Вы находитесь на странице: 1из 15

POLITIK DAN CINTA TANAH AIR DALAM PERSPEKTIF ISLAM

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Pendidikan Agama Islam
yang dibina oleh Dr. H. Kholisin, M.Hum


Oleh:
kelompok 8
Astrid Amalia Hapsari Putri 130341603390
Intan Sartika Risky 130341614811
Novi Wulandari 130341614786
Offering : B







UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
April 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara merupakan suatu organisasi manusia yang berada di bawah
suatu pemerintahan yang sama. Dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara memerlukan suatu pedoman atuaupun aturan yang mampu
mengatur dan menjadi strategi serta solusi dalam mengatasi segala
permasalahan serta mengadakan pembangunan bangsa dan negara.
Dalam menjalankan suatu negara diperlukan adanya politik,
karena negara merupakan media berperilaku politik dan suatu negara
memerlukan adanya politik. Politik merupakan pengetahuan mengenai
kenegaraan dengan menerapkan suatu kebijakan atau aturan hukum untuk
menangani segala urusan negara baik masalah pemerintahan, kemasyarakatan
maupun hal-hal yang mencakup segala aspek kenegaraan.
Islam telah menjelaskan berbagai hal mengenai politik dan
keterkaitannya dengan negara. Islam juga menjelaskan bagaimana cara
berpolitik yang baik yang merupakan bentuk cinta suatu bangsa terhadap
negaranya, tujuan politik dalam islam, pandangan umat islam dalam melihat
relasi Islam dan Negara, serta institusi khilafah dalam tradisi politik islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian politik, politik islam?
2. Apa tujuan politik dalam Islam ?
3. Bagaimana pandangan umat Islam dalam melihat relasi Islam dan Negara
?
4. Bagaiman intstitusi khilafah dalam tradisi pilitik Islam ?
5. Bagaimana cinta tanah air menurut Islam ?




C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian politik, politik islam
2. Mengetahui tujuan politik dalam Islam
3. Mengetahui pandangan umat Islam dalam melihat relasi Islam dan
Negara
4. Mengetahui intstitusi khilafah dalam tradisi pilitik Islam
5. Mengetahui cinta tanah air menurut Islam
















BAB II
PEMBAHASAN
A. Politik dalam perspektif Islam
Politik berasal dari bahasa Yunani polis yang berarti kota . Secara
sederhana , politik merupakan terminology yang merujuk pada kegiatan
mengatur pemerintahan suatu Negara. Politik sebagai kata benda mencakup 3
pemahaman , yaitu : pengetahuan mengenai kenegaraan,segala urusan dan
tindakan mengenai pemerintahan, dan kebijakan atau cara bertindak dalam
menangani suatu masalah. Berpolitik terkandung tugas pemeliharaan
(riayah),perbaikan (ishlah),pelurusan (taqwin),pemberian petunjuk (irsyad)
dan mendidik / membuat orang menjadi beradab. Politik berkaitan erat dengan
Negara karena Negara merupakan media berperilaku politik.
Dalam Islam , politik harus netral dari keinginan nafsu dan merupakan
wujud fungsi sebagai khalifah Allah. Karena itu , jiwa politik dalam Islam
adalah keikhlasan dan keterbukaan,sebab dengan cara ini fungsi control
terhadap aktivitas pemerintahan akan berfungsi maksimal
Politik Islam dikenal juga dengan istilah siyasah syariyah.Definisi
siyasah syariyah menurut Abdul Wahhab Khallaf adalah pengaturan urusan
pemerintahan kaum muslimin secara menyeluruh dengan cara mewujudkan
kemlasahatan,mencegah terjadinya kerusakan melalui aturan-aturan yang
ditetapkan Islam dan prinsip-prinsip umum syariat, kendati hal itu tidak ada
dalam ketetapan nash (al-quran dan hadis) dan hanya merujuk pada pendapat
para imam mujtahid (Taimiyah,1419 H).
Politik dalam Islam bertujuan untuk iqamatud din wa siyasatud dunya,
yaitu menegakkan agama dan mengatur urusan dunia yang menjadi ladang bagi
kehidupan akhirat. Prinsip-prinsip politik Islam , misalnya syura
(musyawarah),adil,amanah,musawah (persamaan), dan ijma(kesepakatan).



