Вы находитесь на странице: 1из 12

TUGAS MEKATRONIKA DASAR

MACAM-MACAM SENSOR DAN KEGUNAANNYA






Disusun oleh:
Muhammad Dienullah
F1C 010 004

JURUSAN MESINFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas
segala berkat, bimbingan, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
tugas ini.
Tugas ini berisi tentang mcam-macam sensor dan kegunaannya. Dimana dalam
pengerjaanya penulis menemui hambatan. Akan tetapi berkat bantuan dari bapak dosen dan
rekan-rekan sekalian, maka tugas ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Mengingat keterbatasan penulis, penulis membuka pintu selebar-lebarnya atas segala
kritik dan saran demi kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis mengucapkan trimakasih dan
smoga tugas yang disusun ini bisa bermanfaat.


Mataram, November 2012

Penulis








BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan
untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi
tegangan dan arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika, sensor
memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah yang
kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya (Petruzella, 2001).
Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara elektronik berfungsi
mengubah besaran fisik (misalnya : temperatur, cahaya, gaya, kecepatan putaran)
menjadi besaran listrik yang proposional. Sensor dalam teknik pengukuran dan
pengaturan ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan kualitas yakni :
1. Linieritas
Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus linier.
2. Tidak tergantung temperatur
Keluaran konverter tidak boleh tergantung pada temperatur di sekelilingnya,
kecuali sensor suhu.
3. Kepekaan
Kepekaan sensor harus dipilih sedemikian, sehingga pada nilai-nilai masukan
yang ada dapat diperoleh tegangan listrik keluaran yang cukup besar.
4. Waktu tanggapan
Waktu tanggapan adalah waktu yang diperlukan keluaran sensor untuk
mencapai nilai akhirnya pada nilai masukan yang berubah secara mendadak.
Sensor harus dapat berubah cepat bila nilai masukan pada sistem tempat sensor
tersebut berubah.

5. Batas frekuensi terendah dan tertinggi
Batas-batas tersebut adalah nilai frekuensi masukan periodik terendah dan
tertinggi yang masih dapat dikonversi oleh sensor secara benar. Pada
kebanyakan aplikasi disyaratkan bahwa frekuensi terendah adalah 0 Hz.
6. Stabilitas waktu
Untuk nilai masukan (input) tertentu sensor harus dapat memberikan keluaran
(output) yang tetap nilainya dalam waktu yang lama.
7. Histerisis
Gejala histerisis yang ada pada magnetisasi besi dapat pula dijumpai pada
sensor. Misalnya, pada suatu temperatur tertentu sebuah sensor dapat
memberikan keluaran yang berlainan.
Empat sifat diantara syarat-syarat dia atas, yaitu linieritas, ketergantungan
pada temperatur, stabilitas waktu dan histerisis menentukan ketelitian sensor
(Link, 1993).

B. TUJUAN
1. Mengetahui jenis-jenis sensor
2. Mengetahui Karesteristik sensor
3. Mengetahui prinsip kerja sesnsor
4. Menetahui cara mengunakan sensor

C. BATASAN MASALAH
Untuk mempermudah penulisan maka perlu adanya pembatasan masalah
mengenai cari 3 jenis sensor pada laboratorium enggnering , penulis hanya
membahas mengenai jenis-jenis, karakteristik, prinsip kerja sensor dan cara
menunakan..





BAB II PEMBAHASAN


A. LDR (Light Dependent Resistor)
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan suatu sensor yang apabila terkena
cahaya maka tahanannya akan berubah. Tampilan fisik LDR dapat dilihat pada
gambar 1. dibawah ini :

