Вы находитесь на странице: 1из 13

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Design penelitian yang juga disebut sebagai rancangan penelitian merupakan suatu
bentuk rancangan dalam prosedur sebuah penelitian. (Nursalam, 2003)
Design penelitian secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: Design
penelitian survey analitik (design penelitian cross sectional, design penelitian case control,
design penelitian kohort) dan design penelitian eksperiment (pre eksperimental design, true
eksperimentas design, factorial design, quasy eksperimental). (Sri Handayani dan Sujono
Riyadi, 2011)
1. Penelitian Survey Analitik
Penelitian survey analitik merupakan suatu penelitian yang mencoba mengetahui
mengapa masalah kesehatan tersebut bisa terjadi ,kemudian melakukan analisis
hubungan antara factor resiko dan fator efek. Dalam penelitian survey analitik ada tiga
jenis desain penelitian yaitu: (Sri Handayani dan Sujono Riyadi, 2011)
a. Desain penelitian cross sectional (tranversal)
Penelitian cross sectional merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan
antara faktor risiko (independen) dengan faktor efek (dependen) di mana
melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu
yang sama.
b. Desain penelitian case control
Desain penelitian case control merupakan suatu penelitian yang mempelajari factor
risiko demgan menggunakan pendekatan retrosepektip ,artinya penelitian di mulai
dengan mengidentifikasi kelompo yang terkena penyakit atau efek tertentu (kasus)
dan kelompok tanpa efek control ,kemudian mengidentifikasi factor resiko
terjadinya pada waktu yang lalu sehingga dapat menrangkan mengapa kasus
terkena efek ,sedangkan control tidak terkena efek.
Penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Desain penelitian case control tanpa matching adalah pada penelitian kasus
control dimulai denagn mengambil kelompok kasus (A+C) dan kelompok
control (B+D) oleh karena control dipilih mereka yang tidak sakit maka tidak
dapat di hitung kejadian penyakit dan tidak diketahui proporsi kasus dan
control terhadap keadaan sebenarnya pada populasi , sehingga kita tidak dapat
menghitung insiden pada kasus maupun control.
2) Desain penelitian case control dengan matching adalah penelitian pada kasus
control yang dilakukan dengan cara matching individual ,maka harus dilakukan
analisi dengan menjadikan kasus dan control sebagai pasangan-pasangan.
c. Desain penelitian cohort
Desain penelitian kohort merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan
antara factor resiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal ke depan atau
prospektip .pada penelitian kohort factor resiko diidentifikasi terlebih dahulu
,kemudian subyek diikuti ke depan secar prosfektip sampai periode waktu tertentu
untuk melihat kejadiannya efek atau penyakit yang di teliti ,maka sering di sebut
penelitian prospektip.
2. Design Penelitian Ekperimen
Design penelitian ekperimen meliputi pre eksperimental design, true eksperimentas
design, factorial design, quasy eksperimental, yaitu: (Sri Handayani dan Sujono Riyadi,
2011)
a. Pre Eksperimental Design
Rancangan ini merupakan rancangan penelitian eksperimen yang paling lemah dan
tidak di gunakan untuk memimbukan kausalitas. Pre experimental design terdiri atas
one shot case study, pretets posttest design dan satic group campision
1) One shot case study
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan intervensi / perlakuan untuk
kemudian dilihat dampaknya atau pengaruhnya / hasil pengamatan seperti
penelitian berikut : Pengaruh PKMRS terhadap Tingkat Kepetuhan Kontrol.
