Вы находитесь на странице: 1из 26

CKD Kehamilan

Permasalahan keterangan hipotesis


Cepat lelah Bisa disebabkan gangguan suplai darah didalam tubuh
sehingga sel-sel dalam tubuh kekurangan oksigen atau
kekurangan sumber energy.
Payah jantung
Anemia
Diabetes Melitus
Hipotiroid
Mual Peningkatan estrogen akibat pil kb dapat meningkatkan
hcl dilambung dan Adanya rasangan terhadap reseptor
muntah
CKD
Gastritis
Hiperemesis
gravidarum
Nafsu makan menurun Akibat mual nafsu makan tertekan, pada hyperemesis
sering makanan yang masuk dimuntahkan kembali
sehingga ibu cenderung tidak mau makan.
Gastritis
CKD
Nyeri kepala Disebabkan oleh hipertensi dimana perfusi oksigen
berkurang ke dalam otak
Hipertensi
TIA
Hipertensi
CKD
(Chronic
Kidney
Disease)
Infark
miocard
TIA
(transient
Ischemic
Attack)
HIPOTESIS



Bagaimana riwayat kelahiran?
Apakah ada riwayat penyakit jantung atau ginjal?
Apakah ada riwayat hipertensi sebelum kehamilan?

Apakah keluhan dirasakan saat awal pemakaian pil KB ?
Apakah ada riwayat DM atau penyakit lain?
Apakah ada keluarga yang menderita hal yang sama?
Apakah ada riwayat sesak, gangguan aktivitas atau nyeri dada?
Bagaimana pola hidup? Bagaimana makannya?
Apakah merokok? Bagaimana olahraganya?
Apakahh ada kesemutan, kebingungan?
Apakah ada gangguan penglihatan?
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik Kondisi Pasien Normal
Kesadaran delirium Kompos mentis
Tekanan darah 220/120 mmHg 120/80 mmHg
Nadi 94 x/menit 60-100 x/menit
Pernapasan 18 x/menit 16-20 x/menit
Suhu badan 37,4 0C 36-37,2 0C
Pada auskultasi suara napas dasar vesikuler dan bronchovesikuler pada perifer lapangan paru
kanan dan kiri
Berat badan 70 kg, tinggi badan 152 cm sehingga BMI yang didapat adalah 30,2.
Konjungtiva tidak pucat
Refleks pupil lemah, isokor
Pada leher tak tampak retraksi otot sternocleidomastoideus
Tak tampak pempesaran kelenjar thyroid maupun kelenjar getah bening
Pemeriksaan paru, tak tampak retraksi otot interkostalis, sela iga tak melebar dan tak menonjol
Perkusi didapatkan sonor pada seluruh lapangan paru kanan dan kiri depan belakang
Pemeriksaan jantung tak tampak ictus kordis, pada palpasi iktus teraba di 2 cm
lateral linea midclavicularis sinistra sela iga pemeriksaan pada pasien ini
menandakan terjadinya pembesaran pada jantung pasien.
Murmur sulit didengar : normal
Pemeriksaan di abdomen ditemukan nyeri tekan di epigastrium ringan
Hati dan limpa tak teraba : normal
ascites tidak terdeteksi : normal
serta bising usus normal
Kedua tungkai tidak bengkak : normal
Kekuatan otot lengan/tungkai kanan +3 kiri +3 : normalnya kekuatan otot +5
Refleks biseps dan triseps normal, tak ditemukan refleks babinsky maupun refleks
patologis lainnya : normal
PENUNJANG KONDISI PASIEN NORMAL
Hb
Leukosit)
Trombosit
LED
GDS
HbA1c
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
Asam urat
Albumin
Na
K
12,1 g/dl
10.600/mm3
380.000/mm3
31 mm/jam
220
5,8 %
18 IU/L
22 IU/L
52 mg/d
1,7 mg/d
8,7 mg/dl
3,7 mg/dl
142 mEq/L
4,7 Eq/l

13-16 g/dl
5.000-10.000/mm3
150.000-450.000/mm3
0-10 mm/jam
<200

0-31 IU/L
0-32 IU/L
15-40 mg/dl
0,5-1,5 mg/dl
2,4-5,7
3,8-5,1 mg/dl
135-145 mEq/L
3,5-5 Eq/l
URINALISA KONDISI PASIEN NORMAL
Warna urin
pH
BJ
Protein
Glukosa
Keton
Darah samar
Nitrit
Epitel
Eritrosit
Leukosit :
Kuning jernih
6
1,030
+++
-
++
-
-
4-6/LPB
1/LPB
2-3/LPB

