Вы находитесь на странице: 1из 23

OBAT YANG BEKERJA PADA

SISTEM SARAF
OBAT YANG BEKERJA PADA SISTEM SARAF

1. Hipnotik Sedatif dan Alkohol
2. Analgetik : Opiat (SSP) dan Non-Opiat (Perifer)
3. Anastesi : Umum dan Lokal
4. Antiemetika
5. Muskorelaksansi (merelaksasi otot serat Lintang)
6. Antikonvulsi /Antiepileptika
7. Obat Anti Parkinson
8. Senyawa Yang Bekerja Pada Ganglion: Merangsang dan
Menghambat
9. Senyawa yang Bekerja Pada Simpatikus
10. Senyawa yang Bekerja pada Parasimpatikus
11. Psikofarmaka

TERAPI GANGGAUN KESADARAN



Kesadaran: keadaan yang mencerminkan pengintegrasian
impuls aferen dan eferen.

Gangguan kesadaran: keadaan dimana tidak terdapat aksi
dan reaksi, walaupun diransang secara kasar.


Tingkat Kesadaran

Kompos mentis : sadar sepenuhnya baik terhadap dirinya
maupun lingkungan. Aksi dan reaksi bersifat adekuat yang tepat
dan sesuai.
Apatis : tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungan.
Delirium : penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik dan
siklus tidur bangun yang terganggu. Gelisah, kacau, disorientasi
dan meronta-meronta.
Somnolen (letargi, obtundasi, hipersomnia) : mengantuk yang
masih dapat dipulihkan bila diberi ransangan tapi saat
ransangan dihentikan, pasien tertidur lagi. Jumlah jam tidur
meningkat dan reaksi psikologis lambat.
Soporous/stupor : keadaan mengantuk yang dalam, masih dapat
dibangunkan dengan ransangan kuat tetapi tidak terbangun
sempurna dan tidak dapat memberijawaban verbal yang baik.
Reflek kornea dan pupil baik, BAB dan BAK tidak terkontrol.
Stupor disebabkan oleh disfungsi serebral organik difus.


Semi koma : penurunan kesadaran yang tidak member respon
terhadap ransangan verbal dan tidak dapat dibangunkan sama
sekali, tapi reflek kornea dan pupil masih baik.
Koma : penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada
gerakan spontan dan tidak ada respon terhadap nyeri.
Derajat kesadaran yang paling rendah yaitu koma.

Penurunan Kesadaran

Keadaan bersifat sementara
Biasanya terjadi secara mendadak
Penderita mengalami penurunan kemampuan
dalam memusatkan perhatiannya
Menjadi linglung
Mengalami disorientasi
Tidak mampu berfikir secara jernih

Penurunan Kesadaran :

Keadaan mental yang abnormal, bukan suatu penyakit; dengan
sejumlah gejala yang menunjukkan penurunan fungsi mental.

Berbagai keadaan atau penyakit:
- Mulai dari dehidrasi ringan
- Keracunan obat
- Infeksi.

Keadaan ini paling sering terjadi pada:
- Usia lanjut
- Penderita yang otaknya telah mengalami gangguan
- Sakit berat,
- Mengkonsumsi obat menyebabkan perubahan pikiran/ perilaku
- Mengalami demensia.


Penyebab :

- Alkohol, obat-obatan dan bahan beracun
- Efek toksik dari pengobatan
- Kadar elektrolit, garam dan mineral (kalsium, natrium, magnesium)
tidak normal akibat pengobatan, dehidrasi /penyakit tertentu
- Infeksi akut disertai demam
- Hidrosefalus bertekanan normal: keadaan cairan yang membantali
otak tidak diserap sebagaimana mestinya dan menekan otak
- Hematoma subdural: pengumpulan darah di bawah tengkorak yang
dapat menekan otak.
- Meningitis, ensefalitis, sifilis (penyakit infeksi yang menyerang otak)
- Kekurangan tiamin dan vitamin B12
- Hipotiroidisme
- Tumor otak (kadang menyebabkan linglung dan gangguan ingatan)
- Patah tulang panggul dan tulang-tulang panjang
- Fungsi jantung atau paru-paru yang buruk sehingga rendahnya kadar
oksigen atau tingginya kadar karbon dioksida di dalam darah
- Stroke.

