Вы находитесь на странице: 1из 8

CARA DAN PROSEDUR PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM

Untuk dapat mengisi Visum et Repertum dengan baik, diharapkan Telah


memahami istilah-istilah khusus yang menyangkut keadaan jenazah, missal kaku
jenazah, derik tulang, lebam mayat, hematoma (darah beku dalam subkutan),
bercak jenazah dan lain-lain. emua istilah-istilah tersebut digunakan untuk
menyamakan persepsi dengan istilah-istilah yang biasa dipakai dan dipahami oleh
orang-orang nonmedis (saksi, polisi, hakim dan lain-lain pihak yang berkepentingan)
sehingga memperlancar acara persidangan. !angan sekali-kali menggunakan istilah
yang sekiranya belum dipahami oleh masyarakat umum dalam menulis Visum et
Repertum. "ila memang ada istilah khusus yang belum terdapat istilah tersebut
dalam istilah sehari-hari, tulislah istilah kedokteran tersebut dengan ditambahi
keterangan dalam tanda kurung seperlunya.
Setiap visum et repertum harus dibuat memenuhi ketentuan umum
sebagai berikut
a. #iketik di atas kertas berkepala surat instansi pemeriksa
b. "ernomor dan bertanggal
c. $encantumkan kata %&ro !ustitia% di bagian atas kiri (kiri atau tengah)
d. $enggunakan bahasa 'ndonesia yang baik dan benar
e. Tidak menggunakan singkatan, terutama pada (aktu mendeskripsikan
temuan pemeriksaan
). Tidak menggunakan istilah asing
g. #itandatangani dan diberi nama jelas
h. "erstempel instansi pemeriksa tersebut
i. #iperlakukan sebagai surat yang harus dirahasiakan
j. *anya diberikan kepada penyidik peminta visum et repertum. +pabila ada
lebih dari satu instansi peminta, misalnya penyidik &,-R' dan penyidik &,$,
dan keduanya ber(enang untuk itu, maka kedua instansi tersebut dapat
diberi visum et repertum masing-masing asli
k. alinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan arsip pada umumnya,
dan
l. disimpan sebaiknya hingga ./ tahun
0onsep 1isum yang digunakan selama ini merupakan karya pakar bidang
kedokteran kehakiman yaitu &ro). $uller, &ro). $as utejo $ertodidjojo dan &ro).
2
utomo Tjokronegoro sejak puluhan tahun yang lalu (3yo(ito *amdani, 'lmu
0edokteran kehakiman, edisi kedua, 244.)
Pada umumn!a visum et repertum dibuat mengikuti struktur "
bagian sebagai berikut
2. Pembukaan5
0ata 6&ro justisia% untuk peradilan
Tidak dikenakan materai
0erahasiaan
$enyadari bah(a semua surat baru sah di pengadilan bila dibuat di atas
kertas materai dan hal ini akan menyulitkan bagi dokter bila setiap 1isum
yang dibuat harus memakai kertas materai. "erpedoman kepada &eraturan
&os, maka bila dokter menulis &ro 7ustitia di bagian atas 1isum maka ini
sudah dianggap sama dengan kertas materai.
&enulisan kata &ro 7ustitia pada bagian atas dari 1isum lebih diartikan agar
pembuat maupun pemakai 1isum dari semula menyadari bah(a laporan itu
adalah demi keadilan (&ro 7ustitia). *al ini sering terabaikan oleh pembuat
maupun pemakan tentang arti sebenarnya kata &ro yustitia ini. "ila dokter
sejak semula memahami bah(a laporan yang dibuatnya tersebut adalah
sebagai partisipasinya secara tidak langsung dalam menegakkan hukum dan
keadilan, maka saat mulai memeriksa korban ia telah menyadari bantuan
yang diberikan akan dipakai sebagai salah satu alat bukti yang sah dalam
menegakkan hukum dan keadilan. ,leh karena biarpun &ro 7ustitia hanya
kata-kata biasa, tetapi kalau dokter menyadari arti dan makna yang
terkandung di dalamnya maka kata-kata atau tulisan ini menjadi sangat
penting artinya.
