Asal persilangan : Ciliwung/Cikapundung//IR64 Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3429-4d-Pn-1-1-2 Golongan : Cere Umur tanaman : 115 - 125 hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : 100 - 110 cm Anakan produktif : 14 - 16 batang Warna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna telinga daun : Putih Warna lidah daun :
Warna daun : Hijau Permukaan daun : Agak kasar Posisi daun : Tegak Daun bendera : Tegak" Bentuk gabah : Ramping panjang Warna gabah : Kuning bersih Kerontokan : Sedang Kerebahan : Sedang Tekstur nasi : Pulen Kadar amilosa : 23 % Bobot 1000 butir : 28-29 gram Rata-rata produksi : 5-8 t/ha gabah kerin Potensi hasil : 5-8 t/ha gabah kering giling Ketahanan terhadap Hama : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Ketahanan terhadap penyakit : Tahan terhadap bakteri hawar daun starin IV Anjuran : Dapat ditanam pada musim penghujan dan kemarau dan cocok ditanam pada lokasi dibawah 600 meter diatas permukaan laut Pemulia :
Peneliti :
Teknisi : Z.A. Simanullang, Aan A. Daradjat, dan N. Yunani Di lepas tahun : 2002
Umur Tanaman 103 hari Tinggi Tanaman 104 cm Anakan Produktif 15 batang Kerontokan Tahan Kerebahan Sedang Tekstur Nasi Pulen Kadar Amilosa 20,6% Indeks Glikemik Rata-rata Hasil 6,9 ton/ha GKG Potensi Hasil 9,1 ton/ha GKG Ketahanan terhadap Hama Agak tahan wereng batang cokelat biotipe 1,2,dan 3
Penyakit Agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, rentan terhadap hawar daun bakteri patotipe Iv, agak rentan terhadap hawar daun bakteri patotipe VIII, rentan terhadap penyakit tungro, serta rentan terhadap semua ras blas
Anjuran Tanam Cocok ditanam diekosistem sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl dan tidak dianjurkan ditanam didaerah endemik tungro dan blas
Sifat Khusus Lainnya Pemulia Mugiono, Hambali, Sutisna, dan Yulidar
Tim Peneliti Baehaki SE, Triny SK, Suprihanto, Siti Dewi Indrasari, Anggiani Nasution, Nia Kurniawati, Aan Dardjat, Trias Sitaresmi dan Cucu Gunarsih
Teknisi Holil Munawar dan Yahya
Dilepas tahun 2011
BIBIT MUDA MEMPERBANYAK ANAKKAN PADI Penulis : Nurman Ihsan, SP ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN ) Ekosistem Yang Sehat Dalam budidaya tanaman, khususnya tanaman padi, semua proses pertumbuhan dari awal sampai akhir adalah suatu rangkaian. Rangkain yang saling berhubungan. Bisa disebut, adanya keterkaitan antara fase pertumbuhan awal dengan fase pertumbuhan berikutnya. Bila ada yang fase/rantai yang putus, bisa berakibat pada berkurangnya hasil panen. Tapi perlu diingat, pertumbuhan dari fase ke fase selanjutnya perlu media tumbuh yang sehat. Disinilah kata kuncinya: media hidup yang sehat. Artinya sawah tsb sehat, jauh dari racun-racun yang membahayakan pertumbuhan hidupnya. Di sawah tsb tanaman pun perlu ada makhluk lain, yaitu adanya mahkluk berupa cacing, planton, multi mikroorganisme, dll. Tujuan keberadaan makhluk-makhluk ini sebagai suatu ekosistem yang alami. Ekosistem yang memiliki proses saling menguntungkan buat semua, khususnya buat kelangsungan hidup tanaman tsb. Bibit Yang Punya Cadangan Makanan Cobalah kita semai benih di media terbatas seperti nampan, wadah kecil, dll. Setelah tumbuh sekitar 8, 10, 12 dan 14 hari setelah semai, coba kita lakukan pengamatan. Apa yang perlu kita amati? Setelah 8 hss, cabut 2 bibibt dengan halus. Selanjutnya, pencet biji padi pada bibit tsb. Apakah masih keras atau setengah keras atau sudah kempes ??? Setelah 10 hss, cabut 2 bibibt dengan halus. Selanjutnya, pencet biji padi pada bibit tsb. Apakah masih keras atau setengah keras atau sudah kempes ??? Setelah 12 hss, cabut 2 bibibt dengan halus. Selanjutnya, pencet biji padi pada bibit tsb. Apakah masih keras atau setengah keras atau sudah kempes ??? Setelah 14 hss, cabut 2 bibibt dengan halus. Selanjutnya, pencet biji padi pada bibit tsb. Apakah masih keras atau setengah keras atau sudah kempes ??? Apa artinya itu ? Kalau masih keras, berarti cadangan makanan pada bibit tsb masih