Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
cochinchinensis)
Macrosolen cochincinensis (Lour.) van Tiegh
Gambar 1 : Macrosolen cochinchinensis (Lour.) van Tiegh
1. Nama Tanaman
Macrosolen cochinchinensis (Lour.) van Tiegh dikenal dengan nama benalu, dalu-dalu (Sumatera),
kemladehan (Jawa Tengah).
2. Klasifikasi tanaman
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Loranthales
Suku : Loranthaceae
Marga : Macrosolen
Jenis : Macrosolen cochinchinensis (Lour.) van Tiegh.
(van Steenis, 1975)
3. Uraian tanaman
Perdu yang bercabang banyak. Ranting dengan ruas yang membesar. Daun bertangkai pendek,
eliptis sampai bentuk lanset, kadang-kadang bulat telur, gundul 3,5-17 kali 1,5-7 dengan ujung
yang agak meruncing, serupa kulit, mengkilat. Karangan bunga berbunga 5-7, kebanyakan berdiri
sendiri, di ketiak, kadang-kadang dalam berkas pada ruas yang tua. Tangkai bunga pendek.
Tabung kelopak elipsoid, panjang lingkaran 3 mm, pinggiran mahkota sangat pendek. Mahkota
sebagai tunas dewasa 1-1,5 cm panjangnya separo bagian bawah melebar, di tengah dengan 6
sayap, di atas menyempit menjadi buluh sempit, berakhir ke dalam gada tumpul, kuning atau
hijau kekuningan, coklat tua di atas sayap, kuning sampai merah pada ujung. Taju mahkota pada
akhirnya melengkung jauh kembali dan terpuntir. Bagian yang bebas dari benang sari panjangnya
3-5 mm. Kepala putik bentuk gada. Buah bulat peluru, panjang 6 mm, akhirnya coklat violet tua.
Tumbuh di atas berbagai jenis pohon (van Steenis, 1975). Benalu merupakan tumbuhan parasit
yang menempel pada pohon sebagai inang. Tumbuh dari dataran menengah sampai pegunungan
dari ketinggian 800-2300 meter di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Juni-September.
Waktu panen yang tepat bulan April-Mei (Anonim, 1999). Bagian yang digunakan adalah daun
atau seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan (Anonim, 1999).
4. Kandungan dan Manfaat Tanaman
Daun dan batang benalu mengandung alkaloida, saponin, flavonoid dan tanin (Anonim, 1999).
Benalu dari spesies Dendrophthoe mengandung glikosida kuersetin (Hargono, 1995).
Aktivitas Farmakologi
Herba benalu berkhasiat anti radang, anti bakteri dan anti bengkak (Anonim, 1999). Penelitian
lain menyebutkan bahwa benalu memiliki kegunakan sebagai obat batuk, diuretik, pemeliharaan
kesehatan ibu pasca persalinan, penghilang rasa nyeri, luka atau infeksi kapang (Hargono, 1995).
Fraksi air dan fraksi etil asetat dari daun benalu yang tumbuh pada petai mampu melarutkan
batu ginjal kalsium secara in vitro (Sasmito et al., 2001). Pemakaian benalu bersama beberapa
bahan lain juga berkhasiat dalam pengobatan kanker, amandel dan penyakit campak (Thomas,
1999).
Penggunaan di Masyarakat
Secara empiris dekokta dari M. cochinchinensis yang tumbuh pada inang pohon teh telah
digunakan dalam pengobatan kanker (Jamilah, 2003). Banyak yang berhasil sembuh sehingga
pengobatan tradisional pun menjadi tumpuan harapan baru bagi para penderita kanker.
Sementara senyawa dalam benalu telah lama diperkirakan bekerja sebagai penghambat
keganasan kanker. Benalu yang direbus menjadi teh terbukti dapat dipakai sebagai obat
penunjang selama menjalani kemoterapi. Beberapa spesies benalu sejak zaman dahulu telah
digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Misalnya Viscum album L var
lutecens Makino untuk mengobati sakit pinggang dan jamu pasca melahirkan para ibu di
Jepang, Viscum album L untuk mengobati kanker di Korea dan Cina, bahkan di beberapa negara
Eropa menjadi obat antikanker nonkonvensional dan dijual dengan nama dagang Iscador(Artanti,
2004).
