Pengaruh Kedalaman Terhadap Hiasan Pada Foraminifera
Foraminifera adalah suatu organisme satu sel yang memiliki cangkang kalsit dan merupakan salah satu organisme dari kingdom protista yang sering dikenal dengan rhizopoda (kaki semu). Cangkang atau kerangka foraminifera merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral. Foraminifera adalah kerabat dekat Amoeba, hanya saja amoeba tidak memiliki cangkang untuk melindungi protoplasmanya.
Jenis-jenis Foraminifora begitu beragam. Klasifikasi Foraminifera biasanya didasarkan pada bentuk cangkang dan cara hidupnya. Berdasarakan cara hidupnya, macam macam foraminifera dibagi menjadi 2, yaitu: Foraminifera plantonik Foraminifera bentik Berdasarkan bentuk cangkangnya, jenis jenis foraminifera terbagi menjadi 3, yaitu: Arenaceous (Foraminifera bercangkang pasiran) Porcelaneous (Foraminifera bercangkang gampingan tanpa pori) Hyalin (Foraminifera bercangkang gampingan berpori)
Nama : Priska Rio Saputro Nim : 111.120.011 Plug : 2
Foraminifera bentik hidup di lapisan sedimen hingga kedalaman beberapa puluh sentimeter, sedangkan Foraminifera planktonik hidup didaerah perairan. Foraminifera planktonik tersebar luas di laut-laut terbuka dengan kedalam air lebih dari 10 meter. Berdasarkan ukuran mikroskopis, kekerasan cangkang, serta sebaran geografis dan geologisnya, jenis hewan ini sangat potensial untuk digunakan sebagai petunjuk kondisi suatu lingkungan, baik pada masa kini maupun masa lalu.
Cangkang foraminifera bentik memiliki ukuran yang berkisar antara 5 hingga beberapa sentimeter. Foraminifera bentik memiliki bentuk cangkang yang rumit dan memiliki arsitektur yang kompleks. Seperti misalnya: Foraminifera bercangkang pasiran biasa ditemukan di lingkungan yang ekstrim seperti perairan payau atau di perairan laut dalam. Disebut pasiran karena kenampakkan permukaan cangkang terlihat kasar seperti taburan gula pasir.
Foraminifera bercangkang gampingan tanpa pori biasa hidup soliter dengan membenamkan cangkangnya ke dalam sedimen kecuali bagian mulutnya (aperture) yang muncul kepermukaan sedimen. Dinamakan Porselaneous karena pada cangkang dewasa, kenampakan foraminifera porcellaneous tampak seperti jambangan porselen dengan bentuk kamar bersegi atau lonjong.
Foraminifera gampingan berpori merupakan jenis yang memiliki variasi bentuk cangkang sangat banyak seperti lampu kristal dengan ornamen rumit, bening dan berkilau.
Cangkang foraminifera terbuat dari kalsium karbonat (CaCO 3) dan fosilnya dapat digunakansebagai petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral. Selain itu karena keanekaragama dan morfologinya kompleks, fosil Foraminifera juga berguna untuk biostratigrafi, dan dapat memberikan tanggal relatif terhadap batuan.
LABORATORIUM MIKROPALEONTOLOGI 2014
Nama : Priska Rio Saputro Nim : 111.120.011 Plug : 2
Lingkungan pengendapan adalah suatu kumpulan dari kondisi fisika, kimia, dari biologi dimana sedimen terakumulasi (Krumbein & Sloss, 1963). Selain tersebut di atas banyak pula para ahli yang mengemukakan tentang definisi lingkungan pengendapan antara Selly, 1978, mendefinisikan suatu keadaan dipermukaan bumi yang disebabkan olen interaksi antara faktor-faktor fisika kimia dan biologi dimana sedimen tersebut diendapkan. Faktor fisika meliputi kadar garam, kecepatan arus, kedalaman air, kecepatan angin dan sebagainya. Faktor kimia meliputi kadar garam, keasaman, kebasaan air serta komposisi kimia batuan.
Cangkang adalah bagian tubuh yang penting karena sering ditemukan sebagai fosil karena sifatnya yang keras dan resisten terhadap proses pemfosilan. Setiap organisme memiliki karakteristik sendiri termasuk dalam hal bentuk cangkangnya. Cangkang organisme foraminifera memiliki ciri sesuai dengan lingkungan hidupnya serta cara hidupnya. Lingkungan hidup dari foraminifera sangatlah beragam dari darat, air tawar, air payau hingga air laut. Pada umumnya banyak spesies dari foraminifera ini hidup di laut mulai dari laut dangkal hingga laut yang paling dalam. Di laut ini memiliki suatu batas ambang dari unsur carbonatan (CaCO 3 ) yang merupakan unsur penyusun utama dari cangkang spesies ini yang disebut Carbonate Compensation Depth (CCD).
Ada atau tidaknya suatu ornament atau hiasan pada cangkang organisme tersebut berkaitan erat dengan lingkungan hidup atau habitat organisme tersebut. Karena hiasan atau ornament tersebut terbentuk berasal dari unsur utama penyusun cangkang tersebut yaitu carbonatan. Di lingkungan laut memiliki batas ambang keterdapatan unsur carbonatan yang dikenal dengan Carbonate Compensation Depth (CCD). Zona CCD inilah ambang batas unsur penyusun utama dari cangkang yaitu unsur karbonatan. LABORATORIUM MIKROPALEONTOLOGI 2014
Nama : Priska Rio Saputro Nim : 111.120.011 Plug : 2
( Sebaran Kedalaman Tempat Hidup Foraminifera)
Carbonate Compensation Depth atau CCD adalah kedalaman di lautan dimana batas keterdapatan unsur Calsium Carbonate (CaCO 3 ) yang terkandung dalam air laut tersebut. Daerah yang berada di atas CCD ini memiliki unsur carboanatan (CaCO 3 ) yang melimpah sedangkan daerah yang dibawah batas ambang CCD ini tidak memiliki unsur carbonatan (CaCO 3 ) karena sudah terlarut.
( Contoh Hiasan Dari Komposisi Foraminifera)
LABORATORIUM MIKROPALEONTOLOGI 2014
Nama : Priska Rio Saputro Nim : 111.120.011 Plug : 2
Pengaruh kedalaman terhadap hiasan (Ornament) pada Foraminifera adalah dimana hiasan pada foraminifera mengindikasikan dimana tempat hidup nya dan bagaimana lingkungan hidupnya. Seperti yang kita ketahui susuan utama dari foraminifera adalah gamping dimana ia menyusun material tubuhnya termasuk hiasan nya. Jadi apabila suatu foraminifera hidup di daerah atas zona CCD mempunyai kandungan CaCO 3 yang melimpah maka hiasan (Ornament) pada foraminifera akan banyak dan beragam karena kaya akan material gampingan. Sedangkan pada daerah dibawah zona CCD dimana kandungan CaCO 3 sudah tidak mempunyai unsure karbonatan dikarenakan gamping nya sudah terlarut yang akan menyebabkan suatu foraminifera mempunyai kualitas zat gampingan yang sangat sedikit sehingga bentuk dan ornament nya relative lebih simple dan sedikit.