Вы находитесь на странице: 1из 5

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 1, No.

1, (2012) 1



Abstrak Percobaan Penggunaan Alat Ukur (E1)
telah selesai dilakukan. Peralatan yang digunakan
adalah sumber tegangan DC, VOM/multitester, 2 buah
resistor (1000), 2 buah resistor (470), transformator
AC (Vari AC) dan project board. Percobaan ini
dimaksudkan untuk mempelajari karakteristik VOM
pada pengukuran tegangan searah, tegangan bolak
balik, dan arus bolak-balik serta menggunakan VOM
untuk mengukur hambatan (), tegangan
listrik (I). Prinsip percobaan pada praktikum ini adalah
medan magnetik pada VOM yang saling tolak menolak
akibat diberinya arus pada kumparan dalam VOM.
Tolak menolaknya magnet dalam VOM mengakibatkan
menyimpangnya jarum pada VOM. Percobaan pertama
yaitu pengukuran tegangan searah dengan memasang
multimeter secara pararel. Pada percobaan kedua yaitu
pengukuran arus searah dengan memasang multimeter
secara seri. Pada percobaan ketiga adalah pengukuran
tegangan bolak-balik. Dari praktikum yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
VOM ketika bertindak sebagai amp
dihubungkan seri dengan resistor, dan rangkaian
komponen galvanometernya dipasang paralel resistor
shunt. Ketika bertindak sebagai voltmeter, VOM
dipasang paralel dengan resistor, dan rangkaian
komponen galvanometernya dipasang seri dengan
resistor shunt. Pada pengukuran tegangan searah
diperoleh nilai hitung rata rata Vab maks=1.18volt, Vab
min=1.34volt, Vbc maks=2.99volt, dan Vbc
min=3.23volt. Pada pengukuran tegangan bolak balik
diperoleh nilai hitung rata rata Vab maks=3.17volt, Vab
min=3.59volt, Vbc max=3.13volt, dan Vbc min=3.38volt.
Pada pengukuran arus searah diperoleh nilai hitung
Imin=0.33mA dan Imaks=0.37mA. Untuk menghitung
nilai tersebut diperlukan nilai Rmin=19k
Rmax=21k

