DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK LABORATORIUM / SMF ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM UNIVERSITAS MULAWARMAN RSUD AW.SJAHRANIE SAMARINDA SAMARINDA 2014
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Glaukoma ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokular yang disertai oleh pencengkungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Pada sebagian besar kasus, tidak terdapat penyakit mata lain. Glaukoma adalah penyebab kebutaan utama kedua di Indonesia, yang rata-rata terjadi pada orang-orang berusia 40 tahun ke atas.Berdasarkan analisa WHO tahun 2012, glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua di dunia.Glaukoma sudut terbuka primer merupakan bentuk glaukoma yang tersering, yang menyebabkan pengecilan lapangan pandang bilateral progresif asimtomatik yang timbul perlahan dan sering tidak terdeteksi sampai terjadi pengecilan lapang pandang yang ekstensif. Mekanisme peningkatan tekanan intraocular pada glaukoma adalah gangguan aliran keluar humor akueus akibat kelainan sistem drainase sudut kamera anterior (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor akueus ke sistem drainase (glaukoma sudut tertutup). Penurunan pembentukan humor akueus adalah suatu metode untuk menurunkan tekanan intraokular pada semua bentuk glaukoma.Beberapa obat dapat menurunkan pembentukan humor akueus.Tindakan-tindakan bedah dapat dilakukan untuk menurunkan pembentukan humor akueus setelah terapi medis yang diberikan gagal. Pada semua pasien glaukoma, perlu tidaknya terapi segera diberikan dan efektivitasnya dinilai dengan melakukan pengukuran tekanan intraocular (tonometry), inspeksi diskus optikus dan pengukuran lapangan pandang secara teratur. Penatalaksanaan glaucoma sebaiknya dilakukan oleh ahli oftalmologi, tetapi besar masalah dan pentingnya deteksi kasus-kasus asimtomatik mengharuskan adanyanya kerjasama dengan petugas kesehatan yang lain.
3
1.2 Tujuan Tujuan pembuatan laporan kasus tutorial ini adalah : 1. Menambah ilmu dan pengetahuan mengenai penyakit Glaukoma akut.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar Pembelajaran 2.1.1. Sekresi Cairan Aquous Anatomi Badan siliar merupakan perpanjangan dari atap iris ke ora seratta. Organ tersebut terbagi menjadi 2 bagian, pars plicata bagian anterior (lebar 2 mm) dan pars plana posterior (lebar 4 mm). Bagian pars plicata menanggung 70% proses siliar yang diproyeksikan ke ruang posterior. Setiap badan siliar dilapisi oleh lapisan epitelial lanjutan berpigmentasi dengan epitel pigmen retina dan lapisan epitelial lanjutan tidak berpigmentasi dengan neuroretina. Setiap badan siliar memiliki ateriole utama yang berakhir di jaringan kapiler. Kapiler dari stroma dan masing-masing badan siliar memudahkan jalur dari cairan dan makromolekul. Ikatan erat diantara sel epitel adjacent tidak berpigmentasi memiliki penghalang cairan-darah. Sudut filtrasi merupakan bagian yang penting dalam pengaturan cairan bilik mata.Sudut ini terdapat di dalam limbus kornea.Limbus adalah bagian yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir dari membran Descemet dan membran Bowman. Akhir dari membran Descemet disebut garis Schwalbe. Limbus terdiri dari 2 lapisan yaitu epitel dan stroma.Epitelnya 2 kali ketebalan epitel kornea. Di dalam stromanya terdapat serat-serat saraf dan cabang akhir dari arteri siliaris anterior. Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabecular. Trabecular merupakan bagian yang terdiri dari : 1. Trabekula korneoskleral Serabutnya berasal dari lapisan stroma kornea dan menuju ke belakang mengelilingi kanalis Schlemm untuk berinsersi pada sklera. 2. Trabekula uveal Serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke scleral spur (insersi dari m.siliaris) dan sebagian ke m.siliaris meridional. 5
3. Serabut yang berasal dari akhir membran Descemet (garis Schwalbe) Serabut ini menuju ke jaringan pengikat m.siliaris radialis dan sirkularis. 4. Ligamentum pektinatum rudimenter Ligamentum ini berasal dari dataran depan iris menuju ke depan trabekula. Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, homogen, elastis dan seluruhnya diliputi oleh endotel. Keseluruhannya merupakan spons yang tembus pandang, sehingga bila ada darah di dalam kanalis Schlemm, dapat terlihat dari luar. Kanalis Schlemm merupakan kapiler yang dimodifikasi, yang mengelilingi kornea. Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya 0,5 mm. Pada dinding sebelah dalam, terdapat lubang-lubang sehingga terdapat hubungan langsung antara trabekula dan kanalis Schlemm. Dari kanalis Schlemm keluar saluran kolektor, 20-30 buah, yang menuju ke pleksus vena di dalam jaringan sklera dan episklera dan vena siliaris anterior di badan siliar.
