Вы находитесь на странице: 1из 7

KAJIAN PUSTAKA/ ARTIKEL/ OPINI

Untuk memenuhi tugas mingguan Akuntansi Keuangan Syariah


Ernatalia Sari (125020300111001)














Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2014



PEGADAIAN SYARIAH
TRANSAKSI VALUTA ASING MENURUT SYARIAH
Ketika kita berbicara mengenai transaksi valuta asing menurut syariah, tentu timbul
pertanyaan di benak kita memang kenapa dan ada apa dengan transaksi valuta asing yang
seperti biasa (konvensional) ??
Nah berikut kita uraikan bagaimanakah dan apakah yang dimaksud dengan transaksi
valuta asing.
Pengertian Valuta Asing
Valuta asing dalam istilah bahasa Inggris dikenal dengan money changer atau foreign
exchange, sedangkan dalam istilah Arab disebut al-sharf. Al-sharf yang secara harfiyah
berarti penambahan, penukaran, penghindaran, atau transaksi jual beli. Dengan demikian al-
sharf adalah perjanjian jual beli satu valuta dengan valuta lainnya. Valas atau al-sharf secara
bebas diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran
yang sah di negara lain, seperti dollar Amerika, poundsterling Inggris, ringgit Malaysia dan
sebagainya.
Jual beli mata uang merupakan transaksi jual beli dalam bentuk finansial yang
mencakup beberapa hal sebagai berikut: pembelian mata uang, pertukaran mata uang,
pembelian barang dengan uang tertentu, penjualan barang dengan mata uang, penjualan
promis (surat perjanjian untuk membayar sejumlah uang) dengan mata uang tertentu, atau
penjualan saham dalam perseroan tertentu dengan mata uang tertentu.
Masing-masing dari kegiatan di atas dapat diklasifikasi menjadi dua macam kegiatan,
yaitu jual beli dan pertukaran. Sehingga untuk masing-masing kegiatan tersebut dapat
diberlakukan hukum jual beli dan pertukaran. Penjualan mata uang dengan mata uang yang
serupa atau penjualan mata uang dengan mata uang asing dalam Islam inilah yang kemudian
disebut sebagai al-sharf.
Apabila antara negara terjadi perdagangan internasional, maka tiap negara
membutuhkan valuta asing untuk alat bayar luar negeri, yang dalam dunia perdagangan
disebut devisa. Misalnya,eksportir Indonesia akan memperoleh devisa dari hasil ekspornya,
sebaliknya importir Indonesia memerlukan devisa untuk mengimpor barang dari luar negeri.
Dengan demikian, akan timbul penawaran dan permintaan devisa di bursa valuta
asing. Setiap negara berwewenang penuh menetapkan kurs mata uangnya masing-masing
(kurs adalah perbandingan nilai uangnya terhadap uang asing). Misalnya 1 dolar Amerika =
Rp 9.540,00. Pencatatan kurs uang dan transaksi jual beli valuta asing diselenggarakan di
Bursa Valuta Asing, money changer, bank devisa dan perusahaan bisnis valas.
Demikian juga misalnya, bila sebuah perusahaan di Indonesia mengekspor barang,
misalnya ke Jepang, maka pertukaran mata uang asing diperlukan. Pembayaran oleh Jepang
untuk perusahaan Indonesia harus dengan mata uang lokal, rupiah. Sementara importir
Jepang hanya memiliki mata uang yen.
Dalam hal ini ada dua kemungkinan yang dapat ditempuh, guna memenuhi kebutuhan
transaksi antara eksportir Indonesia dan importir Jepang tersebut. Pertama, bila eksportir
Indonesia menagih dalam bentuk rupiah, maka importir Jepang harus menjual yen dan
membeli rupiah untuk membayar barang yang diimpor dari Indonesia. Kedua, bila eksportir
Indonesia dibayar dengan mata uang yen, maka eksportir Indonesialah yang harus menukar
yen itu kepada rupiah.
Kurs mata uang tersebut bisa berubah-ubah, tergantung pada situasi ekonomi negara
masing-masing. Islam mengakui perubahan nilai mata uang asing dari waktu ke waktu secara
sunnatullah (mekanisme pasar). Bila perubahan itu terlalu tinggi, maka campur tangan
pemerintah diperlukan untuk menjaga stabilitas mata uang, karena Islam menginginkan
terciptanya stabilitas kurs mata uang.
Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing
Dalam jual beli antara bank dengan nasabah seperti bank notes, traveller cheque,
rekening giro atau deposito valas yang penyerahannya dapat dilakukan pada saat transaksi,
namun untuk transaksi valas yang dilakukan dalam perdagangan internasional tidak
selamanya penyerahan dapat dilakukan pada saat transaksi, mengingat jarak yang relatif jauh,
perbedaan waktu serta volume transaksi yang besar walaupun pada akhirnya semua transaksi
ditutup secara tunai (spot). Oleh karena itu, ada 3 jenis transaksi yang dapat dilakukan di
bursa valas, yaitu:
1. Transaksi Tunai (spot transaction)
Dalam transaksi tunai biasanya penyerahan valas ditetapkan 2 hari kerja
berikutnya. Misalnya kontrak jual beli valas ditutup tanggal 10, maka penyerahannya
dilakukan tanggal 12, namun apabila tanggal 12 adalah hari Minggu atau hari libur
negara asal, maka penyerahan dapat dilakukan pada kari berikutnya. Tanggal
penyelesaian transaksi seperti ini disebut tanggal valuta atau value date.
Penyerahan dana dalam transaksi tunai pada dasarnya dapat dilakukan dalam 3
cara:
Value today disebut juga cash settlement, yaitu penyerahan dilakukan pada
tanggal (hari) yang sama dengan tanggal (hari) dilakukannya transaksi.
Value tomorrow disebut juga one day settlement, yaitu penyerahan dilakukan
pada hari kerja berikutnya.
Value spot, yaitu penyerahan dilakukan dua hari kerja setelah tanggal
transaksi.
2. Transaksi berjangka/tunggak (forward transaction)
Dalam transaksi berjangka penyerahan dilakukan beberapa hari mendatang
baik secara mingguan atau bulanan. Kurs dilakukan pada waktu kontrak dilakukan,
akan tetapi pembayaran dilakukan beberapa waktu yang akan datang sesuai dengan
jangka waktunya. Akibatnya rate yang digunakan dalam transaksi berjangka lebih
tinggi dibandingkan dengan transaksi tunai. Transaksi semacam ini
disebut premium dan bila sebaliknya disebut discount. Transaksi berjangka ini sering
dilakukan untuk pemagaran risiko terhadap fluktasi tingkat pertukaran (exchange
rates) dan menjamin nilai tagihan di masa ynag akan datang dan juga untuk tujuan
spekulasi.
3. Transaksi barter (swap transaction)
Transaksi barter dalam pasar antar bank adalah pembelian dan penjualan
secara bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan 2 tanggal valuta (penyerahan)
yang berbeda. Dengan demikian, transaksi barter merupakan kombinasi antar pembeli
dan penjual untuk dua mata uang secara tunai yang diikuti membeli dan menjual
kembali mata uang yang sama secara tunai dan berjangka secara stimulan dalam batas
waktu yang berbeda. Transaksi barter sering kali disebut transaksi tukar pakai suatu
mata uang untuk jangka waktu tertentu dan transaksi barter jumlah pembelian suatu
mata uang selalu sama dengan jumlah penjualannya, oleh kerenanya tidak mengubah
posisi pertukaran keuntungan.
Tujuan dari transaksi barter adalah untuk menjaga kemungkinan dari kerugian
yang disebabkan oleh perubahan kurs. Transaksi barter dapat dilakukan oleh BI
dengan bank atau antara bank dengan nasabahnya. Dengan kata lain, bahwa barter
merupakan transaksi berjangka yang dikaitkan dengan transaksi tunai atau
kebalikannya. Misalnya, jual tunai beli berjangka atau beli berjangka jual tunai.
Transaksi barter banyak dilakukan oleh bank apabila suatu saat bank mengalami
kelebihan jenis mata uangnya. Sebagai contoh, bank berlebihan uang yang disimpan
nasabah dalam deposito valas US$ sedangkan kredit yang diberikan kebanyakan
dalam yen JPN, maka kepincangan ini dapat ditutup melalui transaksi barter.

