Вы находитесь на странице: 1из 18

1

HUBUNGAN DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI


(MATERI RINGKASAN)
A. Dasar Negara
1. Pengertian Dasar Negara
Dasar negara berasal dari kata dasar dan negara. Arti kata dasar adalah
landasan atau foundamental. Arti kata negara adalah suatu organisasi
kekuasaan yang didalamnya harus ada rakyat, wilayah, dan pemerintahan
yang berdaulat. Arti kata dasar negara bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila
seperti yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.

2. Fungsi dan Kedudukan Dasar Negara
Dalam tinjauan yuridis konstitusional, Pancasila sebagai dasar negara
mempunyai kedudukan sebagai norma obyektif dan norma tertinggi di dalam
negara serta sebagai sumber dari segala sumber hukum dan sumber tertib
hukum negara RI hal ini sesuai dengan Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 jo
Tap MPR No. V/MPR/1973 jo Tap MPR No. IX/MPR/1978, selanjutnya
dipertegas lagi mengenai kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
berdasarkan Tap. MPR No. XVII/MPR/1998 yang kemudian dicabut dengan
Tap. MPR RI No. II/MPR/2000.
Dalam Tap. MPR RI No. II/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum
disebutkan bahwa Pancasila dan Batang Tubuh UUD 1945 (setelah
diamandemen dibaca pasal-pasal) menjadi Sumber Hukum Dasar Nasional,
dan dengan ditetapkannya ketetapan ini maka Pancasila tidak lagi sebagai
Sumber dari segala sumber hukum melainkan menjadi Sumber Hukum Dasar
Nasional.
Fungsi Pancasila sebagai dasar negara dalam tinjauan sosiologis berarti
sebagai pengatur hidup kemasyarakatan, sedangkan tinjauan yang bersifat etis
filosofis berarti sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara mencari
kebenaran.

B. Konstitusi
1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi negara atau Undang-Undang Dasar adalah peraturan negara yang
memuat ketentuan-ketentuan pokok dan menjadi salah satu sumber dari
peraturan perundangan lainnya yang berada di bawahnya.
Istilah konstitusi sebenarnya telah dikenal sejak zaman Yunani kuno dengan
istilah politeia yang memiliki arti sama dengan konstitusi dan terdapat juga
istilah nomia yang diartikan sama dengan undang-undang. Kedua istilah ini
dikemukakan oleh Aristoteles.

2

Istilah Konstitusi berasal dari bahasa latin Constitutio atau Constituere,
kemudian berkembang di Prancis dengan istilah constituer, dalam bahasa
Inggrisnya dengan istilah constitution.

2. Macam-Macam Konstitusi
Menurut C. F. Strong membedakan konstitusi menjadi dua macam yaitu
konstitusi tertulis (bila dibuat oleh yang berwenang dalam bentuk naskah) dan
konstitusi tidak tertulis (tradisi).
3. Sifat dan Fungsi Konstitusi Negara
Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan juga rigid (kaku).
Konstitusi dikatakan fleksibel apabila konstitusi itu memungkinkan adanya
perubahan sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Konstitusi dikatakan kaku apabila konstitusi itu sulit diubah kapanpun kecuali
melalui amandemen.
Fungsi pokok konstitusi negara adalah untuk membatasi kekuasaan
pemerintahan negara sedemikian rupa agar penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahan negara tidak bersifat sewenang-wenang, sehingga hak-hak
warga negara terlindungi atau terjamin. Gagasan ini selanjutnya dinamakan
konstitusionalisme.

4. Kedudukan Konstitusi
Undang-Undang Dasar memiliki kedudukan tertinggi dalam peraturan
perundang-undangan, karena setiap perundangan yang berada dibawahnya
tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang ada di atasnya
dan apabila ada peraturan perundangan yang tidak sesuai dengan Undang-
Undang Dasar harus dicabut. Undang-Undang Dasar juga dipergunakan
sebagai dasar dalam penyusunan peraturan perundangan yang ada di
bawahnya.
UUD yang memiliki kedudukan tertinggi sebagai fundamental law (hukum
dasar). Sebagai hukum dasar yang tertulis, konstitusi mengatur tiga masalah
pokok:
- Jaminan terhadap hak asasi manusia
- Ditetapkan susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar
- Adanya pembagian atau pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang
juga bersifat mendasar

C. Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi
Hubungan atau keterkaitan dasar negara dengan konstitusi suatu negara
nampak pada gagasan dasar, cita-cita, dan tujuan negara yang tertuang dalam
Pembukaan atau Mukadimah Undang-Undang Dasar suatu negara. Dari dasar
negara inilah kehidupan negara yang dituangkan dalam bentuk peraturan
perundang-undangan diatur dan diwujudkan. Salah satu perwujudan dalam
3

mengatur dan menyelenggarakan kehidupan ketatanegaraan suatu negara adalah
dalam bentuk konstitusi atau Undang-Undang Dasar.
1. Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945
Hubungan dasar negara dengan Pembukaan UUD 1945 dapat digambarkan
sebagai berikut:
1) Falsafah dasar negara Pancasila yang abstrak tercermin dalam
Pembukaan UUD 1945 yang merupakan uraian terperinci dari
Proklamasi 17 Agustus 1945.
2) Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan
suatu kebulatan yang utuh dan tersusun secara teratur (sistematis) dan
bertingkat (hierarkis). Sila yang satu menjiwai dan meliputi sila yang lain
secara bertingkat.
3) Jiwa Pancasila yang abstrak, setelah tercetus menjadi Proklamasi
Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 tercermin dalam pokok-pokok pikiran
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
4) Kesatuan tafsir sila-sila Pancasila harus bersumber dan berdasarkan
Pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945

2. Dasar Negara dan Pasal-Pasal UUD 1945
1) Sila-sila Pancasila dalam kaitannya dengan pasal-pasal UUD 1945
sebagai berikut:
2) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa berhubungan erat dengan pasal 29 (1,2)
UUD 1945
3) Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab berhubungan erat dengan pasal
27, 28, 28 A-28 J, 29, 30, 31, 32, 33, 34 UUD 1945
4) Sila Persatuan Indonesia berhubungan erat dengan pasal 1 (1), 32, 35, 36
UUD 1945
5) Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan berhubungan erat dengan pasal 1 (2), 2, 3,
22 E, 28, 37 UUD 1945
6) Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berhubungan erat
dengan pasal 23, 27 (2), 31, 33, 34 UUD 1945

D. SUBSTANSI KONSTITUSI NEGARA
1. UNSUR-UNSUR KONSTITUSI NEGARA
Konstitusi atau Undang-Undang adalah instrumen of geverment yaitu
seperangkat kebijakan yang digunakan sebagai pegangan untuk memerintah
dalam suatu negara.
Negara yang berdasarkan konstitusi adalah negara yang kekuasaan
pemerintahannya, hak-hak rakyatnya, dan hubungan antara kekuasaan
pemerintah serta hak-hak warga negaranya diatur oleh hukum. Oleh karena
4

itu, negara konstitusional adalah negara yang kehidupannya didasarkan pada
konstitusi. Sifatnya nasional dan demokratis.
Substansi (isi) konstitusi suatu negara secara umum meliputi sebagai
berikut:
1) Bentuk negara
2) Bentuk pemerintahan
3) Alat-alat kelengkapan negara
4) Tugas alat-alat kelengkapan negara
5) Hubungan tata kerja alat perlengkapan negara
6) Hak dan kewajiban warga negara
7) Pembagian kekuasaan negara
8) Sistem pemerintahan negara
Menurut Sri Sumantri, konstitusi berisi 3 hal pokok, yaitu :
1) Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara
2) Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat
fundamental
3) Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat
fundamental
2. KLASIFIKASI KONSTITUSI
Menurut C.F. Strong konstitusi diklasifikasikan atas :
1. Konstitusi yang luwes ( flexible ) dan konstitusi yang kaku (rigid)
2. Konstitusi tertulis (written constitution) dan konstitusi tidak tertulis
(unwritten constitution).
K. C.Wheare mengklasifikasikan konstitusi sebagai berikut :
1. Konstitusi tertulis dan konstitusi bukan tertulis
2. Konstitusi fleksible dan konstitusi rigid
3. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi
4. Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
5. Konstitusi sistem pemerintahan presidental dan konstitusi sistem
pemerintahan parlementer



