Вы находитесь на странице: 1из 38

PENATAUSAHAAN BARANG

MILIK NEGARA
Oleh :
CURICULUM VITAE
N A M A : M. Sutarsa, S.Sos.
Nama Lengkap : M. Mury Sutarsa
Nama Kecil : M u r y
Alamat : Jl. Ketapang IV/177 Depok Timur
No. Telp / HP : (021). 7705174, 08176665321,
081932004046
Kantor : Pusdiklat Anggaran Jakarta
Alamat Kantor : Jl. Purnawarman No. 99
Kebayoran Baru Jakarta Selatan
No. Telp/Fax : (021). 7244328
Jabatan : Widyaiswara Pusdiklat Anggaran
Pengajar Prodip III Anggaran, STAN.
Pengalaman : Kasubsi pada Dit Dana Luar Negeri
Kasubsi Perbendaharaan II KPKN Jakarta III
Kaur TU / Keuangan KPPN Jakarta III
Kasubsi Bank Persepsi KPKN Jakarta II
Kasi Perbendaharaan KPKN Tanjung Pandan
Kasubag Umum KPKN Padang
Kasubag Keuangan Kanwil DJA B.Lampung
Widyaiswara Pusdiklat Anggaran


Beberapa Pengertian Pokok
Penatausahaan
Adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan
terhadap sesuatu (barang) sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Inventarisasi
Adalah suatu kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil
pendataan terhadap sesuatu ( barang )
Pembukuan
Adalah kegiatan pendaftaran dan pencatatan terhadap sesuatu (barang) ke dalam
suatu daftar/catatan/buku.
Pelaporan
Adalah kegiatan penyampaian laporan terhadap sesuatu secara berkala dan
berjenjang sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas
Barang Milik Negara
Adalah semua barang ( berwujud ) yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah
Barang Milik Daerah
Adalah semua barang yang dibeli atau di[peroleh atas beban APBD atau berasal dari
perolehan lainnya yang sah
Adiminstrasi
Keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
Manajemen
Kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain
Tata Usaha
Adalah suatu kegiatan catata mencatat, atas sesuatu data yang merupakan pengertian
administrasi dalam arti sempit
Barang Persediaan
Adalah Aset Lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk
mendukung operasional pemerintah dan / atau barang - barang yang dimaksudkan
untukdijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
Barang Inventaris
Adalah aset tetap atau aset berwujud yang mempunya i masa manfaat lebih dari 12
bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum
Barang Bergerak
Adalah Barang berwujud yang karena sifatnya dapat dipindah-pindahkan
Barang Tidak Bergerak
Adalah barang berwujud yang karena sifatnya tidak dapat dipindah-pindahkan

1. Barang atau perlengkapan (supplies) yg digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah
2. Bahan atau perlengkapan (suppplies) yg digunakan dalam proses produksi
3. Barang dalam proses produksi yg dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat
4. Barang yg disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka kegiatan
pemerintahan

Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yg dibeli dan disimpan untuk digunakan, misal :
a. barang habis pakai ( ATK )
b. barang tak habis pakai ( komponen peralatan dan pipa dan barang bekas pakai lainnya )
Barang Persediaan meliputi :
a. Barang Konsumsi
b. Amunisi
c. Bahan utk pemeliharaan
d. Suku cadang
e. Persediaan utk tujuan strategis/ berjaga-jaga
f. Pita Cukai dan leges
g. Bahan Baku
h. Barang dalam proses/setengah jadi
i. Tanah/bangunan utk dijual/diserahkan kpd masyarakat
j. Hewan dan tanaman utk dijual/diserahkan kpd masyarakat.

Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
Biaya perolehan aset dapatg diukur secara handal

Yg termasuk dalam klasifikasi Aset Tetap adalah :
1. Tanah
2. Peralatan dan mesin
3. Gedung dan bangunan
4. Jalan, irigasi dan jeringan
5. Asset Tetap Lainnya
6. Kontsruksi dalam pengerjaan





PP No. 24 / 2005 tentang SAP
Tanah
Yang dikelompokan sebagai aset tetap ialah tanah yg diperoleh dengan maksud
untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai
Gedung dan Bangunan
Adalah yg mencakup seluruh gedung dan bangunan yg diperoleh dengan maksud
untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai
Peralatan dan Mesin
Adalah mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh
inventaris kantor, dan peralatan lainnya yg nilainya signifikan dan masa manfaatnya
lebih dari 12 bulan dan dalam kondisi siap pakai
Jalan, Irgasi dan Jaringan
Mencakup Jalan, irigasi dan jaringan yg dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan
/ atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai
Aset Tetap Lainnya
Mencakup aset tetap yg tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di
atas, yg diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai
Konstruksi dalam pengerjaan
Mencakup aset tetap yg sedang dalam proses pembangunan namaun pada pada
tangal laporan keuangan belum selesai seluruhnya
Pengelola Barang
Adalah pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menetapkan kebijakan dan
pedoman serta melakukan pengelolaan barang milik negara/daerah
Pengelola Barang Milik Negara , adalah Menteri Keuangan
Pengelola Barang Milik Daerah, adalah Sekretaris Daerah
Pengguna barang
Adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan BMN/BMD
Menteri / Pimpinan lembaga, adalah Pengguna BMN bagi kementrian
negara/lembaga yg dipimpinnya
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah, adalah Pengguna BMD bagi satuan kerja
perangkat daerah yg dipimpinnya
Kuasa Pengguna Barang
Kepala Kantor, adalah Kuasa Penggguna Barang dalam lingkungan kantor yang
bersangkutan
Unit Akuntansi Pengguna Barang ( UAPB )
Adalah Unit Akuntansi BMN pada tingkat kemenrian negara/lembaga yg
melkaukan penggabungan laporan BMN dari UAPPB-E1 dan penanggungjawabnya
adalah Menteri / Pimpinan Lembaga bersangkutan.
DASAR HUKUM
Undang-Undang No. 17 /2003 tentang Keuangan Negara
Undang-Undang No. 1 / 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 15 / 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
Peraturan Pemerintah No. 24 / 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan Negara
Peraturan Pemerintah No. 6 / 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara / Daerah
Peraturan Menteri Keuangan No. 59 / PMK.06 / 2005 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
Sebagai Refferensi :
Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Inventarisasi, Pembukuan
dan Pelaporan Barang Milik Negara/Daerah ( Rancangan tentang
Penatausahaan BMN/BMD sebagai petunjuk Pelaksanaan PP No.6/2006 )
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yg dapat dinilai dengan uang,
serta segala sesuatu baik berupa maupun barang yg dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelksanaan hak dan kewajiban tersebut ( UU No/17/2003, psl 1 ayat 1 )
Kekayaan negara/kekayaan daerah yg dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yg dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yg dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah ( UU
No.17/2003 psl 2 huruf b )
Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN
atau berasal dari perolehan lainnya yang sah ( UU No.1 / 2004 psl 1 ayat 10 )
Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD
atau berasal dari perolehan lainnya yang sah ( UU No. 1 /2004 psl 10 ayat 11 )
Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik
negara/darah ( UU No. 1/2004 psl 13 )
Menteri/Pimpinan lembaga adalah Pengguna Anggaran/Pengguna Barang bagi kementrian
negara/lembaga yang dipimpinnya ( UU No.1/2004 psl 4 ayat 1 )
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah Pengguna Anggaran/Pengguna Barang bagi
satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya ( UU No.1 / 2004 psl 6 ayat 1 )
Kepala Kantor di lingkungan kementrian negara/lembaga adalah Kuasa Pengguna Barang
dalam lingkungan kantor yang bersangkutan ( UU No. 1/2004 psl 42 ayat 3 )


