Вы находитесь на странице: 1из 18

LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH UTAMA
Perubahan Proses Pikir : Waham
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
realita normal(Stuart dan Sundeen, 1998)
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI,2000)
Waham adalah suatu keyakinan seseorang berdasarkan penilaian realitas yang selalu
salah keyakinan yang tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui proses
interaksi atau informasisecara akurat (Keliat, 1999)
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang
kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,1995)
2. Jenis Jenis Waham
Menurut Mayer Gross, waham dibagi 2 macam :
a. Waham Primer
Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Misal seseorang
merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor cicak berjalan dan berhenti dua kali.
b. Waham Sekunder
Biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara bagi penderita untuk
menerangkan gejala-gejala skizofrenia lainnya.
Waham Agama
Keyakinan terhadap suatu agama secar berlebihan diucapkan berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
kalau saya masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari, atau
mengatakan bahwa dirinya adalahTuhan yang dapat mengendalikan makhluknya.

Waham Kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang
berbeda dengan orang lain, ducapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
saya ini penjabat di Departemen Kesehatan lho , saya punya tembang emas
Waham curiga
Keyakinan bahwa seseorang atau kelompok orang berusaha merugikan atau mencederai
dirinya, diucapkan berulang ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
saya tahu semua saudara saya mungkin ingin menghancurkan hidup saya karena mereka
semua iri dngan kesuksesan yang dialami saya.
Waham Somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit,
diucapkan berulang ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
Klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker, namun setelah dilakukan pemeriksaan
laboratorium tidak ditemukan adanya sel kanker pada tubuhnya.
Waham Nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan berulang ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
ini kan alam kubur ya, semua yang ada di sisni adalah roh-roh.
Delusion of reference
Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan dirinya
Waham Kejar
Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang mengganggunya atau
mengatakan bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai atau kejelekannya sedang dibicarakan
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dngan perubahan proses pikir : waham adalah sebagai berikut :
1. Kognitif :
Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
Individu sangat percaya pada keyakinannya
Sulit berfikir realita
Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
Afek tumpul
3. Prilaku dan Hubungan Sosial
Hipersensitif
Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
Depresif
Ragu-ragu
Mengancam secara verbal
Aktifitas tidak tepat
Streotif
Impulsive
Curiga
4. Fisik
Higiene kurang
Muka pucat
Sering menguap
BB menurun
Nafsu makan berkurang dan sulit tidur
5. Rentang respons
Respon adaptif repon
maladaptif

Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten dengan pengalaman
Perilaku seksusal
Hubungan sosial harmonis
Gangguan isi pikir halusinasi
Perubahan proses emosi
Perilaku tidak terorganisasi
Isolasi sosial
Kadang proses pikir terganggu
Illusi
Emosi berlebih
Berperilaku yang tidak biasa
Menarik diri