Kegiatan yang dilakukan penelitian dalam penelitian ini adalah subjek diberikan
penyuluhan tentang kesehatan masyarakat, kemudian dilihat dampaknya
terhadap tingkat kepatuhan control.
2) Pre test post tests design
Penelitian ini di lakukan dengan cara memberikan pretest (pengamatan awal)
terlebih dahulu sebelum di berikan intervensi, setelah diberikan intervensi
kemudian dilakukan kembali posttest (pengamatan terakhir).
3) Static group comparison
Rancangan ini merupakan rancangan preeksperimental dengan cara menambah
kelompok control.Caranya adalah pada kelompok perlakuan setelsh diberikan
perlakuan, lalu dilakukan pengamatan, sedangkan pada kelompok control hanya
dilakukan pengamatan saja.
b. True Exsperimental Design (Eksperimen Murni)
True eksperimental design merupakan jenis rancangan penelitian yang mempunyai
ketelitian tinggi karena sampelnya dipilih secara acak dan ada kelompok kontrolnya.
Ada tiga jenis true eksperimental design, yaitu :
1) Randomized pretest-posttest control group design : model rancangan ini adalah
ada dua kelompok yang dipilih secara acak, lalu diberi pretest untuk mencari
perbedaan dengan kelompok kontrol terhadap eksperimen yang akan digunakan.
2) randomized posttest only control design : cara yang digunakan untuk model
rancangan ini adalah dua kelompok yang dipilih secara acak, kemudian satu
kelompok diberi treatment sedangkan yang lainnya diberi perlakuan dan
kemudian langsung diamati dan diukur.
3) Solomon control group design : cara yang digunakan dalam rancangan ini adalah
mengambil sampel yang telah diacak sebelumnya, kemudian dibagi menjadi
empat kelompok , kelompok pertama dilakukan observasi/ pengamatan,
kemudan diberikan perlakuan lalu diobservasi. Pada kelompok kedua dilakukan
observasi awal tanpa perlakuan lalu diukur. Untuk kelompok ketiga langsung
diberi perlakuan dan sesudahnya dilakukan pengamatan, sedangkan pada
kelompok keempat langsung dilakukan pengamatan.
c. Quasy Experimental Design ( Desain Eksperimen Semu)
Design penelitian Quasi eksperimen sering digunakan pada penelitian lapangan, pada
penelitian eksperimen semu tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap
randomisasi yang berarti dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-
ancaman validitas. Macam-macam design penelitian eksperimen semu, antara lain:
1) Design Rangkaian Waktu (Time Series Design)
Design penelitian ini seperti pada design pretest-postest, tetapi mempunyai
keuntungan dengan melakukan pengukuran yang berulang-ulang sebelum dan
sesudah perlakuan.
2) Design Rangkaian dengan Kelompok Pembanding (Control Time Series Design)
Design penelitian ini sebenarnya seperti pada design rangkaian waktu, tetapi
dengan menggunakan kelompok pembanding (control). Keuntungan dari design
ini adalah lebih menjamin adanya validitas internal yang tinggi, Karena lebih
memungkinkan adanya control terhadap validitas internal.
3) Design Non-equivalent Control Group
Design penelitian Non-equivalent Control Group dilakukan untuk
membandingkan hasil intervensi program kesehatan di suatu control yang
serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar sama, sehingga sering
dilakukan dalam penelitian lapangan.
4) Design Separate Sample Pretest-Postest
Dalam design penelitian ini pengukuran pertama (pretes) dilakukan terhadap
sampel yang dipilih secara random dari populasi tertentu, kemudian dilakukan
perlakuan atau program pada seluruh populasi. Selanjutnya dilakukan
pengukuran kedua (postes) pada kelompok sampel lain, yang juga dipilih
random dari populasi yang sama.