Unit Akuntansi Pengguna Barang ( UAKPB )adalah satuan kerja/kuasa penggguna
barang yg memiliki wewenang mengurus dan atau mengunakan BMN
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah ( UAPPB-W ), adalah unit
akuntansi BMN pada tingkat wilayah atau unit kerja lain yg ditetapkan sebagai UAPP-
W dan melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAKPB,
penanggungjawabnya adalah Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Unit Kerja yg
ditetapkan sebagai UAPPB-W
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselin I ( UAPPB-E1 ) , adalah unit
akuntansi BMN pada tingkat eselon I yang melakukan kegiatan penggabungan laporan
BMN dari UAPPB-W, dan UAKPB yg langsung berada dibawahnya yang
penaggungjawabnya adalah pejabat Eselon I
Unit Akuntansi Pengguna Barang ( UAPB ), adalah unit akuntansi BMN pada tingkat
kementrian negara/lembaga yg melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari
UAPPB-E1, yang penanggungjawabnya adalah menteri/Pimpinan Lembaga
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah Dekonsentrasi ( UAPPB-W
Dekonsentrasi, adalah unit akuntansi yang berada di Pemerintah Daerah Provinsi yg
melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari SKPD y mendapatkan aloksi
dana dekonsentrasi di wilayah kerjanya
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah Tugas pembantuan ( UAPPB-W
Tugas pembantuan ), adalah unit akuntansi yang berada pada Pemerintah Daerah yg
melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari SKPD yg mendapatkan alokasi
dana tugas pembantuan di wilayah kerjanya
Tujuan Penatausahaan BMN
Penatausahaan , adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi
dan pelaporan BMN/BMD sesuai dengan ketentuan yang berlaku.




Pembukuan, adalah kegiatan pedaftaran dan pencatatan BMN /BMD ke dalam Daftar
Milik Negara/Milik Daerah
Inventarisasi, adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan
pelaporan hasil pendataan BMN/BMD\
Pelaporan, adalah kegiatan penyampaian laporan BMN/BMD secara berkala dan
berjenjang sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas pengelolaan BMN/BMD
Tujuan Penatausahaan BMN/BMD :
1. Terciptanya tertib administrasi
2. Untuk mengetahui jumlah, nilai dan kondisi barang
3. Mengurangi terjadinya pembiasan kerugian negara
4. Memudahkan perencanaan kebutuhan BMN/BMD tahun berikutnya
5. Memudahkan pengawasan da pengendalian BMN/BMD ( kontrol )
Tujuan Inventarisasi, adalah :
1. Untuk mengetahui berapa jumlah, nilai dan kondisi barang yang digunakan
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang di lingkungannya
2. Unbtuk melaksanakan tertib administrasi barang
3. Untuk membuat usulan penghapusan barang yg sudah tidak punya nilai guna
dan atau hilang
4. Mencatat dan atau membukukan barang yg mungkin
Pengguna barang melakukan inventarisasi BMN sekurang-kurangnya sekali
dalam 5 (lima) tahun, kecuali Barang Persediaan dan Konstruksi dalam
Pengerjaan.
Inventarisasi terhadap Barang Persediaan dan Konstruksi Dalam Pengerjaan
dilakukan setiap tahun
Pengguna Barang/Kuasa pengguna Barang menyampaikan laporan hasil
inventarisasi (LHI) kepada Pengelola Barang selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
setelah selesainya inventarisasi
Pengelola Barang, berwenang dan bertanggungjawab melakukan kordinasi
dalam pelaksanaan inventarisasi BMN serta menghimpun hasil inventarisasi
Tatacara Inventarisasi
Persiapan
Pelaksanaan Inventarisasi
Evaluasi
Pelaporan
Tindak Lanjut/Kondisi Pelaksanaan
Inventarisasi
A. Tahap Persiapan :
1. Pembentukan Tim Inventarisasi
2. Pengumpulan buku/catatan/dokumen barang, untuk pengecekan
ulang.
3. Penyiapan denah, lokasi, pemberian nomor/ruangan,
penanggungjawab ruangan
4. Penyiapan blanko/label barang sementara yg akan ditempelkan
pada barang
5. Menyiapkan formulir laporan LHI
6. Penjelasan tatacara pengisian LHI