Rentang respons perubahan proses pikir waham(keliat,1999)
6. Etiologi
Gangguan persepsi sensori halusinasi sering disebabkan karena panik, sterss berat yang
mengancam ego yang lemah, dan isolasi sosial menarik diri (Townsend, M.C, 1998).
Menurut Carpetino, L.J (1998) isolasi sosial merupakan keadaan dimana individu atau
kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan
keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak. Sedangkan
menurut Rawlins, R.P dan Heacock, P.E (1998), isolasi sosial menarik diri merupakan usaha
menghindar dari interaksi dan berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan
hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan dalam berpikir, berperasaan. Berpr bestasi,
atau selalu dalam kegagalan.
Isolasi sosial menarik diri sering ditunjukkan adanya perilaku (Carpentino, L.J 1998) :
Data subjektif :
a. Mengungkapkan perasaan kesepian atau penolakan
b. Melaporkan dengan ketidaknyamanan konyak dengan situasi sosial
c. Mengungkapkan perasaan tak berguna
Data objektif :
a. Tidak tahan terhadap kontak yang lama
b. Tidak komunikatif
c. Kontak mata buruk
d. Tampak larut dalam pikiran dan ingatan sendiri
e. Kurang aktivitas
f. Wajah tampak murung dan sedih
g. Kegagalan berinteraksi dengan orang lain
7. Faktor Predisposisi
8. Pengembangan
Hambatan perkembangan alam mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat
meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan
perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efrktif.
1. Sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham.
1. Psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda / bertentangan, dapat menimbulkan ansietas dan
berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
1. Biologis
Waham diyakini tejadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di otak, atau
perubahan pada sel kontrikal dan limbik.
1. Genetik
2. Faktor Presipitasi
3. Sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan
dari kelompok.
1. Biokimia
Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham
pada seseorang.
1. Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga
klien mengembngkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.
9. Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai
dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah
beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
1. Status mental
Berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi mungkin terlihat ekstrinsik dan aneh.
Tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain. Klien biasanya cerdik
ketika dilakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data. Selain itu perasaan hatiya
konsisten dengan isi waham.
1. Sensori dan kognisi
Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang,
tempat, dan waktu. Daya ingat atau kognisi lainnya biasanya akurat. Pengendalian impuls
pada klien waham perlu diperhatikan bila terlihat adanya rencana untuk bunuh diri,
membunuh, atau melakukan kekerasan pada orang lain.
Gangguan proses pikir waham biasanya diawali dengan adanya riwayat penyakit berupa
kerusakan pada bagian korteks dan limbik otak. Bisa dikarenakan terjatuh atau didapat ketika
lahir. Hal ini menunjukkan terjadinya perubah emosional seseorang yang tidak stabil. Bila
kepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri, kemudian mengisolasi diri dari orang
lain dan lingkungan. Waham curiga akan timbul sebagai manifestasi ketidakmampuan
seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Bila respons lingkungan kurang mendukung
terhadap perilakunya dimungkinkan akan timbul resiko perilaku kekerasan pada dirinya,
orang lain dan lingkungan. Dan kerusakan komunikasi kepada orang lain.
C. POHON MASALAH
Effect Kerusakan Komunikasi Verbal
Perubahan Proses Pikir : Waham curiga

Core Problem

Cause Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

2. Penatalaksanaan
bina hubungan saling percaya dengan pasien
jangan membantah dan mendukung waham klien
yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
observasi kebutuhan klien sehari hari
memberikan pujian setiap klien melakukan aktivitas yang positif
farmakologi seperti : haloperidol, Chlorpromazine, Trihexipenidil.
Farmakoterapi, ECT dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi
somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi
yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki perilaku klien dengan waham pada gangguan
skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehabilitasi sebagai suatu proses
refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya
secara wajar dalam kehidupan masyarakat.
D. MASALAH YANG MUNCUL DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
No Data focus Masalah keperawatan
1.
DS : klien mengatakan hal yang tidak jelas
DO :
klien berbicara kacau
Pembicaraan klien berbelit-belit
Kerusakan komunikasi
verbal

DS :
Klien mengatakan hal-hal yang tidak nyata.
Klien mengatakan bahwa seseorang
berusaha mencederai dirinya.
Pasien menolak makanan yang disajikan
merasa ada racunnya.
DO :
Pembicaraan klien cenderung berulang-
ulang
Isi pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan.
Klien tampak bingung dan ketakutan

Gangguan proses Pikir :
Waham Curiga

Data Subjektif :
Klien merasa malu berinteraksi dengan
orang lain
Data Objektif :
Ekspresi muka klien sedih dan murung