banyak Kalau masih setengan keras, berarti cadangan makanan pada bibit tsb tinggal sedikit Kalau sudah kempes, berarti cadangan makanan pada bibit tsb sudah habis Biasanya, di umur 8 hss, bibit padi tsb bijinya masih keras dan setengan keras. Untuk 10 hss 14 hss, kondisi biji padi akan bermacam-macam, ada yang sudah kempes, tinggal 1/4 nya, dll. Biasanya, media persemaian yang miskin pupuk kompos, biji padi akan cepat kempes. Rahasia Tanam Bibit Muda Ternyata, disinilah rahasianya mengapa SRI Organik menanam dengan bibit muda ( sekitar 7-8 hss). Bibit muda tsb siap diterjunkan di sawah. Kan masih muda, bagaimanan bertahan hidup? mungkin ada pertanyaan yang demikian,,, Bibit muda memang akarnya terbatas tapi ditanam agar tak putus. Dan juga, bibit muda masih punya cadangan makanan. Dan itu digunakan untuk hidup, di hari-hari pertamanya hidup di sawah,,,, Kalau bicara bibit muda stress, pastilah stress. Tapi, dengan akar yang tak putus dan masih ada perbekalan makanan di bijinya, bibit tsb akan memulai perjalan hidupnya. Masalahnya, mengapa bibit tsb nyaman-nyaman saja diletakkan di lingkungan sawah. Sebab seperti di awal tulisan, adanya keterkaiatan antara antara fase-fase tsb dengan media hidupnya atau tempat tinggalnya. Karena media hidupnya sehat, bibit muda tsb seakan-akan merasa gembira bisa diterjunkan di tengan sawah. Karena gembira, hujan, angin dan panas perlu dirisaukannya. Hujan, angin dan panas matahari adalah ujian pertama yang harus dilaluinya. Setelah beradaptasi beberapa hari di sekitar permukaan sawah ( tanam dangkal). Biji pun dah kempes bahkan hilang karena persedian cadangan sudah habis. Saat itulah, akar-akarnya dah mulai kuat. Disinilah fase selanjutnya untuk memperbanyak keluarga besar. Dari 1 bibit (batang utama) , biasanya, akan keluar 2 bibit/anakkan/keluarga baru (generasi pertama/batang primer). Dari 3 bibit inilah, akan lahir anakkan-anakkan baru. Setiap anakkan yang keluar akan berlomba membuat anakkan baru. Mengapa? sebab dari fase bibit muda sampai masa generatif ada banyak waktu yang bisa bibit tsb gunakan untuk memperbanyak anakkan. Bahkan, kata Pak Iwan dari NOSC, dari 1 bibit tsb bisa mengeluarkan anakkan sampai batas terbayak yang pernah dia dilihat sendiri : 202 anakkan !!! Bila Bibit Diterjunkan di Media Bermasalah Yang jadi masalah adalah bila bibit muda tadi diterjunkan di sawah yang kurang bersahabat. Pupuk kompos sedikit, bahkan nyaris tidak ada. Bekas pupuk kimia yang diberikan banyak, bahkan terus ditambah lagi walau usianya masih muda. Selain itu, bekas-bekas racun berbagai pestisida yang disiramkan terus menerus masih menggenang di areal sawah. Bahkan masih ditambah lagi dengan guyuran furadan dan sejenisnya sewaktu pengolahan lahan. Tujuannya, agar teman-teman hidup bibit tsb seperti cacing, mikro organisme, dll jadi koit. Bagaimana bibit tsb akan ceria bila teman-teman yang mensuplai cadangan makanan untuk hidupnya pada koit. wahai petani, berikan sawahmu pupuk organik/pupuk kompos yang layak agar aku dapat tumbuh dengan baik bersama teman-temanku demikian jeritannya yang menyayat hati,,, Sayang, jeritan bibit muda tsb tak didengar petani. Dengan blog inilah, jeritan bibit tsb saya gemakan kepada para petani,,,, Semoga Bermanfaat. Aminnn About these ads
APLIKASI PUPUK DAN DOSIS PUPUK TANAMAN PADI Posted on 12 August 2011 by NURMANIHSAN TIGA TAHAP DOSIS PUPUK UNTUK TANAMAN PADI Penulis : Nurman Ihsan, SP ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN ) Suatu ketika, saya pernah bertanya pada seorang petani. Nama petani itu Pak Karta. Pertanyaan saya ini, berkaitan dengan masalah pemupukan. pak Karta, waktu pupuk tempo hari, dikasih pupuk apa aja? cuma urea aja, pak kok cuma pupuk urea ? nga punya uang tuk beli yang lain ohh gituu, tapi bapak pakai pupuk kandangkan? tahun ini, nga dikasih pas musim tanam kemarin, emang dikasih pupuk kandang apa, pak karta? dikasih sih, tapi cuma 4 karung ayam petelor kalo jeraminya dimasukin lagi ke sawah nga pak? nga sih.