B. Tahap Pelaksanaan :
1. Pengelompokan dan menghitung jumlah barang
2. Menilai kondisi barang ( baik, rusak ringan, rusak berat )
3. Menempelkan label registrasi sementara pada BMN yg telah
dihitung
4. Mencatat hasil inventaris tsb pada formulir LHI
C. Tahap Evaluasi
1. Pemberian harga dan tahun pembelian/perolehan berdasarkan catatan
dokumen pembelian/perolehan ( dikumpul sebelumnya)
2. Apabila harga tidak diketahui, maka harga dan tahun pembelian/perolehan
dilakukan dengan taksiran.
3. Pemisahan barang :
a. berdasarkan kondisi ( kondisi RB, tidak dapat dipakai lagi )
b. hilang / tidak diketemukan ( catatan adad/terdaftar )
c. berlebih

D. Tahap Pelaporan :
1. Menyusun Daftar barang yang Baik dan Rusak Ringani menurut krelompok (
tanah, peralatan dan mesin, Gedung dan bangunan, Jalan,jembatan,irigasi
dan Aset Tetap Lainnya )
2. Menyusun daftar barang yang Rusak Berat
3. Menyusun barang yang tidak diketemukan
4 .Menyusun daftar barang yang berlebih.


E. Tahap Tindak Lanjut / Kondisi Pelaksanaan
1. Barang yg Baik dan Rusak Ringan dibagi dua :
a. Barang tidak bermasalah
b. Barang yang bermasalah
2. Barang yg Rusak Berat, diusulkan utk dihapuskan
3. Barang yg tidak diketemukan agar segera
diselesaikan secara hukum
4. Barang yg berlebih dicatat dalam Buku Inventaris
Sasaran Inventarisasi
1. Barang Inventaris yg dibeli/diperoleh seluruhnya
dengan dana APBN
2. Barang Inventaris yg dibeli/diperoleh dengan
sebagian dari dana APBN
3. Barang Inventaris yg dibeli/diperolh dari dana diluar APBN,
seperti dari hibah, barang sitaan berdasarkan putusan
pengadilan dirampas untuk negara
4. Barang Inventaris yg belum jelas pemiliknya tetapi dikuasai
dan dikelola oleh instansi bersangkutan.
Pembukuan BMN
Pembukuan, adalah kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN ke
dalam Daftar Barang Milik Negara ( BI, BIE, BB )
Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang
harus melakukan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam Daftar
Barang Kuasa pengguna/ Daftar Barang Pengguna menurut
penggolongan dan kodefikasi barang
Pengelola Barang
Harus melakukan pendafataran dan pencatatan BMN berupa tanah dan
atau bangunan dalam Daftar Barang Milik Negara (DBMN) menurut
penggolongan dan kodefikasi barang