5. Penelitian Mekanisme Antikanker
Hasil skrining benalu dari spesies Dendrophthoe pentandra dan M. cochinchinensis yang tumbuh
pada berbagai inang menunjukkan bahwa dengan metode DPPH free radical scavenging activity
(Yen and Chen, 1995) yang dimodifikasi(Artanti et al., 2003), semua ekstrak air dan etanol yang
diuji aktif sebagai antioksidan ( IC50<50 g/ml), sedangkan dengan metode BSLT ekstrak air
tidak bersifat toksik sedangkan ekstrak etanol relatif lebih toksik dan tampaknya tergantung
pada jenis inang, hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan senyawa yang aktif sebagai
antioksidan tidak selalu bersifat toksik terhadap brine shrimp (Artanti et al., 2003; 2004).
Hasil KLT dan LCMS (Liquid Chromatography Mass Spectroscopy) menunjukkan bahwa ekstrak
air dan ekstrak etanol benalu dari spesies D. pentandra yang tumbuh pada berbagai inang
memiliki senyawa utama yang sama yang diduga adalah quersitrin suatu senyawa flavonol
glikosida yang merupakan marker taksonomi dari famili Loranthaceae. Quersitrin juga telah
diisolasi dari benalu duku (M. cochinchinensis) (Jamilah, 2003). Hasil uji dengan sel kanker (in
vitro), baru 3 ekstrak yang menunjukkan aktivitas sangat baik pada sel kanker, salah satu
diantaranya yaitu ekstrak air daun benalu belimbing (YI) (M. cochinchinensis). Hasil uji
antikanker in vitro (Artanti et al., 2003), menunjukkan bahwa ekstrak air benalu belimbing (YI)
(M. cochinchinensis) mempunyai IC50 = 0,63 ppm terhadap sel kanker payudara MCF7; uji
antikanker in vitro juga telah dilakukan pada sel kanker L1210 (IC50 = 41,0 ppm), HCT116 (IC50
> 20 ppm), dan A431 (IC50 > 20 ppm). Hasil uji viabilitas sel kanker B16 bahwa ekstrak ini pada
konsentrasi 100 ppm tidak menunjukkan toksisitas (viabilitas 93%), tetapi pada konsentrasi 200
ppm dan 400 ppm menunjukkan sifat toksik (viabilitas 26% dan 9%) (Artanti et al., 2004). Uji
DPPH dengan metode Shimzu et al. (2001) menunjukkan bahwa ekstrak air benalu ini
menunjukkan aktivitas antioksidan 95,7% pada konsentrasi 50 ppm (Artanti et al., 2004).
Dengan adanya penelitian secara in vivo ini diharapkan bisa mendapatkan bukti secara ilmiah
mengenai khasiat ekstrak air daun benalu belimbing (M cochinchinensis) sebagai obat antikanker
selain itu juga diharapkan dapat menambah koleksi data laboratoris dari kegunaan ekstrak air
daun benalu belimbing sebagai antikanker.
Daftar pustaka
Artanti, N., Jamilah, dan Hartati, S., 2003, Laporan Teknis Sub Tolok Ukur Pengembangan
Senyawa Potensial antikanker dari Taxus sumatrana dan Benalu, Puslit Kimia LIPI, Serpong.
Artanti, N., Jamilah, Agustina, H., Meiyanto, E., dan Darmawan, A., 2004, Laporan Teknis Sub
Tolok Ukur Pengembangan Senyawa Potensial antikanker dari Taxus sumatrana dan Benalu,
Puslit Kimia LIPI, Serpong.
van Steenis, .C.G.G.J., 1975, Flora Voor de Scholen in Indonesie, diterjemahkan oleh
Sorjowinoto, M., edisi ke-6, PT Pradnya Paramitha, Jakarta.
Sasmito, Darsono, Zainul, K., Matrozi, 2001, Kemampuan Fraksi Air dan Fraksi Etil Asetat Daun
Benalu Petai Dendrophtoe petandra (L) Miq Melarutkan Batu Ginjal Galsium In Vitro yang Diuji
dengan Metode Aktivasi Neutron Cepat, Majalah Farmasi Indonesia, 12 (14) 186-193.
Thomas, A.N.S., 1999, Tanaman Obat Tradisional I, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 99-101, 124-
125.
Kontributor : Adam Hermawan dan Endang Sulistyorini, Sarmoko