Gangguan konsep diri :
harga diri rendah

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan Komunikasi verbal b.d waham curiga
2. perubahan isi pikir: waham curiga
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa : Kerusakan Komunikasi verbal b.d waham curiga
Tujuan Umum : Klien dapat mengontrol wahamnya sehingga komunikasi verbal dapat
berjalan dengan baik
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat Membina Hubungan Saling Percaya
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Jangan membantah dan mendukung klien
3. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
4. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Intervensi :
1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistic
2. Diskusikan dengan klien tentang kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat
ini yang realistik, hati-hati terlibat dengan waham
3. Tanyakan apa yang bisa dilakukan (kaitkan dengan aktifitas sehari-hari) kemudian
anjurkan untuk melakukannya saat ini
4. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak
ada.
c. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
Intervensi :
1. Observasi kebutuhan sehari-hari klien
2. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik secara di rumah dan di RS
(rasa takut, ansietas, marah)
3. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya waham
4. Tingkat aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan
tenaga (aktivitas dapat dipilih dan dibuat jadwal bersama dengan klien)
5. Atur situai agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya
d. Klien dapat b.d realitas (realitas: diri, orang lain, tempat, waktu)
Intervensi :
1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas
2. Sertakan klien dalam TAK :TAK Orientasi Realita
3. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
4. Klien dapat memanfaatkan obat dengan benar
Intervensi :
1. Diskusikan frekuensi, dosis, dan manfaat obat
2. Anjurkan minum obat
3. Diskusikan efek bila menghentikan obat tanpa konsultasi
4. Jelaskan 5 tepat dalam penggunaan obat



STRATEGI PELAKSANAAN I
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN WAHAM
Pertemuan : ke 1
Hari / Tanggal : Senin, 10 Maret 2014
Waktu : 10.00 WIB
1. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan dia tahu bahwa saudaranya ingin mengahancurkan hidupnya dan ingin
menyakiti dirinya. Klien selalu mengulang-ulang perkataanya. Klien terlihat ketakutan dan
bingung.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : Waham Curiga
3. Tujuan
Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
Klien mampu menggunakan obat dengan benar
SP 1 P : Membina hubungan saling percaya ; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan ; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak
terpenuhi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum perkenalkan nama saya D, saya praktikan dari Stikes Aisyiyah
Yogyakarta yang bertugas pada pagi ini di Bangsal Sariayu. Saya bertugas dari jam 08.00
14.00, saya yang akan membantu perawatan ibu hari ini. Pada hari ini kita akan belajar
orientasi realita ya bu . Nama ibu siapa? Ibu senang dipanggil apa?
b. Evaluasi Validasi
Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Ada keluhan yang Ibu rasakan hari ini? saya lihat Ibu
seperti ketakutan dan bingung Bu?
c. Kontrak
Topik: Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Ibu Y rasakan sekarang?
Waktu : Berapa lama Ibu Y mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 20
menit Bu?
Tempat : Dimana enaknya kita bercakap-cakap Bu? Ibu mau disini,di depan atau ditaman
bu? baik ibu kita akan berbincang-bincang di taman.
1. KERJA :
ibu tidak usah khawatir karena kita berada ditempat yang amanIbu masih ingat tidak apa
yang menyebabkan ibu di bawa ke sini? Oh jadi kemarin ibu di bawa ke sini karena di bawa
oleh petugas saat ibu sedang menjemur baju ya bu? Ibu sebelumnya pernah di rawat di sini
tidak bu? jadi sebelumnya ibu pernah di rawat 3 kali di sini ya? Sebelum di sini ibu pernah di
rawat di mana saja? Di rumah sakit panti Agung ya bu sebelum dari sini? apakah ada
keluarga yang sakit sama seperti ibu? tidak ada, tapi adik kandung saya bunuh diri gara-gara
tidak punya uang bagaimana respon dari keluarga ibu tentang sakitnya ibu sekarang? oh
baik jadi keluarga ibu sangat peduli ya dengan sakitnya ibu kali ini, makanya ibu di bawa ke
sini agar ibu dapat beristirahat dan bisa menenangkan fikiran ibu ya? iya ibu bagaimana
perasaan ibu setelah di sini? Jadi ibu di sini sudah bisa mulai tenang kalau tidak
memingkirkan masalah sama kakak ipar ibu ya? sebelumnya bagaimana hubungan ibu
dengan kakak ipar ibu? Oh baik jadi hubungan ibu sama kakak ipar ibu kurang baik ibu tidak
suka dengan kakak ipar ibu, karena kakak ipar ibu suka menghabiskan uang suami ibu dan
selalu punya niatan untuk melukai ibu ya bu? Sebelumnya ibu tahu tidak ciri-ciri orang yang
mau menyakiti?ibu sering disakiti sama kakak ipar?bagian mana yang disakiti bu?kalau
disakiti bisa hilang dalam berapa waktu?coba bu liat bagianmana yang disakiti?nah ini tidak
ada luka bu?berati ibu?
1. TERMINASI :
2. Evaluasi subyektif
Bagimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya?
tadi kita sudah belajar tentang orientasi realita ya bu? Ibu masih ingat tidak kita sudah
melakukan apa tadi? O ya Bagus
1. Rencana Tindak Lanjut
Bagaimana kalau kegiatan orientasi realita tentang berpikir positif ibu terus lakukan?
ibu tidak usah takut ya bu
1. Kontrak
Topik : Baikalah ibu besok kita akan bercakap-cakap lagi, besok ibu mau bercakap-cakap
tentang apa bu? Bagaimana kalau kesukaan ibu dirumah, memasak atau kegemaran ibu?
baik ibu besok kita akan membicarakan tentang kegemaran ibu
Waktu : Mau jam berapa Ibu? Ya baiklah bu jam 09.00 besok ya bu .
Tempat: tempatnya besok mau di mana ibu? baik ibu kita besok bertemu disini
lagi.Kalau begitu, saya permisi dulu ya bu. Assalamualaikum ibu

