Вы находитесь на странице: 1из 16

Abstrak

Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang digunakan
untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh (Triatmojo 1996 : 25). Fluida yang di
alirkan melalui pipa bisa berupa zat cair atau gas dan tekanan bisa lebih besar atau lebih kecil
dari tekanan atmosfer. Apabila zat cair di dalam pipa tidak penuh maka aliran termasuk dalam
aliran saluran terbuka atau karena tekanan di dalam pipa sama dengan tekanan atmosfer (zat cair
di dalam pipa tidak penuh), aliran temasuk dalam pengaliran terbuka. Karena mempunyai
permukaan bebas, maka fluida yang dialirkan dalah zat cair. Tekanan dipermukaan zat cair
disepanjang saluran terbuka adalah tekanan atmosfer. Dalam aliran laminer partikel-partikel
zat cair bergerak teratur mengikuti lintasan yang saling sejajar. Aliran ini terjadi apabila
kecepatan kecil dan atau kekentalan besar.























BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini teknologi semakin maju khususnya pada pengembangan bentuk bodi, para
ahli dan ilmuwan selalu berusaha untuk mencari penemuan-penemuan baru pada bentuk bodi
yang lebih aerodinamis untuk mengurangi separasi dan drag, misal pada industri-industri
Otomotif, Aeroplane dan perkapalan. Demikian juga pada industri yang banyak menggunakan
instalasi perpipaan yang berfungsi untuk mengalirkan fluida ke tempat tujuan. Pada instalasi ini,
banyak dipakai sambungan yang berfungsi untuk membelokan, membagi aliran menjadi
bercabang dan menggabungkan aliran. Penggabungan aliran fluida pada percabangan sendiri
adalah suatu proses irreversibel dimana irreversibilitas ini di dalam aplikasi teknik akan
menurunkan unjuk kerja dari sistem. Selama fluida mengalir melalui pipa banyak terjadi rugi
tekanan yang disebut rugi tekanan Major (Major Head loss) dan rugi tekanan Minor (Minor
Head loss) (ME-105, 2003). Kerugian Major adalah rugi tekanan yang terjadi karena gesekan
fluida dengan dinding sepanjang pipa dan kerugian Minor adalah kerugian akibat fluida melewati
sambungan.
1.2 Maksud Dan Tujuan.
1.2.1 Untuk mengetahui apa itu aliran laminar.
1.2.2 Untuk mengetahui aplikasi aliran laminar pada pipa.
1.2.3 Untuk mengetahui apa itu bilangan Reynold.
1.2.4 Untuk mengetahui perbedaaan aliran laminar dan turbulen.
1.3 Sasaran
Pembuatan Makalah ini ditujukan kepada pembaca, agar lebih mengetahui apa itu aliran
laminar,aplikasi aliran laminar pada kapal,bilangan Reynold,perbedaan aliran laminar dan
turbulen.
1.4 Rumusan Masalah
2.2.1. Apa yang dimaksud aliran laminer ?
2.2.2. Bagaimana aplikasi aliran laminar pada pipa ?
2.2.3. Apa bilangan Reynold itu ?
2.2.4. Apa perbedaan aliran laminar dan turbulen ?


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Analisis aliran dalam pipa yang mendasar penelitian ini telah dimulai sejak abad
17. Seorang insinyur Jerman G.H.L. Hagen adalah orang pertama yang melaporkan pada
tahun 1839 bahwa mungkin ada dua corak aliran kental (White, 1988). Ia mengukur aliran
air dalam pipa kuningan yang panjang dan menurunkan hokum penurunan tekanan. Pada
tahun 1883, Obsorne Reynolds, menunjukkan bahwa perubahan itu bergantung pada
parameter Vd/ yang sekarang dikenal dengan bilangan Reynolds.





































BAB III
METODE PENULISAN
Penulisan memakai kajian literature dan kepustakaan dalam penulisan makalah ini.
Referensi makalah ini bersumber dari media seperti website dan media massa yang di ambil dari
internet.































BAB IV
HASIL DAN BAHASAN

Pengertian Aliran laminar

Aliran laminar adalah aliran partikel-partikel fluida yang bergerak secara paralel (tidak
saling memotong), atau aliran berlapis. contohnya: aliran lambat dari cairan kental.
Perlu diingat: suatu aliran fluida (gas / cair) dapat berupa aliran laminer atau turbulen ditentukan
(dihitung) berdasarkan angka Reynold (reynold number). Contoh lagi: (keadaan tanpa ada angin
yang berhembus atau keadaan tenang) asap rokok yang mengalir naik keatas, pada bagian dekat
rokok berupa aliran laminer, agak keatas daerah aliran transisi, dan keatas lagi terjadi aliran
turbulen.
Aliran laminar merupakan aliran fluida yang tidak terjadi olakan dan sifatnya mendekati
linear dan biasanya akibat tidak terjadinya perubahan penampang yang tiba-tiba.




