Step 1 1. KLB:kejadian luar biasa timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian secara bermakna dalam epidemiologis dalam kurun waktu tertentu dan tempat tertentu. 2. Epidemiologi: ilmu mengenai penyebaran penyakit atau kondisi kesehatan penduduk termasuk faktor-faktor yang menyebabkannya Dari bahasa yunani: Epi : tentang Demos: penduduk Logos: ilmu pengetahuan Ilmu mengenai frekuensi 3. P2MPL: pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan
4. Riwayat alamiah penyakit: proses perkembangan penyakit tanpa adanya intervensi dari manusia secara langsung maupun tidak langsung. Step 2 1. Suatu penyakit di katakan mewabah pada kondisi yang bagaimana dan dikatakan KLB pada kondisi bagaimana? 2. Bagaimana cara penelitian epidemiologi dan macam-macamnya? 3. Tahap-tahap riwayat alamiah penyakit? 4. Cara penangulangan riwayat alamiah penyakit? 5. Apa saja upaya pemerintah dalam menanggulangi KLB ini? 6. Perbedaan endemis, pandemi dan epidemi, outbreake? 7. Apa saja upaya pencegahan yang dilakukan? 8. Penanganan penyakit difteri
Step 3 1. Suatu penyakit di katakan mewabah pada kondisi yang bagaimana dan dikatakan KLB pada kondisi bagaimana? Criteria KLB, bila memenuhi semua: salah satu atau semua ???? a) Jika timbul penyakit atau kematian dalam 3 kurun waktu tertentu b) Terjadi peningkatan kematian atau penyakit dalam 3 kurun waktu tertentu c) Peningkatan kejadian penyakit atau kematian 2 kali atau lebih dari periode sebelumnya d) Jumlah penderita baru dalam 1 bulan ada kenaikan 2kali atau lebih di banding periode sebelumnya e) Angka rata2 perbulan ada kenaikan 2 kali lipat atau lebih dibanding dengan rata2 tahun sebelumnya
Menurut permenkes: - Timbul penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada
Wabah dan KLB : sama2 ledakan kesakitan KLB: bermakna secara epidemiologis, KLB pasti mewabah Wabah: penyebaran penyakit yang kejadian membesar , wabah blm pasti KLB. Sebelumnya sudah ada penyakitnya.
- wabah: Jika timbul penyakit atau kematian dalam 3 kurun waktu tertentu
jenis wabah: 2 #common soft epidemik: wabah yang penyebarannya singkat contoh: keracunan makanan disekolahan #progresif : menularnya tidak bisa singkat, jadi dari org ke orang contoh: di pesantren, hepatitis B, 1 gelas digunakan beberapa santri.
Penggolongan KLB Common source epidemic Terjadi jika sekelompok orang terpajan pada infeksi atau sumber kuman (agens patogen) yang biasa/umum, misalnya anak sekolah terpajan anak lain yang sedang sakit. Point source epidemic agen atau patogennya berasal dari sumber tunggal, orang terpajan pada satu tempat dan pada satu waktu. Intermitten epidemic penyebaran penyakit ini tidak teratur dan sulit ditebak, polanya tidak teratur, mengakibatkan epidemi berulang. Continuous epidemic terjadi jika pajanan bertambah dan meluas, dan orang yang menjadi sakit tetap seperti biasa, atau bahkan meningkat selama beberapa waktu, disebut epidemi yang berkelanjutan. Propagated Terjadi jika common source tunggal sulit untuk diidentifikasi, tetapi epidemi atau KLB penyakit tetap menyebar dari orang ke orang, memperbanyak jumlah yang sakit dan biasanya membentuk pola pertumbuhan eksponensial/mencolok. Pada epidemi tipe ini kasus terjadi terus menerus, melampaui satu masa inkubasi.
