Вы находитесь на странице: 1из 13

Strategi Flipped Classroom

Strategi Flipped Classroom


Menurut Graham Brent (2013) Flipped classroom merupakan strategi yang dapat diberikan oleh pendidik
dengan cara meminimalkan jumlah instruksi langsung dalam praktek mengajar mereka sambil
memaksimalkan interaksi satu sama lain. Strategi ini memanfaatkan teknologi yang menyediakan
tambahan yang mendukung materi pembelajaran bagi siswa yang dapat diakses secara online. Hal ini
membebaskan waktu kelas yang sebelumnya telah digunakan untuk pembelajaran.
Instruktur mengadopsi model flipped classroom untuk memberikan pembelajaran kelas atau konten
instruksional sebagai pekerjaan rumah. Dalam persiapan untuk kelas, siswa diwajibkan untuk melihat
video pembelajaran. Menurut Tucker dalam Amy Roehl (2013) siswa memanfaatkan waktu di kelas untuk
bekerja menyelesaikan masalah, pengembangan konsep, dan terlibat dalam pembelajaran kolaboratif.
Sedangkan menurut Natalie (2012) Strategi flipped classroommendukung banyak manfaat. Sebagian besar
tampaknya menjadi keuntungan yang masuk akal (misalnya meningkatkan waktu instruksi lebih menarik)
terutama untuk mengajarkan mereka dalam pengaturan campuran yang terdiri dari beberapa kombinasi
tatap muka dan instruksi online. Namun strategi ini juga memiliki keterbatasan. Pertama, kualitas video
mungkin sangat buruk. Kedua, mengingat bahwa siswa dapat melihat video ceramah pada komputer
mereka sendiri, kondisi di mana mereka kemungkinan melihat video ceramah menjadi pembelajaran yang
tidak efektif (misalnya siswa bisa melihat video sambil menonton permainan baseball atau mendengarkan
musik). Ketiga, siswa tidak menonton atau memahami video karena itu mereka tidak siap atau belum
cukup siap untuk kegiatan tatap muka. Keempat, siswa mungkin perlu banyak penopang untuk memastikan
mereka memahami materi yang disampaikan dalam video. Kelima, siswa tidak mampu mengajukan
pertanyaan ke instruktur atau rekan-rekan mereka jika menonton video saja.
Walaupun ada banyak keterbatasan dengan strategi flipped classroomdan tidak ada penelitian empiris
untuk mendukung penggunaannya, laporan anekdotal oleh banyak instruktur mempertahankan bahwa hal
itu dapat digunakan sebagai strategi mengajar yang berharga pada setiap tingkat pendidikan, tergantung
peserta didik, sumber daya, dan waktu seseorang. Apalagi tampaknya cocok untuk penegetahuan mengajar
yang prosedural, salah satu dari empat jenis pengetahuan umum yang dijelaskan dalam Taksonomi Bloom
yang telah diperbaiki menurut Anderson dkk dalam Natalie (2012). Pengetahuan prosedural adalah
pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Oleh karena itu video ceramah flipped
classroom tentang bagaimana memecahkan permasalahan dimana seorang instruktur menjelaskan dan
model bagaimana memecahkan jenis masalah akan menjadi baik dalam penggunaan strategi ini.
Pengetahuan prosedural yang kompleks juga dapat diajarkan menggunakan strategi flipped
classroom meskipun penopang dan potongan konten akan sangat penting tidak hanya untuk memastikan