Kata Kunci VOM, tegangan searah,
balik, arus searah, hambatan
I. PENDAHULUAN
angkaian listrik yang dimanfaatkan dalam
berbagai bidang di sekitar kita ternyata arus yang
digunakan dibedakan menjadi dua. Yaitu arus bolak
balik yang disebut AC (Alternating Current) dan arus
searah yang disebut DC (Direct Current). Pada arus
AC, arus dan tegangan nya besar sedangkan arahnya
berubah-ubah terhadap waktu secara periodik. Bentuk
gelombang dari arus ini biasanya berbentuk sinusoida,
yang memungkinkan pengaliran energi yang paling
efisien. Berbeda dengan DC (Direct Current) adalah
arus listrik searah yang nilainya tetap atau konstan
terhadap waktu
[1]
.
Penggunaan Alat Ukur (E1)
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail:
R
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5
Percobaan Penggunaan Alat Ukur (E1)
telah selesai dilakukan. Peralatan yang digunakan
adalah sumber tegangan DC, VOM/multitester, 2 buah
), 2 buah resistor (470), transformator
AC (Vari AC) dan project board. Percobaan ini
mempelajari karakteristik VOM
searah, tegangan bolak
balik serta menggunakan VOM
, tegangan (V), dan arus
. Prinsip percobaan pada praktikum ini adalah
ada VOM yang saling tolak menolak
akibat diberinya arus pada kumparan dalam VOM.
Tolak menolaknya magnet dalam VOM mengakibatkan
menyimpangnya jarum pada VOM. Percobaan pertama
yaitu pengukuran tegangan searah dengan memasang
a percobaan kedua yaitu
pengukuran arus searah dengan memasang multimeter
secara seri. Pada percobaan ketiga adalah pengukuran
Dari praktikum yang telah
bahwa karakteristik
VOM ketika bertindak sebagai amperemeter,
dihubungkan seri dengan resistor, dan rangkaian
komponen galvanometernya dipasang paralel resistor
shunt. Ketika bertindak sebagai voltmeter, VOM
dipasang paralel dengan resistor, dan rangkaian
komponen galvanometernya dipasang seri dengan
or shunt. Pada pengukuran tegangan searah
diperoleh nilai hitung rata rata Vab maks=1.18volt, Vab
min=1.34volt, Vbc maks=2.99volt, dan Vbc
min=3.23volt. Pada pengukuran tegangan bolak balik
diperoleh nilai hitung rata rata Vab maks=3.17volt, Vab
lt, Vbc max=3.13volt, dan Vbc min=3.38volt.
Pada pengukuran arus searah diperoleh nilai hitung
Imin=0.33mA dan Imaks=0.37mA. Untuk menghitung
nilai tersebut diperlukan nilai Rmin=19k dan
searah, tegangan bolak-
PENDAHULUAN
listrik yang dimanfaatkan dalam
berbagai bidang di sekitar kita ternyata arus yang
digunakan dibedakan menjadi dua. Yaitu arus bolak-
balik yang disebut AC (Alternating Current) dan arus
Direct Current). Pada arus
AC, arus dan tegangan nya besar sedangkan arahnya
ubah terhadap waktu secara periodik. Bentuk
gelombang dari arus ini biasanya berbentuk sinusoida,
yang memungkinkan pengaliran energi yang paling
C (Direct Current) adalah
arus listrik searah yang nilainya tetap atau konstan
Dalam pengukuran tegangan dan arus pada suatu
rangkaian AC maupun DC, terdapat alat multimeter
yang dapat mengukur besar arus dan tegangan nya.
Terdapat dua jenis multimeter yaitu multimeter analog
dan multimeter digital. Multimeter analog
pengukur besaran listrik yang menggunakan tampilan
dengan jarum yang bergerak ke range
ukur dengan probe . Multimeter ini tersedia dengan
kemampuan untuk mengukur hambatan ohm,
tegangan dan arus (mA). Multimeter digital
sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi
multimeter digital menggunakan tampilan angka
digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran
besaran listrik yang lebih tepat
multimeter analog, sehingga multimeter digital
dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai
tertentu dari sebuah komponen secara mendetail
sesuai dengan besaran yang diinginkan
Gambar 1Piranti Multimeter

Bagian yang paling penting dari ammeter atau
voltmeter analog adalah galvanometer. Galvanometer
bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan
kumparan kawat pembawa arus. Penyimpangan jarum
pada galvanometer sebanding dengan arus yang
melewatinya. Sensitivitas arus skala penuh, Im, dari
sebuah galvanometer merupakan arus yang
dibutuhkan agar jarum menyimpang dengan skala
penuh. Galvanometer dapat digunakan langsung untuk
mengukur arus dc yang kecil. Untuk mengukur arus
yang besar, digunakan sebuah resistor shunt
dipasang paralel dengan galvanometer. Untuk
voltmeter, juga terdiri dari galvanometer dan resistor
shunt, tetapi resistor shunt dihubungkan seri dan
biasanya bernilai besar, yang mengakibatkan
voltmeter memiliki hambatan dalam yang tinggi
Penggunaan Alat Ukur (E1)
Amalia Dwi Arifin. Emy Aditya
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
mail: amalia.dwi12@mhs.physics.its.ac.id
Dalam pengukuran tegangan dan arus pada suatu
rangkaian AC maupun DC, terdapat alat multimeter
yang dapat mengukur besar arus dan tegangan nya.
enis multimeter yaitu multimeter analog
dan multimeter digital. Multimeter analog adalah alat
pengukur besaran listrik yang menggunakan tampilan
dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita
Multimeter ini tersedia dengan
n untuk mengukur hambatan ohm,
tegangan dan arus (mA). Multimeter digital hampir
sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi
multimeter digital menggunakan tampilan angka
digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran
besaran listrik yang lebih tepat jika dibanding dengan
multimeter analog, sehingga multimeter digital
dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai
tertentu dari sebuah komponen secara mendetail
sesuai dengan besaran yang diinginkan
[3]
.
Multimeter
[2]