Mixed epidemic Terjadi jika common source epidemic berlanjut melalui kontak orang ke orang dan penyakit menyebar seprti KLB propagated. Pada beberapa kasus sangat sulit menentukan epidemi mana yang muncul pertama kali. (Timmreck, Thomas C., 2004, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC
KLB: kejadian penyekit kejadian meningkat Wabah: kenaikannya tidak terlalu tinggi
Definisi wabah Undang-Undang RI no 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular , wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menualar dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
KLB menurut PP 40 tahun 1991 bab 1 pasal 1 ayat 7 adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis yang dapat menjurus pada kejadian wabah
Sumber : Budioro,b.1997. Pengantar Epidemiologi edisi II. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Undang-undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah penyakit menular
Investigasi wabah oleh Trisno agung wibowo
2. Bagaimana klasifikasi penelitian epidemiologi #Deskriptif: bagaimana frekuensi (dinyatakan dalam apa? Prevalensi: angka kejadian penyakit dalam waktu dan tempat tertentu perbedaan prevalensi dan insiden) penyakit berubah menurut perubahan variabel epidemiologi yang meliputi person, time and place. Untuk mengetahui dari kejadian KLB. Contoh: -person: jenis kelamin -time: musim kemarau , musim dingin -place: kebersihan
Sudah ada data kasus, langsung dihitung sesuai datanya Kalo belum ada data: dilakukan analisa
#Analitik: menguji data serta informasi2 yang di peroleh dari epidemiologi diskriptif. Dianalisa dengan spss
Ada 3 studi yang meliputi: 1. Case control perbandingan antara yang sakit dan yang sehat. Mengamati datanya dan faktor resikonya. Untuk mencari faktor resiko. 2. Cohort 3. Cross sectional
#Eksperimen: dengan eksperimen yang dilakukan pada subyek yang di bandingkan dengan kelompok control Contoh: dengan perlakuan antara yang sakit dengan yang tidak sakit. Contoh: Kelompok : merokok dan tidak merokok Dianalisa epngaruh dari merokok terhadap jantung Angka insidensi adalah suatu ukuran frekuensi kejadian kasus baru penyakit dalam suatu populasi tertentu selama suatu periode waktu tertentu (Sumber : Buku Pengantar Epidemiologi, M.N. Bustan, Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2006)
Rumus : Incidence Rate = jumlah kasus baru suatu penyakit selama periode tertentu x 1000 Populasi yg mpy resiko
Catatan : 1. Di dalam mempelajari incidence diperlukan penentuan waktu atau saat timbulnya penyakit. bagi penyakit-penyakit yg akut seperti influenza, infeksi staphilococcus, gastroenteritis, acute myocardical infarction, dan cerebral hermorrhage, penentuan incidence rate ini tdk begitu sulit berhubung waktu terjadinya dapat diketahui secara pasti atau mendekati pasti. Lain halnya dengan penyakit dimana timbulnya tidak jelas disini, waktu ditegakkan diagnosis pasti diartikan sebagai waktu mulai penyakit. 2. Incidence rate selalu dinyatakan dlm hubungandengan periode waktu tertentu seperti bulan, tahun dsb. apabila penduduk berada dalam ancaman diserangnya penyakit hanya untuk waktu yg terbatas (seperti halnya dalam epidemi suatu penyakit infeksi), maka periode waktu terjadinya kasus-kasus baru adalah sama dgn lamanya epidemi. Incidence rate pada suatu epidemi disebut attack rate 3. Untuk penyakit yg jarang maka incidence rate dihitung utk periode waktu bertahun-tahun. Didalam periode waktu yg panjang ini penyebut dapat berubah karena dlm waktu ini jmlh populasi yg mpy resiko juga dapat berubah 4. Pengetahuan mengenai incidence rate adalah berguna sekali di dalam mempelajari faktor-faktor etiologi dari penyakit yg akut maupun kronis. Incidence rate adalah satu ukuran langsung dari kemungkinan (probabilitas) utk menjadi sakit. Dengan membandingkan incidence rate suatu penyakit dari berbagai penduduk yg berbeda di dalam satu atau lebih faktor (keadaan) maka kita dapat memperoleh keterangan faktor mana yg menjadi faktor resiko dari penyakit bersangkutan. Kegunaan seperti ini tdk dipunyai oleh prevalence rate (Sumber : Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta, 2003)