Gambar 1. LDR (Light Dependent Resistor)
1. Cara kerja LDR (Light Dependent Resistance)
Biasanya LDR (atau lebih dikenal dengan fotoresistor) dibuat berdasarkan
kenyataan bahwa film kadmium sulfida mempunyai tahanan yang besar jika
tidak terkena cahaya dan tahanannya akan menurun jika permukaan film itu
terkena sinar. Resistor peka cahaya atau fotoresistor adalah komponen
elektronik yang resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas
cahaya yang mengenainya. Fotoresistor dapat merujuk pula pada light dependent
resistor (LDR), atau fotokonduktor.
Fotoresistor dibuat dari semikonduktor beresistansi tinggi. Jika cahaya
yang mengenainya memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh
semikonduktor akan menyebabkan elektron memiliki energi yang cukup untuk
meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan (dan pasangan
lubangnya/hole) akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistansinya.
Besarnya tahanan LDR/fotoresistor dalam kegelapan mencapai jutaan
ohm dan turun sampai beberapa ratus ohm dalam keadaan terang. LDR dapat
digunakan dalam suatu jaringan kerja (network) pembagi potensial yang
menyebabkan terjadinya perubahan tegangan kalau sinar yang datang berubah.
LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis resistor yang memiliki
nilai resistansi yang tidak tetap. Artinya nilai tahanan/resistansi komponen ini
dapat berubah-ubah. Perubahan nilai resistansinya tergantung dari kuat
lemahnya cahaya yang dia terima. Resistansi LDR akan berubah seiring dengan
perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dari
sifat itulah LDR dapat digunakan sebgai sensor warna. Supaya cahaya yang
diterima LDR lebih fokus maka disekeliling LDR diberi cahaya LED, sehingga
LDR dapat mengenali warna-warna yang mengenainya, yang diterjemahkan
dalam bentuk tegangan (Volt). Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar
10M dan dalam keadaan terang sebesar 1K atau kurang. LDR terbuat dari
bahan semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari
cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus
listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.
Komponen yang dapat menerima ini merupakan komponen yang peka
cahaya. Komponen ini akan berjalan apabila berada ditempat akan menjadi
pulsa-pulsa sinyal listrik. Pada keadaan gelap tanpa cahaya sama sekali, LDR
memiliki nilai resistansi yang besar (sekitar beberapa Mega ohm). Nilai
resistansinya ini akan semakin kecil jika cahaya yang jatuh ke permukaannya
semakin terang. Pada keadaan terang benderang (siang hari) nilai resistansinya
dapat mengecil hingga beberapa ohm saja (hampir seperti konduktor).
2. Karakteristik LDR
Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu Laju Recovery dan Respon
Spektral.


a. Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan
cahaya tertentu kedalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati
bahwa nilai resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya
pada keadaan ruangan gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa
mencapai harga di kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju
recovery merupakan suatu ukuaran praktis dan suatu kenaikan nilai
resistansi dalam waktu tertentu.
Harga ini ditulis dalam K /detik, untuk LDR type arus harganya lebih
besar dari 200 K /detik (selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya
100 lux), kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu
pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang
dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400
lux.
b. Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang
gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa
digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, alumunium, baja,
emas, dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan
penghantar yang paling banyak digunakan karena mempunyai daya hantar
yang baik.

B. Fotodioda
Fotodioda adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Fotodioda
merupakan sensor cahaya semikonduktor yang dapat mengubah besaran cahaya
menjadi besaran listrik. Fotodioda merupakan sebuah dioda dengan sambungan p-n
yang dipengaruhi cahaya dalam kerjanya. Cahaya yang dapat dideteksi oleh
fotodioda ini mulai dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai
dengan sinar-X. Aplikasi fotodioda mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum
secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang
medis.

