TUTORIAL KASUS Appendicitis Anatomi Apendiks Merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya bervariasi berkisar antara 2-22 cm
Letak basis apendiks berada pada posteromedial sekum pada pertemuan ketiga taenia koli, kira-kira 1-2 cm di bawah ileum
Menurut Wakeley (1997) lokasi apendiks adalah sebagai berikut: retrosekal (65,28%) pelvikal (31,01%) subsekal (2,26%) preileal (1%) postileal serta parakolika kanan (0,4%) Appendiks mendapat vaskularisasi dari a.Appendicularis a.Iliocolica a. Mesenterica superior. a. Appendicularis merupakan suatu arteri yang tidak memiliki kolateral (endarteri) , sehingga jika tersumbat mengakibatkan ganggren
Darah dari appendiks di drainage ke v. appendicularis v. Ileocolica
Innervasi appendiks dari cabang n.X (parasimpatis), sehingga nyeri viseral pada appendisitis bermula disekitar umbilikus.
Apendisitis Akut Apendisitis akut = infeksi bacterial pada apendiks vermiformis
Merupakan keadaan akut abdomen yang memerlukan pembedahan segera untuk mencegah komplikasi yang lebih buruk Jika telah terjadi perforasi : peritonitis umum terjadinya abses komplikasi pascaoperasi seperti fistula dan infeksi luka operasi
Faktor Predisposisi : Diet yang rendah serat massa feces yg terbentuk sedikit rangsangan peristaltik usus sedikit feces tertimbun di usus dlm wantu lama obstruksi usus Faktor Kausatif Obstruksi (80% kasus) Fecalith kotoran / feses yang membatu / menjendal / mengeras Corpus aleinum contohnya : batu, kelereng, ato jambu biji Parasit misalnya infeksi oleh cacing Ascaris agen obstruktif ekstra lumenar: hipertrofi folikel limfoid tela submukosa, appendix yang tertekuk dll
Infeksi Agen infeksi disini bisa berasal dari 2 tempat, yaitu : Intralumenar kuman-kuman yang terdapat di colon Hematogen misal pd kasus pneumonia, bakterinya bisa menyebar sampai ke usus
Akibat sumbatan / obstruksi mengakibatkan sekresi mukus terganggu , sehingga tekanan intra lumen meningkat mengakibatkan gangguan drainage pada :
Limfe : Oedem kuman masuk ulcerasi mukosa Appendisitis akut Vena : TrombusIskhemikuman masuk pus Appendisitis Supuratif Arteri : Nekrosis kuman masuk ganggren Appendisitis ganggrenosa Perforasi peritonitis umum
4 faktor yang mempengaruhi terjadinya appendisitis : Adanya isi lumen Derajat sumbatan yang terus menerus Sekresi mukus yang terus menerus Sifat inelastis / tak lentur dari mukosa appendik
OBSTRUCTION OF THE LUMEN MUCOUS RETENTION DISTENSION (INCREASE INTRALUMINAR PRESSURE) LYMPH AND VENOUS OCCLUSION MUCOSAL AND SUB MUCOSAL OEDEMA BACTERIAL TRANSLOKATION INFLAMMATION / SUPPURATION PUS ENTER THE LUMEN OVER DISTENSION ARTERIAK OCCLUSION PRESSURE NECROSIS / GANGRENE
PERFORATION
Patologi Gejala (Symptoms) Nyeri abdomen Nyeri Visceral Karena peningkatan tekanan di dalam lumen appendix. Biasanya menetap dan kontinyu, tetapi tidak parah. Bersifat difus dan tidak bisa dilokalisasi. Lokasi di daerah kulit sekitar umbilikus/epigastrium, sehingga sering juga dikira gastritis.
Nyeri Somatik Timbul 6-8 jam setelah pasien merasakan nyeri di epigastrium/umbilicus beralih ke daerah kanan bawah (titik McBurney) dan sifatnya menetap. Karena proses infeksi sudah mengenai peritoneum parietal di sekitar appendix. Terlokalisasi dan diperkuat oleh gerakan atau tindakan seperti batuk atau bersin. Anoreksia, mual, muntah Biasanya timbul pada pasien-pasien yang mengalami infeksi pada organ viscera-nya. Hal ini mungkin akibat pengaruh dari adanya refleks vagal
Obstipasi Tp pd anak2 biasanya justru diare
Gejala lain : Dysuria jika infeksi sdh menyebar ke sal.kemih Leukorrhea karena masuknya sekret serous dari apendiks ke rongga peritoneum, sampai ke ostium tuba, lalu keluar lewat vagina
Demam Biasanya demam muncul setelah ada keluhan nyeri perut
Tanda (Signs) Nyeri tekan di daerah fossa iliaca dextra, khususnya di titik McBourney.