B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian adalah dimana seorang peneliti akan melakukan penelitiannya sesuai
dengan waktu yang sudah dijadwalkan oleh peneliti dan berapa lama seorang peneliti akan
melakukan penelitiannya tersebut. Sedangkan tempat penelitian adalah dimana tempat
tersebut banyak angka kejadiannya dan ada banyak sampel untuk di teliti nantinya.

C. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi popilasi merupakan seluruh subjek
atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau
subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek
atau objek tersebut.

2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagaian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian keperawatan karakteristik
sampel meliputi kriteria inklusi dan kriterial eksklusi, dimana kriterial itu menentukan
dapat dan tidaknya sampel tersebut digunakan.
Kriterial inklusi merupakan criteria dimana subjek penelitian mewakili sampel
penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Pertimbangan ilmiah harus menjadi
pedoman dalam menentukan kriteris inklusi. Kriterial eksklusi merupakan kriterial
dimana subjek penelitian tidak mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai
sampel penelitian yang penyebabnya antara lain adalah adanya hambatan etis, menolak
menjadi responden atau berada pada suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk
dilakukan penelitian .
3. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam
penelitian dari populasi yang ada sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan
populasiyang ada secara umum ada dua jenis pengambilan sampel yakni probability
sampling dan nonprobability sampling.
a. Probability sampling
Teknik pengambilan sampel dengan maksud untuk memberikan peluang yang
sama dalam pengambilan sampel, yang bertujuan untuk generalisasi dengan berasas
probabilitas unit terpilih sama. Termasuk jenis pengambilan sampel ini adalah:
Simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate
stratified random sampling dan cluster sampling.
1) Simple random sampling
Pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam anggota populasi. Cara ini dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogeny, sebagai contoh bila populasinya homogeny kemudian sampelnya
diambil secara acak, maka akan didapatkan sampel yang representatife.
Pengambilannya dapat dilakukan lotere, akan tetapi pengambilannya diberikan
nomor urut tertentu, maka disebut sebagai systematic random sampling.
2) Proportionate stratified random sampling
Suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasinya tidak
homogen yang terdiri atas kelompok yang homogeny atau berstrata secara
proposional.
3) Disproportionate stratified random sampling
Suatu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota populasi tidak
homogeny yang terdiri atas kelompok homogeny atau berstrata yang kurang
secara proporsional.
4) Cluster sampling
Suatu cara pengambilan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat
luas atau besar yakni populasi heterogen dan terdiri atas kelompok yang masing
masing heterogen, maka caranya adalah berdasarkan daerah dari populasi yang
telah ditetapkan. Cluster dilakukan dengan cara melakukan randominasi dalam
dua tahap yaitu randomisasi untuk cluster atau menentukan sampel daerah
kemudian randominasi atau menentukan orang atau unit yang ada diwilayahnya
atau dari populasi cluster yang terpilih. Sebagai contoh populasi di daerah atau
wilayah tersebar diambil secara random untuk diambil sampel daerah kemudian
dari sampel daerah diambil secara random untuk dicari sampel individu.
b. Nonprobability sampling
Teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang yang sama dari
setiap anggota populasi yang bertujuan tidak untuk generalisasi, yang berasas pada
probalitas yang tiadak sama, teknik pengambilan ini terdiri atas berbagai jenis yakni:
sampling sistematis, sampling kuota, aksidental, jenuh, purposive, snowball dan
consecutive.
1) Sampling sistematis
Cara pengambilan sampel berdasarkan urutan anggota populasi yang telah
diberikan nomor urut dengan sifat dari populasinya heterogen. Cara ini biasanya
mengambil nomor urut ganjil saja atau nomor genap saja.
2) Sampling kuota
Cara pengambilan sampel dengan menentukan cirri cirri tertentu samapi jumlah
kuota yang telah ditemukan.
3) Sampling aksidental
Cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebutuhan bertemu sebagai
contoh, dalam menentukan sampel apabila dijumpai ada maka sampel
tersebutdiambil dan langsung dijadikan sebagai sampel utama.


4) Sampling jenuh
Cara pengambilan sampel ini adalah dengan mengambil semua anggota populasi
menjadi sampel. Cara ini dilakukan bila populasinya kecil seperti bila sampelnya
kurang dari tiga puluh maka anggota populasi tersebut diambil seluruhnya untuk
dijadikan sampel penelitian. Istilah lainya sampling jenuh adalah sensus dimana
semua anggota populasi dijadikan sampel.
5) Sampling purposive
Cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu. Sebagai contoh apabila mencari
sampel pada orang yang dilakukan pemasangan kateter pertama kali, maka
sampel yang dicari adalah sampel yang dipasangi kateter pertamakali bukan yang
kedua,ketiga,atau seterusnya.
6) Snowball Sampling
Cara pengambilan sampel ini dilakukan dengan menentukan sampel dalam jumlah
kecil awalnya, kemudian sampel tersebut diminta mengajak temannya untuk
diikutsertakan sebagian sampel pada penelitian tersebut.
7) Consecutive sampling
Cara pengambilan sampeling ini dilakukan dengan memilih sampel yang
memenuhi kriterial penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah
sampel terpenuhi.
(Prof.DR. Sugiono, 2010)

