Вы находитесь на странице: 1из 10

ANAGEMENT

SSURANCE
Dibuat oleh :
Fitri Novalia 8335118300
Indah Fitriyani 8335118313
Magdalena Ulinta 8335118398
S1 Akuntansi FE UNJ 2011
PENGERTIAN ASURANSI
Asuransi adalah suatu mekanisme pengalihan risiko dari
risiko perorangan menjadi risiko kelompok. Dengan cara
mengalihkan risiko individu menjadi risiko kelompok, beban
ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta
asuransi akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian karena
memperoleh jaminan.

Dimana seseorang (insured atau tertanggung) atau kelompok
kecil orang melakukan transfer resiko yang dihadapinya (di masa
datang) dengan membayar premi (iuran atau kontribusi) kepada
pihak lain, yang disebut asuradur atau insurer, yang akan
menanggung resiko orang tersebut (tertanggung). Resiko yang
harus ditanggung asuradur atau badan penyelenggara asuransi
disebutbenefit atau manfaat asuransi yang besarnya ditetapkan
dimuka baik sesuai dengan besarnya premi individual atau
keseluruhan kelompok maupun yang tidak tergantung pada
resiko perorangan/kelompok.
PRINSIP DASAR ASURANSI
1. Insurable Interest
Masalah insurable interest merupakan prinsip yang paling fundamental karena menyangkut bentuk
atau rupa pertanggungan yang dijamin dalam suatu kontrak asuransi. Sesuatu yang
dipertanggungkan tersebut dapat berupa benda, harta, atau suatu kejadian yang dapat me-
nimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum. Dalam prinsip ini, yang perlu diperhatikan
adalah pada dasarnya sesuatu yang dipertanggungkan itu semata-mata menyangkut kepentingan
yang menimbulkan kerugian keuangan tertanggung atas sesuatu yang dipertanggungkan tersebut.

2. Utmost Good Faith
Terjemahan bebas prinsip utmostgoodfaith ini adalah "iktikad baik". Maksudnya, dalam
menetapkan suatu kontrak atau persetujuan, harus dilakukan dengan iktikad baik. Tertanggung
dan penanggung tidak diperbolehkan menyembunyikan suatu fakta yang dapat menyebabkan
timbulnya kerugian bagi pihak lain. Prinsip iktikad baik ini sebenarnya dapat berlaku umum pada
setiap perjanjian atau persetujuan. Kewajiban memberikan informasi dan fakta oleh kedua belah
pihak, tertanggung dan penanggung, disebut duty of disclosure.

3. Indemnity
4. Indemnity berarti mengembalikan posisi finansial tertanggung setelah terjadi kerugian seperti pada
posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut. Dengan demikian, indemnity merupakan prinsip ganti
rugi oleh penanggung terhadap tertanggung. Prinsip ini tidak berlaku bagi kontrak asuransi jiwa
atau asuransi kecelakaan karena prinsip indemnity ini berkaitan dengan penggantian kerugian
finansial yang dialami tertanggung. Menurut prinsip ini, tertanggung tidak dibenarkan memperoleh
pembayaran ganti rugi melebihi kepentingan tertanggung terhadap objek yang dipertanggungkan
tersebut

4. Proximate Cause
Proximate cause adalah suatu sebab aktif, efisien, yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa
secara berantai tanpa intervensi suatu kekuatan lain, yang diawali dan bekerja dengan aktif dari
suatu sumber baru dan independen. Asuransi harus memahami betul hubungan antara risiko yang
merupakan bagian yang dijamin oleh polis dengan prinsip proximate cause ini. Dalam suatu
kejadian misalnya, sering kita lihat secara jelas yang menjadi pokok kejadian dan akhir dari kejadian
tersebut. Namun, yang menjadi masalah adalah bagaimana bila terdapat suatu rentetan peristiwa
atau kejadian, dan dalam kejadian tersebut terdapat intervensi kekuatan baru yang ikut secara
langsung dan merupakan penyebab kejadian yang merugikan. Untuk dapat menentukan proximate
cause terhadap suatu rentetan peristiwa adalah dengan cara memperhatikan peristiwa pertama,
kemudian secara logika memperhatikan kejadian apa yang mungkin terjadi pada peristiwa
berikutnya.