bahwa video pendek, tetapi juga untuk memastikan bahwa semua langkah prosedur diperkenalkan
memadai sehingga siswa benar-benar memahami.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai kelebihan dan kekurangan penerapan flipped
classroom, terutama untuk diterapkan di Indonesia
Kelebihan flipped classroom, yaitu :
1. Siswa dapat mengulang-ulang video tersebut hingga ia benar-benar paham materi, tidak seperti pada
pembelajaran biasa, apabila murid kurang mengerti maka guru harus menjelaskan lagi hingga siswa
dapat mengerti sehingga kurang efisien.
2. Siswa dapat mengakses video tersebut dari manapun asalkan memiliki koneksi internet yang cukup,
bahkan bisa didownload dan lebih puas untuk menontonnya berulang-ulang.
3. Efisien, karena siswa diminta untuk mempelajari materi di rumah dan pada saat di kelas, siswa dapat
lebih memfokuskan kepada kesulitannya dalam memahami materi ataupun kemampuannya dalam
menyelesaikan soal-soal berhubungan dengan materi tersebut.
Kekurangan flipped classroom, yaitu :
1. Untuk menonton video, setidaknya diperlukan satu unit computer atau laptop. Hal ini akan menyulitkan
siswa yang tidak memiliki komputer/laptop, mereka harus ke warnet untuk mengakses video tersebut.
2. Diperlukan koneksi internet yang lumayan bagus untuk mengakses video tersebut. Terutama di
Indonesia yang koneksi internetnya memasuki daftar lambat, terutama apabila filenya berukuran besar,
maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuka atau mengunduhnya. Ada cukup
banyak siswa yang gaptek sehingga mereka memerlukan waktu yang lebih untuk mengakses video
tersebut.
3. Siswa mungkin perlu banyak penopang untuk memastikan mereka memahami materi yang disampaikan
dalam video dan siswa tidak mampu mengajukan pertanyaan ke instruktur atau rekan-rekan mereka jika
menonton video saja.
4. Dalam implementasiny di Indonesia, flipped classroom hanya bisa diterapkan di sekolah yang siswanya
sudah memiliki sarana dan prasarana yang sudah memadai mengingat pada strategi ini menuntut siswa
untuk menonton video tutorial di rumah.
Langkah langkah pembelajaran flipped classroom adalah sebagai berikut :
1. Sebelum tatap muka, siswa diminta untuk belajar mandiri di rumah mengenai materi untuk pertemuan
berikutnya, dengan menonton video pembelajaran karya guru itu sendiri ataupun video pembelajaran
dari hasil upload orang lain.
2. Pada pembelajaran di kelas, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen.
3. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah memfasilitasi berlangsungnya diskusi dengan
metode kooperatif learning. Di samping itu, guru juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal)
dari materi tersebut.
4. Guru memberikan kuis/tes sehingga siswa sadar bahwa kegiatan yang mereka lakukan bukan hanya
permainan, tetapi merupakan proses belajar, serta guru berlaku sebagai fasilitator dalam membantu
siswa dalam pembelajaran serta menyelesaikan soal soal yang berhubungan dengan materi.