GEJALA
Dapat diawali berbagai gejala dan kasus yang ringan
mungkin sulit untuk dikenali.
Tingkah laku bervariasi, tetapi sama seperti orang
mengalami mabuk berat.
Ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian.
tidak dapat berkonsentrasi, sehingga memiliki kesulitan
dalam mengolah informasi yang baru dan tidak dapat
mengingat peristiwa yang baru terjadi.
Hampir semua penderita mengalami disorientasi waktu
dan bingung dengan tempat dimana berada.
Pikiran kacau, mengigau dan terjadi inkoherensia.
Pada kasus berat, tidak mengetahui diri sendiri.
Beberapa mengalami paranoia dan delusi (percaya sedang
terjadi hal-hal aneh).
Respon terhadap kesulitan yang dihadapinya berbeda-
beda; ada sangat tenang dan menarik diri, sedangkan
lainnya menjadi hiperaktif dan mencoba melawan
halusinasi maupun delusi yang dialaminya.

Penyebabnya obat-obatan, sering terjadi perubahan
perilaku.

- Keracunan obat tidur: sangat pendiam, menarik diri,
- Keracunan amfetamin: menjadi agresif dan hiperaktif.

Delirium bisa berlangsung selama berjam-jam, berhari-
hari atau bahkan lebih lama lagi, tergantung kepada
beratnya gejala dan lingkungan medis .

Delirium sering bertambah parah pada malam hari (suatu
fenomena yang dikenal sebagai matahari terbenam).

Pada akhirnya, akan tidur gelisah dan bisa berkembang
menjadi koma (tergantung kepada penyebabnya).

TERAPI:

Tergantung Penyebabnya;

- Infeksi diatasi : Antibiotik, Anti virus

- Demam diatasi dengan obat penurun panas

- Kelainan kadar garam & mineral darah diatasi :
pengaturan kadar cairan dan garam dalam darah.

- Meringankan agitasi diberikan obat-obat Benzodiazepin
(Diazepam, Triazolam dan Temazepam).

- Obat anti-psikosa (Haloperidol, Tioridazin, Klorpromazin)
biasanya hanya kepada yang mengalami paranoid atau
sangat ketakutan atau yang tidak dapat ditenangkan
dengan benzodiazepin.

- Karena alkohol: Benzodiazepin sampai masa agitasi hilang,
Alkohol kronik: Diazepam cukup efektif dan aman

- Gangguan kesadaran diikuti kerusakan atau cedera
serebral, operasi otak dan infark selebral
(misal: Citicoline Na)


KOMPOSISI
Citicoline Na.

INDIKASI
- Gangguan kesadaran yang diikuti kerusakan atau cedera serebral,
operasi otak dan infark selebral.
- Mempercepat rehabilitasi tungkai atas dan bawah pada pasien
hemiplegia apopleksi.

PERHATIAN
Pasien dengan kesadaran akut, berat dan progresif. Hemostasis, Tekanan Intra
Kanial. Injeksi Intra Vena perlahan-lahan . Jangan diberikan dosis tinggi pada
perdarahan intrakranial.

EFEK SAMPING
Hipotensi, ruam, insomnia, sakit kepala, diplopia.

KEMASAN
Ampul 500 mg/4 mL x 5 biji

DOSIS
Gangguan kesadaran karena cedera kepala atau operasi otak : 1 - 2 kali
sehari 100 - 500 mg secara intra vena drip atau injeksi.
Gangguan kesadaran karena infark selebral : 1 kali sehari 1000 mg, secara
injeksi Intra Vena.
Hemiplegia apopleksi : 1 kali sehari 1000 mg secara oral atau injeksi Intra
Vena.