Bagian yang paling penting dari ammeter atau
voltmeter analog adalah galvanometer. Galvanometer
bekerja dengan prinsip gaya antara medan magnet dan
kumparan kawat pembawa arus. Penyimpangan jarum
pada galvanometer sebanding dengan arus yang
melewatinya. Sensitivitas arus skala penuh, Im, dari
sebuah galvanometer merupakan arus yang
dibutuhkan agar jarum menyimpang dengan skala
penuh. Galvanometer dapat digunakan langsung untuk
mengukur arus dc yang kecil. Untuk mengukur arus
akan sebuah resistor shunt R, yang
dipasang paralel dengan galvanometer. Untuk
voltmeter, juga terdiri dari galvanometer dan resistor
shunt, tetapi resistor shunt dihubungkan seri dan
biasanya bernilai besar, yang mengakibatkan
dalam yang tinggi
[2]
.
Penggunaan Alat Ukur (E1)
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 1, No. 1, (2012) 1



II. METODE
Pada praktikum penggunaan alat ukur (E1)
bertujuan untuk mempelajari karakteristik VOM pada
pengukuran tegangan AC, tegangan DC dan arus DC
serta menggunakan VOM untuk mengukur
I. peralatan yang digunakan antara lain
project board, power supply, variAC, 2 buah resistor
sebesar 33k dan 20k dnegan toleransi sebesar 5%,
dan multimeter/VOM. Pada praktikum
tiga percobaan yang dilakukan. Yang pertama adalah
percobaan pengukuran tegangan searah
percobaan pengukuran tegangan bolak balik (AC),
percobaan pengukuran arus searah (DC).
A. Pengukuran tegangan DC
Pada percobaan pertama ini, disiapkan alat dan
bahan yaitu 2 buah resistor Ra
b
= 20k
33k, sebuah project board, power
multimeter. Kemudian, dirangkai peralatan seperti
pada Gambar2. Setelah peralatan dirangkai,
dihubungkan rangkaian ke power supply sebesar 5V.
Lalu, diukur V
ab
dengan memasangkan voltmeter
paralel terhadap R
ab
dan diukur V
bc
paralel multimeter terhadap R
bc.
Kemudian, dicatat
hasil pengukuran. Pada percobaan ini digunakan
variasi sumber tegangan yaitu 9V dan 12V, serta
dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali untuk setiap
pengukuran V
ab
dan V
bc
pada masing
Setlanjutnya, dapat dilakukan perhitungan Rmax dan
Rmin dengan persamaan :
R
muks
= R + (R x S%)

R
mn
= R (R x S%)

Dan, dari perhitungan Rmaks dan Rmin, dapat
dihitung Vab maks dan Vab min dengan persamaan :
I
ub muks
=
R
cb min
R
cb min
+R
bc mcks
x I
uku
I
ub mn
=
R
cb mcks
R
cb mcks
+R
bc min
x I
uku



Gambar 2 Rangkaian VOM Pada Pengukuran Tegangan Seara
B. Pengukuran tegangan AC
Dalam percoban ini, digunakan alat dan bahan yang
sama dengan percobaan pertama, dengan mengganti
power supply dengan sumber tegangan bolak
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5