Prevalence Rate Prevalence Rate mengukur jlmh orang dikalangan penduduk yg menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu Rumus : Prevalence Rate = jumlah kasus kasus penyakit yg ada pada suatu titik waktu X 1000 Jumlah penduduk seluruhnya Catatan : a. Prevalence rate bergantung pada 2 faktor : 1. Berupa jumlah orang yg telah sakit pada waktu yg lalu 2. Lamanya menderita sakit Meskipun hanya sedikit orang yg sakit dlm setahun, apabila penyakit tersebut kronis, jmlnya akan meningkat dari tahun ke tahun dan dengan demikian prevalence secara relatif akan lebih tinggi dari incidence. Sebaliknya apabila penyakitnya akut (lamanya sakit pendek baik oleh karena penyembuhan ataupun oleh karena kematian) maka prevalence secara relatif akan lebih rendah daripada incidence b. Prevalence (terutama utk penyakit kronis) penting utk perencanaan kebutuhan fasilitas, tenaga dan pemberantasan penyakit. Prevalence yg dibicarakan di atas point pevalence. Jenis ukuran lain yg juga digunakan ialah periode prevalence (Sumber : Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta, 2003) Epidemiologi Deskriptif ( Descriptive epidemiology) Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variable variable epidemiologi yg terdiri dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time)
1. Orang (person) Disini akan dibiacarakan peranan umur jenis kelamin, kelas social, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas a. Umur b. Jenis Kelamin c. Kelas Sosial d. Jenis Pekerjaan e. Penghasilan f. Golongan Etnik g. Status perkawinan h. Besarnya keluarga i. Struktur keluarga j. Paritas
2. Tempat (place) Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit. Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara : a. Batas daerah daerah pemerintahan b. Kota dan pedesaan c. Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunungan, sungai, laut atau padang pasir) d. Negara negara e. Regional
3. Waktu (time) mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis epidemiologis oleh karena perubahan perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor faktor etiologis. melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan maka dibedakan : 1. Fluktuasi jangka pendek, dimana perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu dan bulan 2. Perubahan-perubahan secara siklus dimana perubahan- perubahan angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari, beberapa bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun 3. Perubahan-perubahan angka kesakitan yg berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluhan tahun, yg disebut secular trends Fluktuasi jangka pendek Fluktuasi jangka pendek atau epidemi ini memberikan petunjuk bahwa : a. Penderita penderita terserang penyakit yg sama dalam waktu bersamaan atau hampir bersamaan b. Waktu inkubasi rata-rata pendek Perubahan perubahan secara siklus Perubahan secara siklus ini didapatkan pada keadaan dimana timbulnya dan memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian terjadi berulang-ulang tiap beberapa bulan, tiap tahun, atau tiap beberapa tahun. Peristiwa semacam ini dapat terjadi baik pada penyakit infeksi maupun pada penyakit