Kuning jernih
4,5-8
1,003-1,030
-
-
-
-
-
-
0-3/LPB
0-3
EKG

irama sinus regular : normal
HR : 94 x/menit normal
Gelombang P 0,08 detik : normal (normal sampai dengan 0,11detik)
tidak tampak P bifasik : normal (tidak ada kelainan pada atrium kiri)
tak tampak notch & wide P wave : normal (tidak ada abnomalitas atrium kanan)
PQ interval 0,20 detik : normal
Kompleks QRS 0,12 detik : normal (normal sampai dengan 0,12 detik)
Gelombang R 8 mm dan ditemukan segmen ST depresi pada V
Gelombang T tampak normal pada smeua lead : normal.
CXR
Tak tampak infiltrate pada kedua lapangan paru normal
Gambaran jantung ditemukan CTR > 60% menandakan bahwa jantung mengalami
pembesaran, normalnya CTR < 50%
Elongation aorta tanpa sklerosis arkus aorta.

DIAGNOSIS
CKD (chronic
kidney disease).
PENATALAKSANAAN
1. Rawat ICU
2. Anamnesis singkat dan
pemeriksaan fisik tentukan :
-Penyebab krisis hipertensi.
-Singkrikan penyakit lain
yang menyerupai krisis
hipertensi
-Tentukan adanya
kerusakan organ sasaran.
3. Tentukan tekanan darah
yang diinginkan didasari
dari lamanya tinggi TD
sebelumnya, cepatnya
kenaikan dan keparahan
hipertensi, masalah klinis
yang menyertai dan usia
pasien.
Pemakaian obat-obat untuk krisis hipertensi:
Jika pasien hipertensi emergensi dan disertai dengan kerusakan organ sasaran maka
penderita dirawat dengan ICU. Dan diberi salah satu obat hipertensi Intravena.
1. Sodium nitroprusside
2. Labetalol 20-80 mmHg secara i.v bolus setiap 10 menit; 2 mg/menit secara infus i.v.
Setelah kondisi stabil maka dapat dilanjutkan dengan pemberian obat oral seperti ARB
dan ACE inhibitor.
PIL KB
Definisi
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang
digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis
kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan
digunakan, serta harganya murah.
Efek Samping
1. Mual/muntah (terutama tiga bulan pertama).
2 Sakit kepala ringan, migraine.
3. Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada).
4. Tidak ada haid.
5. Sukar untuk tidak lupa.
6. Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis.
7. Nafsu makan bertambah.
8. Cepat lelah.
9. Mudah tersinggung, depresi.
10. Libido bertambah/berkurang.
Gejala-gejala obyektif, yaitu :
1. Sedikit meningkatkan berat badan.
2. Tekanan darah meninggi.
3. Gangguan pola perdarahan yaitu menorrhagia, metrorrgia, spotting, perdarahan
diantara masa haid (lebih sering perdarahan bercak), terutama bila lupa menelan pil
atau terlambat menelan pil.
4. Perubahan pada kulit: acne, kulit beminyak, pigmentasi/ chloasma.
5. Keputihan (flour albus).
6. Tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan kualitas Air
Susu Ibu (ASI).
7. Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah tinggi
terutama pada usia > 35 tahun.
Biasanya gejala-gejala sampingan yang timbul merupakan gejala sampingan yang
ringan dan yang sering ditemukan adalah :
a. Mual/muntah
b. Pusing, sakit kepala
c. Nyeri/tegang pada buah dada
d. Hyperpigmentasi/choasma
e. Kulit berminyak, acne
f. Keputihan/ fluor albus
g. Penambahan berat badan
h. Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasi
Pengaruh pil kontrasepsi terhadap keadaan tubuh lainnya, yaitu :
1. Metabolisme karbohidrat
2. Kelenjar thyroid
3. Kesuburan setelah berhenti dengan pil kontrasepsi
4. Pengaruh terhadap persalinan kemudian
5. Pengaruh terhadap laktasi
6. Kardiovaskuler
7. Tumor ganas
8. Icterus
9. Hypertensi
10.Depresi
11.Libido
Pengaruh pil KB pada sistem tubuh.

*Pada metabolisme karbohidrat.
Pemakaian pil KB antara lain dapat menyebabkan gangguan toleransi flukosa, dan resistensi
insulin. Efek ini biasanya untuk sementara, dan hanya 3-11% pemakai yang mengalami
peningkatan gula darah menetap. Yang berpengaruh secara nyata terhadap metabolisme
karbohidrat ini adalah progesteron, sedangkan estrogen tidak menyebabkan pengaruh secara
berarti

* Pada metabolisme lemak.
Perubahan metabolisme lemak pada pemakai pil KB disebabkan oleh estrogen dan
progesteron, yang masing-masing mempunyai efek berbeda. Estrogen bersifat kardioprotektif
(melindungi jantung) dan anti-aterogenik (anti pembentukan lemak), sedangkan progestron
bersifat anti-estrogen.

