Вы находитесь на странице: 1из 41

KEJANG DEMAM

Kepanitraan Ilmu Kesehatan Anak


Periode 6 Oktober 13 Desember 2014
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
RS PGI Cikini
Definisi
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari
38
o
C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.
Ismael S. KPPIK-XI, 1983
Soetomenggolo T. Buku Ajar Neurologi Anak. 1999.
Catatan
Umumnya kejang demam terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai dengan 5 tahun.
AAP, Provisional Committee on Quality Improvement. Pediatrics 1996;97: 769-74
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam,
kemudian kejang demam kembali tidak termasuk
dalam kejang demam.
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia 1993;34:592-8
Kejang disertai demam pada bayi berumur
kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam
kejang demam.
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia
1993;34:592-8
Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau
lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului
demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya
infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan
terjadi bersama demam,
Kesepakatan Saraf Anak 2004
Kejang disertai demam pada anak yang juga mengalami
gangguan keseimbangan elektrolit dan metabolik yang
berat tidak termasuk kejang demam
AAP, Provisional Committee on Quality Improvement. Pediatrics 1996;97: 769-74
Epidemiologi
Kejang demam terjadi pada 2-4% dari populasi anak 6
bulan - 4 tahun.
80% merupakan kejang demam sederhana,
sedangkan 20% kasus merupakan kejang demam
kompleks
8% berlangsung lama lebih dari 15 menit
16% berulang dalam waktu 24 jam
Klasifikasi
Kejang demam sederhana (Simple febrile seizure)
Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure)
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia 1993;34:592-8
Kejang demam kompleks
Bila ada salah satu dari gejala berikut ini:
Kejang berlangsung lama, 15 menit atau lebih
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial
Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam

Catatan
Kejang lama: Sebagian besar peneliti menggunakan
batasan 15 menit atau lebih sebagai kejang lama.
Nelson KB, Ellenberg JH.
Prognosis in febrile seizures. Pediatrics 1978;61: 720-7
Berg AT, Shinnar S. Complex febrile seizure. Epilepsia 1996;37:126-33.
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial merupakan kriteria penting
kejang demam kompleks.
Annegers J, Hauser W, Shirts SB, Kurland LT.
Factors prognostic of unprovoked seizures after febrile convulsions.
NEJM 1987;316: 493-8.
Kejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam
24 jam, di antara 2 bangkitan kejang anak sadar
kembali.
AAP
Camfield P, Camfield C. Febrile seizures. In: Shinnar S, Amir N, eds.
Childhood seizures. Basel 1995
Shinnar S. Febrile seizures In: Swaiman KS, AshwalS, eds.
Pediatric Neurology priciples and practice. St Lois: Mosby 1999.p.676-82.
Kejang demam sederhana
Kejang demam yang tidak memenuhi kriteria kejang
demam kompleks disebut sebagai kejang demam
sederhana.
Catatan
Kejang demam sederhana biasanya berlangsung
singkat, kurang dari 15 menit, bangkitan kejang tonik
klonik umum, serangan seringkali berhenti sendiri,
tanpa gerakan fokal dan tidak berulang dalam waktu
24 jam.
ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia 1993;34:592-8
Stafstrom CE. The incidence and prevalence of febrile seizures. In Baram TZ,
Shinnar S, eds, Febrile seizures. San Diego: Academic Press 2002;p.1-20
Kejang demam sederhana tidak disertai kelainan
neurologik yang jelas sebelum dan sesudah kejang
AAP
Kesepakatan Saraf Anak
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah tepi lengkap dapat dilakukan
untuk membantu mengetahui etiologi demam (Level
II-2, rekomendasi B).
Pemeriksaan elektrolit dan glukosa darah dilakukan
bila anak mengalami diare, muntah atau hal lain yang
dapat mengganggu keseimbangan elektrolit atau gula
darah. (level II-2 dan level III, rekomendasi D).

Gerber dan Berliner, The child with a simple febrile seizure. Appopropriate
diagnostic evaluation. Archs Dis Child 1981;135:431-3
AAP, The neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple febrile
seizures. Pediatr 1996;97:769-95
Pungsi lumbal
Indikasi pungsi lumbal adalah menegakkan atau
menyingkirkan kemungkinan meningitis. Bila pasti
bukan meningitis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.
Catatan
Pada bayi kecil, sulit untuk menentukan meningitis
atau bukan hanya dari pemeriksaan neurologis.
Anjuran mengenai pungsi lumbal pada kejang demam
adalah:
Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan pungsi
lumbal
Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan untuk melakukan pungsi
lumbal
Bayi lebih dari 18: pungsi lumbal tidak dilakukan secara rutin.
Pungsi lumbal dilakukan bila secara klinis dicurigari
mengalami meningitis atau bila ada keragu-raguan.
AAP, The neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple
febrile seizures. Pediatrics 1996;97:769-95
Elektroensefalografi
Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) tidak
dapat memprediksi berulangnya kejang, atau
memperkirakan kemungkinan kejadian
epilepsi pada pasien kejang demam. Oleh
karenanya tidak direkomendasikan untuk
dilakukan pada anak dengan kejang demam.
(Level III, level II-2, recomendasi E)
AAP, The neurodiagnostic evaluation of the child with a first
simple febrile seizure.
Pediatr 1996;97:769-95
Millichap JG. Management of febrile seizures: current
concepts and recommendations for phenobarbital and
electroencephalogram. Clin Electroencephalogr 1991;22:5-10
Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan
pada keadaan kejang demam yang tidak khas,
misalnya:
Kejang demam pada anak berumur kurang dari 6
bulan atau lebih dari 5 tahun
Diragukan apakah kejang didahului demam atau
demam terjadi setelah kejang
Diragukan apakah anak benar mengalami demam
pada saat kejang
Kesepakatan Saraf Anak 2004

