi 9 hari, Bayi lahir dengan BBL 1800 gram, PBL 44 cm, anus (+), Bayi dirawat
diinkobator dengan suhu 36 Lingkar kepala : 31 cm, Lingkar dada: 27 cm. Frekuensi
jantung 132x/menit,pernapasan 40 x/menit,suhu 36,5 , Rambut tipis hitam dan
lurus,Sutura teraba jelas,kulit tipis,refleks menghisap lemah,belum teraba testis dalam
scrotum.
Analisa
Spontan, BKB / KMK, bayi prematur hari ke 9, Potensial terjadinya hipotermi dan
infeksi.
Penatalaksanaan
Tanggal 02 juli 2013
Jam 11.30 wita Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara ondemand, ibu memberi ASI kapan saja
setiap bayi membutuhkanya.
Jam 11.40 wita Menimbang berat badan bayi, berat badan bayi 1800 gram.
Jam 12.00 wita Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus cara bedong dirawat dalam
inkubator, bayi dirawat dalam inkubator membungkus bayi dengan cara bedong
dimana suhu inkubator ( 36 ).

Jam 12.10 wita Mengobserpasi tanda-tanda vital seperti suhu, pernapasan dan frekuensi jantung,
pernapasan :40x/menit, Frekuensi jantun132x/menit, Suhu :36,5 .
Memberi susu formula melalui NGT , susu formula di berikan sebanyak 15 cc/ jam
dalam waktu 24 jam, Mengobservasi BAB dan BAK.
jam 12.30 wita Memberikan HE pada ibu tentang ;
Gizi seimbang, ibu mengerti tentang asupan gizi yang di berikan.
Perawatan bayi sehari-hari, ibu mengerti perawatan bayi dalam setiap hari
Personal hygiene bayi, ibu menjaga kebersihan bayi.











PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI
NY K GESTASI 31 MINGGU 2 HARI DENGAN PREMATUR
DI RSUD KABUPATEN PANGKEP
TANGGAL 03 JUNI 2013


NO.Register : 12 23 77
Tanggal lahir : 24 juni 2013 jam 10.15 Wita
Tanggal pengkajian : 03 juni 2013 jam 11.00 wita

Data subjektif
BAB (+) 1 x, BAK (+) 2x.
Data objektif.
Bayi dirawat diinkobator dengan suhu 36 , BB 1800 gr,Lingkar kepala : 31 cm,Lingkar
dada : 27 cm.Tanda-tanda vital: Frekuensi jantung 132x/Menit,Pernapasan
40x/Menit,Suhu :36,5 ,refleks isap lemah
Analisa
Spontan, BKB / KMK, bayi prematur hari ke 10, Potensial terjadinya hipotermi dan
infeksi.
Penatalaksanaan
Tanggal 03 juli 2013 jam 11.30 Wita
1. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara ondemand,ibu memberi ASI kapan
saja setiap bayi membutuhkanya.
2. Mengobsevasi BAB dan BAK.
3. Menimbang berat badan bayi,berat badan bayi 1800 gram.
4. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus cara bedong dirawat dalam
inkubator, bayi dirawat dalam inkubator dan membungkus bayi dengan cara bedong
dimana suhu inkubator ( 36 )
5. Mengobserpasi tanda-tanda vital seperti suhu,pernapasan dan frekuensi
jantung,pernapasan: 40x/menit,Frekuensi jantung:132x/menit, Suhu : 36,5
6. Memberi susu formula,susu formula mealui NGT di berikan sebanyak 15 cc/ jam dalam
waktu 24 jam.










PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI
NY K GESTASI 31 MINGGU 2 HARI DENGAN PREMATUR
DI RSUD KABUPATEN PANGKEP
TANGGAL 04 JUNI 2013


NO.Register : 12 23 77
Tanggal lahir : 24 juni 2013 jam 10.15 Wita
Tanggal pengkajian : 04 juni 2013 jam 11.00 wita