* Pada metabolisme elektrolit.
Estrogen akan meningkatkan aktivitas vitamin-D dan membantu masuknya kalsium ke dalam
tulang.
* Pada sistem pembekuan darah
Estrogen antara lain akan meningkatkan aktivitas pembekuan darah, sehingga akan
memudahkan trombosis (pembekuan) di pembuluh darah.

* Pada sistem hati dan kandung empedu
Estrogen akan menyebabkan perubahan pada hasil tes faal hati. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pemakaian estrogen akan meningkatkan insiden radang kandung
empedu dan pembentukan batu empedu.

* Pada sistem kardiovaskuler dan serebrovaskuler.
Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian pil KB meningkatkan kejadian tromboemboli
dan gangguan pembuluh darah otak.
HIPERTENSI
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian
atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun
alat digital lainnya.
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg
Penyakit Hipertensi Menurut Kausanya terbagi atas :
1. Hipertensi Primary Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik
2. Hipertensi Secondary Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya
peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita
penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon
tubuh

Hipertensi Pada Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal dapat meningkatkan tekanan darah dan sebaliknya hipertensi dalam jangka
waktu yang lama dapat mengganggu ginjal.
Hipertensi pada penyakit ginjal dapat dikelompokkan dalam :
1. Penyakit glumerolus akut
2. Penyakit vaskuler
3. Gagal ginjal kronik
4. Penyakit glumerolus kronik
Mekanisme Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis
penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang
diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah
menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan
darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon
antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan
bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya
ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi
pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan
ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah
meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah
menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk
mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)
dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
PENYAKIT GINJAL KRONIK / CHRONIC KIDNEY DISEASE

Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan,
berdasarkan kelainan patologis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. Jika tidak
ada tanda kerusakan ginjal, menurut The National Kidney Foundation (NKF) Kidney Disease

Outcome Quality Initiative (KDOQI), kriteria penyakit ginjal kronik sebagai berikut :
Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi 3 bulan, berupa kelainan struktural atau
fungsional, dengan atau tanpa penurunan GFR, dengan manifestasi : kelainan patologi dan
petanda kerusakan ginjal.
GFR < 60 ml/menit/1,73 m2 selama 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal
Stadium Deskripsi GFR (ml/menit/1,73 m
2
)
1

2
3
4
5
Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat
Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR ringan
Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR sedang
Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR berat
Gagal ginjal
90

60-89
30-59
15-29
<15 atau dialisis
Pendekatan Diagnostik

Gambaran Klinis
Gambaran klinik gagal ginjal kronik berat disertai sindrom azotemia sangat kompleks,
meliputi kelainan-kelainan berbagai organ seperti: kelainan hemopoeisis, saluran cerna,
mata, kulit, selaput serosa, kelainan neuropsikiatri dan kelainan kardiovaskular.
1. Kelainan hemopoeisis
2. Kelainan saluran cerna
3. Kelainan mata
4. Kelainan kulit
5. Kelainan selaput serosa
6. Kelainan neuropsikiatri
7. Kelainan kardiovaskular

Pemeriksaan Laboratorium
1. Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya.
2. Peningkatan kadar ureum dan kreatinin serum, dan penurunan GFR (menurut rumus
Cockroft-Goult).
3. Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar hemoglobin, peningkatan kadar
asam urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia, hiper atau hipokloremia,
hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik.
4. Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuri, cast, isostenuria
Gambaran Radiologis
Pemeriksaan radiologis PGK meliputi :
a) Foto polos abdomen
b) Ultrasonografi ginjal
c) Pielografi
d) Pielografi antegrad atau retrigrad
e) Renografi bila ada indikasi
Penatalaksanaan PGK meliputi :
a. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
b. Pengendalian keseimbangan air dan garam
c. Menghambat perburukan fungsi ginjal
d. Pengendalian gangguan keseimbangan elektrolit dan asam-basa
e. Pencegahan dan pengobatan osteodistrofi renal (ODR)
f. Pengobatan gejala uremi spesifik
g. Deteksi dini dan pengobatan infeksi
h. Penyesuaian pemberian obat
i. Deteksi dan pengobatan komplikasi
j. Persiapan dialisis dan transplantasi

Dalam diskusi kasus kali ini, setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang kami mendiagnosa pasien ini CKD (chronic kidney disease).
Diagnosa ini kami ambil mengingat komplikasi yang mungkin timbul pada pasien ini.
Mengingat lamanya waktu Ny. R ini dalam menggunakan pil KB, dengan efek samping yang
bermacam-macam, kemungkinan DM dikarenakan GDS nya yang meningkat dan postur
tubuh yang mengalami kegemukan, selain itu pasien juga menderita hipertensi yang dalam
kategori JNC 7 sudah masuk stage 2. Semua ini membuat kami menyimpulkan bahwa sudah
terjadi kerusakan ginjal yang cukup lama pada pasien tersebut.
Penutup