Fisiologi Cairan aqueous diproduksi melalui dua langkah, pembentukan dari filtrasi plasma dalam stroma pada badan siliar dan pembentukan aqueous dari filtrasi melintasi penghalang aqueous dengan darah. Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor akueus dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Humor akueus adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior mata. Volumenya adalah sekitar 250 L/menit. Tekanan osmotik sedikit lebih tinggi daripada plasma. Komposisi humor akueus serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea dan glukosa yang lebih rendah. Humor akueus diproduksi oleh korpus siliaris. Ultrafiltrat plasma yang dihasilkan di stroma prosessus siliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosessus sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke kamera posterior, humor akueus mengalir melalui pupil ke kamera anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera anterior. Selama periode ini, terjadi pertukaran diferensial 6
komponen-komponen dengan darah di iris. Peradangan atau trauma intraokuler dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi protein. Hal ini disebut humor akueus plasmoid dan sangat mirip dengan serum darah. Jalinan trabekula terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang dibungkus oleh sel-sel trabekula yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke dalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut sehingga kecepatan drainase humor akueus juga meningkat. Aliran humor akueus ke dalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-saluran transelular siklik di lapisan endotel. Saluran eferens dari kanalis Schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena akueus) menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil humor akueus keluar dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sklera (aliran uveoskleral).
2.1.2. Glaukoma Definisi Glaukoma merupakan kelompok penyakit yang biasanya memiliki satu gambaran berupa kerusakan nervus optikus yang bersifat progresif yang disebabkan karena peningkatan tekanan intraokular. Sebagai akibatnya akan terjadi gangguan lapang pandang dan kebutaan. Glaukoma biasanya menimbulkan gangguan pada lapang pandang perifer pada tahap awal dan kemudian akan mengganggu penglihatan sentral. Glaukoma ini dapat tidak bergejala karena kerusakan terjadi lambat dan tersamar. Glaukoma dapat diobati jika dapat terdeteksi secara dini.
Etiologi Glaukoma terjadi apabila terdapat ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengaliran humor akueus. Pada sebagian besar kasus, tidak terdapat penyakit mata lain (glaukoma primer). Sedangkan pada kasus lainnya, peningkatan tekanan intraokular, terjadi sebagai manifestasi penyakit mata lain (glaukoma sekunder). 7
Faktor Resiko Banyak faktor yang boleh menyebabkan terjadinya glaukoma. Antara faktor resiko yang dapat mengarah pada glaukoma adalah : 1. Tekanan darah rendah atau tinggi 2. Fenomena autoimun 3. Degenerasi primer sel ganglion 4. Usia di atas 45 tahun 5. Keluarga mempunyai riwayat glaucoma 6. Miopia atau hipermetropia 7. Pasca bedah dengan hifema atau infeksi Sedangkan beberapa hal yang memperberat resiko glaukoma adalah : 1. Tekanan bola mata, makin tinggi makin berat 2. Makin tua usia, makin berat 3. Hipertensi, resiko 6 kali lebih sering 4. Kerja las, resiko 4 kali lebih sering 5. Keluarga penderita glaukoma, resiko 4 kali lebih sering 6. Tembakau, resiko 4 kali lebih sering 7. Miopia, resiko 2 kali lebih sering 8. Diabetes melitus, resiko 2 kali lebih sering
Gejala Umum Glaukoma Kebanyakan penderita tidak memberikan gejala pada mata kecuali bila keadaan dimana terjadi gangguan penglihatan. Bila saraf optik mulai rusak akan terjadi pengecilan lapangan pandang dan bila kerusakan telah lanjut maka akan terjadi kebutaan. Pada glaukoma sudut sempit dimana tekanan bola mata mendadak naik maka akan terdapat keluhan penglihatan kabur, rasa sakit yang berat, sakit kepala, halo, rasa mual dan muntah. Glaukoma sudut sempit jarang terjadi akan tetapi adalah keadaan gawat bila terjadi. Pada keadaan dimana sudut pengaliran cairan mata keluar sempit, pembendungan dapat terjadi mendadak. Hal ini mudah terjadi pada glaukoma sudut sempit dimana tekanan bola mata dapat mencapai lebih dari 60-70. Pada 8
serangan tekanan bola mata yang meningkat ini pasien akan merasa sangat sakit disertai mual dan muntah. Penglihatan akan kabur disertai dengan penglihatan pelangi.