Kesimpulan
Menurut Dean N. Shimamoto (2012) dalam jurnal internasional yang berjudul Implementing a Flipped
Classroom: An Instructional Modulemenyimpulkan bahwa flipped classroomm memiliki kesempatan
untuk menyebabkan pergeseran signifikan dalam cara instruksi yang disampaikan. Menggunakan
teknologi, guru sekarang dapat memberikan alternatif untuk model belajar berbasis tradisional dengan
menerapkan metode penggabungan pembelajaran yang menggabungkan manfaat dari instruksi langsung
dan pembelajaran aktif untuk melibatkan para siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Amy Roehl dan Shweta Linga (2013) dalam jurnal internasional yang berjudul The Flipped
Classroom: An Opportunity To Engage Millennial Students Through Active Learning
Strategiesmenyimpulkan bahwa untuk memperkenalkan beberapa strategi baru yang ditransferkan dari
pemikiran guru dan murid, guru harus melakukan penelitian dengan alternatif strategi dikelas. Sebagai
instruktor yang akan menggunakan strategi baru, ini sangat penting dalam dunia pendidikan yang
direfleksikan dalam pembelajaran yang efektif. Keaktifan belajar dan strategi pembelajaran flipped
classroomyang menggunakan teknologi, murid-murid akan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
mereka lebih tinggi.
Menurut Richard Pierce, EdD, and Jeremy Fox (2012) dalam American Journal of Pharmaceutical
Education yang berjudul Instructional Design And Assessment Vodcasts And Active-Learning Exercises In
A Flipped Classroom Model Of A Renal Pharmacotherapy Module menyimpulkan bahwa menerapkan
model flipped classroom untuk pembelajaran modul farmakoterapi ginjal mengakibatkan kinerja siswa
semakin meningkat dan persepsi siswa baik tentang pendekatan instruksional. Beberapa faktor yang
mungkin telah berkontribusi terhadap peningkatan nilai siswa termasuk: siswa dimediasi kontak dengan
materi kuliah sebelum di kelas, patokan dan penilaian formatif diberikan selama modul, dan kegiatan kelas
berjalan interaktif interaktif.
Menurut Lius Tirtasanjaya dkk (2012) dalam jurnal internasional yang berjudul Assessing The
Effectiveness of Flipped Classroom Pedagogy in Promoting Students Learning Experience dalam
temuannya menunjukkan bahwa pelaksanaan model flipped classroom dalam lingkungan komputasi satu
ke satu akan bernilai menjelajahi lebih lanjut. Lebih fokus dapat ditempatkan pada kelas kemampuan
campuran dan kemampuan yang lebih tinggi. Perancah dapat lebih disempurnakan baik untuk kegiatan
rumah dan kegiatan kelas. Salah satu perbaikan yang mungkin termasuk membedakan pertanyaan
membimbing digunakan dalam kegiatan rendah di bawah pertanyaan dalam taksonomi Bloom untuk
kegiatan rumah dan pertanyaan tatanan yang lebih tinggi untuk kegiatan kelas.
Menurut Cara A. Marlowe (2012) dalam penelitiannya yang berjudulThe Effect Of The Flipped Classroom
On Student Achievement And Stress menunjukkan bahwa efek dari flipped classroom dan diferensiasi
terkait dipelajari untuk mengukur dampak pada prestasi siswa dan mahasiswa tingkat stres. Untuk semester
kedua tahun senior mereka, siswa menonton video ceramah di luar kelas dan tugas diselesaikan selama
waktu kelas. Siswa melaporkan tingkat stres yang lebih rendah dalam jenis lingkungan kelas dibandingkan
dengan kelas-kelas lain. Sementara nilai semester menunjukkan perbaikan, nilai ujian tidak menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Secara keseluruhan, perasaan positif siswa terhadap pengobatan dan
menikmati manfaat yang terkait untuk bisa memilih tugas mereka sendiri dan mengeksplorasi konsep-
konsep yang mereka temukan menarik lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
B. Milman, Natalie. 2012. The Flipped Classroom Strategy What is it and How Can it Best be Used?.
Jurnal Internasional Volume 9, Issue 3 : The George Washington University.
Cara A. Marlowe. 2012. The Effect Of The Flipped Classroom On Student Achievement And Stress.
Montana: Montana State University.
Johnson, Graham Brent. 2013. Student Perceptions Of The Flipped Classroom. Columbia: The University
Of British Columbia.
Lioe, Luis Tirtasanjaya, Teo Chin Wen, dkk. 2012. Assessing the effectiveness of flipped classroom
pedagogy in promoting students learning experience. NYGH Research Journal.
Pierce, Richard EdD and Jeremy Fox, PharmD. 2012. Instructional Design And Assessmentvodcasts And
Active-Learning Exercises In A Flipped Classroom Model Of A Renal Pharmacotherapy Module.
American Journal of Pharmaceutical Education 2012; 76 (10) Article 196.
Roehl, Amy, Shweta Linga dkk. 2013. The Flipped Classroom: An Opportunity To Engage Millennial
Students Through Active Learning Strategies. Texas : Christian University Jurnal Internasional Vol. 105.
No. 2. 2013 JFCS.
Shimamoto, Dean N. 2012. Implementing a Flipped Classroom: An Instructional Module. Hawai Amerika
Serikat: Department of Educational Technology University of Hawaii Manoa.