Di dalam hati saya, keluar kata, Innalillahi . Kok bisa kata itu yang keluar? Kata Innalillahi adalah kata yang kita ucapkan, bila kita atau orang lain mendapatkan musibah. Bukan sebatas ada orang meninggal saja, kalimat itu baru keluar dari mulut kita. Orang yang meninggal itu, salah satu bagian dari musibah. Bagi saya, apa yang diceritakan Pak Karta adalah musibah. Bukan saja bagi Pak Karta tapi juga bagi sebagian besar petani di Indonesia. Pak Karta hanya mewakili saja kenyataan yang dialami sebagian besar para petani. Saudaraku para petani,,,,
PUPUK KUJANG Apa yang bisa kita harapkan dari usaha tani, bila kita sebagai petani mempersiapkan makanan bagi tanaman kita seadanya. Wajar saja, bila hasil yang kita dapatkan pun seadanya juga. Secara umum, tanaman butuh makanan, termasuk tanaman padi. Dengan makanan yang cukup (pupuk organik -kompos dan POC- dan pupuk anorganik), maka perkembangan fase vegetatif dan fase generatifnya akan tumbuh dengan baik. Bila kita sudah memberikan makanan terbaik bagi tanaman. Maka tanaman akan mengeluarkan hasil terbaiknya buat kita. Jadi ada korelasi antara usaha tani yang baik dengan hasil yang baik. Untuk tanaman padi, pola pemupukannya ( aplikasi pupuk kimia ) dibagi dalam 3 tahap pemberian. Pada tulisan sebelumnya saya sudah menjelaskan 3 Macam Dosis untuk Tanaman Padi . Kaidah Umum Pemupukan Kimia/Anorganik : - Secara umum, aplikasi untuk hara N adalah pupuk dasar 20 %, pupuk susulan ke-1 sebesar 40 % dan pupuk susulan ke-2 adalah 40 %. Mengapa pupuk dasar untuk hara N cuma 20 % ?? Sebab tanaman padi yang berumur sekitar 8-12 hari masih kecil. Pertanyaannya : Apakah tanaman kecil dengan perakaran sedikit perlu banyak pupuk yang mengandung hara N? jelas tidak. Sedangkan untuk hara yang mengandung P dan K aplikasinya adalah sbg pupuk dasar 50 % dan pupuk susulan ke-1 sisanya 50 %. Mengapa banyak? sebab pupuk yang mengndung P atau K larut juga cuma waktunya agak lama. - Bila pemakaian pupuk organik (terutama pupuk kandang banyak), jerami dan pemberian POC/hayati/MOL maka penggunaan pupuk anorganik dapat dikurangi. Bahkan dosis pupuk kimia bisa sampai mencapai 50 %. Pembahasan Sekarang marilah kita bahas 3 macan dan 3 tahap pemberiannya : ( jangan lupa memberikan pupuk kandang min 1-2 ton/ha dan penyemprotan POC/hayati/MOL sewaktu pengolahan lahan) Cara Pertama, 300 kg pupuk NPK Ponska dan 150 kg pupuk Urea ( kandungan haranya 113 kg N, 45 kg P2O5 dan 45 K2O ) . Pupuk dasar /pertama: 150 kg ponska. Ada 2 pendapat mengenai waktu atau kapan pemberian pupuk dasar ini: Pertama diberikan pada awal tanam Kedua, diberikan 7-12 hst (rata-rata 10 hst) Saya pribadi lebih suka cara yang kedua. Mengapa? sebab pada umur 7-12 hst perakaran padi sudah mulai berkembang dan siap menghisap pupuk yang diberikan walau jumlahnya sedikit. Makanya dosis kandungan N diawal tanam 1/2 dari dosis pupuk ke-1 dan ke-2. Pernah saya bertanya pak seorang petani yang memberikan pupuk urea di awal tanam 1 hst. Pak, tanaman menghisap pupuk lewat akar kan? ya pak menurut bapak, anak-anak (bulu-bulu) akar pada bibit padi dah berkembang belum? kayanya belum pak mantri kalau bibit belum dapat menghisap pupuk lewat akar kenapa diberikan pak. Apalagi pupuk urea mudah menguap, mudah hilang.