Maksud dan Tujuan Pembukuan
1. Maksud pembukuan, adalah agar seluruh BMN tercatat untuk
mencapai tertib administrasi pengelolaan BMN
2. Tujuan pembiukuan, adalah untuk mengetahui jenis, kuantitas, kondisi
maupun nilai BMN sebagai sumber data dalam penyusunan laporan
dan perencanaan kebutuhan
Pelaporan BMN
Kuasa Pengguna Barang - UAKPB
1. Menyusun LBKPS ( Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran ), menyajikan posisi
BMN pada awal dan akhir semester dan mutasi yg terjadi LBMN Semesteran oleh UAKPB
2. Menyusun LBKPT (Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan ), menyajikan posisi BMN
pada awal dan akhir tahun dan mutasi yg terjadi LBMN Tahunan oleh UAKPB
3. Menyampaikan LBKPS dan LBKPT kepada Pengguna Barang
Pengguna Barang - UAPB
1. Menyusun LBPS ( Laporan Barang Pengguna Semesteran ), menyajikan posisi BMN pada
awal dan akhir semester dan mutasi yg terjadi LBMN Semeserat UAPB
2. Menyusun LBPT ( Laporan Barang Pengguna Tahunan ), menyajikan posisi BMN pada
awal dan akhir tahun dan mutasi yg terjadi LBMN Tahunan UAPB
3. Menyampaikan LBPS dan LBPT Kepada pengelola Barang
Pengelola Barang Menteri Keuangan
1. Menyasun Laporan Barang Milik Negara (LBMN) berupa tanah dan/atau bangunan
semesteran dan tahunan
2. Menghimpun LBPS dan LBPT ( LBMNS dan LMBNT ) dan LBMN berupa tanah dan
bangunan
3. Menyusun LBMN berdasarkan hasil himpunan seluruh LBMN
Untuk melaksanakan SABMN pada setiap kantor/satuan
kerja di lingkungan kementrian negara/lembaga,
dibentuk Unit Akuntansi Barang sebagai berikut :
Unit Akuntansi Pengguna Barang ( UAPB )
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I
( UAPPB-E I )
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah
( UAPPB-W )
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang ( UAKPB )
Unit Akuntansi Pembantu Kuasa Pengguna Barang
( UAPKPB ), jika diperlukan sepanjang diusulkan
/ disetujui UAPPB-E I
Struktur Organisasi Akuntansi
BMN
Unit Akuntansi Pengguna Barang ( UAPB )
UAPB merupakan unit akuntansi BMN pada tingkat kementrian negara/lembaga ( Pengguna
Barang ), pennggungjaabnya adalah Menteri/Pimpinan Lembaga
UAPB membawahi UAPPB-EI
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I ( UAPPB-EI)
UAPPB-EI merupakan unit akuntansi BMN pada tingkat eselon I , penanggungjawabnya
adalah pejabat eselon I
UAPPB-EI membawahi UAPPB-W
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah ( UAPPB-W )
UAPPB-W merupakan unit akuntansi BMN pada tingkat wilayah atau unit kerja lain yg
ditetapkan sebagai UAPPB-W, penanggungjawabnya adalah Kepala Kantor Wilayah atau
Kepala Unit Kerja yang ditetapkan sebagai UAPPB-W,
UAPPB-W membawahi UAKPB
Untuk UAPPB-W Dekonsentrasi penanggungjawabnya adalah Gubernur sedangkan UAPPB-
W Tugas Pembantuan penanggungjawabnya adalah Bupati, atau Walikota sesuai dengan
penugasan yg diberikan oleh epemerintah melalui kementrian negara/lembaga.
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang ( UAKPB )
UAKPB merupakan unit akuntansi BMN pada tingkat satuan kerja ( Kuasa Pengguna Barang
) yg memiliki wewenang mengurus dan atau menggunakan BMN serta menguasai anggaran
sesuai dengan ketentuan yg berlaku. Penanggungjawabnya adalah Kepala kantor / Satuan
Kerja.
Untuk UAKPB Dekonsentrasi / Tugas Pembantuan penanggungjawabnya adalah Kepala
satuan kerja Perangkat Daerah ( SKPS )
UAPB
UAPPB-E I UAPPB- E I
UAKPB
UAPPB-E I
UAPPB-W UAPPB-W UAPPB-W
UAKPB
UAKPB
UAKPB
UAKPB
Bagan Organisasi Akuntansi BMN
UAPB
Menteri/Pimp. Lbg
Eselon I yg Membidngi Kesekretariatan
Ka Biro yg Membidangi Perlengkapan
Kabag yg Membidangi Perlengkapan
Kasubag Yg Membidangi Perlengkapan
Petugas Administrasi
Petugas Verifikasi
Bagan Organisasi Akuntansi BMN
UAPPB-E I
Pejabat Eselon I
Sekr. Ess I
(Dirjen/Badan/Stgkt )
Kabag Umum/Plgkpan/Pjbt Yg Ditnjk
Petugas Adm
Petugas Verifikasii
Bagan Organisasi Akuntansi BMN
UAPPB - W
Ka. Kanwil/Gub/Bupati/W.Kota/Pimp.Unit
Kabag TU/Pjbt Perlgkpn
Kasubag Prlgkapn/Yg Ditnjuk
Petugas Adm
Petrugas Verifikasi
Bagan Organisasi Akuntansi BMN
UAKPB
Kepala Satuan Kerja
Kasubag Umum/TU/Pjbt Yg Dinjuk
Petugas Administrasi Petugas Verifikasi
Tugas dan Fungsi Unit Akuntansi
BMN Tingkat UAKPB
Tugas Pokok Penanggungjawab
Menyelenggarakan akuntansi BMN di lingkungan kerjanya