Gambar 2 : Simbol fotodioda (kiri), bentuk fotodioda (kanan)
1. Prinsip kerja fotodioda
Prinsip kerja dari fotodioda jika sebuah sambungan p-n dibias maju dan
diberikan cahaya padanya maka pertambahan arus sangat kecil sedangkan jika
sambungan p-n dibias mundur, maka arus akan bertambah cukup besar. Cahaya
yang dikenakan pada fotodioda akan mengakibatkan terjadinya pergeseran
foton yang akan menghasilkan pasangan elektron-hole dikedua sisi dari
sambungan. Ketika elektron-elektron yang dihasilkan itu masuk ke pita
konduksi maka elektron-elektron itu akan mengalir ke arah positif sumber
tegangan sedangkan hole yang dihasilkan mengalir ke arah negatif sumber
tegangan sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian. Besarnya pasangan
elektron ataupun hole yang dihasilkan tergantung dari besarnya intensitas
cahaya yang dikenakan pada fotodioda.
2. Karakteristik fotodioda
Ada beberapa karakteristik fotodioda yang perlu diketahui antara lain:
a. Arus linier bergantung pada intensitas cahaya.
b. Respons frekuensi bergantung pada bahan (Si 900 nm, GaAs 1500 nm, Ge
2000 nm).
c. Digunakan sebagai sumber arus.
d. Kapasitansi Junction turun menurut tegangan bias mundurnya.
e. Kapasitansi Junction menentukan respons frekuensi arus yang diperoleh.
3. Mode operasi
Fotodioda dapat dioperasikan dalam 2 animal mode yang berbeda:
a. Mode photovoltaic: seperti solar sell, penyerapan pada fotodioda
menghasilkan tegangan yang dapat diukur. Bagaimanapun, tegangan yang
dihasilkan dari tenaga cahaya ini sedikit tidak linier, dan range
perubahannya sangat kecil.
b. Mode fotokonduktivitas: disini fotodioda di aplikasikan sebagai tegangan
revers (tegangan balik) dari sebuah dioda (yaitu tegangan pada arah tersebut
pada dioda tidak akan menghantarkan tanpa terkena cahaya) dan
pengukuran menghasilkan arus foto (hal ini juga bagus untuk
mengaplikasikan tegangan mendekati nol).
4. Karakteristik bahan fotodioda
a. Silicon (Si) : arus lemah sangat gelap, kecepatan tinggi,sensitivitas bagus
antara 400 nm sampai 1000 nm (terbaik antara 800 nm sampai 900 nm).
b. Germanium (Ge) : arus tinggi sangat gelap, kecepatan lambat, sensitivitas
baik antara 600 nm sampai 1800 nm (terbaik 1400 nm sampai1500 nm).
c. Indium Gallium Arsennida (InGaAs) : mahal, arus kecil saat gelap, kecepatan
tinggi sensitivitas baik pada jarak 800 nm sampai 1700 nm (terbaik antara
1300 nm sampai 1600 nm).

C. Sel Fotovoltaik
Teknologi fotovoltaik merupakan suatu teknologi konversi yang mengubah
cahaya (foto) menjadi listrik (volt) secara langsung (direct conversion). Peristiwa ini
dikenal sebagai efek fotolistrik (photovoltaic affect). Didalam proses konversi cahaya-
listrik tidak ada bagian yang bergerak, sehingga produk teknologi fotovoltaik memiliki
umur teknis yang panjang (>25 tahun).
Teknologi fotovoltaik dikenal sebagai teknologi bersih sehingga penerapannya
akan mendukung program pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan. Beberapa keuntungan dari pemanfaatan teknologi fotovoltaik, antara lain:
a. Biaya operasional dan perawatan yang rendah (tidak diperlukan pembelian bahan
bakar dan keausan dalam proses konversi)
b. Tidak menimbulkan polusi udara karena tidak ada proses pembakaran sehingga
mengurangi pelepasan gas rumah kaca (greenhouse gas)
c. Tidak menimbulkan kebisingan karena tidak ada bagian yang bergerak
Sel Fotovoltaik. Efek fotolistrik ini terjadi pada suatu sel yang terbuat dari
bahan semikonduktor. Karena sifatnya, sel ini kemudian disebut sebagai sel fotovoltaik
(photovoltaic cell) atau sering juga disebut sebagai sel surya (solar cell). Sel fotovoltaik
merupakan komponen terkecil didalam sistem energi surya fotovoltaik (SESF).
Sinar matahari yang menimpa permukaan sel diubah secara langsung menjadi
listrik sebagai akibat terjadinya pergerakan pasangan electron-hole, sebagaimana
digambarkan pada skema dibawah ini. Teknologi sel fotovoltaik yang tersedia dewasa
ini masih didominasi oleh jenis sel dengan teknologi kristal, baik mono- maupun poli-
kristal, khususnya dari bahan dasar silikon.

