Вы находитесь на странице: 1из 22

1

BAB I
PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang
Monotoring merupakan hal yang penting karena membantu mengatur
kompleksitas, membantu mengawasi, meningkatkan kolaborasi dan meningkatkan
kemampuan pembelajaran. Kunci yang sangat penting dalam membangun.
Monotoring yang tinggi dalam suatu organisasi adalah pencapaian hasil, bertindak
dengan integritas, dan pendemonstrasian perhatian. Peningkatan tingkat
kepercayaan membutuhkan keseimbangan dari hal-hal penting yang telah tersebut
di atas, meskipun ada konflik di antara para pihak dalam organisasi. Tindakan
penyeimbangan membutuhkan desain organisasi yang dapat mendukung
kepercayaan, baik struktur organisasi maupun budaya tidak formal (Shaw,1997).

Berdasarkan uraian tersebut timbul suatu pertanyaan. Apa definisi atau
pengertian Monitoring? Bagaimanakah prinsip monitoring yang baik? Dan apa
saja jenis dan kriteria monitoring? Dalam hal ini akan dikemukakan definisi atau
pengertian monitoring menurut pendapat para ahli atau pakar, antara lain : (1)
Siagian memberikan definisi Monitoring sebagai proses pengamatan dari pada
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjalin agar semua pekerjaan
yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tentukan
sebelumnya dan akan dibahas hal-hal mengenai Monitoring.


2

1.2 Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang dibahas adalah:
1.Apa pengertian monitoring ?
2.Apa hubungan antara monitoring dengan pemimpin ?
3.Apa saja langkah-langkah monitoring ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.Menjelaskan pengertian monitoring
2.Menjelaskan hubungan antara monitoring dengan pemimpin
3.Mengetahui langkah-langkah monitoring

1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi para pelaku organisasi
Makalah ini dapat menambah pengetahuan atau wawasan mengenai Monitoring
sehingga para pelaku organisasi dapat mempraktekkannya dalam organisasinya
agar lebih baik lagi.
2. Bagi mahasiswa/mahasiswi
Makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa/mahasiswi mengenai
Monitoring yang merupakan salah satu materi dalam mata kuliah Pengantar
Manajemen Pendidikan.



3

BAB II
PEMBAHASAN



2.1 Pengertian Monitoring
Pengertian dan definisi pengawasan telah banyak dan panjang lebar
dibicarakan para ahli. Beikut pengertian monitoring ( pengawasan ) menurut para
ahli :
1. Siagian ( 1970 : 107 ) : mengemukakan bahwa pengawasan sebagai
proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
untuk menjalin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan
sesuai dengan rencana yang telah di tentukan sebelumnya
1
.
2. Handoko (1995:359) : mendefinisikan pengawasan sebagai proses untuk
menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Hal ini
berkaitan dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai dengan
yang direncanakan.
3. Sarwoto (1987:93) : menjelaskan pengawasa adalah kegiatan manajer
yang mengusahakan agar pekrjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan
rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.
4. Soekarno K (1968:107) : mendefinisikan pengawsan sebagai suatu
proses yang menentukan tentang apa yang harus dikerjakan, agar apa yang
diselenggarakan sejalan dengan rencana.

1
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 22
4

5. Tery : menjelaskan pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah
dicapai, mengadakan evaluasi atasnya, dan mengambil tindakan-tindakan
korektif apabila diperlukan, untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan
rencana ( winardi,1986 )
2
.
6. Newman ( 1977) : mengemukakan bahwa pengawasan adalah suatu usaha
untuk menjamin agar pelaksanaan sesuai dengan rencana.
7. Fayol : menjelaskan pengawsan terdiri dari pengujian apakah segala
sesuatu berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dengan
intruksi yang telah diberikan dan dengan prinsip-prinsip yang telah
digariskan. Ia bertujuan unutk menunjukan kelemahan-kelemahan dan
kesalahan-kesalahan dengan maksud unutk memperbaikinya dan
mencegah terulangnya kembali ( Manullang,1976:136).