Fungsi Penanggungjawab
1. Menyelenggarakan akuntansi BMN
2. Menyusun dan menyampaikan laporan BMN secara berkala

Kegiatan Pennggungjawab
1. Menunjuk dan menetapkan Petugas Akuntansi BMN
2. Menyiapkan rencana Pelaksanaan sistem akuntansi BMN
3. Mengkordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi BMN
4. Menandatangani laporan kegiatan dan surat-surat keluar sehubungan pelaksanaan sistem akuntansi
5. Mengevaluasi hasil kerja petugas pelaksana
6. Menelaah Buku Inventaris, B.Barang Bersejarah, Buku Persediaan dan menandatangani Laporan Kondisi Barang ( LKB ), Kartu
Inventaris Barang ( KIB ), Daftar Inventaris Ruangan ( DIR ), Daftar Inventaris Lainnya ( DIL ) dan laporan BMN
7. Menyampaikan data transaksi BMN ke Unit Akuntansi Keuangan pada setiap bakhir bulan untuk penyusunan neraca tingkat
UAKPA
8. Mengkordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan BMN dengan Laporan Keuangan
9. Menyampaiakna laporan BMN semesteran dan akhir tahun anggaran ke UAPPB-W atau UAPPB-E I untuk UAKPB Pusat
Penyampaian Laporanb BMN akhir tahun dilengkapi dengan LKB. UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan menyampaikan
Laporan BMN ke UAPPB-W Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan juga menyampaikan laporan BMN dan LKB ke UAPPB-E I pada
kementrian negara/lembaga yang mengalokasikan dana dekonsentrasi/tugas pembantuan
10. Menerima BMN hasil pengadaan dengan Berita Acara Serah Terima Barang

Kegiatan Petugas Akuntansi BMN Tingkat UAKPB
1. Memelihara dokumen sumber dan dokumen akuntansi BMN
2. Membukukan BMN ke dalam BI, BB Bersejarah,Buku Persediaan
berdasarkan dokumen sumber
3. Memberikan tanda registrasi pada BMN
4. Membuat DIR, KIB dan DIL
5. Menyusun data transaksi BMN pada setiap akhir bulan
6. Melaksanakan pencocokan data antara laporan BMN dengan
Laporan Keuangan yg disusun oleh petugas akuntansi serta
melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan
7. Menyusun Laporan BMN semesteran dan Laporan BMN Akhir
tahun beserta LKB
8. Menyimpan arsip data BMN dan melakukan proses tutup buku
setiap akhir tahun anggaran

Tugas dan Fungsi Unit Akuntansi BMN
Tingkat UAPPB-W
Tugas Pokok Penanggungjawab
1. Menyelenggarakan akuntansi BMN pada tingkat Kanwil

Fungsi Penanggungjawab
1. Menyelenggarakan akunytansi BMN
2. Menyusun dan menyampaikan laporan BMN secara berkala

Kegiatan Penanggungjawab
1. Menunjuk dan menetapkan Petugas Akuntansi BMN
2. Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem Akuntansi BMN
3. Mengkordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi BMN
4. Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan SABMN di wilayah kerjanya
5. Menandatangani Laporan kegiatan dan surat keluar sehubungan dengan pelaksanaan sistem
6. Mengevaluasi hasil kerja petugas pelaksana
7. Menelaah Buku Inventaris, B.Barang Bersejarah, menandatangani LKB dan LBMN
8. Mengkordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara LBMN dengan Laporan Keuangan
9. Menyampaikan laporan BMN setiap semester dan LBMN akhir tahun anggaran beserta
LKB ke UAPPB-E I dan Ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan di wilayah kerjanya masing masing.


