OBAT ANTI-INFLAMASI NON-STEROID (FOKUS PADA LAMBUNG DAN DUODENUM)
Oleh : Adya Jati Nugrahadi, S.ked 09030057 Pembimbing : Muhammad Mahfudz, dr.Sp.PD PENDAHULUAN
Lambung sebagai salah satu organ yang penting pada tubuh manusia. Pada lambung yang sehat terdapat keseimbangan antara faktor pelindung mukosa (Cytoprotective Factor) dan faktor yang dapat merusak integritas mukosa lambung (Cytodestruktive Factor). Di masyarakat, masih tingginya kasus yang berkaitan dengan kerusakan integritas mukosa lambung seperti dalam kasus gastritis dan tukak peptik, sebagai efek samping penggunaan non-steroid anti inflammatory drug (NSAID) PEMBAHASAN SEKRESI ASAM LAMBUNG Epitel lambung tersusun atas rugae yang pada pengamatan mikroskopis terdapat gastric pit dengan 4 sampai 5 percabangan yang disebut gastric gland. Sebagian besar gastric gland (75%) terdapat di mukosa oxyntic, tersusun atas sel mukus, parietal, chief, endokrin, dan enterochromaffin Asam lambung (HCI) adalah hasil sekresi sel parietal.
PERTAHANAN MUKOSA GASTRODUODENAL Sistem pertahanan atau sistem defensif mukosa gastroduodenal terdiri dari 3 lapis yakni elemen preepitelial, epitelial, dan subepiteiial (Valle dkk, 2003). Lapis pertahanan pertama adalah lapisan mukus bikarbonat setebal 100 im, merupakan penghalang fisikokimiawi terhadap berbagai bahan kimia termasuk for hidrogen. Lapis pertahanan kedua adalah sel epitel itu sendiri. Aktifitas pertahanannya meliputi produksi mukus, bikarbonat, transportasi ion untuk mempertahankan pH, dan membuat ikatan antar sel. Lapisan pertahanan ketiga adalah aliran darah dan lekosit. Komponen terpenting lapis pertahanan ini ialah mikrosirkulasi subepitel yang adekuat. Sangat diperlukan untuk mempertahankan keutuhan dan kelangsungan hidup sel epitel dengan memasok oksigen, mikronutrien, dan membuang produk metabolisme yang toksik.
NSAID Mekanisme kerja : Menghambat sintesa PG melalui penghambatan enzim COX 1 dan atau COX 2 NSAID konvensional menghambat COX-1 dan COX-2 Inhibisi COX-1 gastrotoksik, agregasi platelet Obat baru hanya menghambat COX-2 pada dosis terapi Efek : secara umum = analgetik, antiinflamasi, antipiretik Dosis antipiretik >>> dosis analgetik, antiinflamasi Efek terapi atau efek samping NSAID tergantung pada penghambatan biosintesis prostaglandin. Inhibisi PG synthetase menurunkan inflamasi dan selanjutnya mengurangi nyeri.