Benzodiazepin:
Diazepam nerupakan prototip derivat Benzodiazepin
Farmakokinetika
Farmakodinamik
Absorpsi
Distribusi
Metabolisme
Eksresi
Indikasi
Mekanisme Kerja Obat
Efek Samping
Kontra Indikasi
Interaksi

Radang Selaput Otak (meningitis)
Meningitis bakterial

Infeksi pada cairan serebrospinal (CSS) yang disertai
radang piamater dan arachnoid, ruang subarachnoid,
jaringan superficial otak dan medulla spinalis.
Neonatus : Gangguan kesadaran (apati, letargi, renjatan,
dan koma)
Anak dan orang dewasa: Gangguan kesadaran (letargi)


TERAPI :

UMUM
Istirahat mutlak
Infeksi yang cukup berat, pasien harus dirawat diruang
isolasi
Perhatikan fungsi resperasi, kalau terjadi respiratory
distress, pasang pipa endotrakeal atau trakeostomi.
Pantau pemberian cairan parenteral
Perbaiki dehidrasi, dimana pada orang dewasa
normalnya membutuhkan 3000 ml cairan sehari
Segera atasi hiponatremia dan hipokalemia
Perhatikan kemungkinan kejang, hiperpireksia, edema
otak dan kekurangan gizi.

Pemberian antibiotik:

Sesuai dengan bakteri dan dalam dosis tinggi :
- Pneumokokok, Streptokokok, Meningokok :
Penisilin G, Dosis 1-2 juta unit tiap 2 jam.
- Hemofilus: Kloramfenikol 4 x 1 gr/24 jam atau
Ampisilin 4 x 3 gr/24 jam intravena.
- Meningokok beri sulfadiazine 12 x 500 mg dalam 24 jam
selama 10 hari.
- E.coli, klebsiela, proteus dan kuman gram negatif:
Gentamisin:
Bayi prematur: 5mg/KgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
Neonatus : 7.5mg/KgBB/hari dalam 3x pemberian
Bayi, Anak dan Dewasa: 5mg/KgBB/hari dalam 3x pemberian.

Selama menunggu hasil biakan, berikan antibiotik spektrum
luas selama 10-14 hari sekurang-kurangnya 7 hari. Setelah
demam bebas berikan secara parenteral

Terapi Trauma Susunan Saraf Pusat
Trauma : Cedera kepala.
Penatalaksanaan Medik
Cedera kepala yang utama adalah mencegah terjadinya cedera otak
sekunder. Cedera otak sekunder disebabkan oleh faktor sistemik
seperti hipotesis atau hipoksia atau oleh karena kompresi jaringan
otak. Pengatasan nyeri yang adekuat juga direkomendasikan pada
pendertia cedera kepala.

Penatalaksanaan umum:
Nilai fungsi saluran nafas dan respirasi.
Stabilisasi vertebrata servikalis pada semua kasus trauma.
Berikan oksigenasi.
Awasi tekanan darah
Kenali tanda-tanda shock akibat hipovelemik atau neuregenik.
Atasi shock
Awasi kemungkinan munculnya kejang

TERAPI:

Dexamethason/kalmethason: Pengobatan anti edema serebral,
dosis sesuai berat ringannya trauma.
Terapi hiperventilasi (trauma kepala berat), mengurangi
vasodilatasi.
Pemberian analgetika
Pengobatan anti oedema dengan larutan hipertonis yaitu
manitol 20% atau glukosa 40 % atau gliserol 10 %.
Antibiotika yang mengandung barrier darah otak (penisilin).
Makanan atau cairan.
Trauma ringan bila muntah-muntah tidak diberikan apa-apa,
hanya cairan infus dextrosa 5% , aminofusin, aminofel (18 jam
pertama dari terjadinya kecelakaan), 2-3 hari kemudian
diberikana makanan lunak.

Pada trauma berat, hari-hari pertama (2-3 hari), tidak terlalu
banyak cairan. Dextrosa 5% untuk 8 jam pertama, ringer
dextrose untuk 8 jam kedua dan dextrosa 5% untuk 8 jam ketiga.

Terapi Gangguan Saraf Perifer

Polineuropati:
Kelainan fungsi yang berkesinambungan pada beberapa saraf perifer di
seluruh tubuh.