2.2 Prinsip Monitoring (Pengawasan)
Prinsip pengawasan sangat diperlukan oleh seorang pimpinan atau manajer
dalam membandingkan rencana dengan pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a. Prinsip perencanaan merupakan suatu standar atau alat pengukur dari
pada suatu pekerjaan yang. Rencana menjadi petunjuk apakah sesuatu
pelaksanaan pekerjaan berhasil atau tidak.
3

b. Prinsip wewenang merupakan suatu kegiatan pemimpin dalam
memberikan kepercayaan kepada bawahan dalam melakukan sistem
pengawasan. Wewenang dan instruksi-instruksi yang jelas harus dapat

2
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 23
3
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 45
5

diberikan kepada bawahan, karena berdasarkan pelimpahan wewenang
dapat diketahui apakah bawahan sudah melaksanakan tugas-tugasnya
dengan baik.
c. Prinsip tercapainya tujuan. Pengawasan harus ditujukan kearah
tercapainya tujuan, yaitu dengan mengadakan perbaikan (koreksi) unutk
menghindarkan penyimoangan-penyimpangan dari rencana yang disusun
sebelumnya.
d. Prinsip efisiensi. Pengawasan dikatakan efisien apabila dapat
menghindarkan penyimpangan dari perencanaan, sehingga tidak
menimbulkan hal-hal lain yang diluar dugaan.
e. Prinsip tanggung jawab. Pelaksaaan pengawasan yang efektif dan efisien
menurut tanggung jawab penuh dari seorang pimpinan atau manajer
terhadap pelaksanaan rencana organisasi.
f. Prinsip masa depan. Kegiatan pengawsan yang efektif dan efisien harus
ditunjukkan kearah pencegahan penyimpangan perencanaan yang akan
terjadi baik pada waktu sekarang maupun pada masa yang akan datang.
g. Prinsip pengawasan langsung. Teknik pengawsan yang paling efektif
adalah mengusahakan adanya manjer bawahan yang berkualitas
baik.pengawsan itu dilakukan oleh manajer atas dasar bahwa manusia itu
sering berbuat salah.
4

h. Prinsip penyesuaian dengan organisasi. Pengawsan yang dilakukan
hendaknya sesuai dengan struktur organisasi. Manajer dan bawahannnya

4
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 46
6

merupakan sarana unutk melaksanakan rencana. Dengan demikian
pengawasan yang efektif harus disesuaikan dengan besarnya wewenang
manajer, sehingga mencerminkan struktur organisasi.
i. Prinsip pengawsan individual. Pengawsan harus sesuai dengan
kebutuhan manajer. Teknik pengawasan harus ditunjukkan terhadap
kebutuhan-kebutuhan akan informasi setiap manajer. Ruang lingkup
informasi yang dibutuhkan itu berbeda satu sama lain, tergantung
pada tingkat dan tugas manajer.
j. Prinsip standar. Pengawasan efektif dan efisien dalam organisasi
memerlukan standar yang tepat, dan akan dipergunakan sebagai acuan atau
alat ukur pelaksanaan dan tujuan yang dicapai.
5


2.3 Tujuan dan Fungsi Monitoring (Pengawasan)
Tujuan pengawasan adalah menjaga dan mendorong agar pelaksanaan tugas
pokok organisasi dapat berjalan lancar, berguna, berhasil guna atau tetap guna.
Agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efeltif dan efisien, maka fungsi
pengawasan dapat dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan, yang dilakukan terhadap setiap satuan kerja di lingkungan
organisasi atau lembaga mengenai pelaksanaan program, penataan dan
pemanfaatan tenaga, uang, perlengkapan, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangam yang berlaku, secara berdaya guna, berhasil guna.
6


5
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 46
6
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 31
7

b. Pengujian dan penilaian yang dilakukan terhadap hasil yang dilaporkan
terhadap hasil yang dilaporkan secara berkala atau sewaktu-waktu dari
setiap bagian yang ada pada organisasi atau lembaga bidang keja di
lingkungannya.
c. Pengurusan yang dilakukan untuk meneliti mengenai kebenran laporan
atau pengaduan tentang hambatan, penyimpangan atau penyalahgunaan di
bidang teknik operasional dan teknik administrasi dan manajemen pada
setiap Satuan Kerja di lingkungan organisasi atau lembaga.
d. Peninjauan, yang dilakukan dengan menyaksikan langsung pada tempat
pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan gambar menyeluruh tentang
pelaksanaan program.
e. Pengamatan dan pemantauan, yang dilakukan dengan menyaksiakan
langsung pada tempat pelaksanaan kegiatan untuk menampung masalah
yang timbul dalam proses pelakasanaan program berdasarkan laporan dan
informasi.
f. Kunjungan staf , yang dilakukan dengan, mendatangi langsung ketempat
yang diawasi oleh anggota staf teknik atau administratif untuk
mendapatkan informasi data mengenai pelaksanaan sesuatu kebijaksanaan
atau ketentuan atasan, dan bila mana perlu memberikan petunjuk
bagaimana cara melaksanakan kegiatan operasional.
7