Klasifikasi Glaukoma Glaukoma dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Glaukoma primer a. Dewasa i. Glaukoma simpleks (glaukoma sudut terbuka, glaukoma kronis) ii. Glaukoma akut (sudut tertutup) b. Kongenital/juvenil 2. Glaukoma sekunder a. Sudut tertutup b. Sudut terbuka
2.2. Glaukoma Akut Definisi Penutupan sudut secara primer muncul pada mata yang memiliki faktor predisposisi secara anatomi, tanpa patologi lainnya, dimana penglihatan memburuk dengan adanya elevasi dari tekanan intraokuler sebagai konsekuensi dari obstruksi aliran cairan aqueous oleh oklusi dari trabecular meshwork oleh iris bagian peripheral. Kondisi ini dapat bermanifestasi sebagai kegawatdaruratan di bagian oftalmologik, atau tetap asimptomatik hingga muncul kehilangan visual. Tidak seperti glaukoma primer sudut terbuka, diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dari segmen anterior dan gonioskopi secara hati-hati. Manajemen membutuhkan pengertian mengenai mekanisme patofisiologikal dari penyakit. Glaukoma primer sudut tertutup adalah sebutan yang hanya dapat digunakan saat penutupan sudut secara primer menyebabkan kerusakan saraf optik dan kehilangan lapang pandangan. 9
Faktor Predisposisi secara Anatomi Berkaitan dengan lokasi anterior dari diagfragma kedua iris-lensa dengan panjang axial pendek Kedangkalan ruang anterior Kemiringan dari jalan masuk sudut dari ruangan. Kedekatan dari iris periperal dengan sudut tertutup kornea Faktor-faktor berikut yang saling berhubungan adalah hal-hal ynag bertanggung jawab dari karakter anatomi : 10
Ukuran Lensa : lensa adalah satu-satunya struktur okuler yaang secara berkelanjutan bertambah ukurannya selama hiduo. Pertumbuhan axial (anteroposterior) menyebabkan permukaan anterior semakin dekat dengan kornea, ketika pertumbuhan equitorial menyebabkan kekenduran dari ligamen suspensori, sehingga diagfragma iris-lensa bergerak ke anterior. Faktor-faktor ini menyebabkan pemendekan secara progressif dari ruang anterior okuler. Mata dengan Glaukoma primer sudut tertutup memiliki kedangkalan ruang anterior sebesar (1.8 mm) dibanding mata normal (2.8 mm) dan wanita memiliki ruang anterior yang lebih dangkal dari pada pria. Diameter kornea : kedalaman ruang anterior dan lebar sudut berkorelasi dengan diameter kornea. Mata dengan glaukoma primer sudut tertutup memiliki diameter kornea 0.25 mm lebih kecil dari normal. Panjang axial : posisi lensa dan diameter kornea berkorelasi dengan panjang axial dari globe. Mata yang pendek, dimana lebih sering hipermetropi, memiliki diameter kornea yang kecil dan lensa yang berlokasi lebih ke anterior.
Patofisiologi Salah satu teori nya adalah teori dilatasi otot dimana kontraksi dari dilatator pupil menyebabkan penekanan secara paksa ke posterior. Hal ini meningkatkan kedekatan iris dengan bagian anterior lensa, mengecilkan derajat dari blok pupil (gambar a). Secara simultan menyebabkan dilatasi pupil dan menyebabkan periperal iris lebih kendur. Blok pupil menyebabkan meningkatnya tekanan ruang posterior dan periperal iris terdorong ke anterior (iris bombans) (gambar b). sehingga iris menyentuh permukaan posterior kornea, membuat obstruksi sudut dan meningkatkan tekanan intra okuler (gambar c). 11
Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris. Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya cahaya redup, tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata atau obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris. Iris bisa menggeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak. Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu. Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan melebar di bawah cahaya yang redup. Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah apoptosis sel ganglion retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan lapisan inti dalam retina serta berkurangnya akson di nervus optikus. Discus optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran cawan optik. 12
Glaukoma akut terjadi bila terbentuk iris bombe yang menyebabkan oklusi sudut bilik mata depan oleh iris perifer. Hal ini menghambat aliran keluar aqueous humor dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan dan penglihatan kabur. Pada glaukoma akut, tekanan intraokular dapat mencapai 60-80 mmHg, menimbulkan kerusakan iskemik akut pada iris yang disertai edema kornea dan kerusakan nervus optikus.
Faktor Resiko Faktor predisposisi : 1. Hiperopia : Penutupan sudut mata pada hiperopia yang sudah mengalami penyempitan anatomic bilik mata depan biasanya dieksaserbasi oleh pembesaran lensa kristalina yang berkaitan dengan penuaan. Serangan akut tersebut sering dipresentasikan oleh dilatasi pupil, yang terjadi secara spontan dimalam hari, saat pencahayaan berkurang. 2. Obat-obatan : Obat-obatan dengan efek antikolinergik atau simpatomimetik (mis: atropine sebagai obat praoprasi, antidepresan, bronkodilator inhalasi, dekongestan hidung, atau tokolitik).