STRATEGI PELAKSANAAN II
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN WAHAM
Pertemuan : ke 2
Hari / Tanggal : selasa , 11Maret 2014
Waktu : 09.00 WIB
1. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien merasa senang berbincang-bincang dan merasa dirinya lebih aman dengan berfikir
positif.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : Waham Curiga
3. Tujuan
Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
Klien mampu menggunakan obat dengan benar
SP 2 : memberikan tindakan keperawatan kepada klien waham
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum ibu, sesuai dengan kesepakatan kita kemarin , saya datang lagi bu untuk
membicarakan kegemaran ibu
b. Evaluasi Validasi
sebelumnya ibu masih ingat dengan saya bu? coba ibu sebutkan nama saya? bagus ibu ,
masih mengingat saya, dan ibu masih ingat yang kita bicarakan kemarin bu?
c. Kontrak
Topik: Bisa kita mulai berbincang-bincang tentang apa yang Ibu Ygemari ?
Waktu : waktunya 15 sampai 20 menit bagaimana bu?
Tempat : tempatnya di taman seperti kemarin ya bu?
2. KERJA :
ibu apa saja yang menjadi kegemaran atau hobi ibu? wah ternyata ibu pandai merajut?
ibu bisa ceritakan kepada saya kapan pertama kali ibu mulai mencoba merajut itu bu? siapa
yang mengajarkan kepada ibu pertama kalinya bu? apakah ibu punya hasil dari rajutan ibu
sebelumnya? Bisa di perlihatkan kepada saya bu?waaah bagus sekali rajutan ibu, ini
tampak cerah dan warnanya juga sesuai bu begitu juga rapi. bagaimana kalau sekarang ibu
melanjutkan kemampuan ibu tersebut? coba kita buat jadwal untuk kemampuan ibu ini ya,
berapa kali sehari ibu mau melakukannya bu? apa yang ibu harapkan dari kemampuan ibu
ini? ada tidak bu kemampuan lain yang ibu miliki?
3. TERMINASI :
4. Evaluasi subyektif
Bagimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya tentang kemampuan yang
ibu miliki
1. Rencana Tindak Lanjut
setelah ini coba ibu lakukan kembali ya bu sesuai dengan jadwal yang telah kita buat. saya
akan lihat kembali apa yang ingin ibu rajut. ibu sebelumnya ibu masih ingat tidak bu obat
yang ibu minum selama ini? Marikita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach
lakukan ya bu, dan beri tanda kalau sudah dilakukan seperti M ( mandiri ) kalau dilakukan
tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukan?
1. Kontrak
Topik : Baikalah ibu besok saya akan kembali datang lagi bu, besok kita akan
membicarakan tentang obat yang harus ibu minum, setuju?
Waktu : untuk waktunya besok jam 12.00 bagaimana bu?
Tempat: bagaimana kalau tempatnya besok di depan kamar ibu? Kalau begitu, saya
permisi dulu ya bu. Assalamualaikum ibu
STRATEGI PELAKSANAAN III
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN WAHAM
Pertemuan : ke 3
Hari / Tanggal : Rabu , 12Maret 2014
Waktu : 12.00 WIB
1. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien merasa senang berbincang-bincang dengan perawat dan merasa ada yang
memperhatikan klien tersebut. Klien dapat bercakap-cakap dengan teman atau perawat, klien
tidak tampak bingung dan ketakutan lagi.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : Waham Curiga