Flipped classroom adalah sebuah model pembelajaran di mana guru memberikan tugas / PR
kepada siswa untuk aktif mempelajari terlebih dahulu materi yang akan disampaikan melalui
media digital berupa video atau e-book beserta beberapa instruksi tugas / latihan soal, sebagai
bahan diskusi ketika kegiatan di dalam kelas (tatap muka). Teknis pelaksanaan model
pembelajaran flipped classroom ini adalah :
Guru menyiapkan dan memberikan sebuah media (bisa berupa video pembelajaran /
digital book) yang akan ditonton dan dipelajari oleh siswa di rumah.
Siswa menonton video dan mempelajari instruksi yang diberikan oleh guru melalui
video tersebut agar terlebih dahulu mengenal konsep dan materi yang akan diberikan
pada pertemuan selanjutnya.
Di dalam kelas, siswa mengerjakan tugas berdasarkan instruksi yang telah
disampaikan sebelumnya (melalui video). Dalam hal ini siswa dapat lebih
memfokuskan diri pada kesulitannya dalam memahami materi ataupun
kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal berhubungan dengan materi tersebut.
Guru berperan sebagai fasilitator yang mendampingi siswa dalam mengerjakan tugas
tersebut.

Model pembelajaran flipped classroom ini terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran dan keaktifan siswa pada sebuah proses pembelajaran. Model pembelajaran ini
juga sangat bermanfaat untuk kepada guru dan siswa, karena :
Siswa memiliki kesempatan penuh untuk mengejakan tugas mereka dengan
didampingi oleh gurunya.
Guru dapat memastikan bahwa setiap siswa telah memahami konsep-konsep / materi
yang disampaikan sebelum pindah ke materi berikutnya.
Siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk berkolaborasi, berbagi ide dan projek
bersama temannya.
Guru dengan mudah memiliki kesempatan untuk meninjau kembali rencana
pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan siswa dapat dengan mudah
mempelajari kembali video pembelajaran setiap saat, terutama bagi siswa yang absen
(tidak masuk sekolah).
Terjalin komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
Meski begitu, tidak mudah untuk menerapkan dan membiasakan siswa mengikuti aturan
model pembelajaran flipped classroom ini. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk mengubah
model belajar siswa yang sudah terbiasa menunggu guru memberikan materi (Bc.
berceramah) di depan kelas. Sedangkan bagi guru, butuh kemampuan untuk menciptakan
sebuah media digital yang akan diakses siswa melalui model pembelajaran ini.
Berikut beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh guru dan siswa sebelum melaksanakan
model pembelajaran ini :
Sebuah video pembelajaran maupun e-book beserta tugas (kuis/project) yang akan
dipelajari siswa.
Perangkat komputer (PC/Laptop) sebagai media yang akan digunakan untuk
mengakses video pembelajaran.
Koneksi internet yang memadai (jika menggunakan video streaming). Sebenarnya
koneksi internet ini tidak mutlak diperlukan, jika video pembelajaran diakses
secara offline. Hal ini dapat dilakukan dengan cara guru memberikan file video pada
akhir kelas untuk dipelajari di rumah.
Kemampuan di bidang TIK. Kemampuan di bidang ini mutlak dibutuhkan, terutama
kemampuan guru dalam membuat video pembelajaran, dan membuat soal-soal
interaktif untuk mendukung materi yang disampaikan. Jika tidak, guru dapat juga
memanfaatkan video serupa yang ada di youtube. Sedangkan siswa juga harus
memiliki kemampuan untuk mengoperasikan komputer PC/Laptop guna mengakses
video tersebut.
Hal yang paling penting dari semuanya adalah menyiapkan mental siswa kita supaya dapat
menerima dan melaksanakan model pembelajaran ini dengan baik. Sehingga mereka merasa
nyaman dan terbiasa belajar aktif untuk mengembangkan daya kritis mereka dalam menyerap
materi pelajaran.

(http://amiroh.web.id/mari-beralih-ke-flipped-classroom/)







Flipped Classroom adalah model pembelajaran yang membalik metode tradisional, di mana
biasanya materi diberikan di kelas dan siswa mengerjakan tugas di rumah. Konsep Flipped
Classroom mencakup active learning, keterlibatan siswa, dan podcasting. Dalam flipped classroom,
materi terlebih dahulu diberikan melalui video pembelajaran yang harus ditonton siswa di rumah
masing-masing. Sebaliknya, sesi belajar di kelas digunakan untuk diskusi kelompok dan
mengerjakan tugas. Di sini, guru berperan sebagai pembina atau pemberi saran.