Osborne Reynolds yang pertama kali menemukan dan mengklasifikasikan jenis aliran pada
fluida. Untuk menentukan aliran itu turbulence atau laminar harus dicari terlebih dahulu
Reynolds numbernya dengan persamaan :

Dimana terdapat variable massa jenis , kecepatan, diameter dan juga viskositas. Sehingga
semakin kecil viskositas nya maka bilangan Reynolds nya akan semakin besar begitu pula
sebaliknya. Jika kecepatan aliran semakin kecil maka bilangan Reynolds nya akan semakin kecil
pula. Hubungan antara bilangan Reynolds dengan penentuan apakah aliran suatu fluida yang kita
tinjau memiliki profil yang laminar, turbulence atau transisi dapat diketahui dengan
- Apabila Reynolds number didapatkan hasil < 2000 maka aliran tersebut dinyatakan sebagai
aliran Laminar
- Apabila Reynolds number didapatkan hasil 2000-x-4000 maka aliran tersebut dinyatakan
sebagai aliran transisi
- Apabila Reynolds number didapatkan hasil >4000 maka aliran tersebut dinyatakan sebagai
aliran Turbulence
Kiat cepat untuk dapat mengetahu aliran ini turbulence atau laminar sangat mudah yaitu lihat
fluida apa yang mengalir dan cari viskositasnya. Jika viskositas nya sangat kecil maka
kemungkinan besar aliran ini merupakan aliran turbulence. Contoh saja Udara sudah dipastikan
turbulence karena memiliki viskositas lebih kecil dari 10e-5 sehingga nilai Reynolds
numbernya sudah pasti jauh diatas 4000.

Aliran Laminer Dalam Pipa
Di dalam mempelajari aliran zat cair , beberapa faktor yang penting diketahui adalah
distribusi kecepatan aliran, tegangan geser dan kehilangan energi atau tenaga selama pengaliran.
Persamaan distribusi kecepatan, tegangan geser dan kehilangan tenaga untuk aliran laminer dan
mantap akan diturunkan untuk aliran melalui pipa berbentuk lingkaran. Penurunan persamaan-
persamaan tersebut didasarkan pada hukum Newton II.






Gambar Error! No text of specified style in document.-1. Aliran laminer dalam pipa

Pada aliran laminar untuk zat cair riil , kecepatan aliran pada dinding batas adalah nol. Diangap
bahwa disrtibusi kecepatan pada setiap tampang adalah simetris terhadap sumbu pipa, sehingga
semua pipa yang berjarak sama dari sumbu pipa mempunyai kecepatan sama.
Dipandang suatu silinder kecil dengan jari-jari r, tebal or , dan panjang os . Luas penampang
silinder adalah 2ror. Gaya-gaya yang bekerja pada silinder adalah :

1. Tekanan pada kedua uj ung:
a. uj ung 1 : rp ro t 2
b. uj ung 2 :
)
`

+ s
ds
dp
p r r o o t ) ( 2

t

t
o
v
c
v

r

y

2. Tegangan pada j ar ak dar i pus at adal ah t dan pada j ar ak r r o
adal ah :
(

r
dr
d
o
t
t ) (
3. Ga ya ber at s i l i nder : w = o o t s r r 2

Hukum Newton II :
F = M a
Oleh karena diameter pipa adalah konstan, maka kecepatan aliran di sepanjang pipa adalah
konstan, sehingga percepatan adalah nol,

o sin s r r 2
) r
dr
d
( s r 2 s r 2 ) s
ds
d
( r r 2 r r 2
= o o o t
+ o
t
+ t o t t o t + o

o t o t


Bentuk tersebut dapat disederhanakan menjadi :
0 sin = + o
t
dr
d
ds
d

Mengingat sin o=
ds
dh

, maka :
0 ) (
1
) ( = + + r
dr
d
r
h
ds
d
t

Persamaan di atas dikalikan dengan r dr dan kemudian diintegrasikan terhadap r.

0 ) ( ) ( = + + r d h
ds
d
rdr t

} } }
= + + 0 ) ( ) ( r d rdr h
ds
d
t
atau
) (
2
1
h
ds
d
r
r
A
t + =

A r h
ds
d
r = + + t ) (
2
1
2
dengan A adalah konstanta integrasi

.