7
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 31
8

g. Pembinaan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap aparatur
bawahannya supaya berbuat dan melakukan tugasnya sesuai dengan
petunjuk,pedoman,dan kebijaksanaan yang telah diberikan.
h. Pengendalian yang dilakukan terhadap bawahannya supaya tidak
menyimpang atau bertentangan dengan ketentuan yang berlaku dan apabila
terjadi penyimpangan atau bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, maka diikuti dengan langkah perbaikan.
i. Penertiban,yang dilakukan dengan tindakan administrasi atau tindakan
lainnya sesuai dengan kewenangan terhadap aparatur yang dipimpinnya
yang melakukan perbuatan dan tindakan melanggar perundang-undangan
yang berlaku.
j. Mengusahakan suatu struktur yang terorganisir dengan baik dan
sederhana untuk menghilangkan salah pengertian.
k. Mengusahakan supervisi yang kuat untuk menghilangkan jurang
pemisah yang terjadi dalam keseluruan program.
l. Mengusahakan informasi yang akurat dalam rangka pembuatan
keputusan dan penilaian terhadap pelaksanaan kerja.
m. Pencapaian hasil,yaitu hasil yang dicapai harus sesuai dengan tujuan yang
telah lebih dulu ditetapkan.pelaksanaan program akan membuahkan hasil
sebagaimana yang diharapkan,kalau tidak terjadi penyimpangan program.
8

n. Meningkatkan keterampilan kerja. Dalam monitoring berusaha
mengetahui,berusaha memonitor kemampuan dan keterampilan para

8
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 32
9

personil.apabila pimpinan mengetahui adanya kekurangan,maka segera
mengambil inisiatif untuk mengatasinya,sehingga para personil dapat
menjalankan tugasnya sebagaimana yang dituntut dalam rencana yang
ditetapkan sebelumnya.
o. Mendapatkan atau memperoleh umpan balik. Artinya pengawasan
yang dilakukan dan dilaksanakan akan memperoleh pengalaman dan
penemuan-penemuan yang dapat dipergunakan sebagai bahan untuk
penyempurnaan kegiatan pengawasan berikutnya dalam organisasi.
9


2.4 Jenis Monitoring (Pengawasan)
Dalam pandangan para ahli terhadap perbedaan-perbedaan yang
berhubungan dengan jenis pengawasan sesuai dengan pemahaman mereka
masing-masing , diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Pengawasan Preventif
Usaha-usaha pengawasan yang dilakukan pimpinan terhadap pekerjaan yang
dilakukan pegawai dilihat sebelum terjadinya penyimpangan-penyimpangan
dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya s=dapat dilakukan dengan pengawasan preventif. Manulang
(1981) mengemukakan bahwa pengawasan preventif adalah pengawasan yang
dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan-penyelewengan, kesalahan-
kesalahan atau deviasi.
10



9
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 33
10
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 57
10

b. Pengawasan Represip
Pengawasan yang dilakuakan pada akhir kegiatan dikenal dengan
pengawasan represif. pengawasan yang dilakukan setelah pekerjaan atau
kegiatan dilaksanakan.
c. Pengawasan Langsung
Jenis pengawasan berikutnya adalah pengawasan langsung atau dapat juga
dikatakan sebagai kegiatan monitoring. Pengawasan langsung adalah
pengawasan yang dilakukan dengan cara mengunjungi dan melakukan
pemeriksaan ditempat terjadinya pelaksanaan pekerjaan, apakah berhubungan
dengan pekerjaan yang dilakukan pengawas dan pemimpin organisasi.
d. Pengawasan tidak langsung
Pengawasan tidak langsung dilakukan pemimpin dengan melihat dokumen-
dokumen, tanpa langsung melihat ke lapangan tempat dilaksanankannya
pekerjaan.
e. Pengawasan Formal
Pengawasan formal sebagai pengawasan resmi oleh lembaga-lemabag
pengawasan maupun oleh aparat pengawasan yang mempunyai legalitas tugas
dalam bidang pengawasan.
11

f. Pengawasan Non-formal
Pengawasan nonformal sebagai pengawasan yang dilakukan masyarakat
berfungsi sebagai social control. Pengawasan nonformal adalah