bukan infeksi. Timbulnya atau memuncaknya angka kesakitan atau kematian suatu penyakit yg ditularkan melalui vektor secara siklus ini adalah berhubungan dengan : a. Ada tidaknya keadaan yg memungkinkan transmisi penyakit oleh vektor yg bersangkutan, yakni apakah temperatur dan kelembaban memungkinkan transmisi b. Adanya tempat perkembangbiakan alami dari vektor sedemikian banyak untuk menjamin adanya kepadatan vektor yg perlu dalam transmisi c. Selalu adanya kerentanan dan atau d. Adanya kegiatan kegiatan berkala dari orang-orang yg rentan yg menyebabkan mereka terserang oleh vektor born disease tertentu e. Tetapnya kemampuan agen infektif untuk menimbulkan penyakit f. Adanya faktor-faktor lain yg belum diketahui Hilangnya atau berubahnya siklus berartia danya perubahan dari salah satu atau lebih hal-hal tersebut diatas. (Sumber : Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta, 2003)
Epidemiologi Analitik (Analytic Epidemiology) Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yg diperoleh studi epidemiologi deskriptif. Ada 3 studi tentang epidemiologi ini : 1. Studi Riwayat Kasus ( Case History studies) Dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yg terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (kelompok control) (Sumber : Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta, 2003) Studi Riwayat Kasus atau ( Case History studies) yang retrospektif serta pengamatannya observasional saja. Pokok pangkal pengamatannya dimulai dari kasus yg sudah ada atau sudah terjadi, untuk kemudian dilacak atau ditelusuri dalam hal riwayat pemaparannya dimasa yang lalu sebelum terjadinya kasus tersebut. Studi seperti ini biasanya memerlukan pembanding yg terdiri dari kelompok bukan kasus yg akan dipakai sebagai control sehingga merupakan apa yg disebut Case Control Study atau Studi KAsus Kontrol Studi Retrospektif : obyeknya tidak dapat diatur atau dikendalikan lagi karena mengenai masa yg sudah lalu. jadi pengamatannya hanya secara observasional. Obyek yg diamati adalah kelompok kasus (yg bisa dibandingkan terhadap kelompok bukan kasus atau kontrol (Sumber : Buku Pengantar Epidemiologi, Budioro B.)
2. Studi Kohort (kohort studies) Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yg mpy ciri-ciri yg sama dgn kelompok pertama, tetapi tdk dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. kelompok kedua ini disebut kelompok control. Setelah beberapa saat yg telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan , dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak (Sumber : Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta, 2003)
3. Studi Eksperimental Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok subyek, kemudian dibandingkan dengan kelompok control (yg tidak dikenakan percobaan). (Sumber : Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-Prinsip Dasar, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Rineka Cipta, 2003)
3. Tahap-tahap riwayat alamiah penyakit? Cara penangulangan riwayat alamiah penyakit? A. Rentan : dialkukan penanggulangan dengan promosi dengan program imunisasi. Pencegahannya primer dengan cara promosi. B. Subklinik: pencegahan secara sekunder, dengan cara deteksi dini dan terapi segera. HIV pada tahap subklinik secara cepat menyebarkan penyakit, dengan di lakukan screning untk pencegahannya. C. Klinik: sudah terlihat penyakitnya, dengan pencegahan tersier caranya dengan pemberantasan kecacatan dan rehabilitasi.di obati agar tidak semakin parah. D. Tergantung orangnya, ada yang memiliki penyakit ada yang tidak. Misal: sembuh , cacat dan kematian. Penanggulannya dengan pencegahan agar tidak semakin parah.
