DUKUNGNYA TERHADAP KEGIATAN BUDIDAYA PERIKANAN LAUT (STUDI KASUS DI PULAU SELAYAR, KABUPATEN LINGGA) PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Aunurrahman K4A 008 005 Pulau Selayar RTRW pusat budidaya perikanan Pulau Selayar Potensi bahan mineral/tambang Bauksit material lepas mudah terbawa air hujan dan perubahan kualitas perairan Budidaya laut berkelanjutan kondisi lingkungan sesuai kriteria pertumbuhan organisme Pertambangan merubah kondisi lingkungan perairan mengganggu kegiatan budidaya LATAR BELAKANG Perubahan kualitas lingkungan perairan akibat penambangan bauksit pulau Selayar ? Potensi pemanfaatan/daya dukung lingkungan akibat perubahan kualitas lingkungan terhadap kegiatan budidaya laut pulau Selayar ? Strategi pengelolaan optimal dan berkelanjutan kegiatan pertambangan dan budidaya laut pulau Selayar ? PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN Merumuskan metode pengelolaan yang optimal dan berkelanjutan antara kegiatan pertambangan dan budidaya laut di Pulau Selayar. Mengkaji kualitas lingkungan perairan pantai akibat kegiatan penambangan bijih bauksit di wilayah perairan Pulau Selayar; Melalui penelitian diperoleh informasi dampak kegiatan pertambangan terhadap kualitas perairan pantai dapat dirumuskan metode pencegahan dan penanganan MANFAAT PENELITIAN Melalui penelitian memberikan masukan metode pencegahan dan penanganan dampak pertambangan dan metode pengelolaan lingkungan untuk menjaga kesesuaian lokasi sebagai daerah budidaya. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Bulan Juni Agustus 2013 di wilayah perairan Pulau Selayar LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL Analisis Status Mutu Air Laut ANALISIS DATA Metode STORET Kepmen LH Nomor 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Pengumpulan data kualitas air. Membandingkan data hasil pengukuran dengan nilai baku mutu (kepmen LH 51 tahun 2004) Menentukan score masing-masing parameter Membandingkan jumlah score dengan kelas air EPA (Enviromental Protection Agency) Analisis Beban Pencemaran dan Daya Asimilasi BP = Q x C x 3600 x 24 x 30 x 1 x 10 -6
Keterangan: BP = Beban pencemaran yang masuk dari sungai (ton/bulan) Q = Debit air larian (m 3 /detik) Analisis Kesesuaian untuk Budidaya Pembuatan peta tematik setiap parameter berdasarkan kriteria kesesuaian. Menumpang susunkan (overlay) setiap parameter dianalisis SIG dengan metode scoring, kesesuaian lahan untuk budidaya laut. HASIL DAN PEMBAHASAN PARAMATER SUHU 28,0 30C dengan rerata (28,92 SD 0,66) Berada pada kisaran baku mutu kualitas air laut (Kepmen LH 51, 2004). Optimal untuk budidaya laut (DKP, 2002) 31,2 124,5 mg/l dengan rerata (60,07 SD 31,05) Melebihi kisaran baku mutu kualitas air laut (Kepmen LH 51, 2004). Kurang optimal untuk budidaya laut DKP, 2002) PARAMATER TSS PARAMATER TDS 22,2 44,1 mg/l dengan rerata (30,81 SD 8,6) Berada pada kisaran baku mutu kualitas air laut (Kepmen LH 51, 2004) Optimal untuk kegiatan budidaya laut (DKP, 2002) PARAMETER pH 7,0 7,2 dengan rerata (7,11 SD 0,088) Berada pada kisaran baku mutu