11
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 58-60
11

pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat, baik langsung maupun tidak
langsung.
g. Pengawasan Administratif
Pengawasan Administratif sebagai kegiatan yang melihat pekerjaan dari
ketatalaksanaan pelaksanaan program kerja organisasi atau perusahaan.
Pengawasan administratif adalah pengawasan yang menilai perbuatan
keseluruhan dari organisasi atau bidang-bidang bagaiannya.
h. Pengawasan Operatif
Pengawasan operatif adalah mengukur efesiensi perbuatan dari waktu ke
waktu yang ditunjukan pada bidang-bidang yang memerlukan tindakan
pembetulan dan perbaikan.
i. Pengawasan Intern
Kegiatan yang dilakukan oleh orang yang berada dalam organisasi dikenal
dengan pengawasan intern atau pengawasan maupun pimpinan orang
tersebut.
j. Pengawasan ekstren
Pengawasan ekstren atau disebut juga dengan oengawasan dari masyarakat
ataupun dari pejabat pengawasan fungsional diluar organisasi. Pengawasan
ekstren merupakan pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang yang ada
diluar organisasi.
12




12
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 61-63
12

2.5 Kriteria Monitoring
Kriteria yang dipakai sebagai dasar monitoring adalah yang berkaitan
dengan hal-hal sbb :
a. Estimasi hasil pekerjaaan, sampai seberapa jauh pelaksanaan kegiataan
pada saat monitoring dilakukan apakah pelaksanaa tersebut sesuai dengan
rencana yang ditetapkan.
b. Estimasi penggunaan dana yang telah dikeluarkan, sampai seberapa
besar dana yang telah dialokasikan dan apakah pengeluaran dana tersebut
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
c. Estimasi pengeluaran tiap periode kegiatan. Umumnya lama kegiatan ini
adalah tiap bulan. Jadi berapa besar pengeluaran tiap bulannya. Dari data ini
dapat diliat apakah pengeluaran tersebut sesuai dengan rencana apakah
jumlah pengeluaran tersebut sesuai dengan rencana dan apakah jumlah
pengeluaran tersebut cukup rasional bila dibandingkan dengan volume
pekerjaan.
d. Estimasi penyusutan alat-alat yang dipakai. Sebab besar-kecilnya
penyusutan akan mempengaruhi perhitungan kebutuhan biaya.
e. Estimasi efisiensi alokasi sumber daya ; misalnya apakah sumber daya
yang telah dilaksanakan dengan efisien atau apakah produktivitas tenaga
kerja telah dicapai untuk tujuan efisiensi tersebut.
13




13
Soekartawi. 1995. Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
Hal 44
13

2.6 Cara Pelaksanaan Monitoring
Cara pelaksanaan monitoring dapat dilakukan melalui dua cara yaitu secar
langsung dan cara tidak langsung. Kedua cara tersebut dilakukan dengan
seperangkat kegiatan monitoring yang sama yaitu kegiatan yang berkaitan
dengan mengumpulkan, mencatat, mengolah informasi dan pelaksanaan.
a. Pengamatan Langsung
pengertian pengamatan langsung adalah pengamatan yang dilakukan dengan
cara mengamati langsung , dan dapat mengumpulkan secara bebas informasi
yang dilakukan. Agar pengumpulan informasi dapat berjalan secara efisien ;
maka diperlukan strategi pengumpulan data yaitu :
i. Menyiapkan instrumen pengumpulan data ; misalnya dengan
menyiapkan daftar isian
ii. Menggali informasi pada orang-orang penting yang memegang posisi
dalam pelaksaaan kegiatan tersebut. Kegiatan ini penting untuk
mencetak data yang mungkin tidak dapat ditangkap didaftar isian.
iii. Melakukan pengamatan langsung ke lapangan dan petugas monitoring
dapat mencatat informasi yang diperlukan sesuai dengan kehendaknya
( sesuai dengan tujuan monitoring ).
14