5

3. SIFAT DAN FUNGSI KONSTITUSI
1) Sifat pokok konstitusi adalah :
a) Flexible (luwes) : konstitusi memungkinkan adanya perubahan
sewaktu-waktu sesuai perkembangan masyarakat. Contoh,
konstitusi negara Inggris dan Selandia Baru.
b) Rigid (kaku) : konstitusi sulit untuk dirubah kapanpun. Contoh,
konstitusi negara Amerika, Kanada, Jerman, dan Indonesia.
2) Fungsi pokok konstitusi
Secara lebih operasional,suatu konstitusi mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a) Membatasi / mengendalikan kekuasaan negara penguasa tidak
bertindak sewenang-wenang
b) Memberi suatu kerangka dan dasar hukum struktur pemerintahan
ke dalamlembaga-lembaga negara untuk dijadikan landasan
penyelenggaraan negara yang melindungu HAM.
Gagasan mengenai fungsi pokok konstitusi ini disebut konstitusionalisme.
Menurut Carl J. Friedrich, konstitusionalisme merupakan gagasan yang
melihat pemerintah sebagai satu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan
oleh dan atas nama rakyat, tetapi dikenakan beberapa pembatasan yang
diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk
pemerintah itu tidak disalah gunakan oleh mereka yang mendapat tugas
untuk memerintah.
4. KEDUDUKAN KONSTITUSI
Konstitusi mempunyai kedudukan yang penting dalam kehidupan negara
yaitu:
1) Konstitusi sebagai hukum dasar yaitu dasar adanya sumber kekuasaan
bagi lembaga negara.
2) Konstitusi sebagai hukum tertinggi (superior) terhadap aturan lainnya.
3) Implementasi dasar negara ke dalam konstitusi atau UUD 1945.

E. IMPLEMENTASI DASAR NEGARA KEDALAM UUD 1945
Implementasi dasar negara kedalam konstitusi adalah suatu keharusan yang arus
dilakukan untuk melaksanakan amanat & cita-cita kemerdekaan suatu
bangsa.Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD RI 1945 mengandung
pengertian bahwa Pancasila merupakan substansi esensial dari pembukaan &
mendapatkan kedudukan secara yuridis formal dalam pembukaan


6

PEMBUKAAN UUD 1945 NKRI

A. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 :
Pembukaan UUD 1945 bersama sama dengan pasal pasal UUD 1945,
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, dan diundangkan dalam
Berita Republik Indonesia Tahun II NO.7
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea, adapun pada bagian
alinea IV memuat pernyataan mengenai keadaan setelah Negara Indonesia
terbentuk dan memiliki hubungan yang bersifat kausal dan organis dengan pasal
pasal UUD 1945. Hubungan ini menyangkut beberapa hal, antara lain :
a. Undang undang Dasar ditentukan akan ada
b. Yang diatur dalam UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan Negara
c. Negara Indonesia adalah bentuk Republik yang berkedaulatan Rakyat
d. Ditetapkannya Pancasila sebagai dasar falsafat Negara Indonesia
Hal hal tersebut bersifat fundamental dan asasi bagi Negara Indonesia,
sehingga Pembukaan UUD 1945 berkedudukan tetap dan tidak dapat diubah
Hal ini sesuai dengan ketetapan MPR / MPRS, yang menyatakan :
Pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang
terperinci yang mengandung cita cita luhur dari Proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945 dan yang memuat Pancasila sebagai dasar Negara, merupakan satu
rangkaian dengan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan oleh karena itu
tidak dapat diubah oleh siapapun juga termasuk MPR hasil Pemilu, karena
merubah pembukaan UUD 1945 berarti sama halnya dengan pembubaran Negara
RI.
Bagaimanakah hubungan antara Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 ?
Bahwa Pembukaan Undang undang Dasar 1945 merupakan rangkaian yang
terperinci dari Proklamsi sebagai suatu pernyatan kemerdekaan.

