Вы находитесь на странице: 1из 4

KATEGORI MASALAH TERAPI OBAT

Pengobatan dengan indikasi yang tepat : pasien membutuhkan terapi pengobatan atau menerima
terapi pengobatan yang tidak tepat
1. Membutuhkan terapi pengobatan tetapi tidak menerimanya.
a. Indikasi yang tidak ditangani, contoh :
Pasien mengeluhkan nyeri pada bagian perut kanan atas serta nyeri hebat pada bagian
kaki. Nyeri pada bagian kanan atas merupakan salah satu tanda adanya kelainan hati
karena hati terletak pada kanan atas yang dilindungi oleh tulang rusuk. Selain itu,
pasien mengalami nyeri hebat pada tungkai kaki kanan hingga menyebabkan pasien
tidak bisa berjalan berdasarkan informasi pasien, nyeri dirasakan seperti ditusuk-
tusuk, dan terasa sakit apabila digerakkan. Pasien mendapatkan omeprazol injeksi iv
40 mg padahal pasien tidak mengalami gangguan lambung
Pasien menderita sesak nafas yang hebat untuk gejalanya tersebut diberikan obat
salbutamol, namun pada pemeriksaan lebih lanjut pasien tidak ditemukan penyebab
asma melainkan pasien menderita penyakit jantung coroner
Pasien mengeluhkan nyeri di persendian, tetapi dalam resep tidak ada obat untuk
mengatasi untuk nyeri tersebut seperti antiinflamasi dan analgesik.

b. Gagal mendapat tambahan terapi pengobatan untuk kondisi saat ini, contoh :
Penggunaan obat AINS yang seharusnya dikombinasikan dengan obat antihistamin
(untuk mencegah iritasi lambung).
Pemberian obat tuberculosis kombinasi (rifampin + INH) tanpa vitamin B6 (dimana
pasti terjadi defisiensi vitamin B6 dalam tubuh), seharusnya pemberian dengan
vitamin B6
Hipokalemia yang disebabkan kegagalan pemberian kalium klorida pada penggunaan
furosemida

c. Gagal menerima terapi profilaksis / pencegahan, contoh :
Pemberian nistatin oral sebagai profilaksis infeksi jamur yang terlalu rendah pada
infeksi jamur sistemik pada pasien neonatus .
Pemberian dosis antibiotik trimetoprim sebagai profilaksis gejala ISK yang terlalu
rendah
Pemberian klorokuin oral sebagai profilaksis saat berpergian ke daerah endemis
malaria

2. Menerima terapi pengobatan yang tidak diperlukan
a. Tidak ada indikasi medis, contoh :
Pemberian parasetamol dan antibiotik amoksisilin pada pasien yang menderita batuk
dan flu (gejala: batuk, sakit kepala, demam) dan pemberian obat batuk dan obat
analgesik-antipiretik terpisah padahal dalam obat batuk tersebut sudah mengandung
parasetamol, selain itu juga flu disebabkan oleh virus influenza, seharusnya jangan
diberikan antibiotik, karena antibiotik sebagai antibakteri.
Pemberian antibiotik pada pasien ISPA non pneumonia dan diare non spesifik yang
sebenarnya tidak diperlukan karena hanya merupakan pemborosan serta dapat
menyebabkan efek samping yang tidak dikehendaki
Pemberian ranitidin pada pasien tukak duodenum yang sudah sembuh pada tahap
pertama tetapi masih memiliki keadaan perut yang tidak nyaman akibat kebiasaan
mengkonsumsi kopi dan nikotin.
Pemberian vitamin B 12 untuk pasien pegal linu.