D. Variabel Penelitian
Variable merupakan gejala yang menjadi fokus dalam penelitian. Variable menunjukkan
atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang
lainnya dalam kelompok itu. Misalnya : berat badan, tinggi badan, suhu, motivasi, kinerja
perawat, tingkat pendidikan adalah merupakan contoh variable karena semua itu
menunjukkan variasi atau atribut dari seseorang. Selanjutnya warna, ukuran, berat
merupakan atribut dari objek. (Handoko Riwidikdo, 2009)
Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, maka macam variabel
dalam penelitian dapat dibedakan menjadi : (Handoko Riwidikdo, 2009)
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas atau independent sering disebut juga variabel predictor, stimulus, input,
antencendent atau variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas merupakan variabel
yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependent (terikat). Sehingga
variabel independent dapat dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi.
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel dependent atau terikat sering juga disebut variabel criteria, respon, dan output
(hasil). Variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel independent (bebas). Biasanya antara variabel
independent dengan variabel dependent tidak dapat dipisahkan, karena masing-masing
tidak bisa berdiri sendiri tetapi selalu berpasangan.
3. Variabel Intervening
Variabel yang secara teoritis mempengaruhi (memperkuat/memperlemah) hubungan
variabel independent dengan variabel dependent tetapi tidak dapat diukur. Contoh
perawat yang pandai kinerjanya akan baik, tetapi dalam kasus tertentu ada perawat yang
pandai tetapi ternyata kinerjanya jelek. Ternyata ia sedang sakit hati dan frustasi
sewaktu melakukan perawatan terhadap pasien. Sakit hati dan frustasi merupakan
variabel intervening yang masih sulit diukur, tetapi ada.
4. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau
memperlemah) hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent.
Variabel ini juga disebut sebagai variabel independent kedua yang bersifat mempercepat
atau memperlambat.
5. Variabel Pengganggu
Variabel yang mengganggu hubungan antara variabel independent dengan variabel
dependent. Variabel pengganggu merupakan variabel yang dikendalikan atau yang
dibuat konstan, sehingga tidak akan mempengaruhi variabel utama yang akan diteliti.
Variabel ini juga tidak mutlak didefinisikan karena sering tidak diukur. Variabel
pengganggu dapat dikendalikan dengan cara dipilih dari sampel maksudnya
menghindari seminimal mungkin sampel yang mengandung variabel pengganggu atau
jika tidak dianalisis setelah terkumpul semuanya. Serta bila tidak di kendalikan
diasumsikan sama.

E. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah mendifinisikan variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan obsevasi atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional
ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara
pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.

F. Rencana Pengumpulan Data
1. Jenis data
Data dikelompokkan terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses analisis.
Pengelompkan data disesuaikan dengan karakteristik yang menyertainya. (Iqbal Hasan,
2004)
Pengelompokan data di bagi menjadi: (Iqbal Hasan, 2004)
a. Pengelompokkan Data Menurut Sumber Pengambilannya
1) Data Primer
2) Data Sekunder
b. Pengelompokan Data Menurut Waktu Pengumpulannya
1) Data Berkala (Time Series)
2) Data Kerat Lintang (Cross Section)
c. Pengelompokkan Data Menurut Sifatnya
1) Data Kualitatif
2) Data Kuantitatif
d. Pengelompokan Data Menurut Tingkat Pengukurannya
1) Data Nominal
2) Data Ordinal
3) Data Interval
4) Data Rasio
2. Tehnik pengumpulan data dan Instrument penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membuat daftar pertanyaan atau angket,
wawancara, obsevasi dan pengukuran. Selain itu, alat / instrument pengambilan data
adalah formulir isian, chek list, kuisioner dan alat ukur. (Wasis, 2008)
Sedangkan menurut Dr. Soekidjo Notoatmodjo ada 3, yaitu : (Dr. Soekidjo
Notoatmodjo, 2002)
a. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan
gejala-gejala psychis dengan jalan mengamati dan mencatat.
b. Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data
,dimana penelitian mendapat keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang
sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan
orang tersebut face to face.
c. Angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian menegnai suatu
masalah yang umumnya banyak menyangkutkepentingan umum .angket ini
dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir.
3. Validitas
Pada umumnya dikenal 2 macam standar validitas yaitu validitas internal dan
external mempertanyakan sampai seberapa jauhsuatu alat ukur berhasil mencerminkan
obyek yang di ukur pada suatu setting tertentu , sementara itu validitas external lebih
terkait dengan keberhasilan suatu alat ukur untuk di aplikasikan pada setting yang
berbeda artinay alat ukur yang cukup valid mengukur obyek pada suatu setting tertentu,
apakah juga valid untuk mengukur obyek yang sama pada setting lain. Berbeda dengan
validitas reabilitas menunjuk pada ke andalan alat ukur atau instrument penelitian.
Dalam metode penelitian survai, instrument penelitian yang utama adalah kuesioner.
Item-item yang tersurat dalam kuesioner diharapkan mampu berfungsi sebagai alat
untuk menggali data secara cepat. (Burhan bungin, 2010)
Ada tiga jenis uji validitas menurut (sri handayani dan sujono riyadi,2011):
a. Face validity seberapa kemampuan sebuah pertanyaan untuk mengukur apa yang
seharusnya akan di ukur
b. Construct validity seberapa kemampuan satu atau beberapa pertanyaan mengukur
sebuah konstruk tertentu.
c. Criterion validity mengukur suatu pendapat yang berasal dari partisipan yang
berbeda
4. Reliabilitas
Reliabiltas artinya kesetabilan pengukuran ,alat yang dikatakan reliable jika
digunakan berualng-ulang nilainya sama. Sedangkan pertanyaan dikatakan raliabel jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
pengukuran reliabilitas biasanya dilakukan dengan dua cara yaitu: (Sri Handayani Dan
Sujono Riyadi, 2011)
a. Repeated measure atau ukur ulang di sini dengan cara di berikan pertanyaan yang
sama pada waktu yang berbeda sebulan atau dua bulan lagi dan seterusnya.
b. One shot atau di ukur sekali saja di sini pengukuran hanya sekali saja dan
kemudian hasil dibandingkan dengan pertanyaan lain.

