Вы находитесь на странице: 1из 4

III.

ALAT DAN BAHAN



1. Alat
Organ bath
Amplifier dan rekorder
Termostat dan heater
Transduser isotonik
Pipet ukur 0,07-0,2 ml dan 20 ml
Ekstrak x

2. Bahan
a. Larutan buffer Krebs
b. Larutan agonis histamin dengan kadar 2x10
-6
; 2x10
-5
; 2x10
-4
; 2x10
-3
; 2x10
-2
;
2x10
-1
M
c. Organ trakea marmut
d. Gas karbogen


IV. CARA KERJA
1. Preparasi Organ Trakea

Dislokasi cervix marmut
Tubuh marmut diletakkan pada papan fiksasi
Bagian dada atas hingga leher dibedah
Trakea diambil
Jaringan lemak dan pengotor lain dibersihkan
Potong melintang trakea dan ambil 1 cincin trakea
Tulang rawan dipotong sedemikian rupa hingga didapat pita
Pita tersebut diikat pada organ bath
Ditambahkan larutan buffer Krebs hingga terendam sempurna
Dialiri gas karbogen
Kedudukan tuas pencatat diatur agar memberikan rekaman terbaik pada rekorder

2. Uji Farmakologi



No. Volume Obat yang
Ditambahkan (ml)
Konsentrasi
Histamin yang
Ditambahkan (M)
Konsentrasi
Kumulatif dalam
Organ Bath (M)
1. 0,100 2x10
-6
10
-8

2. 0,200 2x10
-6
3x10
-8

3. 0,070 2x10
-5
10
-7

4. 0,200 2x10
-5
3x10
-7

5. 0,070 2x10
-4
10
-6

6. 0,200 2x10
-4
3x10
-6

7. 0,070 2x10
-3
10
-5

8. 0,200 2x10
-3
3x10
-5

9. 0,070 2x10
-2
10
-4

10. 0,200 2x10
-2
3x10
-4

11. 0,070 2x10
-1
10
-3

12. 0,200 2x10
-1
3x10
-3



Ekuilibrasi trakea selama 60 menit (buffer Krebs diganti tiap 15 menit)
Pengenalan agonis ( respon kontraksi maksimum untuk histamine 2x10
-3
M)

Organ dicuci selama 60 menit (buffer Krebs diganti tiap 10-15 menit)

Pengukuran kontraksi otot trakea terhadap berbagai peringkat kadar agonis
histamin
Agonis dimasukkan menggunakan pipet melalui lubang bagian atas organ bath,
usahakan tanpa mengenai benang
Output rekaman akan tercetak pada kertas grafik
Tunggu hingga output rekaman pada kertas grafik mulai terlihat mendatar/konstan
secara vertikal, baru ditambahkan peringkat kadar yang selanjutnya
Hal serupa terus dilakukan hingga nantinya output rekaman terlihat tidak
melengkung lagi (tetap konstan) walau telah ditambah peringkat kadar yang lebih
tinggi, menandakan telah terjadinya kejenuhan
** Keterangan : Pada percobaan ini adalah drylab sehingga kami hanya mengolah data. Kami
diberikan data , dan menghitung sesuai dengan yang telah ditentukan .

a. Analisis Data















Data respon (output: tinggi rekaman gambar kontraksi pada kimogram/rekorder, mm) pada tiap
dosis
Diubah ke nilai % dari respon maksimal
Diplotkan secara linier (100% = 100nm) pada ordinat (sumbu x, log 10 = 30mm)
Dihitung dosis yang menimbulkan 50% respon dari respon maksimum dengan plot grafik dosis
vs respon
pD
2
= -log ED
50
KESIMPULAN

Histamin pada reseptor H
1
di sel otot polos trakea akan menyebabkan kontraksi dan
pemendekan otot trakea serta efek bronkokonstriksi pada marmut.
Pada percobaan diperoleh:
a. Fase pengenalan agonis


b. Pengujian ekstrak x


Semakin tinggi nilai pD
2
maka kemampuan agonis untuk berikatan dengan reseptor
semakin tinggi sehingga respon akan semakin mudah untuk timbul, dengan demikian
konsentrasi agonis histamin yang dibutuhkan untuk menghasilkan respon sebesar 50%
(ED
50
) dari respon maksimal semakin rendah.
Berdasarkan hasil percobaan, dengan melihat harga PD2 maka dapat diketahui bahwa
ekstrak x mampu menurunkan sensitivitasnya .
Berdasarkan kurva yang diperoleh, terlihat bahwa kurva bergeser ke kanan, artinya
ekstrak x dapat menurunkan respon yang terjadi pada kadar histamin yang sama.
Berdasarkan pergeseran kurva yang terjadi maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak x
bersifat antagonis kompetitif.

Вам также может понравиться