#$ Pendahu%uan
"agian pendahuluan berisi tentang siapa yang memeriksa, siapa yang
diperiksa, saat pemeriksa (tanggal, hari dan jam), di mana diperiksa,
mengapa diperiksa dan atas permintaan siapa 1isum itu dibuat. #ata diri
korban diisi sesuai dengan yang tercantum dalam permintaan 1isum.
berisi landasan operasional ialah obyekti) administrasi5
'dentitas penyidik (peminta Visum et Repertum, minimal berpangkat
-8T#+)
'dentitas korban yang diperiksa, kasus dan barang bukti
'dentitas T0& dan saat9si)at peristi(a
.
'dentitas pemeriksa (Tim 0edokteran :orensik)
'dentitas saat9(aktu dan tempat pemeriksaan
;. Pe%ap&ran'inti isi
#asarnya obyekti) medis (tanpa disertai pendapat pemeriksa)
emua pemeriksaan medis segala sesuatu9setiap bentuk kelainan yang
terlihat dan diketahui angsung ditulis apa adanya (+-<)
"agian terpenting dari 1isum sebetulnya terletak pada bagian ini, karena apa
yang dilihat dan ditemukan dokter sebagai terjemahan dari 1isum et
repertum itu terdapat pada bagian ini. &ada bagian ini dokter melaporkan
hasil pemeriksaannya secara objekti). "iasanya pada bagian ini dokter
menuliskan luka, cedera dan kelainan pada tubuh korban seperti apa
adanya, misalnya didapati suatu luka, dokter menuliskan pada 1isum suatu
luka berbentuk panjang, dengan panjang 2/ cm, lebar luka . cm dan dalam
luka = cm, pinggir luka rata, jaringan dalam luka terputus tanpa
menyebutkan jenis luka. ebagai tambahan pada bagian pemeriksaan ini,
bila dokter mendapatkan kelainan yang banyak atau luas dan akan sulit
menjelaskannya dengan kata-kata, maka sebaiknya penjelasan ini disertai
dengan lampiran )oto atau sketsa.
($ )esimpu%an
landasannya subyekti) medis (memuat pendapat pemeriksa sesuai dengan
pengetahuannya) dan hasil pemeriksaan medis (poin ;)
'lmu kedokteran )orensic
Tanggung ja(ab medis
Untuk pemakai 1isum, ini adalah bagian yang penting, karena diharapkan
dokter dapat menyimpulkan kelainan yang terjadi pada korban menurut
keahliannya. &ada korban luka perlu penjelasan tentang jenis kekerasan,
hubungan sebab akibat dari kelainan, tentang derajat kuali>kasi luka, berapa
lama korban dira(at dan bagaimana harapan kesembuhan.
&ada korban perkosaan atau pelanggaran kesusilaan perlu penjelasan
tentang tanda-tanda persetubuhan, tanda-tanda kekerasan, kesadaran
korban serta bila perlu umur korban (terutama pada anak belum cukup umur
atau belum mampu untuk dika(ini). &ada kebanyakan 1isum yang dibuat
dokter, bagian kesimpulan ini perlu mendapat perhatian agar 1isum lebih
berdaya guna dan lebih in)ormati).
"$ Penutup
;
landasannya Undang-Undang9&eraturan yaitu UU no.? tahun 24?2 dan -3
no.;@/ tahun 24;A serta umpah !abatan9#okter yang berisi kesungguhan
dan kejujuran tentang apa yang diuraikan pemeriksa dalam Visum et
Repertum tersebut.