PROSTAGLANDIN (PG) Merupakan autokoid, terdapat di semua jaringan dgn spektrum aktivitas yg bervariasi Fungsi : Inflamasi sebagai mediator COX 2 Homeostatic COX 1, terdapat di lambung, usus, platelet, mucosa bronkus dan ginjal
NSAIDS INHIBIT THE ENZYME CYCLOOXYGENASE (COX), WHICH EXISTS IN TWO ISOFORMS Prostaglandins COX-1 (constitutive) Arachidonic acid COX-2 (induced by inflammatory stimuli) COX-2 selective NSAIDs Non selective NSAIDs Prostaglandins Gastrointestinal cytoprotection Platelet activity Inflammatory Pain Fever SUBTYPES OF PG SYNTHETASE (COX) AND ROLES IN THE GASTRIC MUCOUS MEMBRANE COX-1 constructive COX-2 constructive Gastric Mucous Membrane Vascular endithelium Monocyte/ Macrophage/ Fibroblast Inflammation Protection of Gastric Mucous Membrane Location Action NSAIDs Tetsuo Arakawa, Kazuhide Higuchi, Takashi Fukuda and others : The Significance of PG to the Damage of Gastric Mucous Membrane by NSAIDs. Digestive Ulcer-Basis Clinic 15 : 43 49, 1996 CELECOXIB
adalah sulfa -inflamasi obat anti non-steroid (NSAID) dan selektif COX-2 inhibitor Celecoxib adalah sangat selektif COX-2 inhibitor dan terutama menghambat ini isoform dari siklooksigenase (dan dengan demikian menyebabkan penghambatan produksi prostaglandin), sedangkan nonselektif NSAIDs (seperti asprin , naproxen dan ibuprofen ) menghambat baik -COX 1 dan COX-2. COX-1, secara klasik didefinisikan sebagai enzim konstitutif, adalah isoenzyme hanya ditemukan di trombosit dan memainkan peran dalam perlindungan mukosa gastrointestinal, hemodinamik ginjal, dan thrombogenesis trombosit. COX-2, di Sebaliknya, secara luas diekspresikan dalam sel-sel yang terlibat dalam peradangan dan diregulasi oleh lipopolysaccharides bakteri, sitokin, faktor pertumbuhan, dan promotor tumor. Secara teori, selektivitas ini memungkinkan celecoxib dan COX-2 inhibitor untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit sedangkan gastrointestinal meminimalkan reaksi obat yang merugikan (misalnya radang perut ) yang umum dengan NSAID non-selektif. COX-2 hanya terlibat dalam sintesis prostaglandin. Oleh karena itu, penghambatan COX-2 hanya menghambat sintesis prostaglandin tanpa mempengaruhi tromboksan (TXA2) dan dengan demikian tidak memberikan efek cardioprotective dari NSAID non-selektif.
EFEK SAMPING
Alergi Celecoxib berisi sulfonamide bagian dan dapat menyebabkan reaksi alergi pada mereka yang alergi terhadap sulfonamida yang mengandung obat lain. Kehamilan Celecoxib diberi label sebagai kehamilan kategori C. Ini merupakan kontraindikasi selama trimester ketiga kehamilan karena potensi teratogenik. Risiko serangan jantung dan stroke Pada bulan Februari 2007, American Heart Association memperingatkan celecoxib yang harus digunakan "sebagai pilihan terakhir pada pasien yang memiliki penyakit jantung dan pembulu darah COX-2 rofecoxib (Vioxx) pada tahun 2004 ditarik karena peningkatan kejadian MI
PGI 2 dari sel endotel oleh COX-2 katalisis memiliki anti- agregasi, anti-proliferatif, dan sifat vasodilatasi. Sebaliknya, TxA 2 dari trombosit mempertahankan homeostasis pembuluh darah oleh akumulasi platelet ireversibel, vasokonstriksi, dan proliferasi otot Ketidakseimbangan PGI 2 dapat mencetuskan TxA 2
trombosis. COX-2 inhibitor selektif bisa meningkatkan tekanan darah dengan memungkinkan jumlah normal TxA2, dan vasokonstriktor The Vioxx Gastrointestinal Outcomes Research (VIGOR) percobaan didapatkan sebuah peningkatan lima kali lipat dalam kejadian kardiovaskuler atherothrombotik terkait dengan rofecoxib dibandingkan dengan naproxen. NSAIDS CAN CAUSE GASTRODUODENAL INJURY NSAID damage to the gastric mucosa Scanning electron micrographs of normal gastric mucosa (left) and mucosal surface (right) 16 minutes after administration of aspirin Baskin et al 1976 PATOGENESIS KELAINAN TRAKTUS GASTROINTESTINAL KARENA OAINS