praktikum penggunaan alat ukur (E1) ini,
bertujuan untuk mempelajari karakteristik VOM pada
pengukuran tegangan AC, tegangan DC dan arus DC
serta menggunakan VOM untuk mengukur , V, dan
kan antara lain satu buah
project board, power supply, variAC, 2 buah resistor
dan 20k dnegan toleransi sebesar 5%,
praktikum ini terdapat
dilakukan. Yang pertama adalah
an searah (DC),
bolak balik (AC),
percobaan pengukuran arus searah (DC).
Pada percobaan pertama ini, disiapkan alat dan
= 20k dan R
bc
=
, sebuah project board, power supply, dan
multimeter. Kemudian, dirangkai peralatan seperti
pada Gambar2. Setelah peralatan dirangkai,
dihubungkan rangkaian ke power supply sebesar 5V.
dengan memasangkan voltmeter
bc
dengan memasang
Kemudian, dicatat
hasil pengukuran. Pada percobaan ini digunakan
variasi sumber tegangan yaitu 9V dan 12V, serta
dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali untuk setiap
pada masing-masing sumber.
a, dapat dilakukan perhitungan Rmax dan

(1)

(2)
Dan, dari perhitungan Rmaks dan Rmin, dapat
dihitung Vab maks dan Vab min dengan persamaan :
uku

(3)


(4)



Gambar 2 Rangkaian VOM Pada Pengukuran Tegangan Searah
Dalam percoban ini, digunakan alat dan bahan yang
sama dengan percobaan pertama, dengan mengganti
power supply dengan sumber tegangan bolak-balik
yaitu variAC. Disiapkan alat dan bahan yaitu 2 buah
resistor Ra
b
= 33k dan R
memperoleh nilai V
ab
dan V
bc
, langkah pertama yang
dilakukan yaitu dengan merangkai peralatan seperti
pada Gambar3. Kemudian, dihubungkan rangkaian
dengan variAC sebesar 12V. Lalu, diukur V
memasang paralel voltmeter terhadap R
hasil pengamatan. Kemudian, diukur V
memasang paralel voltmeter terhadap R
hasil pengamatan. Pada percobaan ini, digunakan
variasi sumber sebesar 15V, 18V dan pengulangan
sebanyak tiga kali untuk masing
V
ab
dan V
bc
pada masing-masing sumber

Gambar 3 Rangkaian VOM Pada Pengukuran Tegangan AC

Setelah itu, dapat dihitung besar tegangan
minimum dan maksimumnya dengan menggunakan
persamaan 3 dan 4.
Dalam penghitungan melalui persamaan
persamaan diatas, diperlukan perhitungan error seperti
pada persamaan 9.

Error I =
vhtung-vuku
vhtung
Error I =
Ihtung-Iuku
Ihtung

C. Pengukuran arus DC
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran arus
searah, yaitu dengan memasang amperemeter seri
terhadap salah satu resistor. Pada percobaan ini,
digunakan sumber tegangan sebesar 5V dan 9V dan
dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali untuk setiap
pengukuran I. Disini, digunakan R
dengan toleransi 5%. Kemudian
pengamatan Iukur. Dari data Iukur yang diperoleh,
dapat dilakukan perhitungan Imin dan Imaks dengan
menggunakan persamaan :
I
mn
=
vsumbc
R
mcks


I
muks
=
v
sumbcr
R
min


Kemudian, dapat dihitung pula Rin yang merupakan
hambatan dalam yang terdapat pada alat ukur dengan
menggunakan persamaan :
R
n
= R
totuI
R
x

yaitu variAC. Disiapkan alat dan bahan yaitu 2 buah
dan R
bc
= 20k,Untuk
, langkah pertama yang
dilakukan yaitu dengan merangkai peralatan seperti
pada Gambar3. Kemudian, dihubungkan rangkaian
dengan variAC sebesar 12V. Lalu, diukur V
ab
dengan
memasang paralel voltmeter terhadap R
ab
. Dicatat
n, diukur V
bc
dengan
memasang paralel voltmeter terhadap R
bc
dan dicatat
hasil pengamatan. Pada percobaan ini, digunakan
variasi sumber sebesar 15V, 18V dan pengulangan
sebanyak tiga kali untuk masing-masing pengukuran
masing sumber.