Penerapan model flipped classroom memiliki banyak keuntungan dibandingkan model
pembelajaran tradisional. Tersedianya materi dalam bentuk video memberikan kebebasan pada
siswa untuk menghentikan atau mengulang materi kapan saja di bagian-bagian yang kurang
mereka pahami. Selain itu, pemanfaatan sesi belajar di kelas untuk proyek atau tugas kelompok
mempermudah siswa untuk saling berinteraksi dan belajar satu sama lain.
Namun, meski memiliki banyak kelebihan, flipped classroom membutuhkan persiapan matang
agar dapat berjalan dengan optimal. Guru tentunya harus membuat video pembelajaran yang
menarik, berkualitas, serta dapat dipahami siswa tanpa tatap muka secara langsung; sementara
siswa, di sisi lain, harus memiliki akses terhadap koneksi internet.

(http://guraru.org/info/flipped-classroom-membalik-model-pembelajaran-tradisional/)









Mengenai variasi mengajar memang harus ada perkembangan, ini
disebabkan oleh adanya sinkronisasi psikis anak-anak didik. Dimana
mereka pun beradaptasi pada hal-hal yang cenderung baru. Sehingga,
para pendidik pun harus tergerak melakukan semacam gebrakan,
sehingga anak didik tidak bosan.
Pada dasarnya tujuan pendidik itu sama, yaitu agar anak menjadi
bertakwa. Tetapi, pemodelan menuju takwa itulah harus diadakan
penelitian.
Ada metode baru yang saat ini digandrungi beberapa guru yang kreatif.
Yang disebut dengan Flipped Classroom. Apa itu?
Flipped Classrom adalah sebuah teknik pengajaran yang mana
mengubah budaya pengajaran tradisional ke dalam bentuk media. Ambil
contoh seperti ini: Seorang guru yang tadinya menjelaskan rumus Fisika di
papan tulis dengan memakan waktu berjam-jam, sehingga anak cenderung
bosan. Nah, Flipped Classroom merenovasinya dengan cara merekam
pembelajaran fisika itu dalam benuk video, sehingga anak akan
menontonnya saja. Baik itu di rumah maupun di kelas. Tergantung pada
ijtihad (baca: keputusan) guru.
Apa keuntungannya?
1. Tidak memakan waktu yang lama.
2. Anak bisa memutar ulang karena kontrol video pada diri anak masing-
masing.
3. Tidak ribut
Flipped Classroom, saat ini yang banyak dibahas di media. Yang menjadi
soal adalah bagaimana guru bisa memvideokan materinya. Sehingga bisa
dinikmati oleh siswa di laptopnya atau I-Ped. Tapi, kadang juga ada
persoalan, karena siswa dilarang bawa laptop atau I-pad ke sekolah.
Jangan dilema, ini semua tergantung pada itiqad (keyakinan) guru, apakah
bisa melaksanakan tugasnya atau tidak.
Yang pada intinya, siswa itu harus punya I-Pad atau laptop masing-masing,
kalaupun belum bisa, siswa bisa dikelompokkan, maksimat 3 orang per
kelompok. Sehingga mereka bisa menikmatinya dengan rileks dan tanpa
beban.
Terus, Apa Fungsinya Kelas?
Kelas adalah saranya untuk menyalurkan pendapat siswa setelah
menonton video edukasi tadi. Berdiskusi apa yang belum dipahami.
Apakah diskusi itu perorangan ataupun perkelompok. Hal demikianlah
yang akan memantik kedekatan psikis guru dan anak.
Secara garis besar, model pembelajaran ini juga sangat bermanfaat bagi
guru dan siswa, karena :
Siswa memiliki kesempatan penuh untuk mengejakan tugas mereka
dengan didampingi oleh gurunya.
Guru dapat memastikan bahwa setiap siswa telah memahami
konsep-konsep / materi yang disampaikan sebelum pindah ke materi
berikutnya.
Siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk berkolaborasi, berbagi ide
dan projek bersama temannya.
Guru dengan mudah memiliki kesempatan untuk meninjau kembali
rencana pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan siswa dapat
dengan mudah mempelajari kembali video pembelajaran setiap saat,
terutama bagi siswa yang absen (tidak masuk sekolah).
Terjalin komunikasi yang baik antara guru dan siswa.