B. Hakekat Pembukaan UUD 1945
1. Pembukaan UUD 1945 sebagai tertib hukum tertinggi
Oleh sebab itu, maka kedudukan Pancasila sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah sebagi sumber dari segala sumber hukum
Indonesia, sehingga semua peraturan perundangan yang digunakan di
Indonesia harus berdasarkan dan bersumber pada Pancasila
7

2. Bagaimanakah hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan pasal pasal
UUD 1945 ?
Bahwa Pembukaan UUD 1945 memuat pokok pokok pikiran , yaitu :
- Pokok pikiran Persatuan
- Pokok pikiran Keadilan Sosial
- Pokok pikiran Kedaulatan Rakyat
- Pokok pikiran Ketuhanan YME, menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab
Dan, keempat pokok pikiran yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945
tersebut, dijabarkan dalam pasal pasal UUD 1945. Jadi, Pasal pasal UUD
1945 merupakan penjabaran dari pokok pikiran yang termuat dalam
pembukaan UUD 1945. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa
pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber hukum positif Indonesia.
3. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat adanya tertib Hukum Indonesia
Pembukaan UUD 1945 memuat unsur unsur yang menurut ilmu hukum
diisyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia, yaitu suatu
keterbulatan dan keseluruhan peraturan peraturan hukum.
Pembukaan UUD 1945 Sebagai Pokok kaidah Negara yang Fundamental
(Staatsfundamentalnorm)
Sebagai pokok kaidah negara yang fundamental,Pembukaan UUD 1945
,memiliki beberapa ciri,antara lain:
Sebagai norma dasar yang memberikan arah serta dasr-dasar cita-cita
hukum bagi Undang-Undang Dasar negara.
Memiliki kedudukan hukum yang tinggi dari pada pasal UUD 1945
Mengandung pokok-pokok pikiran yang dijabarkan dalam pasal-
pasalnya.
Mengandung norma yang harus dipatuhi
Memiliki hakikat kedudukan hukum yang bersifat tetap.

4. Makna setiap alinea dalam Pembukaan UUD 1945
Alinea pertama

Adalah suatu pengakuan hak azasi kebebasan atau kemerdekaan semua
bangsa dari segala bentuk penjajahan dan penindasan oleh bangsa lain(dalil
obyektif),dan untuk mempertanggungjawabkan bahwasanya pernyataan
kemerdekaan adalah sesuatu yang sudah selayaknya,karena berdasar atas hak
kodrat yang sifatnya mutlak dari moral bangsa Indonesia untuk merdeka
(pernyataan subyektif).


8

Alinea kedua

Adalah pengakuan hak azasi sosial yang berupa keadilan dan pengakuan
azasi ekonomi yang berupa kemakmuran dan kesejahteraan,sesuai dengan
cita-cita bangsa Indonesia

Alinea ketiga
adalah hak kodrat yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada
semua bangsa.

Alinea keempat
Adalah memuat tujuan Negara ,sebagai ketentuan pedoman dan pegangan
yang tetap serta praktis,yaitu dalam realisasi hidup bersama dalam Negara
Indonesia yang berdasar pada Pancasila.

















9

PERKEMBANGAN KONSTITUSI INDONESIA
A. PERIODE BERLAKUNYA KONSTITUSI
Konstitusi di Indonesia termasuk konstitusi tertulis. Perkembangan
konstitusi Indonesia terus berkembang, sejak UUD 1945 disahkan sebagai
undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak
tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak
tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5
Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara
aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
Pembagian periode pelaksanaan kostitusi dalam sejarah perjalanan Bangsa
Indonesia beserta sistematika dari masing-masing konstitusi adalah sebagai
berikut :
1. UUD 1945 Sebelum Amandemen (18 Agustus 1945- 27 Desember 1949)
UUD 1945 dinyatakan sebagai hukum dasar yang sah dan berlaku di
Indonesia sejak ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Rumusan UUD 1945
sebenarnya menggunakan rumusan hasil sidang BPUPKI yang sudah
mengalami perubahan dan penyempurnaan dan ditetapkan pada sidang
PPKI.

Sistematika UUD 1945 terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Pembukaan terdiri dari empat alinea.
b. Batang Tubuh terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal. IV Aturan Peralihan dan II
Aturan Tambahan.
c. Penjelasan.
Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari empat alinea itu, juga mempunyai
pokok-pokok pikiran yang sangat penting, yaitu:
a. Negara Indonesia adalah suatu negara yang berdasarkan paham negara
persatuan.
b. Dasar negara adalah Pancasila, yaitu.
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Batang tubuh UUD 1945, yang dipertegas dalam penjelasan UUD 1945,
mengatur tentang sistem pemerintahan negara, yaitu:
a. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Pasal 1).
10