Rebound tenderness
Muscular guarding / defans muskular lokal peritonitis defans muskularnya lokal general peritonitis defans muskularnya bisa seluruh abdomen
Rectal toucher Didapatkan nyeri di sebelah kanan dari dinding abdomen rectum karena infeksi yang sudah menyebar luas sampai ee daerah rectum
Grade 1 : simple appendicitis Grade 2 : suppurative appendicitis Grade 3 : gangrenous appendicitis Grade 4 : perforative appendicitis Grade 5 : abses Skor Alvarado Skor Alvarado adalah sistem skoring yang didasarkan pada gejala dan tanda klinis apendisitis akut.
skor 7 atau lebih apendisitis akut, tx : operasi skor 5 atau 6 posible appendicitis, tx : antibiotik Skor 1-4 dipertimbangkan apendisitis, tx : melakukan observasi Special Test Rovsings sign Rasa sakit pada kuadran kanan bawah pada waktu kiri bawah ditekan.
Psoass sign Caranya : Tungkai kanan pasien diangkat dalam keadaan lurus, kemudian lutut dipegang/ditekan. Kalo pada titik McBourney terasa nyeri, berarti Psoass sign (+)
Obsturators sign Caranya : Pasien disuruh tidur telentang, lalu dilakukan gerakan berupa fleksi coxae dan paha-nya diendo & eksorotasikan. Jika kemudian terasa nyeri di kanan bawah, berarti Obsturators sign (+)
Tern Horn sign hanya pada pria Caranya : testis bagian kanan ditarik ke bawah, jika timbul rasa nyeri berarti Tern Horn sign (+) Ultrasonografi Ultrasonografi telah banyak digunakan untuk diagnosis apendisitis akut maupun apendisitis dengan abses. Apendiks yang normal jarang tampak dengan pemeriksaan ini. Apendiks yang meradang tampak sebagai lumen tubuler, diameter lebih dari 6 mm, tidak ada peristaltik pada penampakan longitudinal, dan gambaran target pada penampakan transversal (Gustavo GR, 1995) Keadaan awal apendisitis akut ditandai dengan perbedaan densitas pada lapisan apendiks, lumen yang utuh, dan diameter 9 11 mm. Keadaan apendiks supurasi atau gangrene ditandai dengan distensi lumen oleh cairan, penebalan dinding apendiks dengan atau tanpa apendikolit. Keadaan apendiks perforasi ditandai dengan tebal dinding apendiks yang asimetris, cairan bebas intraperitonial, dan abses tunggal atau multipel (Gustavo GR, 1995).
Laboratorium Leukositosis
Hitung Jenis : terjadi Pergeseran ke Kiri (Neutrofilia)
Differential Diagnosis Mesenteric lymphadenitis Peptic ulcer perforation Pembedaan dilakukan dengan jalan pembuktian udara bebas intraabdomen pada foto tegak abdomen Acute cholecystitis Diverticulitis Jarang pd usia muda Kolik ureter bagian kanan tanda khas : hematuria, pasien guling2 kesakitan Infeksi traktus urinarius Pemeriksaan urin : leukositosis Ruptured ectopic pregnancy Twisted / torsion ovarian cyste Ruptured ovarian cyste (= Ruptur kista ovarium) Adnexitis tanda khas : nyeri berhubungan dengan menstruasi Treatment Appendiktomi Cito akut, abses & perforasi Elektif kronis
Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah apendektomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik. Penundaan apendektomi sambil memberikan antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi. Insidensi apendiks normal yang dilakukan pembedahan sekitar 20%
Konservatif kemudian operasi elektif (Infiltrat) Bed rest total posisi Fowler (posisi telentang, kepala ditinggikan 18-20 inchi, kaki diberi bantal, lutut ditekuk) Diet rendah serat Antibiotika spektrum luas Metronidazol Monitor : Infiltrat, tanda2 peritonitis(perforasi), suhu tiap 6 jam, LED, AL bila baik mobilisasi pulang CHRONIC APPENDICITIS Keluhan yang berupa nyeri abdomen kronik (berlangsung terus menerus) di daerah fossa iliaca dextra, tetapi tidak terlalu parah (not severe).
Nyeri tersebut bersifat continue atau intermittent.
Kadang-kadang gejalanya malah mirip kayak gastritis. Oleh karena itu pasien sering menganggapnya sebagai gastritis kronik / ulkus peptikum. Tetapi pasien mengeluhkan nyerinya tdk ilang padahal dia sudah minum obat maag.
lumen appendix tidak sepenuhnya mengalami obstruksi (hanya obstruksi partial aja) sekret appendix masih dapat diekskresikan ke dalam caecum sedikit demi sedikit retensi mucus yang berlebihan tidak terjadi tekanan intraluminar tidak terlalu meningkat
Appendicogram Cara-nya : pasien disuruh minum Barium (tdk perlu puasa dulu, lalu 12 jam kemudian baru di foto.
Hasilnya bisa berupa 3 hal berikut : Non filling maksudnya Barium tdk bisa masuk ke dalam lumen appendix. Mungkin hal ini disebabkan karena adanya valvula seperti pada orang normal. Partial filling : merupakan indikasi harus dilakukan operasi Filling defect : merupakan indikasi harus dilakukan operasi