Вам также может понравиться

  • Laporan Kasus Hemofilia A
    Laporan Kasus Hemofilia A
    Документ12 страниц
    Laporan Kasus Hemofilia A
    R Ifan Arief Fahrurozi
    100% (1)
  • Referat Rahasia Kedokteran
    Referat Rahasia Kedokteran
    Документ14 страниц
    Referat Rahasia Kedokteran
    R Ifan Arief Fahrurozi
    100% (1)
  • Laporan Jaga Malam Koas
    Laporan Jaga Malam Koas
    Документ2 страницы
    Laporan Jaga Malam Koas
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Referat Appendicitis Perforasi
    Referat Appendicitis Perforasi
    Документ20 страниц
    Referat Appendicitis Perforasi
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Presentasi Hipertiroid
    Presentasi Hipertiroid
    Документ29 страниц
    Presentasi Hipertiroid
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • TumorBuli
    TumorBuli
    Документ6 страниц
    TumorBuli
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • TumorBuli
    TumorBuli
    Документ6 страниц
    TumorBuli
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • MASTOSITOSIS
    MASTOSITOSIS
    Документ2 страницы
    MASTOSITOSIS
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Status Bedah Ortopedi
    Status Bedah Ortopedi
    Документ19 страниц
    Status Bedah Ortopedi
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Catatan Mata
    Catatan Mata
    Документ2 страницы
    Catatan Mata
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Ilmu Penyakit Saraf
    Laporan Kasus Ilmu Penyakit Saraf
    Документ14 страниц
    Laporan Kasus Ilmu Penyakit Saraf
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Tumor Intrakranial
    Tumor Intrakranial
    Документ16 страниц
    Tumor Intrakranial
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Fisik Abdomen Anak
    Pemeriksaan Fisik Abdomen Anak
    Документ38 страниц
    Pemeriksaan Fisik Abdomen Anak
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • The Role of Hyperbaric Oxygen Therapy in Sudden Sensorineural Hearing Loss
    The Role of Hyperbaric Oxygen Therapy in Sudden Sensorineural Hearing Loss
    Документ43 страницы
    The Role of Hyperbaric Oxygen Therapy in Sudden Sensorineural Hearing Loss
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Sumbatan Bronkhus
    Sumbatan Bronkhus
    Документ10 страниц
    Sumbatan Bronkhus
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • PERSIAPAN ANESTESI
    PERSIAPAN ANESTESI
    Документ15 страниц
    PERSIAPAN ANESTESI
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Short Case Striktur Esofagus
    Short Case Striktur Esofagus
    Документ18 страниц
    Short Case Striktur Esofagus
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Presentasi Hipertiroid
    Presentasi Hipertiroid
    Документ29 страниц
    Presentasi Hipertiroid
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Makalah MTHT
    Makalah MTHT
    Документ35 страниц
    Makalah MTHT
    Raysa Anggraini
    Оценок пока нет
  • Presentasi Referat Terapi Cairan
    Presentasi Referat Terapi Cairan
    Документ31 страница
    Presentasi Referat Terapi Cairan
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Case Appendisitis Perforasi
    Case Appendisitis Perforasi
    Документ35 страниц
    Case Appendisitis Perforasi
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Presentasi Case Appendicitis
    Presentasi Case Appendicitis
    Документ40 страниц
    Presentasi Case Appendicitis
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Fisik Kepala Dan Leher
    Pemeriksaan Fisik Kepala Dan Leher
    Документ27 страниц
    Pemeriksaan Fisik Kepala Dan Leher
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Kasus Konjungtivitis Dan Pterigium
    Kasus Konjungtivitis Dan Pterigium
    Документ27 страниц
    Kasus Konjungtivitis Dan Pterigium
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • BPH
    BPH
    Документ32 страницы
    BPH
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Thorakosentesis Dan Drainase Dada
    Thorakosentesis Dan Drainase Dada
    Документ32 страницы
    Thorakosentesis Dan Drainase Dada
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Glaukoma Akut Sudut Tertutup
    Glaukoma Akut Sudut Tertutup
    Документ62 страницы
    Glaukoma Akut Sudut Tertutup
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Case Old MCI
    Case Old MCI
    Документ27 страниц
    Case Old MCI
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет
  • Diare Dan Dehidrasi
    Diare Dan Dehidrasi
    Документ28 страниц
    Diare Dan Dehidrasi
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Оценок пока нет