3. Tujuan
Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
Klien mampu menggunakan obat dengan benar
SP 3 : mengajarakan dan melatih cara minum obat yang benar.
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum ibu, sesuai dengan kesepakatan kita kemarin , saya datang lagi bu
sebelumnya saya bisa lihat Jadwal Kegiatan Harian ibu?
b. Evaluasi Validasi
ibu sampai mana sekarang ibu merajutnya? Bisa saya lihat bu?
c. Kontrak
Topik: baik ibu sesuai dengan janji kita untuk membicarakan tentang obat yang ibu
minum? apakah ibu sudah ingat obat yang selama ini ibu minum?
Waktu : waktunya 20 menit bagaimana bu?
Tempat : tempatnya di depan kamar ibu ya
1. KERJA :
Ibu perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang , dan tidurnya juga tenang Obatnya
ada tiga macam ya bu, yang warnanya orange ini namanya CPZ , yang putih ini THP, dan
yang merah jambu ini namanya HLP. Semuanya ini harus diminum 3 kali sehari, setiap jam 7
pagi, 1 siang dan 7 malam. Bila nanti setelah minum obat mulut ibu terasa kering, untuk
mengatasinya ibu bisa mengisap-isap es batu. Bila mata terasa berkunang kunang, Ibu
sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu. sebelum minum obat ini, ibu lihat dulu
label di kotak obat, apakah benar namanya ibu tertulis di sana, berapa dosisnya yang harus
ibu minum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar
Ibu obat ini harus diminum secara tertratur dan kemungkinan besar ibu minum salam waktu
yang lama. Sebaiknya ibu tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum
berkonsultasi dengan dokter.
1. TERMINASI :
2. Evaluasi subyektif
Bagimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya obat yang ibu minum?
coba ibu sebutkan kembali obat yang ibu minum?
1. Rencana Tindak Lanjut
setelah ini, ibu coba untuk minum obat sesuai dengan yang saya ajarkan tadi ibu jangan
sampai lupa ya bu dan ibu bisa memasukkannya ke dalam jadwal kegiatan harian ibu
1. Kontrak
Topik : nanti saya akan bicara dengan suami dan keluarga ibu, untuk membicarakan cara
merawat ibu dirumah.
Waktu : dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi ibu
Tempat: untuk tempatnya seperti sekarang saja ya bu. Kalau begitu, saya permisi dulu ya
bu. Assalamualaikum ibu
ANALISA PROSES INTERAKSI
Initial klien : Ny. Y
Interaksi ke : 1 (satu)
Tujuan Interaksi : Membina hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien,
mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan ;
mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi
Tgl/Jam : 10 Maret 2014, 10.00 WIB
Lingkungan : Di taman RS Agung , duduk berhadapan dengan perawat, klien
menceritakan tentang keluarganya .
Diskripsi : Klien mengenakan baju dan Celana bersih hijau kekuning-
kuningan, rambut rapi, tidak memakai sandal.
KOMUNUKASI
VERBAL
KOMUNUKASI
NON VERBAL
ANALISA
BERPUSAT
PADA
PERAWAT
ANALISA
BERPUSAT
PADA KLIEN
RASIONAL
P:
Assalamualaikum
bu, perkenalkan
P: memandang S
dan tersenyum.
P : Ingin
membuka
percakapan
K : memberikan
tanggapan
positif atas
Pasien merasa
percaya dan
terlindungi
kami mahasiswa
stikes aisyiyah,
dengan ibu siapa ?
K:
Waalaikumsalam.
Ny.Y