b. Penggunaan obat adiktif atau rekreasional, contoh ;
Pasien yang menderita penyakit jantung infark dan sesak napas menerima terapi obat
golongan antihipertensi dan golongan obat asma untuk kesembuhan penyakitnya.
Kini telah sembuh namun masih ada rasa kurang nyaman saat bernafas karena pasien
masih merokok. Sebetulnya keluhan ini dapat diatasi tanpa mengkonsumsi obat
asma yaitu dengan mengurangi konsumsi rokok.
Pasien usia lanjut yang menderita batuk disertai sesak diberikan terapi obat codein
HCl yang sesungguhnya terapi obat yang diperlukan hanya obat batuk biasa, karena
sesak yang timbul diakibatkan sistem organ tubuh pasien mulai menurun.
Pasien mengalami depresi ringan akibat masalah personal. Lalu pasien menerima
obat amfetamin sebagai penenang dimana obat ini sebenarnya tidak diperlukan oleh
pasien. Dimana jika penggunaan obat ini dihentikan maka pasien akan jauh lebih
depresi.

c. Melakukan terapi bukan dengan obat, contoh :
Pada pasien hipertensi, obat bukanlah satu-satunya cara untuk menurunkan tekanan
darah. Terapi non obat dengan mengubah gaya hidup, seperti berhenti merokok,
konsumsi makanan bergizi, dapat menurunkan dan mengendalikan tekanan darah.
Pasien batuk berdahak tidak selalu harus diberi obat untuk menghilangkan batuknya.
Terapi non-obat dengan cara memperbanyak minum air putih untuk mengencerkan
dahak, menghindari debu, makanan dan minuman yang dapat merangsang batuk, dan
menhindari merokok dapat menjadi solusi.
Pasien influenza dapat diterapi dengan terapi non obat dengan mengkonsumsi
suplemen vitamin yang disertai dengan istirahat yang cukup untuk meningkatkan
daya tahan tubuh terhadap virus influenza.

d. Menduplikasi terapi pengobatan, contoh :
Pada penderita asthma, pengobatan dilakukan dengan inhalasi salbutamol atau dengan
menggunakan salbutamol secara oral
Pada pengobatan alergi kulit (misalkan disebabkan karena konsumsi makanan laut),
digunakan antihistamin secara oral seperti prednison atau pengobatan secara topical
seperti salep prednisolon
Pada penderita infeksi mata, dapat diberikan sediaan antibiotik kloramfenikol dalam
tetes mata atau dalam bentuk salep mata kloramfenikol

e. Obat digunakan untuk menghindari reaksi obat yang merugikan, contoh :
Pemberian dekstrometorphan HBr untuk mengatasi batuk kering dari captopril,
padahal bisa diresepkan losartan
Pemberian domperidone untuk mengatasi mual dari teofilin, padahal bisa diresepkan
beklometason
Pemberian parasetamol untuk mengatasi nyeri kepala dan pusing dari nifedipin,
padahal bisa diresepkan hanya dengan amlodipin saja.
TUGAS PHARMACEUTICAL CARE

KATEGORI DRP NO ABSEN 1-20

Disusun Oleh :
Kelas B
Fifi Puspita Sari 2014000056 (1)
Florence Greffith Joiner 2014000057 (2)
Fransiska 2014000058 (3)
Fransiska Catherine L 2014000059 (4)
Frizka Andini 2014000060 (5)
Grace Olivia Jamin 2014000061 (6)
Hagayna Ginting 2014000062 (7)
Heidy Aprillia 2014000063 (8)
Helen Ismaya 2014000064 (9)
Hillery Christiani 2014000065 (10)
Idha Y.K 2014000066 (11)
Iis Parwati 2014000067 (12)
Inas Sharfina Hapsari 2014000068 (13)
Indira Natalia T 2014000069 (14)
Irfan Fadilah 2014000070 (15)
Irine Ayu Dita 2014000071 (16)
Irmawati 2014000072 (17)
Ita Rosintan Tambunan 2014000073 (18)
Jayadi 2014000074 (19)
Jovi Domara 2014000075 (20)




FAKULTAS FARMASI PROGRAM APOTEKER
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA

Вам также может понравиться