Pemberian obat pada saat demam

Antipiretik
Antipiretik tanpa antikonvulsan pada saat demam
tidak mengurangi risiko berulangnya kejang demam
(level I, rekomendasi C).
Camfield dkk. The first febrile seizures-Antipyretic instruction plus
either phenobarbital or placebo to prevent recurrence. J Pediatr
1980;97:16-21
Schnaiderman dkk. Antipyretic effectiveness of acetaminophen in
febrile seizures. Ongoing prophylaxis versus sporadic usage. Eur J
Pediatr 1993;152:747-9.
Uhari dkk. Effect of acetaminophen and of low intermittent doses of
diazepam on prevention of recurrences of febrile seizures. J Pediatr
1995;126:991-5
Antipiretik tetap dianjurkan untuk menurunkan
demam dan menenangkan anak dan orang tua (level
III, rekomendasi B)
Kesepakatan Saraf Anak, 2004
Antikonvulsan pada saat demam
(pencegahan kejang intermiten)
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg/kali
setiap 6-8 jam pada saat demam menurunkan
risiko berulangnya kejang (level I,
rekomendasi B).
Efek samping diazepam adalah sedasi,
ataksia.
AAP
Rosman dkk. A controlled trial of diazepam administered
during febrile illneses to prevent recurrence of febrile seizures.
NEJM 1993;329:79-84
Knudsen. Intermitten diazepam prophylaxis in febrile
convulsions: Pros and cos.
Acta Neurol Scand 1991;83(suppl.135):1-24.
Kesepakatan Saraf Anak, 2004
Antikonvulsan pada saat demam
(pencegahan kejang intermiten)
Penelitian menunjukkan kadar diazepam di dalam
darah cukup dengan pemberian per oral sebanyak
0,25 mg/kgBB/kali, diberikan 4 kali sehari setiap 6 jam
Visudtibhan A, et al. Serum diazepam levels after oral administration for children.
J Med Assoc Thai 2002; 85 Supp 4:S1065-70
Antikonvulsan pada saat demam
(pencegahan kejang intermiten)
Diazepam rektal juga dapat digunakan pada
saat demam sebagai pencegahan kejang
demam, dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg/kali,
dapat diulang setiap 8 jam.
Untuk memudahkan, untuk anak dengan berat
badan > 5 kg dapat digunakan dosis:
5 mg untuk berat badan kurang dari 10 kg
10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg
Knudsen
Kesepakatan Saraf Anak
Tanyakan ke Farmakologi
Antikonvulsan pada saat demam
(pencegahan kejang intermiten)
Phenobarbital, carbamazepine, phenytoin intermiten
pada saat demam tidak berguna untuk mencegah
kejang demam.
Knudsen. Practical management approaches to simple and complex febrile
seizures. Dalam: Baram TZ, Shinnar S, eds, Febrile seizures. San Diego:
Academic Press 2002;p.1-20
PENGOBATAN BILA ANAK
DATANG DALAM KEADAAN
KEJANG
Antikonvulsan pada saat kejang
demam
Pemberian diazepam rektal pada saat kejang sangat
efektif dalam menghentikan kejang.
Diazepam rektal diberikan segera saat kejang
berlangsung, dan dapat diberikan di rumah (level I,
rekomendasi A).
Diazepam rektal yang dianjurkan adalah 0,3-0,5mg/kg
Untuk memudahkan dapat digunakan dosis:
5 mg untuk berat badan kurang dari 10 kg
10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg
Knudsen. Rectal administration of diazepamin solution in the acute treament of convulsion in
infants and children. Arch Dis Child 1979;54:855-7.
Dieckman. Rectal diazepam for prehospital status epilepticus.
An Emerg Med 1994;23:216-24
Alldregde dkk.Effect of prehospital treatment on the outcome of status epilepticus in children.
Pediatr Neurol 1995;12:213-6.
Antikonvulsan pada saat kejang demam
Bila kejang belum berhenti, dapat diulang dengan dosis
sama setelah 3-5 menit
Kesepakatan Saraf Anak
Bila kejang berhenti, pengobatan selanjutnya tergantung
klasifikasi kejang demam
Pengobatan dengan antikonvulsan terus
menerus (Pengobatan rumat)
Pemberian obat fenobarbital atau asam valproat
setiap hari efektif dalam menurunkan risiko
berulangnya kejang (level I).
Dosis fenobarbital adalah 3-4mg/kgBB/hari dibagi 2
dosis, dengan maksimum 200 mg/hari. Dosis asam
valproat adalah 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis.
Efek samping yang harus diperhatikan adalah
pemakaian fenobarbital setiap hari dapat
menimbulkan gangguan perilaku dan kesuliatan
belajar. Sedangkan pemakaian asam valproat pada
usia muda < 2 tahun dapat menyebabkan gangguan
fungsi hati.
Mamelle dkk. Prevention of recurrent febrile convulsion a randomized therapeutic assay: sodium valproate,
Phenobarbital and placebo. Neuropediatrics 1984;15:37-42
Farwell dkk. Phenobarbital for febrile seizures-effects on intelligence and on seizure recurrence. NEJM
1990;322:364-9
Pengobatan dengan antikonvulsan terus
menerus (Pengobatan rumat)
Dengan meningkatnya pengetahuan bahwa
kejang demam benigna dan efek samping
penggunaan obat terhadap kognitif dan
perilaku, pengobatan rumat hanya diberikan
selama 1 tahun, kecuali pada kasus yang
sangat selektif (rekomendasi D).
AAP. Committee on drugs. Behavioral and cognitive effects of
anticonvulsant theraopy. Pediatr 1995;96:538-40
AAP. Practice parameter: Longterm treatment of the child with
simple febrile seizures. Pediatr 1999;103:1307-9
Knudsen. Febrile seizures-treatment and outcome. Epilepsia
2000;41:2-9.
Indikasi Pengobatan rumat adalah kejang
demam menunjukkan ciri sebagai berikut:
Kejang lama lebih dari 15 menit.
Anak mengalami kelainan neurologis yang nyata
sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis,
paresis Todd, Cerebral Palsy, retardasi mental,
hidrosefalus, mikrosefali.
Kejang fokal atau parsial.
Konsensus 1980
Kesepakatan Saraf Anak
Indikasi Pengobatan rumat adalah kejang
demam menunjukkan ciri sebagai berikut:
Pengobatan rumat dipertimbangkan (boleh
diberikan atau tidak setelah didiskusikan
dengan orang tua).
Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam.
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12
bulan
Kejang demam sering berulang, lebih dari 4x per
tahun
Konsensus 1980
Kesepakatan Saraf Anak
Catatan
Semua peneliti setuju bahwa kejang demam >
15 menit merupakan indikasi pengobatan
rumat
Kelainan neurologis tidak nyata misalnya
keterlambatan perkembangan ringan bukan
merupakan indikasi
Kejang fokal atau fokal menjadi umum
menunjukkan bahwa anak mempunyai fokus
organik.
Kesepakatan Saraf Anak, 2004
Lama pengobatan rumat
Pengobatan rumat diberikan selama 1 tahun bebas
kejang.
Soetomenggolo T. Buku Ajar Neurologi Anak. 1999
Konsensus 1980