14
Soekartawi. 1995. Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
Hal 45
14

Cara langsung ini tentu saja ada kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan
cara ini antara lain dapat dituliskan sebagai berikut :
i. Didapatkan data yang sesuai dengan yang dimaksudkan.
ii. Data yang dikumpulkan adalah relatif lebih akurat karena data
dikumpulkan sendiri oleh petugas monitoring dan merupakan data
primer.
iii. Dengan cara langsung ini petugas bukan saja mengumpulkan data ;
tetapi juga sekaligus dapat memberikan saran-saran bila ada hal-hal
yang tidak sesuai dengan rencana.
Sedangkan kelemahan cara langsung ini antara lain dapat disebutkan
sebagai berikut :
i. Memerlukan biaya yang relatif besar karena bukan saja faktor jarak (
transportasi ) tetapi juga biaya untuk mengirim petugas monitoring ke
lokasi.
ii. Memerlukan ketelitian yang lebih, sebab dengan wawancara
langsung, seringkali hasilnya bias bila petugas monitoring tidak
pandai-pandai menggali data yang baik dan benar.
15


b. Pengamatan tidak langsung
Cara ini menghendaki petugas monitoring tidak perlu terjun
langsung ke lokasi, tetapi penggalian data dilakukan dengan cara mengirim
seperangkat daftar isisan unutk diisi oleh orang lain dilokasi penelitian. Cara

15
Soekartawi. 1995. Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
Hal 45
15

tidak langsung ini juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan data melalui
laporan-laporan yang dibuat oleh pimpinan ( manajer ). Seperti juga cara
langsung ; maka cara tidak langsung ini juga memiliki kelebihan dan
kelemahan sebagai berikut :
Kelebihan cara tidak langsung ini adalah sebagai berikut :
i. Relatif murah, karena petugas tidak perlu pergi ke tempat lokasi.
ii. Responden tidak perlu ragu-ragu atau malu mengisi daftar isian. Juga
bila terjadi kritik atau saran ; maka kritik tersebut dapat dituliskan
secara bebas.
iii. Pelaksanaannya relatif mudah bila daftar isian tersebut dilengkapi
dengan cara pengisian.
iv. Data yang dikumpulkan dapat sebanyak mungkin ; sesuai dengan yang
dikehendaki tanpa ada tambahan biaya yang berarti.
Sedangkan kelemahan cara ini adalah :
i. Baik-buruknya data adalah relatif sulit dicek.
ii. Adanya perbedaan persepsi dalam pengisian daftar isian.
iii. Masalah muncul bila daftar isian jatuh pada responden yang tidak serius
mengisi daftar isian. Tidak serius ini dapat karena disengaja atau
tidak.
16





16
Soekartawi. 1995. Monitoring dan Evaluasi Proyek Pendidikan. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
Hal 46
16

2.7 Pentingnya Monitoring (Pengawasan)
Pengawsan sebagai salah satu fungsi manajemen yang berguna untuk
mengetahui sampai seberapa jauh pelaksanaan suatu kegiatan dapat dilaksanakan,
dan apakah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya atau tidak,
dan dengan adanya kegiatan pengawsan tercapai efisiensi dan efektifitas dalam
organisasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pengawasan semakin
diperlukan bagi setiap organisasi, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Perubahan lingkungan organisasi
Dalam kenyataannya lingkungan organisasi selalu berubah sesuai dngan
tuntutan organisasi dan perkembangan kebutuhan pasar. Perubahan
lingkungan organisasi terjadi terus-menurus dan tidak dapat dihindari,
seperti munculnya inovasi produk dan persaingan baru, ditemukannya bahan
baku baru, adanya peraturan pemerintah baru dan sebagainya.
b. Peningkatan kompleksitas organisasi
Setiap organisasi selalu mengutamakan efektifitas dan efisiensi dalam
melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu diperlukan
pengawasan untuk mewujudkannya. Organisasi besar memerlukan
pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus
diawasi untuk menjamin bahwa kualitas kerja dan produksi tetap terjaga.
17

c. Kesalahan-kesalahan
Dalam pelaksanaan pekerjaan, memungkinkan terjadinya kesalahan-
kesalahan,baik yang dilakukan pimpinan maupun bawahan. Apabila para

17
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 27-28
17

bawahan tidak pernah membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana
melakukan fungsi pengawasan. Akan tetapi kebanyakan anggota organisasi
sering membuat kesalahan.
d. Kebutujan manajer mendelegasikan wewenang
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, seorang manajer seringkali
mendelegsikan wewenang dan tanggungjawabnya kepada bawahan yang
dipercayainya. Apabila manajer mendelegasikan wewenang pada
bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-
satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan
tugas-tugas yang telah dilimpahkan kepadanya adalah dengan
mengimplementasikan sistem pengawasan.
e. Menjamin tercapai tujuan
Kegiatan pengawasana dalam prakteknya dapet menjamin tercapainya
tujuan organisasi secara efektif dan efisien, karena pengawasan salah satu
aspek yang memeriksa, membandingkan dan mngevaluasi apakah rencana
sesuai dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan.
f. Pengawasan dapat menjaga pemborosan
Kegiatan organisasi yang kurang pengontrolan, akan mengakibatkan
pemborosan, karena tidak adanya monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
dan hasil pekerjaan.
18