b. Sistem kostitusional, yaitu pemerintah berdasar atas konstitusi (hukum
dasar), jadi tidak bersifat kekuasaan yang tidak terbatas. (Pasal 1)
c. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara menurut Undang-
Undang Dasar (Pasal 4).
d. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara, yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden(Pasal 17).
e. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas, kepala negara harus tunduk
pada Konsitusi (Pasal 4).
f. DPR tidak dapat dibubarkan oleh Presiden (Pasal 7).
Undang-Undang Dasar 1945 pelaksanaan aturan pokok ketatanegaraan
menjadi 2 periode, yaitu:
a. Periode, 18 Agustus 1945 14 November 1945
-Bentuk negara : negara kesatuan
-Bentuk pemerintahan : republik
-Bentuk kabinet : kabinet presidensial
b. Periode 14 November 1945 27 Desember 1949
-Bentuk negara : negara kesatuan
-Bentuk pemerintahan : republik
-Bentuk kabinet : kabinet parlementer

2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat( 27 Desember 1949 17 Agustus
1950)
Konstitusi Republik Indonesia Serikat, atau lebih dikenal dengan atau
Konstitusi RIS adalah konstitusi yang berlaku di Republik Indonesia Serikat
sejak tanggal 27 Desember 1949 (yakni tanggal diakuinya kedaulatan
Indonesia dalam bentuk RIS) hingga diubahnya kembali bentuk negara
federal RIS menjadi negara kesatuan RI pada tanggal 17 Agustus 1950.
Perubahan bentuk negara dari negara kesatuan menjadi negara serikat
mengharuskan adanya penggantian UUD, sehingga disusunlah naskah UUD
RIS & dibuat oleh delegasi RI serta delegasi BFO pada KMB. UUD yg
diberi nama Konstitusi RIS tersebut mulai berlaku tgl 27 Desember 1949,
yg terdiri atas Mukadimah berisi 4 alinea, Batang Tubuh yg berisi 6 bab &
197 pasal, serta sebuah lampiran.
Konstitusi RIS adalah sebuah konstitusi yang bersifat sementara, yang
dalam waktu secepat-cepatnya. Konstituante bersama dengan pemerintah
akan menetapkan konstitusi baru menggantikan konstitusi ini. Bentuk
negara menurut konstitusi ini adalah negara serikat dan bentuk
pamerintahannya ialah republik (Pasal 1 ayat 1 KRIS). Kedaulatan negara
dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal
1 ayat 2 KRIS).
11


Sedangkan alat-alat kelengkapan RIS adalah:
a. Presiden
b. Menteri
c. Senat
d. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
e. Mahkamah Agung (MA)
f. Dewan Pengawas Keuangan (DPK)
Sistem pemerintahan menurut konstitusi RIS dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pemerintahan dijalankan oleh Presiden bersama-sama para menteri
dengan tujuan untuk menyelenggarakan kesejahteraan Indonesia dan
mengurus supaya konstitusi UU Federal dan peraturan-peraturan lainnya
yang berlaku untuk RIS dijalankan.
b. Presiden adalah kepala negara yang kekuasaannya tidak dapat diganggu
gugat dan dipilih orang-orang yang dikuasakan oleh pemerintah daerah-
daerah bagian.
c. Sistem kabinet adalah kabinet yang bertanggung jawab (cabinet
government) kepada perdana menteri.
d. Kabinet tidak dapat dipaksa untuk meletakkan jabatannya oleh DPR
pertama RIS.
e. RIS mengenal sistem perwakilan bikameral (dua kamar), yaitu Senat dan
DPR.
f. Konstitusi RIS 1949 disahkan melalui keputusan presiden pada tanggal
31 Januari 1950 No.48 (LN.50-3) dan diundangkan pada tanggal 6
Februari 1950.
Konstitusi RIS mengatur ketatanegaraan sebagai berikut:
1. Bentuk negara : negara federasi/serikat
2. Bentuk pemerintahan : republik
3. Bentuk kabinet : kabinet parlementer
Sistematika konstitusi RIS,yaitu:
a. Pembukaan terdiri dari empat alinea/ paragraf.
b. Batang Tubuh terdiri dari 6 Bab, 197 Pasal.
c. Tidak ada penjelasan.