Riwayat alamiah penyakit: dari masuk sampai sakit, tanpa terapi Ada 5 tahap: 1. Prepatogenesis: terjadi di luar tubuh sudah ada interaksi tapi di luar tubuh 2. Inkubasi: dari masuk sampai timbul gejalanya 3. Penyakit dini: timbul2 gejala ringan 4. Penyakit lanjutan: orang yang terkena sudah semakin parah, tidak mampu bekerja 5. Penyakit akhir: selesainya penyakit tersebut, hasil sempurna, sembuh dengan cacat atau kematian , karier Pencegahannya pada tahap satu atau akhir? Manfaatnya? - Menentukan stadium penyakit diagnosis - Menetukan rencana penatalaksanaan - Pencegahan agar tidak terjadi
Riwayat alamiah penyakit : Fase prepatogenesis (sebelum sakit) Fase patogenesis (sakit) : Fase inkubasi Fase penyakit dini (masih ringan) Fase penyakit lanjut (menunjukkan tanda & gejala yang pasti) Fase akhir penyakit Kematian Riwayat Alamiah suatu penyakit pada umunya melalui tahap-tahap sebagai berikut : a. Tahap prepatogenesis Pada tahap ini individu dalam keadaan normal / sehat tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oelh serangan agen penyakit (stage of susseptibility). Walaupun demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. tetapi interaksi ini masih terjadi diluar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap menyerang penjamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun begitu pejamunya lengah ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas, ditambah dgn kondisi lingkungan yg kurang mengguntungkan penjamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap patogenesis. b. Tahap patogenesis Tahap ii meliputi 4 sub tahap yaitu : 1. Tahap Inkubasi tahap inkubasi merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yg peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi ini bervariasi antara satu penyakit dengan penyakit lainnya. Dan pengetahuantentang lamanya masa inkubasi ini sangat penting, tidak sekadar sebagao pengetahuan riwayat penyakit, tetapi berguna untuk informasi diagnosis. Setiap penyakit mempunyai masa inkubasi tersendiri, dan pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk identifikasi jenis penyakitnya. 2. Tahap Dini Tahap ini mulai dengan munculnya gejala penyakit yg kelihatannya ringan. Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan karena sudag ada gangguan patologis (pathologic changes), walaupun penyakit masih dlm masa subklinik (stage of subclinical disease). Seandainya memungkinkan, pada tahap ini sudah diharapkan diagnosis dapa ditegakkan secara dini.
3. Tahap Lanjut Merupakan tahap dimana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya (Stage of Clinical Disease) Pada tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik yg jelas, sehingga diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan. Saatnya pula, setelah diagnosis ditegakkan, diperlukan pengobatan y tepat untuk menghindari akibat lanjut yg kurang baik.
4. Tahap akhir Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam 5 pilihan keadaan, yaitu ; Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang, dan tubuh menjadi pulih, sehat kembali. Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang penyakit sudah tidak ada, ettapi tubuh tdk pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan ug permanen berupa cacat Karier, dimana tubuh penderita pulih kembali, namun bibit penyakit masih tetap ada dalam tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit Penyakit tetap berlangsung secara kronik Berakhir dengan kematian
c. Tahap pasca patogenesis, yg dapat berlanjut menjadi beberapa kemungkinan berupa : 1. Sembuh 2. Perlangsungan kronik 3. Cacat 4. Mati (Sumber : Buku Pengantar Epidemiologi, M.N. Bustan, Edisi Revisi, Rineka Cipta, 2006)
Manfaat Mengetahui Riwayat Alamiah Penyakit 1. Untuk Diagnostic Masa inkubasi dapat dipakai sebagai pedoman penentuan jenis penyakit, misalnya dalam KLB.
2. Untuk Pencegahan Dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.
3. Untuk Terapi Terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pengantar Epidemiologi.DR.M.N.Bustan.1997