Dari persamaan Newton untuk kekentalan, tegangan geser t diberikan oleh persamaan berikut

t = -
dr
dv


tanda negatip menunjukkan bahwa v berkurang dengan pertambahan t. Substitusi persamaan
didapat :

r
2

ds
d
(p + h) -
dr
dv
r = A
r
Adr
h p
ds
d
r
dv

+
=
) (
2
1



Kondisi batas dari persamaan tersebut adalah dv/dr = 0 untuk r = 0, sehingga didapat koofisien
A=0. Integrasi persamaan tersebut menghasilkan :
B
4
r
) h p (
ds
d
v
2
+

+
=

Kondisi batasnya adalah v = 0 untuk r = a. Apabila nilai tersebut dimasukkan ke dalam
persamaan di atas akan diperoleh :
B h
ds
d a
+ +

= ) (
4
0
2

) (
4
2
h
ds
d a
B +

=

Substitusi bentuk di atas ke dalam persamaan akan didapat :
) (
4
) (
2 2 r a
h p
ds
d
v +

+
=

) (
4
) (
2 2
h
ds
d r a
v +

=

Dari persamaan tersebut terlihat bahwa kecepatan maksimum terjadi di pusat pipa, r = 0, yang
mempunyai bentuk :
) (
4
max
2
h
ds
d a
v

+ =



Persamaan dapat ditulis dalam bentuk :

= +
4
) (
2
max
a
v
h
ds
d


Apabila persamaan disubstitusikan ke dalam persamaan akan didapat :

max
2
2 2
2
max
2 2
) (
4
4
) (
v
a
r a
a
v r a
v

=

=


Kecepatan rerata dihitung berdasarkan debit aliran dibagi dengan luas penampang.
V =
A
dA v }


Dengan A = t a
2
dan dA = 2tr dr


rdr h
ds
d r a
VdA
a a
t +

=
} }
2 ) (
4
) (
0 0
2 2


} }
+

t
= +

t
=
a a
dr r r a h
ds
d
rdr r a h
ds
d
0
3 2
0
2 2
) ( ) (
4
2
) ( ) (
4
2


) (
8 4
1
2
1
) (
4
2
4
4 2 2
h
ds
d a
r r a h
ds
d
+

t
=
(

t
=


Substitusi bentuk tersebut ke dalam persamaan didapat kecepatan rerata :
) (
8
2
h
ds
d a
v

+ =




Hubungan antara kecepatan rerata dan kecepatan maksimum dapat diperoleh dari substitusi
persamaan :

4
max
8
2
2
a
v a
v =

vmax=2V

Apabila pipa adalah horizontal (h = konstan), maka dh/ds = 0, sehingga persamaan menjadi :
ds
dp r a
v

=

4
) (
2 2

ds
dp a
v

=
4
2
max

ds
dp a
v

=
8
2


Apabila panjang pipa adalah L dan penurunan tekanan dp=-p (tanda negatif menunjukkan
penurunan tekanan), maka

L
p r a
v
A

=
4
) (
2 2

L
P a
v
A

=
4
2
max

L
P a
v
A

=
8
2




Persamaan-persamaan di atas adalah bentuk persamaan kecepatan aliran melalui pipa.
Tegangan geser dapat diturunkan dengan cara berikut ini. Untuk h konstan dan konstanta
integrasi A = 0 maka persamaan (1-9) menjadi :
ds
dp
r
2
1
= t


Persamaan (2-23) dapat ditulis dalam bentuk :
2
8
a
V
ds
dp
=


maka :
2 2
4 8
2
1
a
Vr
V
a
r

=

= t

2
4
a
r
V = t


Persamaan distribusi tegangan geser pada tampang pipa yang berbentuk garis lurus dengan =-
0 pada pusat pipa dan maksimum di dinding pipa.
Kehilangan energi selama pengaliran melalui pipa adalah sebagai berikut. Seperti terlihat dalam
gambar di bawah, kehilangan tenaga pada pengaliran antara titik 1 dan 2 adalah:


)
g 2
v p
( )
g 2
v p
( hf
2
2 2
2
1 1
+

=


Karena v
1
= v
2
, maka

)
p p p
hf
2 1

A
=

=



Apabila nilai Ap dari persamaan disubstitusikan ke dalam bentuk di atas, akan diperoleh
2 2
8 8
ga
vVL
a
L V
hf =

=

2
32
gD
vVL
hf =

dengan (nu) adalah kekentalan kinematik. Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Poiseuille.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa aliran laminer tidak dipengaruhi oleh bidang
batas atau kekasaran dinding.

Bilangan Reynold
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vs)
terhadap gaya viskos (/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan
suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang
berbeda, misalnya laminar dan turbulen. Namanya diambil dari Osborne Reynolds (18421912)
yang mengusulkannya pada tahun 1883.
Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting
dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi lain, untuk
memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip
secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki
nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis.

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:


dengan:
- v
s
- kecepatan fluida,
- L - panjang karakteristik,
- - viskositas absolut fluida dinamis,
- - viskositas kinematik fluida: = / ,
- - kerapatan (densitas) fluida.
Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang karakteristik adalah diameter pipa, jika
penampang pipa bulat, atau diameter hidraulik, untuk penampang tak bulat.