5. Subrogasi
Subrogasi atau subrogation pada prinsipnya merupakan hak penanggung, yang telah memberikan
ganti rugi kepada tertanggung, untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan
asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian. Dengan adanya prinsip subrogasi ini, tertanggung
tidak dimungkinkan memperoleh ganti rugi yang lebih besar daripada kerugian yang benar-benar
dideritanya. Misalnya, dalam asuransi kendaraan bermotor, apabila mobilnya rusak karena ditabrak
oleh pengendara lain, maka proses pembayaran ganti rugi dapat dilakukan dengan penanggung
mengganti kerugian/kerusakan pihak tertanggung. Dalam hal ini, tertanggung tidak berhak lagi
meminta ganti rugi dari penabrak. Hak melakukan tuntutan ganti rugi kepada penabrak oleh
penanggung disebut hak subrogasi.

6. Contribution
7. Prinsip kontribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip indemnity. Prinsip kontribusi pada
dasarnya adalah suatu prinsip di mana penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain
yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut serta membayar ganti rugi kepada seorang ter-
tanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum tentu sama besar. Hal
tersebut dapat saja terjadi apabila tertanggung, dalam waktu yang bersamaan mempertanggungkan
suatu benda atas suatu risiko yang sama kepada beberapa penanggung. Dalam kondisi tersebut,
apabila terjadi klaim maka masing-masing penanggung harus membayar ganti rugi secara propor-
sional dengan jumlah yang ditanggungnya.

PENGERTIAN UMUM POLIS
Untuk setiap perjanjian perlu dibuat bukti tertulis
atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian. Bukti tertulis untuk
perjanjian asuransi disebut polis.
dibuat dengan iktikad baik dari kedua belah pihak
yang mengadakan perjanjian.
dituliskan / disebutkan dengan tegas dan jelas
mengenai hal-hal yang diperjanjikan oleh kedua
belah pihak, hak-hak masing-masing pihak, sangsi
atas pelanggaran perjanjian, dan sebagainya.
Redaksinya harus disusun sedemikian rupa
sehingga dengan mudah dapat ditangkap maksud
dari perjanjian itu, juga tidak memberi peluang
untuk menyalahtafsirkannya.
PENGERTIAN PREMI
Menurut pengertian umum,
Premi adalah sesuatu yang diberikan sebagai
hadiah atau derma, atau sesuatu yang dibayarkan
ekstra sebagai pendorong atau perancang, atau
sesuatu pembayaran tambahan di atas
pembayaran normal.
MACAM-MACAM ASURANSI
1. Asuransi Kerugian
Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan), kepentingan
keuangan (pecuniary), tanggung jawab hukum (liability) dan asuransi diri
(kecelakaan atau kesehatan).

2. Asuransi Jiwa
Pada hakekatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-orang
yang menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan
oleh risiko kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan terjadinya),
risiko hari tua (yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadinya,
tetapi tidak pasti berapa lama) dan risiko kecelakaan (yang tidak pasti
terjadi, tetapi tidak mustahil terjadi). Kerjasama mana dikoordinir oleh
perusahaan asuransi, yang bekerja atas dasar hukum bilangan besar (the
law of large numbers), yang menyebarkan risiko kepada orang-orang yang
mau bekerjasama. Yang termasuk dalam program asuransi jiwa seperti :
asuransi untuk pendidikan, pensiun, investasi, tahapan, kesehatan.

3. Asuransi Sosial
Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan
pemerintah berdasarkan UU. Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah
menyediakan jaminan dasar bagi masyarakat dan tidak bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan komersial.