4. Apa saja upaya pemerintah dalam menanggulangi KLB ini? Meningkatan kesehatan masyarakat, Melalui skn: 1. Upaya kesehatan, jangkauan dari suatu rumah ke pelayanan kesehatan ke puskesmas <30menit sampai 90,7 % Kalo wilayah kurang dari 5 km 94,1%. Termasuk akses air bersih, kesehatan ibu dan anak 2. Pembiayaan, 2005, 0,1 dr PDB (produk domestik bruto) , 2007 jadi 1, 09 masih sangat jauh dari angka yang di sarankan oleh WHO 3. SDM meliputi jumlah jenis dan kualitas peayanan kesehatan, jml 19/ 100.000 penduduk semua terpusat di kota 4. Farmasi dan alat kesehatan: dianjurkan obat generik. Kuranglebih 1600 tanaman obat tapi yang di temukan baru 300an
Upaya penanggulangan KLB Sasaran langsung pada sumber penularan pejamu 1. Sumber penularan binatang Bila sumber penularan terdapat pada binatang maka upaya penangulangan dengan pemusnahan binatang yang terinfeksi 2. Sumber penularan manusia Dapat dilakukan dengan isolasi dan karantina Sasaran ditujukan pada cara penularan 1. Memutuskan rantai penularan 2. Meningkatkan sanitasi lingkungan 3. Meningkatkan hygiene perorangan Sasaran ditujukan pada pejamu potensial 1. Peningkatan gizi 2. Peningkatan kekebalan (imunisasi) (Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, Prof.Dr.Nur Nasry Noor,MPH) Upaya penanggulangan 1. Menetapkan populasi rentan terhadap KLB penyakit berdasarkan waktu, tempat, pada kelompok masyarakat. Langkah-langkah penetapan populasi rentan KLB berdasarkan surveillance epidemilogi : a. Memperkirakan adanya popualsi renta KLB berdasarkan informasi dan data serta mempelajari gambaran klinis (gejala, penyakit, cara penularan, cara pengobatan, dsb) dan gambaran epidemiologi (sumber dan cara penularan, kelompok masyarakat yg tersering terserang, jumlah kasus dan kematian apabila terjadi KLB, factor lingkungan dan budaya masyarakat yg berpengaruh terhadap timbulnya KLB). Dari infromasi ini ditetapkan daftra KLB yg pernah terjadi disuatu wilayah dan prioritas masalahnya. Setiap KLB harus dianalisis besar masalah dari data dan infromasi yg berkaitan yaitu melalui pengumpulan data, pengolahan dan penyajian data serta interpretasinya b. Pengumpulan data Data dikumpulkan dari sumber informasi, yaitu : laporan rutin KLB (bulanan) yg memuat jenis KLB, tempat (dukuh, desa, ekcamatan) luas populasi terserang berdasar cirri spesifik, lama kejadian , jumlah kasusu dan kematian selama KLB dll data penyelidikan epidemiologi KLB dan pelacakan kasus yg memuat informasi tentang pola serangan, karakteristik umur dan jenis kelamin, cirri-ciri atau budaya masyarakat, sumber penularan , cara penularan dsb Laporan rutin data kesakitan dan kematian dari puskesmas dan RS yg teratur, lengkap dan tepat waktu utk membrikan trend penyakit Data laboratorium yg memberikan informasi penyebab penyakit dari spesimen yg diperiksa misalnya kholera, malaria, anthrax, difteri dsb Data faktor resiko : cakupan imunisasi, status gizi, lingkungan, vektor, budaya, pendidikan masyarakat dll yg dpt memberikan kerentanan pada populasi masyarakat data pelayanan kesehatan dan cakupan program
c. Pengolahan dan penyajian data data yg harus dikumpulkan harus diolah dan disajikan utk memudahkan analisis epidemiologi dalam bentuk table, grafik atau peta. Untuk dapat melakukan analisis perlu tersedianya data yg lengkap, pengetahuan dgn dasar-dasar epidemiologi, pengetahuan tentang penyakit dan yg mempengaruhiya d. Analisis dan interpretasi e. Deseminasi informasi dari hasil analisis kepada pihak-pihak yg terkait utk dimanfaatkan dlm pencegahan dan penanggulangan yg biasanya dlm bentuk rekomendasi 2. Melakukan upaya pencegahan melalui perbaikan factor resiko yg menyebabkan timbulnya kerentanan dlm suatu populasi 3. Memantapkan pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) KLB penyakit 4. Memantapkan keadaan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya KLB 5. Penyelidikan dan Penanggulangan pada saaat terjadi KLB (Sumber : Makalah Kejadian Luar Biasa (KLB), dr. Muhammad Hidayanto, Puskesmas Halmahera kota Semarang)
5. Perbedaan endemis, pandemi dan epidemi, outbreake? 6. Apa saja upaya pencegahan yang dilakukan? 7. Penanganan penyakit difteri Penyakit pernafasan, mudah menular, di sebabkan oleh bakteri, lingkungan yang sanitasi buruk, sudah ada vaksinnya sehingga sudah jarang terjadi.