Perbedaan Aliran Laminer Dan Turbulen
Kali ini kita mencoba menemukan perbedaan antara aliran laminar dan turbulen. Tapi
sebelumnya kita harus tahu defenisi dari keduanya, agar lebih mudah melihat perbedaannya. Apa
yang dimaksud dengan aliran laminar ? Aliran pada saluran terbuka dikatakan laminar apabila
gaya kekentalan (viscosity) relatif sangat besar dibandingkan dengan gaya inersia sehingga
kekentalan berpengaruh besar terhadap perilaku aliran. Butir-butir air bergerak menurut lintasan
tertentu yang teratur atau lurus, dan selapis cairan tipis seolah-olah menggelincir diatas lapisan
lain. Simple-nya, bisa dikatakan aliran laminar itu terlihat seperti berlapis-lapis. Laminar itu asal
kata dari lamina yang berarti lapisan, samahalnya laminating (lamina-ting) di tempat foto copy,
yang artinya melapis.
Sedangkan aliran dalam saluran terbuka dikatakan turbulen apabila gaya kekentalan
relatif lemah dibandingkan dengan gaya inersia. Butir-butir air bergerak menurut lintasan yang
tidak teratur, tidak lancar, tidak tetap, walaupun butir-butir tersebut tetap bergerak maju di dalam
aliran yang berjalan secara keseluruhan. Simple-nya, Aliran ini terlihat bergoncang (turbulensi).
Defenisi aliran laminar dan turbulen menitikberatkan pada perbandingan antara gaya
kekentalan dan gaya inersia. Agar lebih mudah memahami, mari kita memecahkan pokok
pembahasan menjadi bagian yang berdiri sendiri. First, Gaya didefenisikan sebagai dorongan
atau tarikan yang akan mempercepat atau memperlambat gerak suatu benda.Next, gaya
kekentalan atau viskositas adalah sifat fluida yang menyebapkan tegangan geser di dalam fluida
yang bergerak. Last, apa itu inersia ? Inersia atau kelembaman (kemalasan) merupakan sifat
benda yang mempertahankan keadaan gerak atau keadaan diam. Ini merupakan penjabaran dari
hukum I Newton, Benda yang mula-mula diam akan tetap diam, benda yang mula-mula
bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap ( { F = 0 ).



Aliran laminar secara jelas diilustrasikan pada gambar 2. Lintasan yang ditempuh suatu
partikel dalam fluida yang mengalir dinamakan garis alir (flow line). Partikel (butir-butir air) itu
mengalir dalam suatu garis arus yang ujung dan pangkalnya jelas. Partikel (butir-butir air) itu
melalui tiik A, B dan C secara teratur dan lurus mengikuti garis arus tersebut (lihat gambar
diatas). Kecepatan-kecepatan partikel fluida di tiap titik pada garis arus searah dengan garis
singgung di titik itu. Jika kita kaitkan dengan hukum Newton I, apabila kecepatan (v) di suatu
titik konstan terhadap waktu, maka aliran fluida dikatakan tunak. Garis arus itu tidak
berpotongan.

Aliran turbulen itu sangat bertolak belakang dengan aliran laminar (lihat gambar 3). Jika
pada suatu kelajuan tertentu ada partikel-partikel (butir-butir air) gerakannya berbeda dan bahkan
berlawanan dengan arah gerak keseluruhan itu dinamakan aliran turbulen (lihat gambar diatas).
Ada sebuah cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengetahui suatu aliran zat
cair apakah bersifat turbulen atau laminar, yakni dengan cara menjatuhkan sedikit tinta atau
pewarna ke dalam zat cair. Jika tinta menempuh lintasan yang lurus atau melengkung tapi tidak
berputar-putar membentuk pusaran bisa dikatakan alirannya bersifat laminar. Akan tetapi, bila
tinta itu kemudian mengalir secara berputar-putar dan akhirnya menyebar, aliran air tersebut
bersifat turbulen.
BAB V
KESIMPULAN
























DAFTAR PUSTAKA
http://ramdhanys.blogspot.com/2013/01/makalah-kajian-eksperimental-aliran.html
http://rizalmath.wordpress.com/2011/03/03/definisi-laminer-dan-turbulen/
http://maglevworld.wordpress.com/2012/05/09/aliran-laminar-dan-turbulence/
http://lorenskambuaya.blogspot.com/2013/08/perbedaan-aliran-laminar-dan-
turbulen_5267.html
http://web.ipb.ac.id/~erizal/hidrolika/BUKU%20AJAR%20HIDRAULIKA.docx

Вам также может понравиться