(http://edukasi.kompasiana.com/2013/08/10/flipped-classroom-merenovasi-model-
pembelajaran-tradisional-582805.html)











Kelebihan Flipped Classroom
Banyak alasan, kenapa flipped classroom saat ini menjadi salah satu pilihan penting dalam model
pembelajaran kita. Berikut adalah beberapa kelebihan yang menjadi alasan kenapa kita perlu menggunakan
model pembelajaran flipped classroom ini:
Bagi Siswa :
Siswa (dipaksa) memiliki waktu untuk mempelajari materi pelajaran di rumah sebelum guru
menyampaikannya di kelas. Dengan demikian, siswa lebih mandiri dan tidak lagi hanya menunggu
guru menyampaikan materi pelajarannya di kelas.
Siswa dapat mempelajari materi pelajaran dalam kondisi dan suasana yang nyaman sesuai dengan
kemampuannya menerima materi. Siswa yang pintar dapat belajar secara cepat, sedangkan bagi siswa
yang kurang mampu, mereka dapat mengulang materi pelajaran (video) sesukanya sampai mereka
faham.
Setiap siswa bisa mendapatkan perhatian penuh dari guru saat mengalami kesulitan dalam memahami
konsep maupun tugas/latihan/kuis. Hal ini dikarenakan di dalam kelas, guru hanya membahas
(mereview) materi-materi yang menurut siswa sulit (saja). Atau, guru bisa meminta siswa yang sudah
memahami materi, untuk membantu temannya yang belum faham. Dengan demikian dapat dipastikan
setiap siswa telah memahami materi dengan baik.
Siswa dapat belajar dari berbagai jenis konten pembelajaran baik melalui video, website, aplikasi
mobile atau jenis konten yang lain. Hal ini memudahkan siswa memahami materi pelajaran, dari pada
siswa hanya belajar dari papan tulis atau buku.
Bagi guru :
Lebih efektif, karena materi disajikan dalam bentuk video, sehingga bisa digunakan berulang-ulang
pada kelas yang lain.
Hemat waktu, karena guru tidak harus menjelaskan semua materi pelajaran, akan tetapi hanya bagian-
bagian tertentu yang dianggap sulit oleh siswa.
Guru termotivasi untuk mempersiapkan materi pelajaran dalam berbagai jenis konten, baik berupa
video, website, aplikasi mobile atau jenis konten yang lain. Sehingga pelaksanaan pembelajaran lebih
terencana dan tertata dengan baik.
Guru semakin kreatif dalam membuat modul pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi
yang memudahkan siswa dalam memahami konsep.
Terjalin komunikasi yang aktif antara guru dan siswa, karena pembelajaran di kelas lebih banyak
dilakukan dengan berdiskusi (tanya jawab) di antara mereka.
Kelemahan Flipped classroom
Meski banyak keuntungan yang didapat dari pelaksanaan model pembelajaran flipped classroom, namun
tetap saja ada kekurangannya, diantaranya adalah :
Tidak semua siswa/guru/sekolah memiliki akses terhadap perangkat teknologi informasi yang
dibutuhkan, seperti komputer/laptop dan koneksi internet.
Tidak semua siswa merasa nyaman belajar di depan komputer/laptop. Padahal untuk melaksanakan
model pembelajaran ini, siswa harus mengakses materi melalui perangkat tersebut.
Tidak semua siswa memiliki motivasi untuk belajar secara mandiri di rumah. Apalagi terhadap materi
yang belum disampaikan oleh guru. Sehingga motivasi dari guru selalu dibutuhkan, agar siswa terbiasa
mempelajari materi pelajaran secara mandiri, sebelum materi tersebut disampaikan oleh guru di kelas.
Butuh waktu lama bagi guru untuk mempersiapkan materi dalam bentuk video, terutama guru yang
belum terbiasa membuat video pembelajaran.
Dari kelebihan dan kekurangan flipped classrom di atas, memang tidak mudah, bahkan butuh waktu untuk
menyiapkan materi pembelajaran (video) dan menerapkannya di dalam kelas kita. Namun, tidak ada
salahnya jika kita mulai mencoba menerapkan model pembelajaran ini, agar supaya siswa terbiasa dan
tertantang untuk mempelajari sesuatu yang baru secara mandiri agar prestasi belajar semakin meningkat.