Pr&sedur Pengadaan Visum et Repertum * Aspek
Medik&%ega% Ver+
"erbeda dengan prosedur pemeriksaan korban mati, prosedur permintaan visum et
repertum korban hidup tidak diatur secara rinci di dalam 0U*+&. Tidak ada
ketentuan yang mengatur tentang pemeriksaan apa saja yang harus dan boleh
dilakukan oleh dokter. *al ini berarti bah(a pemilihan jenis pemeriksaan yang
dilakukan diserahkan sepenuhnya kepada dokter dengan mengandalkan tanggung
ja(ab pro)esi kedokteran. 0U*+& juga tidak memuat ketentuan tentang bagaimana
menjamin keabsahan korban sebagai barang bukti.
*al-hal yang merupakan barang bukti pada tubuh korban hidup adalah
perlukaannya beserta akibatnya dan segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara
pidananya. edangkan orangnya sebagai manusia tetap diakui sebagai subyek
hukum dengan segala hak dan ke(ajibannya #engan demikian, 0arena barang
bukti tersebut tidak dapat dipisahkan dari orangnya maka tidak dapat disegel
maupun disita. 7ang dapat dilakukan adalah menyalin barang bukti tersebut ke
dalam bentuk visum et repertum 0U*+& tidak mengatur prosedur rinci apakah
korban harus diantar oleh petugas kepolisian atau tidak. &adahal petugas pengantar
tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk memastikan kesesuaian antara identitas
orang yang akan diperiksa dengan identitas korban yang dimintakan 1isum et
repertumnya seperti yang tertulis di dalam surat permintaan visum et repertum.
ituasi tersebut memba(a dokter turut bertanggung ja(ab atas pemastian
kesesuaian antara identitas yang tertera di dalam surat permintaan 1isum et
repertum dengan identitas korban yang diperiksa
#alam praktek sehari-hari, korban perlukaan akan langsung ke dokter baru
kemudian dilaporkan ke penyidik. *al ini memba(a kemungkinan bah(a surat
=
permintaan visum et repertum korban luka akan datang terlambat dibandingkan
dengan pemeriksaan korbannya. epanjang keterlambatan ini masih cukup
beralasan dan dapat diterima maka keterlambatan ini tidak boleh dianggap sebagai
hambatan pembuatan visum et repertum. ebagai contoh, adanya kesulitan
komunikasi dan sarana perhubungan, overmacht (berat la(an) dan noodtoestand
(darurat)
+danya keharusan membuat visum et repertum pada korban hidup tidak berarti
bah(a korban tersebut, dalam hal ini adalah pasien, untuk tidak dapat menolak
sesuatu pemeriksaan. 0orban hidup adalah juga pasien sehingga mempunyai hak
sebagai pasien. +pabila pemeriksaan ini sebenarnya perlu menurut dokter
pemeriksa sedangkan pasien menolaknya, maka hendaknya dokter meminta
pernyataan tertulis singkat penolakan tersebut dari pasien disertai alasannya atau
bila hal itu tidak mungkin dilakukan, agar mencatatnya di dalam catatan medis
*al penting yang harus diingat adalah bah(a surat permintaan visum et repertum
harus mengacu kepada perlukaan akibat tindak pidana tertentu yang terjadi pada
(aktu dan tempat tertentu. urat permintaan visum et repertum pada korban hidup
bukanlah surat yang meminta pemeriksaan, melainkan surat yang meminta
keterangan ahli tentang hasil pemeriksaan medis
Tata ,aksana Ver Pada )&rban -idup
2. 0etentuan standar dalam penyusunan visum et repertum korban hidup
a. &ihak yang ber(enang meminta keterangan ahli menurut 0U*+& pasal 2;;
ayat (2) adalah penyidik yang menurut && .A924?; adalah &ejabat &olisi
3egara R'. edangkan untuk kalangan militer maka &olisi $iliter (&,$)
dikategorikan sebagai penyidik.
b. &ihak yang ber(enang membuat keterangan ahli menurut 0U*+& pasal 2;;
ayat (2) adalah dokter dan tidak dapat didelegasikan pada pihak lain.
c. &rosedur permintaan keterangan ahli kepada dokter telah ditentukan bah(a
permintaan oleh penyidik harus dilakukan secara tertulis yang secara tegas
telah diatur dalam 0U*+& pasal 2;; ayat (.).
d. &enyerahan surat keterangan ahli hanya boleh dilakukan pada &enyidik yang
memintanya sesuai dengan identitas pada surat permintaan keterangan
ahli. &ihak lain tidak dapat memintanya.