3. Undang- Undang Dasar Sementara 1950
Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu
terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan.
12

Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik
Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatera Timur dihasilkan
perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950.
Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan
menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950
yang menganut sistem kabinet parlementer.
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal
dengan UUDS 1950, adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik
Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5
Juli 1959.
UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1950 tentang Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat
menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang
Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di
Jakarta.
UUDS 1950 dinamakan "sementara", karena hanya bersifat sementara,
menunggu terpilihnya Konstituante hasil pemilihan umum yang akan
menyusun konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih
Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal membentuk
konstitusi baru hingga berlarut-larut.
Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi
politik yang tidak stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.
a. 1950-1951 - Kabinet Natsir
b. 1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo
c. 1952-1953 - Kabinet Wilopo
d. 1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I
e. 1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap
f. 1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II
g. 1957-1959 - Kabinet Djuanda
Berdasarkan UUD 1950 maka bentuk ketatanegaraan seperti bentuk negara,
pemerintahan dan cabinet adalah seperti berikut:
Konstitusi RIS mengatur ketatanegaraan sebagai berikut:
-Bentuk negara : negara kesatuan
-Bentuk pemerintahan : republik
-Bentuk kabinet : kabinet parlementer
Sistematika konstitusi RIS,yaitu:
a. Pembukaan terdiri dari empat alinea/ paragraf. Namun rumusannya tidak
sama dengan UUD 1945
b. Batang Tubuh terdiri dari 6 Bab, 146 Pasal.
13

c. Tidak ada penjelasan.

4. Undang- Undang Dasar 1945 Amandemen ( 5 Juli 1959- sekarang)
Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling
tarik ulur kepentingan partai politik seperti berbeda-bedanya garis politik
partai-partai politik yang berakibat seringnya terjadi pergantian kabinet.Serta
gagalnya Dewan Konstituante untuk menetapkan UUD yang baru, maka
maka pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang
berisi:

1) Pembubaran Konstituante
2) Berlakunya kembaii UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950.
3) Akan dibentuk dalam waktu dekat MPRS (Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara) dan DPAS (Dewan Pertimbangan Agung Sementara)
Dengan Dekrit Presiden maka negara Republik Indonesia dengan resmi
menggunakan UUD 1945 kembali. Sejak saat itu UUD 1945 berlaku hingga
sekarang, walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat penyimpangan-
penyimpangan. Pada 1998 UUD 1945 mengalami amandemen oleh MPR
terutama pada bagian batang tubuh.
Sejak itulah, bangsa Indonesia kembali memakai konstitusi UUD 1945,
yang memiliki sistem ketatanegaraan sebagai berikut :
a. Bentuk negara : negara kesatuan
b. Bentuk pemerintahan : republik
c. Bentuk kabinet : presidensial
Setelah berakhirnya masa orde lama dan orde baru, bangsa Indonesia
memasuki masa reformasi. Masa reformasi ditandai dengan adanya
keterbukaan dan transparasi di segala bidang. Untuk menyelaraskan
perkembangan zaman yang semakin kompleks maka kostitusi-pun harus
diadakan perubahan. Akhirnya, UUD 1945 mengalami
amandemen/perubahan pada beberapa pasalnya.
Hingga tanggal 10 Agustus 2002, UUD 1945 telah empat kali diamandemen
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Perubahan UUD 1945
dilakukan pada :
1. Perubahan I diadakan pada tanggal 19 Oktober 1999;
Pada amandemen ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 9 pasal
yaitu: Pasal 5 ayat (1), 7, 9 ayat (1) dan (2), 13 ayat (2) dan (3),14 ayat
(1) dan (2), 15, 17 ayat (2) dan (3), 20 ayat (1), (2), (3) dan (4), 21 ayat
(1).
14