Data subjektif
BAB (+) 1 x, BAK (+) 2x.
Data objektif.
Bayi dirawat diinkobator dengan suhu 36 , BB 1800 gr,Lingkar kepala : 31 cm,Lingkar
dada : 27 cm.Tanda-tanda vital: Frekuensi jantung 132x/Menit,Pernapasan
40x/Menit,Suhu :36,5 ,refleks isap lemah
Analisa
Spontan, BKB / KMK, bayi prematur hari ke 11, Potensial terjadinya hipotermi dan
infeksi.
Penatalaksanaan
Tanggal 03 juli 2013 jam 11.30 Wita
a. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara ondemand,ibu memberi ASI kapan
saja setiap bayi membutuhkanya.
b. Mengobsevasi BAB dan BAK.
c. Menimbang berat badan bayi,berat badan bayi 1800 gram.
d. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus cara bedong dirawat dalam
inkubator, bayi dirawat dalam inkubator dan membungkus bayi dengan cara bedong
dimana suhu inkubator ( 36 )
e. Mengobserpasi tanda-tanda vital seperti suhu,pernapasan dan frekuensi
jantung,pernapasan: 40x/menit,Frekuensi jantung:132x/menit, Suhu : 36,5
f. Memberi susu formula,susu formula mealui NGT di berikan sebanyak 15 cc/ jam dalam
waktu 24 jam.













BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang kesenjangan antara konsep dasar dan hasil
tinjauan kasus bayi Ny K dengan prematur di RSUD pangkep pada tanggal 02 juni
2013 s.d 04 juni 2013.
Berdasarkan proses pikir manejemen asuhan kebidanan dapat di kembangkan
kesenjangan sesuai langkah proses manejemen sebagai berikut:
Langkah I. Identifikasi Data Dasar
Dalam teori ditemukan bahwa identifikasi data dasar merupakan tahap awal dari
proses manejemen kebidanan yang merupakan data dan pemeriksaan fisik dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada ditemukan terhadap klien. (
Muslimatun, 2009 : 23 )
Sesuai dengan konsep teori yang ada bahwa gambaran klinis pada bayi prematur
adalah bayi dengan berat kurang dari 2500 gram dengan umur kehamilan dari 37
minggu, panjang badan kurang dari 45 cm. Dari sebagian besar gambaran klinis
tersebut terlihat pada bayi Ny K dengan berat 1800 gram, panjang badan 44 cm dan
umur kehamilan 31 minggu 2 hari sehingga di temukan tidak adanya kesenjangan
antara teori dengan kasus yang di dapatkan pada bayi Ny K.