Kegiatan Petugas Akuntansi BMN Tingkat
UAPPB-W
1. Memelihara Laporan BMN dan LKB dari UAKPB
2. Menyusun Buku Inventaris dan B.Barang Bersejarah
berdasarkan penggabungan Laporan BMN UAKPB
3. Menyusun Laporan BMN tingkat UAPPB-W setiap
semester dan akhir tahun anggaran
4. Melaksanakan pencocokan data antara Laporan BMN
dengan Laporan Keuangan yg disusun oleh petugas
akuntansi keuangan serta melakukan koreksi apabila
terdapat kesalahan
5. Menyusun LKB setiap akhir tahun anggaran
6. Menyimpan arsip data BMN dan melakukan proses tutup
buku setiap akhir tahun anggaran
Tugas dan Fungsi Unit Akuntansi BMN
UAPPB-E I
Tugas Pokok Penanggungjawab
Menyelenggarakan akuntansi BMN pada tingkat Eselon I

Fungsi Penanggungjawab
1. Menyelenggarakan akuntansi BMN
2. Menyusun dan menyampaikan laporan BMN secara berkala

Kegiatan Penanggungjawab
1. Menunjuk dan menetapkan Petugas Akuntansi BMN
2. Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem Akuntansi BMN
3. Mengkordinasikan pelaksanaan Sistem Akuntansi BMN
4. Melakukan pembinaan dan monitoring pelaksanaan SABMN di wilayah kerjanya
5. Menandatangani Laporan kegiatan dan surat-surat keluar sehubungan dengan pelaksanaan sistem
6. Memantau dan mengevaluasi hasil kerja petugas akuntansi
7. Menelaah Buku Inventaris, B.Barang Bersejarah, menandatangani LKB dan LBMN
8. Mengkordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan BMN dengan laporan Keuangan
9. Menyampaikan Laporan BMN setiap semesteran dan LBMN akhir tahun anggaran beserta LKB ke
UAPB
Kegiatan Petugas Akuntansi BMN Tingkat UAPPB-E I
1. Memelihara Laporan BMN dan LKB dari UAPPB-W dan/atau UAKPB Pusat
2. Menyusun Buku Inventaris dan B.Barang Bersejarah berdasarkan
penggabungan laporan BMN UAPPB-W dan/atau UAKPB Pusat
3. Menyusun Laporan BMN tingkat UAPPB-E I setiap semester dan akhir
tahun anggaran
4. Menyusun LKB berdasarkan penggabungan LKB UAPPB-W dan/atau
UAKPB Pusat setiap akhir tahun anggaran
5. Melaksanakan pencocokan data antara Laporan BMN dengan laporan
Keuangan yg disusun oleh petugas akuntansi keuangan serta melakukan
koreksi apabila ditemukan kesalahan
6. Menyimpan arsip data BMN dan melakukan proses tutup buku setiap akhir
tahun anggaran
Tugas dan Fungsi Unit Akuntansi
BMN tingkat UAPB
Tugas Pokok Penanggungjawab
Menyelenggarakan akuntansi BMN pada tingkat Kementrian negara/Lembaga

Fungsi Penanggungjawab
1. Menyelenggarakan akuntansi BMN
2. Menyusun dan menyampaikan laporan BMN secara berkala