2. Perubahan II diadakan pada tanggal 18 Agustus 2000;
Pada amandemen II ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 24
pasal yaitu: Pasal 18 ayat (1) s/d (7), 18A ayar (1) dan (2), 18B ayat (1)
dan (2), 19 ayat (1) s/d (3), 20 ayat (5), 20A ayat (1) s/d (4), 22A, SSB,
25A, 26 ayat (2) dan (3), 27 ayat (3), 28A, 28B ayat (1) dan (2), 28D ayat
(1) s/d (4), 28E ayat (1) s/d (3), 28F, 28G ayat (1) dan (2), 28H ayat (1)
s/d (4), 28I ayat (1) s/d (5), 28J ayat (1) dan (2), 30 ayat (1) s/d (5), 36A,
36B, 36C.
3. Perubahan III diadakan pada tanggal 9 November 2001;
Pada amandemen III ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 19
pasal yaitu: Pasal 1 ayat (2) dan (3), 3 ayat (1) s/d (3), 6 ayat (1) s/d (3),
6A ayat (1), (2), (3) dan (5), 7A, 7B ayat (1) s/d (7), 7C, 8 ayat (1) s/d
(3), 11 ayat (2) dan (3), 17 ayat (4), 22C ayat (1) s/d (4), 22D ayat (1) s/d
(4), 22E ayat (1) s/d (3), 23F ayat (1) dan (2), 23G ayat (1) dan (2), 24
ayat (1) dan (2), 24A ayat (1) s/d (5), 24B ayat (1) s/d (4), 24C ayat (1)
s/d (6).
4. Perubahan IV diadakan pada tanggal 10 Agustus 2002
Pada amandemen IV ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 17
pasal yaitu: pasal-pasal : 2 ayat (1), 6A ayat (4), 8 ayat (3), 11 ayat (1),
16 23B, 23D, 24 ayat (3), 31 ayat (1) s/d (5), 32 ayat (1) dan (2), 33 ayat
(4) dan (5), 34 ayat (1) s/d (4), 37 ayat (1) s/d (5), Aturan Peralihan Pasal
I s/d III, aturan Tambahan pasal I dan II.
Dengan diberlakukannya amandemen UUD 1945 sebanyak 4 kali maka
berdasarkan pasal 2 Aturan Tambahan, UUD bangsa Indonesia adalah
naskah yang terdiri atas pembukaan dan pasal-pasalnya. Akhirnya,
sistematika UUD 1945 setelah diamandemen adalah sebagai berikut :
5. Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alinea
Batang tubuhUUD 1945 terdiri atas 20 Bab, 37 pasal , 3 pasal Aturan
Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan
6. Penjelasan UUD 1945

c. FUNGSI DAN TAHAPAN PERUBAHAN UUD 1945
FUNGSI PERUBAHAN UUD 1945
Fungsi perubahan terhadap Undang-undang dasar 1945 adalah untuk
perbaharuan, agar UUD 1945 bisa berkembang sesuai jaman, mampu
menyesuaikan diri terhadap perkembangan masyarakat.
Sifat pokok perubahan konstitusi, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Luwes (flexible), konstitusi member ruang bebas kemungkinan adanya
perubahan terhadap konstitusi sesuai dengan perkembangan masyarakat.
b. Kaku (rigid), mudah tidaknya kemungkinan adanya perubahan konstitusi
untuk mengikuti perkembangan zaman.
15

Fungsi perubahan konstitusi adalah :
1. Mengubah pasal-pasal dalam konstitusi yang tidak jelas dan tidak tegas
salam memberikan pengaturan. Akibatnya, banyak hal yang dengan
mudah dapat ditafsirkan oleh siapa saja, tergantung pada kepentingan
orang-orang yang menafsirkannya.
2. Mengubah dan/atau menambah pengaturan-prngaturan di dalam
konstitusi yang terlampau singkat dan tidak lengkap serta terlalu banyak
mendelegasikan pengaturan selanjutnya kepada undang-undang dan
ketetapan lainnya.
3. Memperbarui beberapa ketentuan yang sudah tidak sesuai lagi dengan
kondisi politik dan ketatanegaraan suatu negara.
Perubahan UUd 1945 diharapkan dapat menjadikan UUD 1945 semakin
baik, agar kelemahan yang terdapat dalam UUD 1945 dapat diperbaiki. Hal
hal dalam UUD 1945 yang telah mengalami perubahan atau perbaikan
diantaranya sebagai berikut :
a. Pembatasan kekuasaan presiden
b. Penegasan peran kekuasaan legislatif Indonesia
c. Dicantumkan hak asasi manusia Indonesia
d. Ditegaskan kembali hak dan kewajiban Negara maupun Warga Negara
e. Pembaruan lembaga negara.