Referensi :
http://www.faronics.com/news/blog/4-benefits-of-the-flipped-classroom/














Flipped Classroom merupakan model pembelajaran yang berbeda dengan yang biasa dilakukan
guru di kelas. Biasanya guru menjelaskan terlebih dahulu, baru kemudian memberikan tugas,
PR, dsb. Di dalam flipped learning, seperti dalam video tersebut, kegiatan pertama yang
dilakukan siswa adalah mempelajari materi yang diberikan guru melalui video pembelajaran di
rumah. Di rumah ? Yup ! Berarti guru harus terlebih dahulu membuat persiapan bekal yang
akan diperlukan siswa di rumah. Pembelajaran dengan video ini dengan maksud agar siswa
terlebih dahulu mempelajari bagaimana materi pelajaran yang akan didiskusikan di kelas. Di
kelas keesokan harinya, guru tidak lagi menjadi pengajar, namun guru lebih berperan sebagai
pembina dan pemberi saran. Siswa akan mengerjakan tugas dan mendiskusikannya dalam
kelompok.

Tampak pula bahwa guru dan siswa bisa saling berinteraksi dalam jejaring sosial khusus, dalam
hal ini bisa menggunakan Edmodo atau Moodle yang biasa dipakai dalam interaksi belajar dalam
komunitas pelajar.
Membaca-baca lagi referensi tentang kelas terbalik, flipped classroom. Ternyata beberapa
referensi mengatakan bahwa flipped classroom itu adalah pembelajaran terbalik dengan cara
membalikkan kebiasaan ketika guru menerangkan kemudian memberi tugas. Dibalik deh
menjadi beri tugas dulu, baru terangkan. Dengan begitu, siswa akan berbekal banyak
pertanyaan yang dia jumpai di lapangannya sendiri. Semisal, saya memberikan tugas membuat
blog kepada mereka. Tanpa saya ajarkan terlebih dahulu loh. Nah, tanpa ilmu yang diberikan
sebagai bekal ini lalu mengharuskan siswa mencari pengetahuan sendiri. Caranya tentu saja
mereka harus akrab dengan google dan mesin pencari lainnya. Artinya, pengetahuan-
pengetahuan via internet ini sudah harus biasa dicari oleh siswa. Ini juga yang menjadi salah
satu ciri flipped classroom.

Kemudian, di hari bertemu di kelas, siswa membawa permasalahan masing-masing dan bisa
share satu dengan yang lainnya. Mereka mencari pengetahuan dan menemukannya sendiri. Itu
beda banget loh rasanya dibanding guru menjelaskan sendiri di depan kelas. Kalau cara begitu,
itu sudah sangat biasa.

Nah. pertemuan tatap muka dan tidak (offline) ini juga yang menjadi salah satu contoh flipped
classroom. Flipped classroom ini merupakan salah satu model pembelajaran abad 21 loh teman-
teman. Dimana pendekatan yang dipakai lebih kepada student centered.

Model pembelajaran terbalik ini cocok sekali dipergunakan oleh guru yang merasa jam
pelajarannya selalu kurang. Kadang kurangnya jam pelajaran dalam mengajar membuat materi
pembelajaran tidak tuntas terselesaikan.
(http://nenyjos.blogspot.com/2013/08/flipped-classroom-untuk-guru-yang.html)

Вам также может понравиться