@
.. &ihak yang terlibat dalam kegiatan pelayanan )orensik klinik
a. #okter
b. &era(at
c. &etugas +dministrasi
;. Tahapan-tahapan dalam pembuatan visum et repertum pada korban hidup
a. Penerimaan k&rban !ang dikirim &%eh Pen!idik.
7ang berperan dalam kegiatan ini adalah dokter, mulai dokter umum sampai
dokter spesialis yang pengaturannya mengacu pada .,.&. Rumah akit
tersebut. 7ang diutamakan pada kegiatan ini adalah penanganan
kesehatannya dulu, bila kondisi telah memungkinkan barulah ditangani
aspek medikolegalnya. Tidak tertutup kemungkinan bah(a terhadap korban
dalam penanganan medis melibatkan berbagai disiplin spesialis.
b. Penerimaan surat permintaan keterangan ah%i'visum et revertum
+danya surat permintaan keterangan ahli9visum et repertum merupakan
hal yang penting untuk dibuatnya visum et repertum tersebut. #okter
sebagai penanggung ja(ab pemeriksaan medikolegal harus meneliti adanya
surat permintaan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku. *al ini
merupakan aspek yuridis yang sering menimbulkan masalah, yaitu pada
saat korban akan diperiksa surat permintaan dari penyidik belum ada atau
korban datang sendiri dengan memba(a surat permintaan keterangan ahli9
visum et repertum.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dibuat kriteria tentang
pasien9korban yang pada (aktu masuk Rumah akit9UB# tidak memba(a
pV. ebagai berikut 5
2) etiap pasien dengan trauma
.) etiap pasien dengan keracunan9diduga keracunan
;) &asien tidak sadar dengan ri(ayat trauma yang tidak jelas
=) &asien dengan kejahatan kesusilaan9perkosaan
@) &asien tanpa luka9cedera dengan memba(a surat permintaan
1isum
60elompok pasien tersebut di atas untuk dilakukan kekhususan dalam hal
pencatatan
temuan-temuan medis dalam rekam medis khusus, diberi tanda pada map
rekam
medisnya (tanda 6V8R%), (arna sampul rekam medis serta penyimpanan
rekam
medis yang tidak digabung dengan rekam medis pasien umum.%
c. Pemeriksaan k&rban se.ara medis
C
Tahap ini dikerjakan oleh dokter dengan menggunakan ilmu )orensik yang
telah dipelajarinya. 3amun tidak tertutup kemungkinan dihadapi kesulitan
yang mengakibatkan beberapa data terle(at dari pemeriksaan. +da
kemungkinan didapati benda bukti dari tubuh korban misalnya anak peluru,
dan sebagainya. "enda bukti berupa pakaian atau lainnya hanya diserahkan
pada pihak penyidik. #alam hal pihak penyidik belum mengambilnya maka
pihak petugas sarana kesehatan harus me-nyimpannya sebaik mungkin
agar tidak banyak terjadi perubahan. tatus benda bukti itu adalah milik
negara, dan secara yuridis tidak boleh diserahkan pada pihak keluarga9ahli
(arisnya tanpa melalui penyidik.
d. Pengetikan surat keterangan ah%i'visum et repertum
&engetikan berkas keterangan ahli9visum et repertum oleh petugas
administrasi memerlukan perhatian dalam bentuk9)ormatnya karena
ditujukan untuk kepentingan peradilan. $isalnya penutupan setiap akhir
alinea dengan garis, untuk mencegah penambahan kata-kata tertentu oleh
pihak yang tidak bertanggung ja(ab.