Langkah II.Merumuskan Diagnosa/Maslah Aktual
Berdasarkan data yang diperoleh, diagnosa/masalah aktual yang pada bayi Ny K
Adalah bayi lahir premature, sesuai dengan konsep teori bahwa bayi kurang bulan
(BKB) adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37 minggu dengan berat badan
dibawah 2500 gram adalah bayi prematur.
Gangguan pemenuhan nutrisi berdasarkan teori manyatakan bahwa bayi prematur
refleks isap dan menelannya belum sempurna dan kapasilitas lambung masih sedikit,
sehingga pemberian nutrisi harus di berikan dengan cermat. Pada kasus bayi Ny K
refleks isap dan menelanya masih lemah. Oleh karena itu,di berikan ASI dan tambahan
susu formula melalui NGT, ada kesenjangan antara teori dan kasus bayi Ny K, Pada
bayi dengan berat di atas 1500 gram dapat dimulai dengan 3 ml/kg setiap 2 jam dan
setiap kali bayi akan di beri minum, cairan lambung harus di keluarkan pemberian
minum berikutnya dapat ditambah 1ml-20ml setiap kali minum. Berikutnya mungkin
dapat diberi minum setiap 3 jam. Bila cairan lambung yang diisap lebih dari 2 ml maka
jumlah susu yang akan diberikan harus dikurangi dengan jumlah cairan yang
dikeluarkan sebelumnya. Kegagalan pemberian pengganti ASI dapat dilihat dari
turunnya berat badan yang lebih dari 10 % yang disebabkan oleh pencemaran kuman
pathogen atau susunan nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan bayi. Permulaan
cairan diberikan sekitar 50-60 cc / kg BB / hari dan terus dinaikkan sampai mencapai
sekitar 200 cc/kg BB/hari. Sedangkan pada kasus bayi Ny K pemberian susu formula
dari tanggal pengkajian sampai hari ketiga pengkajian pemberian susu pada bayi Ny K
15 cc/jam tanpa melakukan pengeluaran cairan lambung seperti yang disebutkan pada
teori.
Langkah III.Indentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Adapun masalah potensial yang dapat menulis identifikasi pada kasus ini adalah :
1. Potensial terjadinya hipotermi, berdasarkan teori bahwa bayi permatur muda mengalami
hipotermi karena pertumbuhan organ yang belum sempurna dimana luas permukaan
tubuh baik yang relative lebih besar dan berat badan dangan jumlah lemah supkutan
yang sedikit yang memungkinkan bayi muda kehilangan panas dan mengalami
hipotermi.
2. Potensial terjadinya infeksi, berdasarkan teori bahwa bayi prematur mudah diserang
infeksi karena daya tahan tubuh terhadap infeksi masih kurang sehingga relative belum
sanggup membentuk antibody serta reaksi terhadap pandangan belum baik
Langkah IV. Melaksanakan Tindakan Segera dan Kolaborasi
Dalam sistem pelayanan asuhan kebidanan harus mempersiapkan suatu asuhan
segera oleh bidan dan dokter dengan tindakan segera/kolaborasi berdasarkan kondisi
dan suatu kesehatan klien.
Menurut teori dikatakan bahwa pada perawatan bayi prematur tindakan tetap
dilaksanakan sesuai dengan rancana tetapi tindakan segera dapat di lakukan
berdasarkan perkembangan kondisi bayi. Namun pada pelaksanaan perawatan tetap
sesuai rencana dan dilakukan tindakan segera/kolaborasi karena kondisi bayi yang
memerlukan tindakan tersebut, sehingga dapat kita lihat dan tidak adanya kesenjangan
antara pelaksanaan tindakan dengan seharusnya menurut teori ada.
Langkah V.Rencana tindakan Asuhan Kebidanan
Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada bayi prematur menurut teori yaitu
melakukan perawatan dengan cara pengaturan suhu dalam inkubator, metode
kangguru atau dengan cara membungkus bayi,pemberian minum dan perlindungan
terhadap infeksi. ( Maryanti 2011 : 171 )
Rencana tindakan pada bayi Ny K pada studi kasus tersebut yaitu merawat bayi
dalam inkubator, pemberian minum yang teratur serta melakukan pencegahan infeksi
pada bayi tersabut. Hal ini menandakan tidak adanya kesengjangan antara teori dan
kasus yang didapatkan.
Langkah VI. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Pelaksanaan tindakan yang dapat dilakukan menurut teori yaitu melakukan
perawatan dengan cara pengturan suhu dalam inkubator, metode kangguru atau
dengan cara membungkus bayi dan pemberian minum dan perlindungan terhadap
infeksi.
Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada bayi Ny K pada studi kasus
tersebut yaitu merawat bayi dalam inkubator, pemberian minum serta melakukan
pencegahan infeksi pada bayi tersebut. Hal ini tidak adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yang didapatkan.
Langkah VII.Evaluasi Kebidanan
Evaluasi merupakan tahapan dalam asuhan yang penting guna mengetahui sejauh
mana kemajuan yang telah dicapai dalam evaluasi selama 3 hari setelah kelahiran
pada suatu kebidanan bayi Ny K yang telah dilakukan.
Pada teori tindakan yang dilakukan pada bayi prematur yaitu melakukan perawatan
dengan cara pengaturan suhu dalam inkubator. Metode kangguru atau dengan cara
membungkus bayi, pemberian minum dan perlindungan terhadap infeksi. ( Maryanti,
2011 : 172 )
Pada kasus bayi Ny K tindakan yang dilakukan dengan merawat bayi dalam
inkubator, pemberian minum yang teratur maka diperoleh hasil yang cukup baik karena
tidak adanya penurunan berat badan yaitu 1800 gram,tanda-tanda vital dalam batas
normal, dan ibu tetap melaksanakan anjuran yang diberikan oleh tenanga
kesehatan/bidan.
Dari hasi evaluasi melalui tinjauan pustaka dengan asuhan kebidanan ditemukan
tidak adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang didapatkan pada bayi Ny K.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah mempelajari tinjauan pustaka dan pengalaman langsung dilihat praktek
melalui studi kasus serta membandingkan antara teori dan praktek tentang kasus bayi
prematur maka dapat diberi kesimpulan dan saran sebagai berikut :
1. Dari indentifikasi data dasar Pada bayi Ny K dapat diketahui riwayat kehamilan dan
pemeriksaan fisik. bayi yang lahir dengan umur kehamilan 31 minggu 2 hari berat
badan kurang dari 2500 gram. Dimana berat badanya sesuai dengan usia
kehamilannya.
2. Mengidentifikasi masalah aktual dapat disimpulkan bahwa pada bayi Ny K dengan
prematur dapat ditegakkan beberapa diagnosa, diantaranya bayi kurang bulan/kecil
masa kehamilan(prematur), masalah gangguan pemenuhan nutrisi ASI pada bayi.
3. Mengidetifikasi masalah potensial. Potensial terjadinya hipotermi dan terjadinya infeksi,
data yang ada dalam dalam menegakkan masalah yang muncul pada bayi Ny K.
4. Pada tinjauan pustaka dijelaskan bahwa beberapa data mungkin mengindifikasikan
situasi yang gawat di mana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan kesehatan
jiwa, Ibu dan anak .
5. Rencana tindakan pada bayi Ny K pada kasus tersebut yaitu menimbang berat badan
bayi dan merawat bayi dalam incubator,pemberian minum yang teratur serta melakukan
pencegahan infeksi pada bayi tersebut yaitu cara mengganti popok sertiap kali basah.
6. Pelaksanaan tindakan pada bayi Ny K harus mendapatkan perawatan inkubator untuk
menjaga suhu bayi dan pemberian ASI secara teratur serta malakukan pencagahan
infeksi pada bayi.
7. Pada evaluasi bayi Ny K berat badan bayi tanda- tanda vital, pemberian susu formula
dan tidak ada tanda-tanda infeksi seperti demam, bengkak dan bernanah.
8. Pendokumentasian hasil yang dibuat yaitu dalam bentuk SOAP sabagai
pertanggungjawaban terhadap asuhan yang diberikan.
B. SARAN
1. Untuk klien
Diharapkan agar ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilanya sedini mungkin
secara teratur minimal 4x selama kehamilan sehingga dapat ditemukan lebih dini
apabila terdapat tanda-tanda atau komplikasi kehamilan, serta membiasakan diri untuk
mengkomsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang sehingga kebutuhan ibu
dan janinnya terpenuhi.