Bahan yang Digunakan untuk Pembangunan Sel fotovoltaik. Bahan khusus
digunakan untuk pembangunan sel surya. Bahan-bahan yang disebut semikonduktor.
Bahan semikonduktor yang paling umum digunakan untuk pembangunan sel surya
adalah silikon. Beberapa bentuk silikon yang digunakan untuk konstruksi, mereka
adalah single-kristal, multi-kristal dan amorf. bahan lain yang digunakan untuk
pembangunan sel surya adalah film-film tipis polikristalin seperti diselenide tembaga
indium, telluride kadmium.
Modul Fotovoltaik. Modul fotovoltaik dirakit dari susunan sel surya atau sel
fotovoltaik yang dirangkai secara seri dan/atau paralel. Produk akhir dari modul
fotovoltaik menyerupai bentuk lembaran kaca dengan ketebalan sekitar 6-8 milimeter.
Efisiensi pembangkitan energi listrik yang dihasilkan modul fotovoltaik pada skala
komersial saat ini adalah sekitar 14 - 15 %.

Berapa Banyak Sinar matahari yang dibutuhkan? Sebuah sistem fotovoltaik akan
memerlukan akses jelas sinar matahari untuk hampir sepanjang hari. sistem
Photovoltaic tidak terpengaruh oleh cuaca buruk dan karenanya iklim bukan masalah
nyata. Kebanyakan modul PV dipasang di sudut untuk menangkap sinar matahari, oleh
karena itu, ada sinar matahari yang cukup untuk membuat sistem energi surya
fungsional dan efektif.
Kapasitas Modul Fotovoltaik. Besar energi listrik yang dihasilkan oleh modul
fotovoltaik tergantung pada intensitas radiasi matahari setempat dan kapasitas modul
fotovoltaik itu sendiri. Didalam perdagangan, kapasitas daya modul fotovoltaik
dinyatakan pada kapasitas puncaknya, yaitu besarnya daya yang mampu dibangkitkan
modul fotovoltaik pada keadaan standar uji (Standard Test Condition - STC) dan
dinyatakan dalam satuan: Watt-peak (Wp). Standar uji ini ditetapkan pada intensitas
1000 W/m
2
dan temperatur sel 25
o
C. Didalam realita; modul fotovoltaik akan bekerja
dengan radiasi yang berfluktuatif dan suhu sel yang lebih tinggi.
Di Indonesia, besar energi matahari yang jatuh pada permukaan seluas satu
meter persegi selama satu hari antara 3 - 6 kWh (satuan : kWh/m
2
.hari). Untuk modul
fotovoltaik 100 Wp yang diterapkan pada daerah dengan penyinaran matahari rata-rata
4,5 kWh/m2.hari akan mampu menyediakan energi sekitar 300 Watt-jam/hari.
Dimana Sistem Photovoltaic yang Digunakan? Sistem Photovoltaic yang
menghasilkan listrik yang bersih di seluruh dunia. Hampir setiap kebutuhan listrik
dapat dipenuhi dengan sistem fotovoltaik. Di lokasi terpencil, sistem photovoltaic
adalah pilihan termurah untuk memenuhi kebutuhan energi.
Photovoltaic sangat ideal untuk pemompaan air di daerah terpencil. Air dapat
dipompa ke tangki penyimpanan selama siang hari dan air kemudian dapat
didistribusikan oleh gravitasi kapan pun ia butuhkan. Di beberapa bagian dunia
berkembang, pasokan air dari seluruh desa yang didukung oleh fotovoltaik. Kegunaan
lain fotovoltaik termasuk pemantauan jarak jauh, pendinginan, dan energi untuk usaha
komersial kecil.
Photovoltaic juga terbukti menjadi sumber daya yang diandalkan dalam
peningkatan jumlah aplikasi seperti memberikan penerangan jalan dan pencahayaan
untuk area rekreasi, serta menyediakan tenaga untuk tanda-tanda jalan raya dan
peringatan.


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari tugas tentang Sensor ini, yaitu;
1. Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk
mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan
dan arus listrik.
2. persyaratan-persyaratan kualitas pada Sensor dalam teknik pengukuran dan
pengaturan ini harus memenuhi yakni : Linieritas, Tidak tergantung temperatur,
Kepekaan, Waktu tanggapan, Batas frekuensi terendah dan tertinggi, Stabilitas
waktu, dan Histerisis.
3. Jenis-jenis sensor , di antaranya: Light Dependent Resistor (LDR), Sel fotovoltaik
atau sel matahari, Fotodioda, dan sebagainya.
4. Pada jenis-jenis sensor tersebut, memiliki prinsip kerja dan karakteristik yang
berbeda-beda.

Вам также может понравиться