K: pandangan
tidak fokus dan
tersenyum.
dengan klien

P : merasa
senang karena S
memberikan
respon positif
terhadap
percakapan
kehadiran Y.


K : merasa
diperhatikan
oleh praktikan.
dengan adanya
perawat.
P: Bagaimana
perasaan ibu hari
ini?
K: Senang mba.
P: memandang Y
dan tersenyum.

K: pandangan
mata waspada
keluar ruangan.
P: Ingin
mengetahui
perasaan yang
dirasakan pasien.


K: Merasa
tenang karena
ada praktikan.
Untuk
mengetahui
perasaan
pasien hari ini
P: Ibu Y, kami disini
akan berbincang-
bincang mengenai
keadaan ibu
sekarang.Bagaimana
ibu?
K: Iya, mba.
P: Memandang Y
dengan senyuman.
K: Pandangan
mata tidak fokus
terhadap perawat
yang bertanya.
P: Ingin
mengetahui
keadaan Y saat
ini.
K: Pasien
memandang
kearah luar
ruang
Untuk
mendapatkan
persetujuan
dari pasien.
P: Ibu masih inget
tidak, kemarin
dibawa kesini
karena apa bu?
K: Tidak tahu mba
kemaren saat
menjemur pakaian
tiba-tiba saya
disikep dari
belakang oleh
petugas dari sini
mba.
P: memandang Y

K: menatap
praktikan dan
terlihat sedang
berpikir.
P: mengetahui
kesadaran pasien
ketika dibawa ke
RSJ.


K: pasien tidak
mengetahui
penyebab ia
dibawa oleh
perawat.
Mengetahui
keadaan Y
ketika dibawa
ke RSJ.
P: Baiklah bu, kalau
begitu kemarin ibu
ada masalah apa
dirumah?
K: Kakak ipar saya
marah-marah pada
saya karena
kematian suaminya.
P: memandang S

K : Mengingat-
ingat kejadian
yang telah terjadi,
memandang
praktikan, dan
P: senang karena
pasien mau
menceritakan
perasaan dan
keadaan dirinya
ketika di rumah.

K: senang
karena
praktikan
mendengarkan
pasien.

K: merasa
Mengetahui
keadaan pasien
di rumah
menurut sudut
pandang
pasien.
Dan
menanggungkan
semua kepada saya
mba.Kakak ipar saya
kalau saya masak
dihabiskan semua
makanannya, kalau
tidak enak marah-
marah dan meminta
uang suami
saya.Anaknya juga
sering melempari
genting, gentingnya
menjatuhi saya.
sesekali
memandang
keluar ruangan
dengan tatapan
mata tajam.

dibebani oleh
kakak iparnya.
P: oh begitu bu, ibu
tau tidak, ciri-ciri
orang yang mau
melukai itu apa saja
bu?

K: Melotot matanya
mba, memukul,
marah-marah, ya
seperti kakak ipar
saya mba.
P: memandang Y

K: memandang
praktikan dan
tampak berpikir.

P: memancing
pasien untuk
menyebutkan
ciri-ciri orang
yang hendak
melukai orang
lain.
K: dapat
menyebutkan
ciri-ciri orang
yang hendak
melukai.
Untuk
mengetahui
Ciri-ciri orang
yang mau
melukai.
P: selain itu apa lagi
bu?
K: Ya, seperti kakak
ipar saya mba. Tidak
peduli sama
perasaan saya juga.
P: memandang Y

