Вы находитесь на странице: 1из 4

RESUME

KERANGKA DASAR GEODETIK


GRAVITASI DAN TOPOGRAFI
Redho Surya Perdana (S5112001), Freddy Doni Hutson Pane (S5112003), Ragil Wahyu Tasyrifin
Karim (S5112009) ,M. Kizlar Agha (S5112013)
Teknik Geodesi dan Geomatika, Institut Teknologi Sumatera
Pada awalnya, bentuk bumi dianggap sebagai bidang datar. Teori yang mengatakan bahwa Bumi itu
datar banyak diyakini oleh berbagai macam budaya seperti Babilonia kuno, India, Cina, dan Jepang
kuno. Thales (sekitar 550 SM) berpendapat bahwa bumi datar mengambang di air. Anaximenes dari
Miletus percaya bahwa bumi itu datar dan naik di udara, sama dengan matahari dan bulan dan benda-
benda langit lainnya.Xenophanes dari (c. 500 SM) menganggap bahwa bumi itu datar, dengan sisi atas
yang menyentuh udara, dan sisi bawah tanpa batas. Keyakinan dalam bumi datar berlanjut sampai
abad ke-5 SM. Kemudian dilakukanlah penjelajahan oleh Ferdinand Magellan pada 20 September
1519 sampai 1522. Ferdinand Magellan tidak berhasil menyelesaikan pelayarannya, kemudian
muncullah Columbus yang kemudian melakukan pelayaran serupa dan berhasil membuktikan bahwa
dengan arah yang tetap pelayaran yang dimulai dari suatu titik akan kembali ke titik tersebut.
Kemudian, pada akhir abad ke-17, Newton menunjukkan bahwa Bumi tidak mungkin berbentuk bulat.
Menurut teori Newton, benda kenyal yang berputar pada sumbunya akan mengalami pemampatan
karena gaya sentrifugal. Newton berpendapat bahwa Bumi berbentuk oblate (bagian kutub cenderung
datar), sedangkan Cassini bersikukuh bahwa Bumi berbentuk prolate (seperti telur). Setelah dilakukan
pengukuran di Ekuador (daerah ekuator) dan Lapland (di dekat kutub), diketahui bahwa Bumi
berbentuk oblate.





Gambar 1. Ellipsoid merupakan ellips yang diputar terhadap sumbu vertikal

Newton juga menyatakan sebuah hukum yang menyatakan bahwa :
benda yang memiliki massa akan menghasilkan suatu gaya tarik-menarik dengan benda
bermassa lainnya dimana besar haya tarik menarik yang dihasilkan berbanding lurus
dengan perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jaraknya.
Bukti yang paling dapat diterima untuk menyatakan teori ini benar adalah dengan kecepatan rotasi
Bumi yang tinggi, benda (objek) di atas permukaan bumi yang tidak terikat langsung dengan Bumi
tidak terlempar ke luar atmosfer. Bumi dengan massa yang sangat besar akan mempunyai gaya
gravitasi yang besar pula.
Hal ini sesuai dengan rumus gravitasi Newton :

;
dimana : F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut
G adalah konstanta gravitasi
m
1
adalah besar massa titik pertama
m
2
adalah besar massa titik kedua
r adalah jarak antara kedua massa titik, dan
g adalah percepatan gravitasi =

Gravitasi dalam bidang geodesi sendiri mengalami sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan aspek
gravitasi dari sudut pandang ilmu fisika. Perbedaan yang dimaksud terjadi karena adanya pengaruh
pergerakan Bumi pada sumbunya (rotasi Bumi). Gravitasi dalam bidang Geodesi adalah jumlah dari
daya tarik gravitasi Newton dan efek rotasi. Efek rotasi yang dimaksud adalah percepatan sentrifugal.
Dalam satu kesatuan bumi bentuknya adalah ellipsoid. Untuk menggambarkannya digunakan model
geodetik sebagai berikut :






Gambar 2. Ellipsoid referensi sebagai model geodetic bumi
Salah satu perbedaan antara bola dan ellipsoid adalah pada penggepengannya. Penggepengan (f) dapat
dirumuskan dengan persamaan :


dimana : a adalah sumbu panjang ellipsoid
b adalah sumbu pendek ellipsoid
f adalah penggepengan

Kemudian, apa kaitannya dengan topografi?
Topografi adalah unsur-unsur asli dan buatan manusia diatas permukaan bumi. Pada kenyataannya
bentuk permukaan bumi tidaklah mulus, ada daerah yang menjulang dan ada yang menurun. Hal ini
berkaitan erat dengan gaya gravitasi tiap daerah yang dimaksud di atas. Seperti yang kita bahas di atas
bahwa semakin besar massa semakin besar pula gaya gravitasinya. Semakin mendekati kutub, gaya
gravitasinya pun semakin besar karena semakin mendekati pusat massa Bumi.



Gambar 3. Perbandingan percepatan gravitasi terhadap latitude
Gambar 3 menjelaskan bahwa besar total gaya gravitasi akan semakin besar mendekati kutub.
Sedangkan, gaya sentifugal pada daerah kutub akan mendekati 0 karena kutub merupakan pusat rotasi
yang mengalami percepatan gerak rotasi paling kecil.
Kaitan antara gravitasi dan topografi diatas dijadikan dasar untuk membuat suatu pemodelan bumi
yang dinamakan geoid. Geoid adalah salah satu bentuk pendekatan bumi dengan suatu bidang yang
mempunyai nilai potensial yang sama. (BIG)
Konsep geoid pertama kali digagas oleh C.F. Gauss. Geoid adalah bidang ekipotensial gaya berat
Bumi yang menyinggung muka laut. Namun permukaan laut tidaklah stabil dan banyak dipengaruhi
oleh angin, cuaca, dan lain-lain. Karena itu digunakanlah muka laut rata-rata (Mean Sea Level, MSL)
sebagai pendekatan dari geoid. Geoid sering dinyatakan sebagai bentuk fisik Bumi yang sebenarnya.
Tapi, geoid bukanlah bentuk permukaan pada kerak Bumi. Geoid bisa saja terletak di atas atau di
bawahnya. Bentuk geoid tidak beraturan dan hanya bisa ditentukan melalui pengamatan medan gaya
berat. Karena merupakan bidang ekipotensial, gaya berat setiap titik pada geoid selalu sama dan
permukaan geoid selalu tegak lurus dengan medan gaya berat.

Geoid digunakan sebagai referensi tinggi untuk levelling. Untuk keperluan praktis, pengukuran
ketinggian merujuk pada MSL yang mendekati geoid. Tinggi dari permukaan geoid disebut tinggi
ortometrik.












Gambar 4. Geoid sebagai pendekatan terbaik dari bentuk bumi
Dari gambar diatas, dapat dikatakan bahwa bentuk bumi tidaklah bulat seutuhnya, pada ilustrasi diatas
dikatakan bahwa ketinggian suatu lokasi digambarkan dengan warna.

Вам также может понравиться