Petani tersebut mengangguk setuju,,, Untuk pupuk NPK ponska, pupuk ini punya nilai lebih sebab terdapat kandungan Sulfur sekitar 10 %. Salah satu fungsi sulfur ini adalah merangsang pertumbuhan tanaman-tanaman muda. Baca disini Fungsi Sulfur Bagi Tanaman. Pupuk 150 kg Ponska/ha = 150 kg/10.000m2 Bila petani punya lahan 1.000 m2 maka cukup 15 kg NPK Ponska saja. Catatan: Pada pemupukan dasar ini, bila petani ingin menambahkan SP-36 dengan dosis 50 kg/ha silahkan saja. Pupuk ke-2 : 150 kg ponska + urea 50 kg. Diberikan sekitar pekan ke-3 atau 21 hst. Diberikan pada waktu selesai pengoyosan, sehingga anakkan yang dihasilkan bisa maksimal. Bila lahannya cuma 1.000 m2 maka dosisnya sekitar Pupuk Ponska 150 kg/ha = 150 kg/10.000m2 = 15 kg/1000 m2 Ditambah Pupuk Urea 50 kg/ha = 50 kg/10.000 m2 = 5 kg/1.000 m2 . Pupuk ke-3 : 100 kg urea. Diberikan sekitar 30-40 hst. Atau sebagai patokan sewaktu daun bendera atau daun terakhir keluar. Pada kondisi ini, tanaman padi membutuhkan energi ( baca pupuk ) dalam jumlah maksimal. Kenapa? sewaktu tanaman padi akan mengeluarkan malai maka daun perlu hijau, apalagi daun bendera. Dengan daun yang hijau terutama daun bendera maka proses fotosintesis akan maksimal. Dan ini akan berpengaruh kepada panjang malai. Saya sering memperhatikan daun bendera yang masih agak hijau maka isi malai akan semakin baik, semakin merunduk. Dan perhatikan lagi, ketika daun bendera suatu malai sudah kuning maka gabah yang dihasilkan kurang bernas,,, Tapi, kita juga harus melihat kondisi daun tanaman padi tsb. Bila kondisinya masih hijau terutama daun benderanya. Maka aplikasi untuk pupuk urea/za ini bisa dikurangi. Aplikasinya sekitar 50-75 kg/ha. Cara Kedua, 150 kg NPK Ponska + 300 kg pupuk NPK Kujang ( kandungan haranya 114 kg N, 40,5 kg P2O5 dan 46,5 K2O ). Sebaiknya ditambah 12 kg TSP Pupuk dasar /pertama: 150 kg ponska Pupuk ke-2 : 150 kg kujang + 12 kg TSP Pupuk ke-3 : 150 kg kujang Cara Ketiga, 250 kg Urea, 100 kg TSP, dan 75 kg KCL ( kandungan haranya 115 kg N, 46 kg P2O5 dan 45 kg K2O ) Pupuk dasar/pertama : 50 kg TSP + 40 kg KCL + 50 kg Urea Pupuk ke-2 : 50 kg TSP + 35 kg KCL + 100 kg Urea Pupuk ke-3 : 100 kg Urea Bila tak ada pupuk TSP maka bisa diganti dengan 128 SP36 /TS Oleh sebab itu, pemupukan yang kita berikan harus mengetahui tahap kebutuhan makanan tanaman. Dengan mengetahui kebutuhan tersebut maka pupuk yang kita berikan akan optimal diserap oleh tanaman. Sehingga pertumbuhan dan produksi yang kita harapkan akan maksimal. Dan jangan lupa, pas pemupukan sebaiknya kondisi air di sawah dalam keadaan macak-macak. Disamping menggunakan pupuk kimia, alangkan baiknya bila petani juga menggunakan pupuk hayati/POC/MOL. Minimal diberikan 2 kali penyemprotan. Waktunya sekitar 15 hst dan 30 hst.