B. VARIASI PANDANGAN UMAT ISLAM DALAM MELIHAT RELASI
ISLAM DAN NEGARA
Menurut Al-Mawardi (tt,:5) kepemimpinan politik Islam didirikan untuk
melanjutkan tugas-tugas kenabian dalam memelihara agama dan mengelola
kebutuhan duniawi masyarakat. Manusia sebagai makhluk social
membutuhkan Negara untuk melakukan kerjasama social dengan menjadikan
agama (wahyu) sebagai pedoman.
1. Tipologi Relasi Agama dan Negara
a) Tipologi teo-demokrasi
Tipologi ini menganggap bahwa agama sekaligus Negara, keduanya
merupakan entitas yang menyatu. Kelompok ini juga disebut Islam politik
(al-Islam as-Siyasiy) karena menganggap politik sebagai bagian integral
dari Islam.Dalam pandangan mereka,jika mereka mengakui keberadaan
lembaga lain di luar lembaga pemerintahan syariat Allah, maka mereka
musyrik terhadap mulkiyah Allah. Ideologi semacam ini mirip dengan
pandangan Maududi bahwa sistem politik didasarkan pada tiga prinsip
pokok: tauhid,risalah,khilafah.
Yang termasuk dalam tipologi ini adalah Rasyid Ridh, Sayyid qutub, Abul
Ala Al-Maududi, Hasan Al-Banna,Mohammad Abduh dan Muhammad
Natsir
b) Tipologi Sekuler
Tipologi ini berpendapat bahwa agama bukanlah Negara.Negara adalah
urusan dunia yang pertimbangannya menggunakan akal dan kemaslahatan
kemanusiaan yang bersifat duniawi saja. Agama adalah urusan pribadi dan
keluarga. Agama tidak harus diatur oleh Negara dan begitu sebaliknya.
Pemikir yang termasuk dalam kategori ini adalah Ali-Abdil Raziq,
A.Luthfi sayyid, Muhammad Ahmad Khalafullah , Muhammad Said Al-
Asymawi , Faraj Fauda,Abdurrahman Wahid dan mantan presiden
Soekarno.
c) Tipologi Moderat
Tipologi moderat(al-mutawassith) , mereka berparadigma substantivistik.
Aliran ini berpendirian bahwa Islam tidak mengatur sistem
ketatanegaraan,tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan
bernegara.Menurut kelompok ini,tidak ada nash pun dalam Alquran yang
memerintahkan didirikannya sebuah Negara Islam.
Aliran moderat juga disebut dengan aliran neo-modernisme. Menurut Greg
Barton, ada 5 ciri yang menonjol dari aliran neo modernisme, yaitu :
1. Gerakan pemikiran progresif yang mempunyai sikap positif
terhadap modernitas,perubahan,dan pembangunan
2. Membela ide-ide liberal barat, tetapi juga mengajukan argumentasi
bahwa islam juga mempunyai kepedulian yang sama terhadap ide-
ide Barat seperti demokrasi dan HAM.
3. Mengarfirmasi semangat sekularisasi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, karena menurutnya al-Quran dan hadis tidak pernah
menyuruh mendirikan Negara Islam
4. Mengedepankan pemahaman Islam yang terbuka , inklusif dan
liberal, khususnya dalam merespon pluralism masyarakat
5. Selalu berijtihad dalam membuat sintesisi antara khazanah
pemikiran Islam tradisional dengan gagasan-gagasan Barat
mengenai ilmu-ilmu social dan humaniora
2. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Terkait dengan pemerintahan Indonesia, NKRI dari sudut
pandangan agama adalah sah karena presiden Indonesia dipilih langsung
oleh rakyat sebagaimana prosedur pengangkatan Ali RA menjadi khalifah.
Empat pilar Kebangsaan terdiri atas Pancasila,UUD 1954, NKRI,Bhineka
Tunggal Ika,sebenarnya merupakan formulasi final umat Islam Indonesia
dari segala upaya mendirikan Negara dan membentuk pemerintahan.Empat
pilar kebangsaan ini selaras dengan prinsip-prinsip dasar politik
Islam.Prinsip-prinsip dasar politik Islam meliputi :
1. Prinsip Amanah
2. Prinsip Keadilan
3. Prinsip Ketaatan
4. Prinsip Musyawarah
Amanah adalah segala yang dipercayakan orang,berupa
perkataan,perbuatan,harta dan pengetahuan atau segala nikmat yang ada
pada manusia yang berguna bagi dieinya dan orang lain (Jauhari,tt : 54).
Prinsip ini menghendaki agar pemerintahan melaksakan tugasnya dengan
sebaik-baiknya,meliputi tanggung jawab manusia terhadap Allah, terhadap
sesamanya dan terhadap diri-sendiri(Al-Maraghi,1979:70) . Setiap
pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya.
Prisnsip keadilan berkaitan dengan keadilan social bagi seluruh
manusia,tanpa pandang golongan dan jabatan.Prinsip ketaatan,maksudnya
dalam menjalankan politik,hendaknya mengikuti hukum-hukum yang
terkandung dalam Al-Quran dan hadis. Allah berfirman:

Ketaatan berarti ikut berpartisipasi dalam upaya mendukung
pemerintahan dan melaksanakan serta mensosialisasikan ajaran agama
Islam (Shihab,1999 :427). Prinsip musyawarah diperlukan agar para
penyelenggara Negara dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan
bertukar fikiran dengan siapa saja yang dianggap tepat guna mencapai
yang terbaik untuk semua (Shihab,1999:429)
C. INSTITUSI KHILAFAH DALAM TRADISI POLITIK ISLAM
Khilafah dalam bahasa Arab berarti penggantian. Kata ini
mengingatkan orang pada kata khalifah (pengganti,pengatur,wakil) yang
ada dalam Q.S Al-Baqarah : 30

Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat :
Sesungguhnya aku hendak menjadikan seseorang khalifah dimuka bumi
Kata khalifah dalam ayat tersebut tidak mempunyai konotasi politik
maupun Negara , melainkan berkonotasi dengan wakil,pengatur,pengganti
dan yang sejenis. Khilafah merujuk pada sistem pemerintahan Islam
pertama yang didirikan pasca wafatnya Rasulullah SAW. Pemimpin dalam
sistem ini disebut khalifah.
Dewasa ini,khilafah banyak digunakan oleh kelompok muslim tertentu
untuk mewakili cita-cita mereka dalam mewujudkan tatanan masyarakat
dunia yang berdasarkan syariat Islam.Dalam Konteks pemahaman kelompok
Hizbut Tahrir,khilafah dalam konteks pemberlakuan syariat Islam tidak
harus terikat oleh Negara. Harakat khilafah bersifat lintas Negara dengan
institusi mondial(Internasional) sebagai cita-cita yang ingin terus
diwujudkan.Tidak semua ahli setuju bahwa khilafahitu merupakan konsep
yang mempunyai rujukan tekstual dalam sumber umat Islam (Al-Quran dan
hadist) karena khilafah bersifat ijtihadiyyah (pemikiran)
Pada QS. An-Nissa : 58-59 tersirat pengertian bahwa kewajiban
pemimpin adalah melayani rakyat dengan memegang teguh amanah yang
telah diberikan oleh mereka dan menegakkan keadilan. Adapun kewajiban
rakyat adalah menaati Allah dan Rasul-Nya dan pemimpin yang sudah
mereka tetapkan sendiri,dengan catatan tidak menyimpang dari hukum
Allah.

Dari segi proses ,pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah berdasarkan
sistem baiat atau sistem demokrasi dengan berdasarkan pada al-amru syuro
bainahum.Penyelenngaraan roda pemerintahan pada masa Abu Bakar
bersifat sentral,kekuasaan legislative,eksekutif,dan yudikatif terpusat di
tangan khalifah (Yatim,2008:36).Kebijakan politik Abu Bakar menunjuk
Umar dengan meminta pendapat para sahabat menunjukkan bahwa asas
musyawarah tetap menjadi prinsip utama dalam suksesi pergantian
kekhalifahan(supriyadi,2008:76)
Meskipun garis keturunan menjadi bahan pertimbangan dalam
pemilihan khalifah,namun pertimbangan utama adalah kecakapan dalam
memimpin,mampu memberikan perlindungan dan menegakkan keadilan
diantara mereka (Donner,1981).
Bagi mayoritas Sunni,pemilihan pemimpin selayaknya dilakukan
melalui prosedur syura (consensus) yang dilakukan oleh para wakil rakyat
dalam satu majlis syura (lembaga legislatif). Pemilihan ini berpijak pada
QS. Al-Syura : 38 dan Ali Imran : 159 yang menyandarkan pemilihan
pada asas musyawarah