USAHA PENUNJANG PERASURANSIAN
1. Pialang Asuransi adalah usaha yang memberikan jasa
perantara dengan bertindak mewakili tertanggung dalam
rangka transaksi yang berkaitan dengan kontrak asuransi.
2. Pialang Reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa
perantara dalam penempatan reasuransi, bertindak
mewakili perusahaan asuransi.
3. Penilaian Kerugian Asuransi adalah usaha yang
memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek
yang dipertanggungkan.
4. Konsultan Aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa
konsultan aktuaria.
5. Agen Asuransi adalah usaha yang memberikan jasa
pemasaran asuransi bagi suatu perusahaan yang memiliki
ijin usaha dari Menteri
MAANFAAT ASURANSI
Asuransi pada dasarnya dapat memberi manfaat bagi tertanggung (insured)
antara lain sebagai berikut:

a. Rasa aman dan perlindungan. Dengan memiliki polis asuransi maka
tertanggung akan terhindar dari kerugian-kerugian yang mungkin timbul.

b. Pendistribusian biaya dan manfaat Yang lebih adil. Semakin besar kemungkinan
terjadinya suatu kerugian dan semakin besar kerugian yang mungkin ditimbulkannya,
makin besar pula premi pertanggungannya.

c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.

d. Berfungsi sebagai tabungan.

e. Alat penyebaran risiko. Dengan asuransi, risiko kerugian dapat disebarkan kepada
penanggung.

f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha. Tertanggung akan melakukan investasi
atas suatu bidang usaha apabila investasi tersebut dapat ditutup oleh asuransi yang
dimaksudkan untuk mengurangi risiko.


RISIKO YANG DAPAT DIASURANSIKAN
1. Harus ada sejumlah penduduk atau masyarakat yang homogen dan cukup besar, yang akan terkena
resiko, yang memungkinkan kerugian-kerugian akibat resiko tadi dapat diperhitungkan dengan baik.
Maksudnya adalah jika suatu perusahaan asuransi mengasuransikan hanya sepuluh orang saja
sedangkan resiko yang timbul dapat bervariasi darikatakanlah seribu rupiah sampai satu milyar
rupiah, maka secara prinsip asuransi grup sepuluh orang ini tidak dapat diasuransikan. Resiko yang
diperoleh dari sepuluh orang tersebut tidak bisa dijadikan patokan untuk menghitung besarnya resiko
yang akan timbul. Semakin besar suatu paparan (exposure), akan semakin memperkuat kemampuan
perusahaan asuransi atau badan pelaksana untuk membuat perhitungan tentang kerugian atau
kehilangan pendapatan di masa yang akan datang.

2. Kerugian yang timbul akibat terjadinya sesuatu resiko haruslah definitif dan dapat diukur
(measurabel). Pengertian definitif artinya bahwa resiko atau kerugian tersebut dapat dengan pasti
ditentukan kejadiannya. Sedangkan measurabel adalah syarat dimana besarnya kerugian dapat
diketahui dengan pasti atau hampir pasti. Kita harus dapat mengatakan bahwa suatu kerugian telah
terjadi di suatu tempat dan pada waktu tertentu.

3. Kerugian yang terjadi haruslah secara kebetulan atau accidental. Kalau kerugian yang timbul terjadi
karena suatu tindakan kesengajaan karena ingin mendapatkan santunan asuransi, maka kerugian
tersebut tidak dapat diasuransikan.

4. Kerugian juga tidak merupakan sesuatu yang sudah hampir pasti akan terjadi (probabilitas kejadian
sangat tinggi) atau merupakan sesuatu yang dapat direncanakan. Misalnya, kalau kita mau
mengasuransikan makan yang kita tahu bahwa setiap hari kita membutuhkan makan paling sedikit dua
kali sehari, maka untuk rasa lapar, kita tidak dapat mengasuransikan. Karena hal tersebut sudah pasti,
manusia hidup harus makan.

5. Kerugian tidaklah boleh terlalu besar atau catastrophic. Pengertian catastrophic atau terlalu besar,
dapat berarti unitnya yang besar artinya banyak orang yang terkena kerugian pada saat yang
bersamaan.

Вам также может понравиться