Dontoh 5 6&ada pipi kanan ditemukan luka terbuka, tapi tidak rata sepanjang
lima senti meter6
e. Penandatanganan surat keterangan ah%i ' visum et repertum
Undang-undang menentukan bah(a yang berhak menandatanganinya
adalah dokter. etiap lembar berkas keterangan ahli harus diberi para) oleh
dokter. ering terjadi bah(a surat permintaan 1isum dari pihak penyidik
datang terlambat, sedangkan dokter yang menangani telah tidak bertugas
di sarana kesehatan itu lagi. #alam hal ini sering timbul keraguan tentang
siapa yang harus menandatangani visum et repertun korban hidup tersebut.
*al yang sama juga terjadi bila korban ditangani beberapa dokter sekaligus
sesuai dengan kondisi penyakitnya yang kompleks. #alam hal korban
ditangani oleh hanya satu orang dokter, maka yang menandatangani 1isum
yang telah selesai adalah dokter yang menangani tersebut (dokter
pemeriksa). #alam hal korban ditangani oleh beberapa orang dokter, maka
idealnya yang menandatangani 1isumnya adalah setiap dokter yang terlibat
langsung dalam penanganan atas korban. #okter pemeriksa yang dimaksud
adalah dokter pemeriksa yang melakukan pemeriksaan atas korban yang
masih berkaitan dengan luka9cedera9racun9tindak pidana. #alam hal dokter
pemeriksa sering tidak lagi ada di tempat (di luar kota) atau sudah tidak
A
bekerja pada Rumah akit tersebut, maka visum et repertum ditandatangani
oleh dokter penanggung ja(ab pelayanan )orensik klinik yang ditunjuk oleh
Rumah akit atau oleh #irektur Rumah akit tersebut.
f. Pen!erahan benda bukti !ang te%ah se%esai diperiksa
"enda bukti yang telah selesai diperiksa hanya boleh diserahkan pada
penyidik saja dengan menggunakan berita acara.
g. Pen!erahan surat keterangan ah%i'visum et repertum.
urat keterangan ahli9visum et repertum juga hanya boleh diserahkan pada
pihak penyidik yang memintanya saja. #apat terjadi dua instansi penyidikan
sekaligus meminta surat visum et repertum
Petun/uk Pe%aksanaan ,atihan )eterampi%an Medik
-akukan secara simulasi prosedur pembuatan Visum et Repertum berikut ini
berdasarkan kasus yang disediakan oleh instruktur.
2. $engumpulkan data dari anggota tim otopsi )orensik (protokol, (arta(an dan
laboran )orensik) dan surat permintaan otopsi dari pihak penyidik9kepolisian
.. $encermati data dengan teliti dari hasil 1isum dan kon>rmasi atas data yang
kurang jelas (umumnya masih dalam tulisan tangan9manuskrip) dan surat
permintaan 1isum penyidik.
;. $engisi blangko )ormulir Visum et Repertum sesuai dengan data yang telah
dihimpun sebelumnya dengan lengkap (dari +-<) secara teliti dan hati-hati,
meliputi pembukaan, pendahuluan, inti9isi, kesimpulan dan penutup
=. $elakukan konsultasi dan pengesahan kepada #okter 0onsultan :orensik
Re0erensi
2. ampurna ", amsu <. &eranan 'lmu :orensik dalam &enegakan *ukum. !akarta5
&ustaka #(ipar, .//;.
.. 'dries +$. &edoman 'lmu 0edokteran :orensik. 8disi &ertama. !akarta 5 "inarupa
+ksara, 244A.
;. *amdani 3. 'lmu 0edokteran 0ehakiman. !akarta 5 Bramedia &ustaka Utama,
244.
?

Вам также может понравиться