Realitas social masyarakat Indonesia memiliki dan mengakui
keberadaan 5 agama.Konsep-konsep politik masa silam harus dilihat dan
diletakkan pada semangat zamannya.Urusan pemerintahan, termasuk dalam
urusan duniawi dan masalah khilafah adalah masalah ijtihadiyah dan bukan
tauqifiyah.Institusi politik Islam hendaknya memberikan maslahat kepada
orang banyak.Setiap pergerakan dan perjuangan keislaman hendaknya
diiringi dengan kearifan sifat agar tidak menimbulkan gejolak dan benturan-
benturan destruktif,melainkan perjuangn yang bernilai efektif atau maslahah
dan rahmatan lil alamin

D. CINTA TANAH AIR MENURUT ISLAM
Cinta tanah air merupakan tabiat alami manusia (fitrah) karena dari
tanah air itulah manusia dilahirkan, dibesarkan, dididik dan disayang.
Cinta tanah air menimbulkan rasa nasionalisme, yaitu kesadaran dan
semangat cinta tanah air, memiliki rasa nasionalisme, solidaritas yang
tinggi kepada bangsa dan Negara.
Nasionalisme dalam arti luas adalah paham kebangsaan yang
meletakkan kesetiaan tinggi individu terhadap bangsa dan tanah airnya.
Dengan demikian, nasionalisme memegang prinsip prinsip kebersamaan,
persatuan, kesatuan, dan demokrasi.
Cina tanah air akan menimbulkan sikap patriotism, gagah berani,
pantang menyerah dan rela berkorban. Perwujudan sikap patriotism adalah
menegakkan hokum, kebenaran, memajukan pendidikan, memberantas
kebodohan dan kemiskinan, dll.
Indonesia merupakn bangsa yang besar, memiliki beragam budaya,
memiliki identitas atau lambang Negara, memiliki semangat berkorban
untuk Negara, melindungi dan memelihara lingkungan hidup, dan mengisi
kemerdekaan dengan nilai nilai luhur. Nilai luhur yang perlu
dipertahankan adalah mempertahankan serta mawas diri dalam setiap
perbuatan (Kansil dan Kansil, 2011:151-159)
Diantara bukti ajaran islam tentang cinta atanah air adalah sikap
Rasulullah terhadap tanah kelahirannya. Rasullullah SAW bersabda ketika
akan meninggalkan kota Makah sebagai tanah kelahirannya:
Dari Abdullah bin Abbas RA Rasulullah SAW bersabda:
Sungguh engkau adalah bumi Allah yang paling baik, alangkah
besarnya cintaku pada mu (Kota Makah), kalaulah bukan karena
penduduknya mengusirku darimu, maka pasti aku tidak akan pernah
meninggalkanmu.
Dan sesampainya di Madinah beliau berdoa agar beliau diberikan
rasa cinta pula kepada Madinah:
Ya Allah, ceritakanlah kota Madinah kepada kami, sebagai mana
engkau menceritakan kota Makah kepada kami, bahkan lebih. (HR
bukhari, Malik, dan Ahhmad)
Ketika Rasulullah berhijrah ke Madinah, Beliau solat menghadap ke
baitul Maqdis, tetapi setelah enambelas bulan beliau rindu kepada Makkah
dan Kabah. Beliau sering melihat langit berdoa dan menunggu turunnya
wahyu yang memerintahkan beliau menghadap ke Baitullah hingga
akhirnya terkabul. Hal ini dijelaskan dalam Qs. Al Baqarah :144

Kecintaan Rasulullah kepada tanah air (kota Makkah) diwujudkan
dalam bentuk islah atau perbaikan seluruh tatanan kehidupan yang diawali
dengan perbaikan akidah. Cinta tanah air tidak hanya dilakukan oleh
Rasulullah, tetapi juga dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS. Islam
mengajarkan umatnya untuk mengikuuti jejk Nabi Ibrahim. Dijelaskan
dalam QS An Nahl: 123 dan Ali Imran: 95.
Nabi Ibrahim berdoa untuk tanah airnya:
1. Menjadi Negeri yang aman sentosa
2. Penduduknya dikaruniai rezeki
3. Penduduknya iman kepada Allah dan hari akhir













BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Politik merupakan pengetahuan mengenai kenegaraan dengan
menerapkan suatu kebijakan untuk menangani segala urusan negara.
Politik dalam islam adalah pengaturan urusan pemerintahan melalui
aturan-aturan yang ditetapkan Islam dan prinsip-prinsip umum syariat
2. Tujuan islam dalam politik adalah menegakkan agama dan mengatur
urusan dunia yang menjadi ladang bagi kehidupan akhirat
3. Negara merupakan wadah atau fasilitas untuk mengadakan interaksi
maupun kerjasama sosial dengan menjadikan agama (wahyu) sebagai
pedoman untuk merealisasikannya.
4. Isntitusi Khilafah dalam Islam merujuk pada sistem pemerintahan
Islam yang didirikan pasca wafatnya Rasulullah SAW dengan
melakukan perhantian pemimpin berdasarkan syariat Islam seperti
bermuswarah atau dengan jalan demokrasi.
5. Cinta tanah air menurut islam adalah suatu bentuk cinta tanah air yang
membuat insan memiliki rasa patriotisme dan nasionalisme untuk
berjuang demi kemajuan negaranya








DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Zainal Abidin.1977.Konsepsi Politik Dan Ideologi Islam, Jakarta : Bulan
Bintang
Al Ghazali, Imam.1988.Al-Iqtishad fil Itiqad: Taqdim, Taliq dan Syarah Abd.
AlAziz Saif Al Nashr. Cet.I. Cairo:T.p.
Al-Ashmawy, M.S.1996.Al-Islam As-Siyasy.Kairo:Madbuly al-Saghir
Al-Mawardi. Al-Ahkam As-Sulthaniyah. Tt. Beirut: Darul Fikr.
Amsir, Achmad Abdi. Pandangan Islam terhadap Politik. http://www.unhas.ac.id
Asad, M.1980.The Message of the Quran.Gibraltar:Darul Andalus
Assyaukanie, Lutfi. Perlunya mengubah Sikap Politik kaum Muslim.
http://islamlib.com
Azza, Mudaimullah.2011.Khilafah dalam Perspketif Aswaja: Diskursus antara
Idealisme dan kemaslahatan. http:// www.piss-ktb.com
C.S.T kansil dan C.S.T Kansil.2011.empat Pilar Berbangsa dan
Bernegara.Jakarta:Rineka Cipta.
Chalik,Abdul.2012.Islam dan Kekuasaan. Yogyakarta:Inter Pena
Donner, fred.1981. The Early Islamic Conquests.Priceton University Press.
Ghazali, A.M.2002.Menolak Politik Islam dalam Jurnal tashwirul
Afkar:Demoralisasi Syariat.Jakarta: LAKPESDAM
Gove, P.B.1961. Websters third new International Dictionary of English
Language. Springfield, Massachusets: G.&C. Merriam Company
Hamim, Thoha.2004. Islam dan NU di bawah Tekanan Problematika
Kontemporer. Surabaya: Diantama.
Iqbal, Muhammad dan Amin Husaen Nasution.2010.Pemikiran Politik Islam:Dari
masa klasik Hingga Kontemporer.Jakarta:Prenada Media Group
Isybah,Ahmad.2013.Tipologi pemikiran relasi Islam dan Negara, dalam http://
ahmadisybahblogspot.com
Kamil,Sukron.2013.Pemikiran Politik Islam Tematik.Jakarta:Kencana
Khan, Q.1082.Political Concept in the Quran.Lahore:Islamic Book Foundation
Maraghi, A.M.1974.Tafsir Al-Maraghi.Beirut: Darul Fikri
Masdar, Umaruddin.1999. Membaca Pikiran Gus Dur dan Amien Rais tentang
Demokrasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Ridwan, M.Dahlan.2006.Politik, Demokrasi, dan HAM menurut Islam dalam
Aktualisasi pendidikan Islam: Respon atas Problematika
kontemporer.Pasuruan:Hilal
Salim, A.M.1994.Fiqh Siyasah:Konsepsi Kekuasaan Politik Dalam Al-
Quran.Jakarta:LSIK
Shihab, M.Quraish.1994. Wawasan Al-Quran, Tafsir MaudhuI atas Berbagai
Persoalan Umat.Bandung:Mizan
Supriyadi, Dedi,2008,Sejarah peradapan Islam, Cet. 10, Bandung, Pustaka Setia
Syalabi, A,2007,Sejarah dan Kebudayaan Islam 1, Cet. Ke-7, Pustaka al-Husna
Baru
Taimiyah, Ibnu.As-Siyasah Asy-Syariyyah.1419 H.Riydh:Wizarat Asy-Syuun
al-islamiyah wal Auqaf
Tohir, Rahmat.,dkk.2001.Teori Politik Islam.Jakarta:Gema Insan Press
Yatim, Badri,2008,Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta,
Rajawali Pres

Вам также может понравиться