kualitas air laut (Kepmen LH 51, 2004). Optimal untuk kegiatan budidaya laut (DKP, 2002) 4,52 6,12 mg/l dengan rerata (5,47 SD 0,63) Titik 4 12 sesuai baku mutu titik 1 - 3 tidak sesuai baku mutu (Kepmen LH 51, 2004) Optimal untuk kegiatan budidaya laut (DKP, 2002) PARAMETER DO 30,0 32,3 dengan rerata (31,73 SD 0,609) Berada pada kisaran baku mutu kualitas air laut (Kepmen LH 51, 2004) Optimal untuk kegiatan budidaya laut (DKP, 2002) PARAMETER SALINITAS PARAMETER COD 18,12 29,71 mg/l dengan rerata (22,58 SD 4,92) Berada pada kisaran baku mutu kualitas air laut (Kepmen LH 51, 2004) Optimal untuk kegiatan budidaya laut (DKP, 2002) 11,04 16,80 mg/l dengan rerata sebesar (14,57 SD 2,03) Berada pada kisaran baku mutu kualitas air laut (Kepmen LH 51, 2004) Optimal untuk kegiatan budidaya laut (DKP, 2002) PARAMETER BOD Indeks keanekaragaman antara 0,63 1,46 Kondisi lingkungan perairan kurang baik. Stabilitas komunitas biota sedang atau kualitas air tercemar sedang Indeks keanekaragaman antara 0 2,44, Kondisi lingkungan perairan kurang baik. Stabilitas komunitas biota sedang atau kualitas air tercemar sedang BENTHOS PLANKTON Analisis STORET, perairan kategori tercemar sedang dengan indeks -14 (skala (-11 sd/ -30). STATUS MUTU AIR Beban Pencemaran dan Daya Asimilasi TSS 2676,261 ton/bulan; BOD 467,410 ton/bulan Nitrat 50,576 ton/bulan Timbal (Pb) 0,207 ton/bulan Zenk (Zn) 0,014 ton/bulan Beban pencemaran < Daya Asimilasi Kesesuaian untuk Budidaya Sangat sesuai (S1) 93.032 m 2 (9,30 ha); Sesuai (S2) 149.719 m 2 (14,97 ha), Cukup sesuai (S3) 264.634,93 m 2 (26,46 ha) dan kelas Kurang sesuai (N1) 3065,39 m 2 (0,3065 ha). Kesesuaian untuk Budidaya Sangat sesuai (S1) 93.032 m 2 (9,30 ha); Sesuai (S2) 149.719 m 2 (14,97 ha), Cukup sesuai (S3) 264.634,93 m 2 (26,46 ha) dan kelas Kurang sesuai (N1) 3065,39 m 2 (0,3065 ha). Peta Kesesuaian untuk Budidaya KESIMPULAN Beberapa parameter di atas ambang batas baku mutu sesuai dengan KepMen LH No. 51 tahun 2004. TSS dan DO. Tingkat pencemaran sedang beban pencemar 2676,261 ton/bulan parameter TSS; 467,410 ton/bulan parameter BOD; 50,576 ton/bulan parameter nitrat; 0,207 ton/bulan parameter timbal (Pb) dan 0,014 ton/bulan parameter Zenk (Zn).
Wilayah perairan pulau Selayar dikelompokkan 4 : kelas sangat sesuai (S1) 93.032 m 2 (9,30 ha); sesuai (S2) 149.719 m 2 (14,97 ha), cukup sesuai (S3) 264.634,93 m 2 (26,46 ha) dan kelas kurang sesuai (N1) 3065,39 m 2 (0,3065 ha). Kegiatan budidaya optimal dan berkelanjutan memerlukan sistem tata ruang yang ideal mengurangi pencemaran atau penurunan kualitas lingkungan SARAN Perlu dilakukan upaya pengelolaan dari instansi terkait terhadap pencemaran yang muncul dari kegiatan pertambangan Perlu dilakukan upaya peningkatan kegiatan budidaya laut yang sesuai dengan kondisi perairan pulau Selayar Perlu dilakukan kajian lebih lanjut terkait pemanfaatan sumberdaya wilayah Pulau Selayar dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti kondisi ekosistem, sosial politik dan faktor-faktor lain yang berperan. DOKUMENTASI MOHON SARAN DAN MASUKAN