Penyebab:

Infeksi , kadang karena racun dihasilkan oleh beberapa bakteri (misal:
difteri) atau karena reaksi autoimun (sindroma Guillain-Barr).
Bahan racun bisa melukai saraf perifer dan menyebabkan
polineuropati atau mononeuropati (lebih jarang).
Kanker : dengan menyusup langsung ke dalam saraf atau menekan
saraf atau melepaskan bahan racun.
Kekurangn gizi dan kelainan metabolik .
Kekurangan vitamin B bisa mengenai saraf perifer di seluruh tubuh.
Penyakit menyebabkan polineuropati kronik (menahun) adalah
diabetes, gagal ginjal dan kekurangan gizi (malnutrisi) yang berat.
Polineuropati kronik cenderung berkembang secara lambat (sampai
beberapa bulan atau tahun) dan biasanya dimulai di kaki (kadang di
tangan).


Pengendalian kadar gula darah yang buruk pada
penderita diabetes bisa menyebabkan beberapa jenis
polineuropati.

Yang paling sering ditemukan adalah neuropati
diabetikum, yang merupakan polineuropati distalis,
yang menyebabkan kesemutan atau rasa terbakar di
tangan dan kaki.

Diabetes juga bisa menyebabkan mononeuropati atau
mononeuropati multipel yang berakhir dengan
kelemahan, terutama pada mata dan otot paha.
GEJALA
Kesemutan, mati rasa, nyeri terbakar dan ketidakmampuan
untuk merasakan getaran atau posisi lengan, tungkai dan sendi
merupakan gejala utama dari polineuropati kronik.

Nyeri seringkali bertambah buruk di malam hari dan bisa timbul
jika menyentuh daerah yang peka atau karena perubahan suhu.

Penderita tidak bisa merasakan suhu dan nyeri, sehingga mereka
sering melukai dirinya sendiri dan terjadilah luka terbuka (ulkus
di kulit) akibat penekanan terus menerus atau cedera lainnya.

Karena tidak dapat merasakan nyeri, maka sendi sering
mengalami cedera (persendian Charcot).

Ketidakmampuan untuk merasakan posisi sendi menyebabkan
ketidakstabilan ketika berdiri dan berjalan.
Pada akhirnya akan terjadi kelemahan otot dan atrofi
(penyusutan otot).


Banyak penderita yang juga memiliki kelainan pada
sistem saraf otonom, yang mengendalikan fungsi
otomatis di dalam tubuh, seperti denyut jantung,
fungsi pencernaan, kandung kemih dan tekanan
darah.
Jika neuropati perifer mengenai saraf otonom, maka
bisa terjadi:
- diare atau sembelit
- ketidakmampuan untuk mengendalikan saluran
pencernaan atau kandung kemih
- impotensi
- tekanan darah tinggi atau rendah
- tekanan darah rendah ketika dalam posisi berdiri
- kulit tampak lebih pucat dan lebih kering
- keringat berlebihan.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan
hasil pemeriksaan fisik.

Elektromiografi dan uji kecepatan penghantaran saraf
dilakukan untuk memperkuat diagnosis.

Pemeriksaan darah dilakukan jika diduga
penyebabnya adalah kelainan metabolik (anemia
pernisiosa karena kekurangan vitamin B12), diabetes
(kadar gula darah meningkat) dan gagal ginjal (kadar
kreatinin meningkat).

Pemeriksaan air kemih bisa menunjukkan adanya
keracunan logam berat atau mieloma multipel.
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah diabetes, maka pengendalian
kadar gula darah bisa menghentikan perkembangan
penyakit dan menghilangkan gejala, tetapi
penyembuhannya lambat.

Mengobati gagal ginjal dan mieloma multipel bisa
mempercepat penyembuhan polineuropati.

Pembedahan dilakukan pada penderita yang
mengalami cedera atau penekanan saraf.

Terapi fisik kadang bisa mengurangi beratnya kejang
otot atau kelemahan otot.

Вам также может понравиться