Gejala Klinik Glaukoma sudut tertutup akut ditandai oleh munculnya kekaburan penglihatan mendadak yang disertai nyeri hebat, halo, serta mual dan muntah. Temuan-temuan lainnya adalah peningkatan tekanan intraokular yang mencolok, bilik mata depan dangkal, kornea berkabut, pupil berdilatasi, dan injeksi siliar. Gejala cukup berat, sakit mata mendadak, penglihatan kabur, mata merah, disertai dengan sakit kepala, serta mual atau muntah. Pada umumnya penderita memerlukan pertolongan darurat untuk sakit kepalanya dan mengabaikan keluhan mata. Episode akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan: Penurunan fungsi penglihatan yang ringan Terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya 13
Nyeri pada mata dan kepala Gejala tersebut berlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut. Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang berdenyut.Penderita juga mengalami mual dan muntah. Kelopak mata membengkak, mata berair dan merah. Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang. Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa berulang. Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi lapang pandang penderita.
Diagnosa dan diagnosa banding glaukoma akut Pada pemeriksaan fisik ditemukan : - Mata merah ( injeksi konjungtiva dan injeksi siliar) - Kornea suram - Pupil midriasis (kadang-kadang) - Reaksi pupil melambat / (-) - Bilik mata depan dangkal - Pada perabaan : mata yg mengalami glaukoma terasa lebih keras dibandingkan sebelahnya - Visus sangat menurun - TIO meninggi - Rincian iris tidak tampak - Diskus optikus terlihat merah dan bengkak 14
Pemeriksaan penunjang - Tonometri Schiotz ( Normal TIO : 10-21 mmHg), pada glaukoma akut dapat mencapai 40 mmHg. - Opthalmoskop : melihat discus opticus merah dan bengkak, rasio CDR 0,5 menunjukkan TIO meningkat signifikan. - Gonioskop : untuk menilai keadaan sudut bilik mata depan : dangkal. - Perimetri : lapang pandang akan berkurang karena peningkatan TIO dapat merusakan papil saraf opticus. - Slit-lamp biomikroskopi, dapat melihat hiperemis siliar karena injeksi pembuluh darah konjunctiva, edema kornea, bilik mata depan dangkal, pupil oval vertikal, tidak ada reaksi terhadap cahaya.
Diagnosa banding : a. Iritis Akut : fotophobia, tekanan intraokular tidak meningkat, kornea tidak edema, pupil konstriksi/ bentuknya iregular, injeksi siliar dalam b. Konjunctivisis : biasanya bilateral, nyeri ringan/ tidak ada, tidak ada gangguan pengelihatan, terdapat sekret mata, konjunctiiva meradang hebat, tetapi tidak ada injeksi siliar, respon pupil dan tekanan intraokular normal, kornea jernih.
Penatalaksanaan Terapi medikamentosa, tujuannya adalah menurunkan TIO terutama dengan menggunakan obat sistemik (obat yang mempengaruhi seluruh tubuh) A. Obat sistemik - Inhibitor karbonik anhidrase. Pertama diberikan secara intravena (acetazolamide 500mg) kemudian diberikan dalam bentuk obat minum lepas lambat 250mg 2x sehari. 1. Agen hiperosmotik. Macam obat yang tersedia dalam bentuk obat minum adalah glycerol dan isosorbide sedangkan dalam bentuk intravena adalah manitol. Obat ini diberikan jika TIO sangat tinggi atau ketika acetazolamide sudah tidak efektif lagi. 2. Untuk gejala tambahan dapat diberikan anti nyeri dan anti muntah.
15
B. Obat tetes mata lokal 1. Penyekat beta. Macam obat yang tersedia adalah timolol, betaxolol, levobunolol, carteolol, dan metipranolol. Digunakan 2x sehari, berguna untuk menurunkan TIO. 2. Steroid (prednison). Digunakan 4x sehari, berguna sebagai dekongestan mata. Diberikan sekitar 30-40 menit setelah terapi sistemik. 3. Miotikum. Pilokarpin 2% pertama digunakan sebanyak 2x dengan jarak 15 menit kemudian diberikan 4x sehari. Pilokarpin 1% bisa digunakan sebagai pencegahan pada mata yang lainnya 4x sehari sampai sebelum iridektomi pencegahan dilakukan.
C. Terapi Bedah 1. Iridektomi perifer. Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan karena telah terdapat hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak 50%. 2. Trabekulotomi (Bedah drainase). Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan iridektomi.
Komplikasi Apabila terapi ditunda, iris perifer dapat melekat ke anyaman trabekular (sinekia anterior) sehingga menimbulkan oklusi sudut bilik mata depan ireversibel yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya. Sering terjadi terjadi kerusakan nervus optikus.
Prognosa Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi yang sesegera mungkin. Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan dapat menyebabkan kebutaan permanent dalam 2-3 hari.