2. Bagi petugas kesehatan
a. Untuk dapat mencengah terjadinya kelahiran bayi prematur ini hendaknya diterapkan
pengawasan dan penanganan pada ibu hamil yang lebih ketat utamanya yang berisiko
tinggi dengan pedoman pada standar pelayanan kebidanan yang berlaku.
b. Keberhasilan dalam mencengah kelahiran bayi prematur ini tidak lepas dari adanya
kerjasama dan ketertiban keluarga secara maksimal dalam pemenuhan kebutuhan gizi
sehingga mencapai hasil optimal.
c. Penerapan manajemen asuhan kebidanan dalam mamberikan pelayanan di masyarakat
perlu ditingkatkan, mengingat penerapan manejeman asuhan kebidanan maka tingkat
kesakitan serta kematian bayi dapat ditekan seminimal mungkin melalui penemuan dan
penanganan komlikasi secara dini.
3. Bagi institusi
Penerapan manejemen asuhan kebidanan dalam pemecahan masalah dapat lebih
ditingkatkan dan dikembangkan mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam
membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang berpotensi dan
profesional.

4. Bagi penulis
Penerapan manejemen asuhan kebidanan dapat dimengerti serta pemecahan
masalah dapat lebih dipahami dan mengigat proses tersebut sangat bermanfaat bagi
kami disuatu kelak akan menjadi bidan yang berpotensi dan propesional.
.


Diposkan oleh Mutetz's Blog di 22.16
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog
2013 (1)
o Juli (1)
KTI prematur
2012 (9)
Mengenai Saya

Mutetz's Blog
Makassar, sulawesi selatan, Indonesia
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Gambar template oleh jpique. Diberdayakan oleh Blogger.

Вам также может понравиться