Gambar 3 Rangkaian VOM Pada Pengukuran Tegangan AC
dihitung besar tegangan
minimum dan maksimumnya dengan menggunakan
Dalam penghitungan melalui persamaan-
persamaan diatas, diperlukan perhitungan error seperti
vuku
x 1uu% (5)
Iuku
x 1uu% (6)
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran arus
memasang amperemeter seri
terhadap salah satu resistor. Pada percobaan ini,
digunakan sumber tegangan sebesar 5V dan 9V dan
dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali untuk setiap
pengukuran I. Disini, digunakan R
ab
sebesar 20k
dengan toleransi 5%. Kemudian, dicatat hasil
pengamatan Iukur. Dari data Iukur yang diperoleh,
dapat dilakukan perhitungan Imin dan Imaks dengan

(5)

(6)
ula Rin yang merupakan
hambatan dalam yang terdapat pada alat ukur dengan

(7)
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 1, No. 1, (2012) 1



Dimana R total merupakan jumlah hambatan total
pada rangkaian dan Rx merupakan hambatan yang
terbaca pada rangkaian. Nilai Rtotal diperoleh melalui
persamaan :
R
totuI
=
v
sumbcr
I
ukur

Gambar 4 Rangkaian VOM Pada Pengukuran Arus DC

Adapun contoh perhitungan untuk menentukan
nilai Vmaks, Vmin, Imin, Imax, dan juga nilai error
sebagai berikut:
Diketahui : Rab : 20k
Rbc : 33 k
Rbc min : 31.35 k
Rbc max : 34.65 k
Vab : 2volt
Vbc : 3 volt
Vsumber : 5volt

Ditanya : Vmax ,Vmin, Rmaks,Rmin, Imin,Imaks

Jawab : R
ub muks
= R + (R x S%)
R
ub muks
= 2u + (2u x S%
R
ub muks
= 21 k

R
ub mn
= R (R x S%)
R
ub mn
= 2u (2u x S%)
R
ub mn
= 19 k

I
ub muks
=
R
cb min
R
cb min
+R
bc mcks
I
ub muks
=
19
19+21
x 2
I
ub muks
= u.71


I
ub mn
=
R
cb mcks
R
cb mcks
+R
bc min

I
ub muks
=
21
21+19
x 2
I
ub muks
= u.8u k


I
mn
=
vsumbc
R
mcks

I
mn
=
5
21


I
mn
= u.24mA


I
muks
=
v
sumbcr
R
min

I
muks
=
5
19

I
muks
= u.26 mA
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5
Dimana R total merupakan jumlah hambatan total
pada rangkaian dan Rx merupakan hambatan yang
total diperoleh melalui
(8)

Gambar 4 Rangkaian VOM Pada Pengukuran Arus DC
Adapun contoh perhitungan untuk menentukan
nilai Vmaks, Vmin, Imin, Imax, dan juga nilai error
, Rmaks,Rmin, Imin,Imaks

%)

)
mcks
x I
uku


x I
uku

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan penggunaan alat ukur yang dilakukan
untuk mempelajari karakteristik VOM pada
pengukuran tegangan searah,
dan arus searah ini diperoleh data berupa Vab, Vbc,
dan I ukur. Dalam percobaan
digunakan Rab sebesar 20K dengan toleransi 5%
dan Rbc sebesar 33K dengan toleransi 5%. Di
bawah ini merupakan tabel data hasil percobaan
penggunaan alat ukur VOM
tegangan searah.

Tabel 1. Hasil Pengukuran Vab tegangan searah
NO
E
(V)
Vab Vmin
1
5 2 0,80
5 2 0,80
5 2 0,80
2
9 3,5 1,40
9 3,5 1,40
9 3,5 1,40
3
12 4,5 1,81
12 4,5 1,81
12 4,5 1,81
Rata-rata 3,33 1,34

Tabel 2. Hasil Pengukuran Vbc tegangan
NO E
(V)
Vbc Vmin Vmax
1 5
3 1,94
5
3 1,94
5
3 1,94
2 9
5 3,23
9
5 3,23
9
5 3,23
3 12
7 4,52
12
7 4,52
12
7 4,52
Rata-rata
5,00 3,23