Risiko berulangnya kejang demam
Kejang demam akan terjadi kembali pada
sebagian besar kasus. Faktor risiko
berulangnya kejang demam adalah:
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Makin rendah suhu saat kejang makin mudah
berulang
4. Lamanya demam sebelum kejang. Bila lebih dari
16 jam, kejang lebih mudah berulang.
Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulang
80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut
risiko berulangnya kejang demam adalah 10-15%.
Kemungkinan berulang paling besar pada tahun
pertama

Berg dkk. Predictors of recurrent febrile seizure: a prospective study
of the circumstances surrounding the initial febrile seizure. NEJM
1992;327:1122-7
Annegers, dkk, Reccurrence of febrile convulsion in a population
based cohort. Epilepsy Res 1990;66:1009-14
AAP, The neurodiagnostic evaluation of the child with a first simple
febrile seizures. Pediatrics 1996;97:769-95
Knudsen, Recurrence risk after first febrile seizure and effect short
term diazepam prophylaxis Archs Dis Child. 1996;17:33-8
Risiko terjadinya epilepsi di kemudian
hari.
Kelainan neurologis
Kejang demam kompleks
Riwayat epilepsi dalam keluarga
Catatan
Masing-masing faktor risiko meningkatkan
kemungkinan kejadian epilepsi sampai 4-6%,
Kombinasi dari faktor risiko tersebut meningkatkan
kemungkinan epilepsi menjadi 10-50%. (Level II-2)
Kemungkinan menjadi epilepsi tidak dapat dicegah
dengan pemberian obat rumat pada kejang demam
Nelson dan Ellenberg.Prognosis in children with febrile seizures. Pediatr
1978;61:720-7
Annegers, dkk, Factor prognostic of unprovoked seizures after febrile
convulsions.
NEJM 1987;316:493-8

Cari NCPP

Risiko mengalami kecacatan atau
kematian
Kejadian kecacatan atau kematian sebagai komplikasi
kejang demam tidak pernah dilaporkan.
Ellenberg Nelson
Knudsen

Вам также может понравиться