Kegiatan Penaggungjawab
1. Menunjuk dan menetapkan Petugas Akuntansi BMN
2. Menyiapkan rencana pelaksanaan sistem akuntansi BMN
3. Mengkordinasikan pelaksanaan sistem akuntansi BMN
4. Menetapkan penanggungjawab organisasi Akuntansi BMN pada setiap tingkat unit organisasi Akuntansi
BMN
5. Mengevaluasi hasil kerja petugas pelaksana
6. Menelaah Buku Inventaris dan B.Barang Bersejarah serta menandatangani laporan BMN
tingkat UAPB
7. Mengkordinasikan pelaksanaan rekonsiliasi internal antara laporan BMN dengan Laporan
Keuangan
8. Membentuk tim pemutakhiran data Laporan BMN
9. Menyampaikan laporan BMN ke Menteri Keuangan up. Dit. Pengelolaan BM/KN setiap
semester dan akhir tahun anggaran. Laporan akhir tahun anggaran dilengkapi dengan LKB.
Kegiatan Petugas Akuntansi
BMN Tingkat UAPB
1. Memelihara Laporan BMN dan LKB dari UAPPB- E I
2. Menysusn BI berdasarkan penggabungan data BMN UAPPB-E I
3. Menyusun Laporan BMN tingakt UAPB setiap semester dan akhir
tahun anggaran
4. Menyusun LKB berdasarkan penggabungan LKB UAPPB-E I
5. Melaksanakan pencocokan data antara Laporan BMN dengan
Laporan Keuangan yg disusun oleh Petugas Akuntansi Keuangan
serta melakukan koreksi apabila ditemukan kesalahan
6. Melaksanakan pemutakhiran data BMN dengan Ditjen PBN c.q. Dit
PBM/KN
7. Menyimpan arsip data BMN dan melakukan proses tutu buku setiap
akhir tahun anggaran
Klasifikasi dan Kodefikasi
BMN
Sampai dengan belum dilakukan perubahan tentang ketentuan
Klasifikasi dan Kodefikasi BMN menurut PP No.6/2006,
ketentuannya masih mengacu pada KMK No.18/MK.018/1999
tentang Klasifikasi dan Kodefikasi BM/KN
KMK No. 01/KM.12/2001 tentang Pedoman Kapitalisasi BM/KN dalam
Sistem Akuntansi Pemerintah, membagi Buku Inventaris menjadi 2 (
dua ), yakni :
1. BI Intrakomptabel, untuk membukukan BMN berupa aset tetap yg
memenuhi kriteria kapitalisasi
2. BI Ekstrakomptabel, untuk membukukan BMN berupa aset tetap yg
tidak memenuhi kriteria kapitalisasi
3. Buku Barang Bersejarah, untuk membukukan aset yg tidak dapat
ditentukan dengan nilai kualitasnya, tapi nilai kuantitasnya disertai
nilai kultural, pendidikan, lingkungan dan sejarahnya ( aset
bersejarah )

Sementara penentuan kondisi BMN berdasarkan KMK.
No.01/KM.12/2001 ditentukan atas 3 (tiga) kriteria :
1. Baik ( B )
2. Rusak Ringan ( RR )
3. Rusak Berat ( RB )
Berdasarkan PP No. 6/2006 tentang Pengelolaan BMN/BMD, dan
Rancangan Permenkeu sebagai Juklak PP No. 6/2006, kedua KMK
ini dinyatakan tidak berlaku )
Kodefikasi adalah pemberian kode untuk BMN
berdasarkan klasifikasi masing-masing BMN
Klasifikasi adalah penggolonga barang milik negara
(BMN) berdasarkan golongan, bidang, kelompok,
sub kelompok dan sub-sub kelompok
Maksud dan tujuan :
1. Dalam rangka pengelolaandan penatausahaan
BMN secara tertib dan teratur, cermat pada setiap
kementraina negara/lembaga
2. Agar terdapat keseragaman dalam penggunaan
klasifikasi dan kodefikasi BMN secara nasional

Penggolongan BMN :
1. Barang Tidak bergerak kode ( 1 )
2. Barang Bergerak kode ( 2 )
3. Hewan, Ikan dan Tanaman .. Kode ( 3 )
4. Barang Persediaan kode ( 4 )
Kode Lokasi, Kode Barang
dan Kode Registrasi
Kode Lokasi
Adalah kode yg dipergunakan utk mengindentifikasi unit
penanggungjawab penatausahaan / akuntansi BMN. Kode
terdiri atas 16 digit (sebelumnya 15 digit)
Kode Barang
Adalah kode yg dipergunakan utk mengidentifikasikan
barang berdasarkan golongan, bidang, kelompok, sub
kelompok dan sub-sub kelompok yg terdiri atas 10 digit
Kode Registrasi
Adalah kode yg digunakan utk mencatat/meregistrasi
barang, yg meliputi kode lokasi ditambah tahun
perolehan dan kode barang ditambah dengan nomor urut
pendaftaran

TATACARA PEMBUATAN ( LIHAT TATACARA REGISTRASI )

Вам также может понравиться