Tabel 3. Hasil Pengukuran Vab tegangan
NO
E
(V) Vab V min
1
12
7 2,81
12
7 2,81
12
7 2,81
2
15
9 3,61
15
9 3,61
15
9 3,61
3
18 10,9 4,37
PEMBAHASAN
ercobaan penggunaan alat ukur yang dilakukan
untuk mempelajari karakteristik VOM pada
, tegangan bolak-balik
ini diperoleh data berupa Vab, Vbc,
dan I ukur. Dalam percobaan tegangan searah,
dengan toleransi 5%
dengan toleransi 5%. Di
bawah ini merupakan tabel data hasil percobaan
penggunaan alat ukur VOM pada pengukuran
Tabel 1. Hasil Pengukuran Vab tegangan searah
Vmax
error
0,71
1.9
0,71
1.9
0,71
1.9
1,24
0.6
1,24
0.6
1,24
0.6
1,59
0.2
1,59
0.2
1,59
0.2
1,18
0.93
tegangan Searah
Vmax
error
1,80
1.9
1,80
1.9
1,80
1.9
2,99
0.6
2,99
0.6
2,99
0.6
4,19
0.2
4,19
0.2
4,19
0.2
2,99
0.93
tegangan bolak balik
V max
error
2,48
0.23
2,48
0.23
2,48
0.23
3,19
0.2
3,19
0.2
3,19
0.2
3,86
0.18
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5



18 10,9 4,37 3,86
0.18
18 10,9 4,37 3,86
0.18
rata rata 8,97 3,59 3,18
0.007

Tabel 4. Hasil Pengukuran Vbc tegangan bolak balik
NO E
(V) Vbc Vmin Vmax
error
1 12
4,1 2,65 2,46
0.23
12
4,1 2,65 2,46
0.23
12
4,1 2,65 2,46
0.23
2 15
5,1 3,29 3,05
0.2
15
5,1 3,29 3,05
0.2
15
5,1 3,29 3,05
0.2
3 18
6,50 4,20 3,89
0.18
18
6,5 4,20 3,89
0.18
18
6,5 4,20 3,89
0.18
Rata rata
5,23 3,38 3,13
0.007

Tabel 5. Hasil perhitungan I arus searah
NO E (V)
I ukur
(mA)
I min I max
1
5 0,245 0,24 0,26
5 0,245 0,24 0,26
5 0,245 0,24 0,26
2
9 1 0,43 0,47
9 1 0,43 0,47
9 1 0,43 0,47
rata rata 0,6225 0,33 0,37

Tabel 6. Hasil perhitungan Rin, Rtot, I hitung
N
O
E
(V
)
I ukur
(mA)
R
mi
n
(k
)
R
m
ax
(k
)
R tot
(k)
Rin
(k)
I
hitun
g
1 5 0.245
19 21 20,41 0,41 0,245
5 0.245
19 21 20,41 0,41 0,245
5 0.245
19 21 20,41 0,41 0,245
2 9 1
19 21 9 -11 1
9 1
19 21 9 -11 1
9 1
19 21 9 -11 1
Rata rata
19 21 14,7 -5,29 0,62