G. Rencana Analisis Data
Pengolahan dan analisis data bertujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam
statistika, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan,
terutama dalam pengujian hipotesis. Kegiatan dalam pengolahan data meliputi editing,
koding, dan tabulasi. (Wasis, 2008)
1. Editing
Data perlu diedit untuk memudahkan pengolahan data selanjutnya. Hal yang perlu
diperhatikan dalam mengedit adalah apakah pertanyaan telah terjawab dengan lengkap,
apakah catatan sudah jelas dan mudah dibaca, dan apakah coretan yang ada sudah
diperbaiki. Jangan sekali-kali mengganti jawaban dan angka dengan maksud
menyesuaikan dengan keinginan peneliti. Mengganti data orisinal adalah perbuatan
yang melanggar prinsip kejujuran intelektual.
2. Koding
Usaha member kode-kode tertentu pada jawaban responden. Apabila yang digunakan
adalah analisis kuantitatif, kode yang diberikan adalah angka. Jika angka itu berlaku
sebagai skala pengukuran, angka itu disebut skor.
3. Tabulasi
Usaha untuk menyajikan data, terutama pengolahan data yang akan menjurus ke
analisis kuantitatif. Biasanya pengolahan data seperti ini menggunakan tabel, baik tabel
distribusi frekuensi maupun tabel silang.

Deskripsi data
Dalam tahap ini data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Data kualitatif
diolah dengan teknik analisis kualitatif, sedangkan data kuantitatif dengan menggunakan
teknik analisis kuantitatif. Untuk pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan dengan tangan
atau melalui proses komputerisasi. Dalam pengolahan ini mencakup tabulasi data dan
perhitungan perhitungan statistic, bila diperlukan uji statistic. Analisis data dibedakan
menjadi 3 macam, yakni :
1. Analisis univariate yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada
umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap
variabel.
2. Analisis bevariate yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi. Dalam analisis ini dapat dilakukan pengujian statistic, missal nya dengan
Chai Square (X), t test, z test, dan sebagainya.
3. Analisis ultivariate yang dilakukan terhadap lebih dari dua variabel. Biasanya hubungan
antara satu variabel terikat (dependent variables ) dengan beberapa variabel bebas (
independent variable ). Uji statistik yang digunakan biasanya regresi berganda (multiple
regression ), analisis variance, dan sebagainya.

Uji hipotesa
Setelah dianalisis, kini saatnya untuk menginterpretasikan hasil suatu penelitian. Hasil
analisis ini boleh dikatakan masih factual dan harus diberi arti oleh peneliti. Nantinya, hasil
ini akan dibandingkan dengan hipotesis yang telah ditetapkan dalam penelitian. Selanjutnya
akan ditarik sebuah kesimpulan, apakah hipotesisnya terbukti atau tidak terbukti. Secara
umum, hipotesis akan ditolak apabila nilai statistik uji lebih besar dibandingkan dengan
nilai tabel atau nilai tingkat kemaknaan yang diperoleh (p)<.
Ada banyak faktor yang menjadikan hipotesis dari sebuah penelitian tidak terbukti.
Faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Landasan teori
2. Sampel
3. Instrument pengambilan data
4. Rancangan penelitian
5. Analisis statistic
6. Pengaruh eksternal variabel
(Wasis, 2008)
Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian kuantitatif untuk menguji hipotesis-hipotesisnya digunakan rumusan
hipotesis nol atau statistik. Dalam metode statistik, pengujian hipotesis ini dilakukan dengan
berbagai uji statistik atau rumus sesuai dengan masalah dan metode yang digunakan.
Berdasarkan hasil pengujian (perhitungan statistik ) tersebut hipotesis diterima atau ditolak.
Hipotesis nol dirumuskan dalam kalimat tidak ada perbedaan .

Вам также может понравиться