18
Mukhneri. 2010. Pengawasan Pendidikan. Jakarta: BPJM PRESS. hal 28-30
18

2.8 Langkah-langkah Monitoring
Monitoring dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun Rancangan Monitoring
a. Tujuan
b. Sasaran/Aspek yang akan dimonitor
c. Faktor Pendukung dan Penghambat
d. Pendekatan, Teknik, dan Instrumen
e. Waktu dan Jadwal Monitoring
f. Biaya
2. Melaksanakan Monitoring
3. Menyusun dan Melaporkan hasil kepada pihak pengelola/penyelenggaran
program.

2.9 Perencanaan Monitoring
Perencanaan monitoring meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Perumusan tujuan pemantauan, berisi informasi tentang apa yang
diinginkan , untuk siapa, dan untuk kepentingan apa.
b. Penetapan sasaran pemantauan, apa yang akan dijadikan sebagai objek
pemantauan. Contoh: kesulitan belajar dan jenis-jenis kesalahan konsepsi
matematika yang masih dialami para siswa.
19

c. Penjabaran data yang dibutuhkan pemantauan, penjabaran dari
sasaran. Contoh: guru perlu dapat memilah kesalahan karena

19
Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi Safruddin Abdul. 2009. Evaluasi Program Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Hal.125
19

kecerobohan atau ketidaktelitian dengan kesalah karena kurang
memahami makna dan cara penyelesaian soal.
d. Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai dengan sifat objek dan
sumber atau jenis datanya. Contoh: guru menyiapkan tugas berupa soal
yang harus dikerjakan secara mandiri oleh setiap siswa. Kertas atau buku
yang berisi pekerjaan siswa akan menjadi sumber data utama. Dari
pekerjaan itulah guru akan mengidenifikasi bagian mana dari bahan ajar
matematika yang baru saja diajarkan, tetapi masih banyak belum
dipahami, jenis kesalahan apa yang pada umumnya masih dilakukan oleh
siswa.
e. Perancangan analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan
berorientasi pada tujuan pemantauan. Contoh: dalam analisis nantinya
akan dilakukan pengelompokan jenis-jenis kesalahan untuk menjadi
bahan pertimbangan dalam memberikan pembelajaran remedial, terutama
pada sejumlah siswa yang memang masih mengalami kesulitan
memahami pelajaran.
20


2.10 Pemanfaatan Hasil Monitoring
Data yang telah terkumpul dari hasil pemantauan harus secepatnya diolah
dan dimaknai sehingga dapat segera diketahui apakah tujuan pelaksanaan program
tercapai atau tidak. Pemaknaan hasil pemantauan ini menjadi dasar untuk
merumuskan langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan program. Jika perlu

20
Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi Safruddin Abdul. 2009. Evaluasi Program Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Hal.125
20

perubahan, perubahan apa dan bagaimana rancangannya. Jika tidak ada hal
mendasar yang memerlukan perubahan, mungkin masih dapat pula dirumuskan
bagian mana dari rancangan program yang memerlukan perhatian lebih banyak
sehingga aspek-aspek program yang sudah baik dapat menjadi lebih baik lagi.
21




















21
Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi Safruddin Abdul. 2009. Evaluasi Program Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara. Hal.126
21

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN



3.1 Kesimpulan
Monitoring pelaksanaan evaluasi berfungsi unutk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan program dengan rencana program dan untuk mengetahui seberapa
pelaksanaan program yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan
mengahsilkan perubahan yang diinginkan.

3. 2. Saran
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh
mahasiswa khususnya para pembaca agar terus dapat meningkatkan pengetahuan
mengenai Monitoring sebagai kegiatan organisasi dan dapat menerapkannya.
Demi penyempurnaan makalah ini, kami mengharapkan kritik, dan saran yang
konstruktif karena kami masih dalam proses untuk menjadi lebih baik lagi.








22

DAFTAR PUSTAKA



http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGA
N/195903311986031-SUHERMAN/MONEV_[Compatibility_Mode].pdf
( di akses pada tanggal 23 November 2013 , pukul 19:08 )

Вам также может понравиться