K: Memandaang
penuh
kekhawatiran.
P: menguatkan
ciri-ciri orang
yang hendak
melukai.
K: merasa sedih
ketika
mengingat
kakaknya tidak
peduli
dengannya.
Menguatkan
data-data orang
yang hendak
melukai.
P: Kalau begitu, apa
ibu pernah dilukai
oleh kakak ibu?
K: Pernah mba,
dilempar pakai
barang-barang mba.
P: Memandang Y
dengan sikap
terapeutik.
K: Menampakan
muka kesal
terhadap kejadian
yang dialami.
P: Mengetahui
apakah pernah
dilukai secara
fisik oleh kakak
iparnya.
K: Merasa kesal
saat cerita
kejadian yang
dialami.
Menggoyahkan
perasaan
curiga terhadap
kakak iparnya.
P: Apanya yang
kena bu?
K: Tangan saya
mba.
P: Memandang Y
dengan perhatian.
K: Memegang
tangan dan muka
cemberut.
P: Memandang Y
dengan
pandangan
melindungi.
K: Tampak
sedih.
Menggoyahkan
perasaan
curiga.
P: lukanya berdarah P: memandang Y P: Memandang Y K: Tampak Tindak lanjut
dan lebar ga bu?
K: Ia mba berdarah.
dengan fokus.
K: Muka nampak
sedih.
dengan sikap
peduli.
tidak ceria. untuk
menggoyahkan
perasaan
curiga Ny.Y.
P: kalau luka seperti
itu bisa sembuh
dalam berapa hari,
bu?
K: Lama mba 1
minggu lebih.
P: Memandang Y
dengan pandangan
menghargai.
K: Pandangan
tampak yakin.
P: Memandang Y
dengan
pandangan
menghargai .
K: Tampak
sedih.
Orientasi
realita
P: Ibu kapan
dilukainya?
K: Pas mau dibawa
kesini mba.
P : tersenyum dan
menatap klien
K : menoleh dan
menatap dengan
muka datar.
P: ingin
mengetahui
waktu pasien
terluka.
K: menganggap
biasa.
Mengetahui
waktu pasien
terluka.
P: Kira-kira
harusnya sekarang
udah sembuh belum,
bu?
K: Belum, mba.
P : menatap klien
dengan tersenyum,
dan mengangguk
K:Memandang
keluar ruangan.
P: mengethui
waktu
penyembuhan
luka.
K: mengetahui
waktu yang
dibutuhkan
untuk
penyembuhan.
Mengoyahkan
waham pasien.
P: Coba saya liat bu
tangannya?
K: Klien
menunjukan
tangannya dengan
ragu-ragu.
P: Memandang Y
dengan seksama
K: Klien
menunjukkan
tangannya.
P:
mengklarifikasi
pernyataan klien

K: pasien
nampak
bingung.
Mengoyahkan
waham curiga
pada pasien
P: kalau begitu
sekarang keadaan
tangan ibu
bagaimana?
K: Gapapa mba.
P: Memandang
dengan penuh
perhatian

K: Melihat
keadaan
tangannya
P:
Mengklarifikasi
keadaan tangan.
K: pasien mulai
goyah.
Menggoyahkan
waham curiga
yang dialami
pasien
P: Kalau begitu kira-
kira kakak ipar ibu,
berniat menyakiti
ibu tidak?
K: (klien hanya
diam)
P: memandang Y
dan berbicara
dengan lembut.

K: diam sambil
berpikir.
P: meyakinkan
pasien tentang
realita yang ada.
K:
Membenarkan
pernyataan
perawat.

Mematahkan
waham
curiganya.
P: baiklah ibu, P: memandang Y P: mengakhiri K: Mengiyakan Salam penutup
bincang-bincang kita
cukup sampai disini
saja ya bu?
Sekarang ibu bisa
melanjutkan
aktivitas ibu
selanjutnya.
Assalamualaikum.
K: iya mba. Iya.
dan berbicara
dengan sopan.

K:menganggukkan
kepala.
pertemuan
dengan Y.

pernyataan
perawat
untuk menutup
interaksi .



DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada praktis klinis
(terjemahan). Edisi 6. Jakarta : EGC.
Sheila L. Vedeback,2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Rasmun, 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga,
Jakarta : CV. Sagung Seto.
Stuart & Sunden, 1998. Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Jakarta : EGC.

Вам также может понравиться