Percobaan penggunaan alat ukur VOM telah
selesai dilakukan. Pada percobaan ini digunakan alat
dan bahan berupa power supply DC yang berfungsi
untuk memberi tegangan pada rangkaian arus searah,
dua buah resistor, project board yang berfungsi
sebagai papan untuk merangkai resistor, trafo AC
sebagai step down arus PLN yang besar, dan VOM
sebagai alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
arus dan tegangan pada rangkaian. Pada VOM,
terdapat komponen penting yaitu galvanometer dan
resistor shunt. Untuk mengukur besarnya arus, resistor
shunt dipasang paralel terhadap galvanometer. Nilai
resistor shunt dipilih menurut penyimpangan skala
penuh yang diinginkan dan biasanya sangat kecil,
yang mengakibatkan hambatan dalam pada
amperemeter sangat kecil pula. Sebaliknya, pada
pengukuran tegangan, resistor shunt dipasang seri
terhadap galvanometer. Nilai resistor shunt disini
cenderung besar, sehingga mengakibatkan voltmeter
memiliki hambatan dalam yang
tinggi.
Setelah dilakukan percobaan, pada tabel 1 dan 2,
dihitung nilai Vab maksimum, Vab minimum, Vbc
maksimum, dan Vbc minimum. Jika dianalisa, nilai
Vmaksimum bergantung pada besarnya V yang
terukur serta besarnya resistor yang digunakan. Untuk
menghasilkan V yang besar, maka sebaiknya
digunakan resistor yang bernilai tinggi, hal ini
dibuktikan dengan harga Vab yang menggunakan
resistor 20k lebih kecil dibandingkan Vbc dengan
resistor sebesar 33k.
Pada tabel 4 dan 5, disajikan data olahan dari Vab
dan Vbc pada arus bolak-balik. Dari pengolahan data,
diperoleh data berupa Vab maks, Vab min, Vbc maks,
dan Vbc min. Harga Vab ukur lebih besar
dibandingkan dengan Vbc ukur, hal ini disebabkan
oleh besar resistor yang digunakan pada Vab yaitu
33k dan pada Vbc hanya 20k. Besar Vmaks dan
Vmin dipengaruhi oleh nilai Rmaks dan Rmin masing-
masing resistor yang digunakan, semakin besar nilai
resistor yang digunakan, maka harga Vmaks dan
Vmin juga akan semakin besar
Pada tabel 5 yang menyajikan hasil pengukuran
arus dc, dilakukan perhitungan terhadap Imin, Imax,
dan error. Pada pengukuran arus ini digunakan resistor
yang bernilai 20k sehingga arus yang terbaca pada
sumber tegangan 5V adalah 0,245 mA dan arus yang
terbaca pada sumber tegangan 9V adalah 1 mA.
Namun demikian, besarnya arus yang terukur pada
amperemeter ini sebenarnya juga dipengaruhi oleh
nilai hambatan yang terdapat pada amperemeter yang
tersusun secara seri dengan galvanometer. Oleh karena
itu, terdapat selisih antara arus yang terukur pada
amperemeter dengan arus hasil perhitungan (tinjau
tabel 6). Karena besar nilai Iukur dan I hitung
mempunyai nilai yang sama maka error yang dimiliki
oleh data percobaan arus yaitu nol.
IV. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa karakteristik VOM ketika
bertindak sebagai amperemeter, dihubungkan seri
dengan resistor, dan rangkaian komponen
galvanometernya dipasang paralel resistor shunt.
Ketika bertindak sebagai voltmeter, VOM dipasang
JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5



paralel dengan resistor, dan rangkaian komponen
galvanometernya dipasang seri dengan resistor shunt.
Pada pengukuran tegangan searah diperoleh nilai
hitung rata rata Vab maks=1.18volt, Vab
min=1.34volt, Vbc maks=2.99volt, dan Vbc
min=3.23volt. Pada pengukuran tegangan bolak balik
diperoleh nilai hitung rata rata Vab maks=3.17volt,
Vab min=3.59volt, Vbc max=3.13volt, dan Vbc
min=3.38volt. Pada pengukuran arus searah diperoleh
nilai hitung Imin=0.33mA dan Imaks=0.37mA. Untuk
menghitung nilai tersebut diperlukan nilai Rmin=19k
dan Rmax=21k

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada saudari
Emy Aditya selaku asisten pada percobaan
penggunaan alat ukur, yang telah membimbing dan
membantu praktikan dalam melaksanakan praktikum
dan briefing laporan, sehingga praktikan tidak
mendapati hambatan dalam penyusunan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

[1]Freedman,Young. 2012. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
[2]S, Wasito. 1985. TEKNIK UKUR DAN PERANTI-UKUR
ELEKTRONIK. Jakarta: PT Multi Media.
[3]Tipler, Paul A. 2001. FISIKA untuk Sains dan Teknik.
Jakarta: Erlangga.

Вам также может понравиться