4. Transaksi Option
Transaksi Option adalah sebuah kontrak finansial yang memberikan hak
kepada pembeli dan kewajiban pada penjual untuk membeli atau menjual sesuatu
pada harga, satuan dan waktu tertentu. Pembeli dalam hal ini adalah pihak yang
mengalihkan resiko kepada penjual dengan cara membayar premi. Melalui perjanjian
ini, pembeli tidak mau menerima resiko melebihi premi yang dibayarkan namun
berhak untuk mengambil keuntungan yang tidak terbatas. Sementara di sisi lain,
penjual adalah pihak yang menerima premi sebagai keuntungan maksimal dan
bersedia untuk menanggung kerugian yang tidak terbatas.
Pembeli berhak memilih apakah akan menggunakan hak tersebut atau tidak.
Jika pembeli memilih menggunakan hak tersebut, maka penggunaan tersebut dikenal
dengan nama exercise. Dengan meng-exercise option, pembeli akan membeli atau
menjual pada harga yang sudah disepakati dalam kontrak. Jika pembeli memilih untuk
tidak menggunakan hak pembeli atau lapse maka kontrak akan berakhir tanpa
nilai. Transaksi Option dilakukan di bursa atau di luar bursa (OTC) melalui broker
tertentu. Dan jenis instrumen yang dapat dicakup oleh Transaksi Optionberaneka
ragam, bisa mata uang, komoditi fisik, sekuritas atau properti.