NSAIDS GASTROPATHY NSAIDs Gastropathy MULTIPLE CAUSES OF PUD NSAIDs Gastric acid Defense Inflammation H. pylori Stress Aspirin and other NSAIDs PROTECTIVE FACTORS Mucus layer Ionic gradient Bicarbonate layer Prostaglandins Surface epithelial cells Mucosal blood supply H. pylori Pepsin Gastric acid AGGRESSIVE FACTORS Aspirin and other NSAIDs Prostaglandin production Bicarbonate production Mucus production Acidic environment Neutral environment GASTRIC ACID PLAYS A CENTRAL ROLE IN NSAID-ASSOCIATED GASTRODUODENAL DAMAGE OUTBREAKING MECHANISM OF THE DAMAGE OF GASTRIC MUCOUS MEMBRANE (DIRECT ACTION) BY ACID NSAIDS Gastric epithelium (pH7 - 7.4) Stomach lumen (pH1 - 2) Non-ion Type (lipophilic) Ion Type (hydrophilic) NSAIDs accumulated Destruction of the gateway of the gastric mucous membrane Back diffusion of H +
Damage of the gastric mucous membrane Lipid cell membrane Lipid cell membrane Capillary vessel (pH7.4) ULCEROGENIC FACTORS STIMULATE PRODUCTION OF INFLAMMATORY CYTOKINES Stress IL-16, IL-8
NSAIDs TNF
H. pylori TNF , IL-1, IL-6, IL-8
Liver Cirrhosis + Alcohol TNF Portal Hypertension TNF Shintani M, et al : Mol Neurobiol 1995;10:47-71 Cho CH, et al : Gastroenterology 1996;110:A81 Santucci L, et al : Gastroenterology 1995;108:393-401 Spatafore M, et al : Pharmacol Res 1991;23:247-57 Hart PH, et al : Immunology 1989;66:376-83 Hayness DR, et al : Immunol Cell Biol 1990;68:225-30 Crabtree JE, et al : Gut 1991;32:1473-7 Crabtree JE, et al : J Clin Pathol 1994;47:61-6 Fan X-G, et al : J Clin Pathol 1995;48:133-6 Gauldie J, et al : Am J Gastroenterol 1994;89:883-7 Moss SF, et al : Gut 1994;35:1567-70 Noach LA, et al : Scand J Gastroenterol 1994;29-425-9
Ferraz JGP, et al : Gastroenterology 1996;110:A107
Ohta M, et al : Gastroenterology 1996;110:A1284 KELAINAN TRAKTUS GASTROINTESTINAL KARENA OAINS
Kelainan traktus gastrointestinal akibat OAINS bisa terjadi sejak dari esofagus sampai kolon. Akibat utama dari pemakaian OAINS adalah di lambung dan duodenum, bisa terjadi gastropati berupa erosi akut mukosa lambung disertai perdarahan subepitel, dan dalam jangka lama bisa timbul tukak lambung atau duodenum dengan segala akibatnya (Cryer, 2002). Faktor risiko untuk terjadinya tukak ini ialah bila penderita (Cryer, 2002) : dalam riwayatnya pernah mengidap tukak peptik, pernah mengalami komplikasi karena OAINS, usianya lanjut, mengkonsumsi OAINS bersamaan dengan steroid, menggunakan antikoagulan, memakai OAINS ganda atau dosisnya tinggi, peminum alkohol, mengidap penyakit serius.
MODIFIED LANZA SCORE FOR GASTRIC LESIONS Grade 0 No erosion or haemorrhage Grade 1 Erosion and haemorrhage at two or fewer sites limited to one area of the stomach Grade 2 Erosion and haemorrhage at 3 - 5 sites limited to one area of the stomach Grade 3 Erosion and haemorrhage extending to two areas of the stomach, or cases in which even though 6 or more sites are seen in one area, there are no more than 10 sites in the stomach as a whole. Grade 4 Erosion and haemorrhage extending to three or more areas of the stomach, or cases with which multiple sites are seen, with involvement of the entire stomach. Grade 5 Gastric ulcer Lanza, 1998 MODIFIED LANZA SCORE FOR DUODENAL LESIONS Grade 0 No erosion or haemorrhage Grade 1 Erosion and hemorrhage at 1-2 sites of the duodenum Grade 2 Erosion and hemorrhage at 3-5 sites of the duodenum Grade 3 Erosion and hemorrhage at 6 or more sites of the duodenum. Grade 4 Duodenal ulcer Lanza, 1998