2. TAHAPAN PERUBAHAN UUD 1945
UUD 1945 telah mengalami 4 kali amandemen, berikut tahapan amandemen
UUD 1945.
No. Amandemen Masa Berlaku
1. Amandemen I
Dihasilkan melalui sidang umum MPR tahun 1999, tanggal 14-12 oktober
1999 19 Oktober 1999- 18 Agustus 2000
2. Amandemen II
3. Dihasilkan melalui sidang tahunan MPR tahun 2000, tanggal 7-18 Agustus
2000 18 Agustus 2000- 9 November 2001
4. Amandemen III
Dihasilkan melalui sidang tahunan MPR tahun 2001, tanggal 1-9 November
2001 9 November 2001-10 Agustus 2002
5. Amandemen IV
Dihasilkan melalui sidang tahunan MPR tahun 2002, tanggal 1-11 Agustus
2002 10 Agustus 2002- sekarang


16

Prosedur dalam perubahan undang-undang dasar diatur dalam pasal 37 UUD
1945, yaitu:
a. Usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar dapat diagendakan dalam
siding MPR apabila diajukan sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota
MPR
b. Setiap usul perubahan pasal-pasla UUD diajukan secara tertulis dan
diajukan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya
c. Untuk mengubah pasal-pasal UUD, siding MPR dihadiri sekurang-
kurangnya 2/3 jumlah MPR
d. Putusan untuk mengubah UUD dilakukan dengan persetujuan sekurang-
kurangnya 50 %+ 1 dari seluruh anggota MPR
e. Khusus tentang bentuk negara kesatuan Republik Indonesia tidak dapat
dilakukan perubahan

3. KESEPAKATAN DASAR DALAM MELAKUKAN PERUBAHAN
Dalam sistem ketatanegaraan modern, ada 2 sistem yang berkembang dalam
perubahan konstitusi yaitu:
1. Renawali (pembaruan) suatu perubahan konstitusi secara keseluruhan
sehingga yang diberlakukan adalah konstitusi baru itu
2. Amandemen (perubahan), suatu perubahan konstitusi dengan tetap
memberlakukan konstitusi yang asli
Menurut Gorge Jellinek terdapat 2 macam perubahan konstitusi (UUD)
diantaranya adalah:
1. Verfassung sonderug, dilakukan dengan sengaja berdasarkan ketentuan
dalam konstitusi (UUD)
2. Verfassung wandlung, perubahan konstitusi tidak ditentukan dalam
konstitusi, melainkan dengan cara revolusi, coupdetat atau convention.
CF. Strong menjelaskan tentang 4 macam perubahan konstitusi, diantarnya :
1. Perubahan konstitusi yang dilakukan legislative menurut pembatasan-
pembatasan tertentu
2. Perubahan konstitusi yang dilakukan rakyat melalui referendum yaitu
pendapat langsung rakyat melalui pemungutan suara
3. Perubahan konstitusi yang dilakukan sejumlah negara bagian (di negara
serikat)
17

4. Perubahan konstitusi yang dilakukan oleh lembaga negara khusus untuk
keperluan perubahan konstitusi (sepeti MPR di Indonesia,mahkamah
konstitusi di Prancis dan parlemen di Inggris)
Bentuk perubahan konstitusi diantaranya adalah pergantian, penambahan,
pengurangan, perubahan pasal per pasal dan pergantian seluruh pasal.

4. CONTOH PERILAKU POSITIF TERHADAP KONSTITUSI NEGARA
Berperilaku positif terhadap konstitusi adalah berusaha memiliki cara
pandang yang membangun terhadap segala masalah mengenai konstitusi.
Kita sebagai warga negara yang bertanggung jawab seharusnya
berperilaku konstitusional dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.
Perilaku konstitutional adalah perilaku berdasarkan dan hanya berpijak
kepadaaturan penyelenggaraan bernegara yang sesuai UUD 1945
Perilaku constitutional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat
ditunjukkan dengan hal-hal berikut :
1. Menyelenggarakan pemilu, untuk perubahan kepemimpinan negara dengan
menghindari cara paksaa, kekerasan ataupun pemberontakkan.
2. Mengutamakan musyawarah atau pemungutan suara dalam pemilihan
pejabat dan menghindari kolusi, suap maupun money politic.
3. Mendukung penyelenggaraan aksi-aksi damai dalam mempengaruhi
kebijakan public dan menolak aksi kekerasan, infiltrasi atau revolusi
4. Mempercayakan kepada pihak yang berwenang para pelaku kejahatan serta
menghindari main hakim.






18

Вам также может понравиться