Valuta Asing Menurut Perspektif Islam
Perdagangan valuta asing dapat dianalogikan dengan pertukaran antara emas dan
perak (sharf). Harga atau pertukaran itu dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan antara
penjual dan pembeli.
Aktivitas perdagangan valuta asing harus terbebas dari unsur riba, maisir, gharar.
Dalam pelaksanaannya haruslah memperhatikan beberapa batasan berikut:
Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (spot), artinya masing-masing
pihak harus menerima/menyerahkan masing-masing mata uang pada saat yang
bersamaan.
Motif pertukaran adalah untuk kegiatan bisnis sektor riil, yaitu transaksi
barang dan jasa, bukan dalam rangka spekulasi.
Harus dihindari jual beli bersyarat. Misalnya, si A setuju membeli barang dari
B hari ini dengan syarat B harus membelinya kembali pada tanggal tertentu di
masa mendatang.
Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini
mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.
Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau dengan kata lain
tidak dibenarkan jual beli tanpa hak kepemilikan (bai al-fudhuli).
Dengan memperhatikan beberapa batasan tersebut, terdapat beberapa tingkah laku
perdagangan yang dewasa ini biasa dilakukan di pasar valuta asing konvensional harus
dihindari, antara lain:
Perdagangan tanpa penyerahan (future non-delivery trading atau margin
trading)
Jual beli valas bukan transaksi komersial (arbitrage), baik spot maupun
forward.
Melakukan penjualan melebihi jumlah yang dimiliki atau dibeli (oversold).
Melakukan transaksi swap.

Fatwa tentang Jual Beli Mata Uang (Valas)
Berikut ini adalah fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) NO.28/DSN-MUI/III/2002 tentang
transaksi jual beli mata uang.
Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut:
Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)
Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)
Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan
secara tunai (at-taqabudh).
Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku
pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.
Jenis-jenis Transaksi Valuta Asing:
Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing (valas) untuk
penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam
jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan
waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yan tidak bia dihindari (

) dan merupakan transaksi internasional.


Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya
ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara
2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yang
diunakan adalah hara yan diperjanjikan (muwaadah) dan penyerahannya
dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum
tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward
agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lilhajah).
Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga
spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama
dengan harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung
unsur maisir (spekulasi).
Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau
hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada
harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram, karena
mengandung unsur maisir (spekulasi).
Larangan Spekulasi Valas
Jual beli valas apabila motifnya untuk spekulasi, sebagaimana yang banyak terjadi
saat ini, maka hukumnya haram. Argumentasi dan dasar pemikiran larangannya dirumuskan
dalam bentuk poin di bawah ini :
a. Pendapat Mahathir Muhammad, PM Malaysia, Mahathir Muhammad dikenal luas
sebagai orang yang mengecam keras praktik perdagangan valas (Margin trading
valas). Larangan keras ini didasarkan pada sejumlah alasan :
Berdagang valuta asing ini tidak ubahnya seperti judi, karena dalam
transaksinya penuh dengan spekulasi.
Konstribusi margin trading sangat signifikan terhadap melemahnya rupiah atas
dollar AS. Sedangkan melemahnya rupiah atas dollar merupakan bencana bagi
ekonomi Indonesia.
Praktik margin trading biasanya tidak mengindahkan fair bussines.
Karena tidak ada proses transaksi riil, para pelaku hanya mengandalkan selisih
dari harga valuta pada saat penutupan.
b. Uang bukan komoditas. Dalam ekonomi Islam, uang tidak boleh dijadikan sebagai
komoditas, namun dalam perdagangan valuta, yang secara jelas, telah dijadikan
sebagai komoditas.
Perdagangan valas dalam kegiatan spekulasi adalah sebuah transaksi maya
(semu), karena padanya tidak terdapat jual beli sektor riil. Dalam perdagangan valas,
yang diperjualbelikan adalah uang itu sendiri, bukan barang atau jasa. Mereka hanya
memperjualbelikan kertas berharga dan mata uang untuk tujuan spekulasi. Selisih dan
tambahan (gain) yang diperoleh tanpa jual beli itu termasuk kepada riba.
Karena gain itu diperoleh bihairi iwadhin, yakni tanpa ada ektor riil yan
dipertukarkan, kecuali mata uang itu sendiri.
Tegasnya, gain (harga beli lebih besar dari harga jual) yang diperoleh dalam
perdagangan valas adalah riba. Pelarangan riba yang secara tegas terdapat dalam Al-
Quran (QS. Al-Baqarah : 275-279), pada hakikatnya, merupakan pelarangan terhadap
transaksi maya. Firman Allah,


Allah menhalalkan jual beli (ektor riil), dan menharamkan riba (tranaki maya).

Kesimpulan
1. Valuta asing dalam istilah bahasa Inggris dikenal dengan money changer atau foreign
exchange, sedangkan dalam istilah Arab disebut al-sharf.
2. Jenis-jenis transaksi valuta asing dan hukumnya menurut islam :
Transaksi tunai (spot transaction) : boleh
Transaksi berjangka (forward transaction) : haram
Transaksi barter (swap transaction) : haram
Transaksi option : haram
3. Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)
Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)
Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus
sama dan secara tunai (at-taqabudh).
Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang
berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.
4. Jual beli valas apabila motifnya untuk spekulas hukumnya haram.

Вам также может понравиться