Вы находитесь на странице: 1из 32

Psikodiag I : pengantar Tes Page 1

TES BAKAT

1. Pengertian Tes Bakat
a. Menurut Fudyartanta, bakat adalah kemampuan yang lebih menonjol atau istimewa
pada seseorang.Tes bakat adalah tes yang mengungkap bakat seseorang, yang juga
merupakan kemampuan intelegensi khusus. Dengan mengetahui bakat seseorang
maka proses pendidikan dapat diarahkan pada bidang-bidang yang sesuai, sehingga
lebih mudah mencapai hasil.
b. Menurut F.S. Freeman, tes bakat adalah yang dirancang untuk mengukur kemampuan
potensial seseorang dalam suatu kegiatan jenis yang khusus dan dalam kisaran
terbatas (1976).

2. Tujuan Tes Bakat
a. Untuk membantu merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan
maupun pekerjaan.
b. Untuk mendiagnosa masalah belajar yang dialami seseorang.
c. Sebagai sarana untuk mengetahui sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang.

Tes bakat dilakukan dengan tujuan yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan
bidang industry. Dalam bidang pendidikan, dengan mengetahui bakat siswa maka ia dapat
diarahkan sesuai dengan bakatnya tersebut agar siswa dapat mencapai prestasi sesuai dengan
bakat yang dimilikinya. Hasil tes bakat sangat bermanfaat khususnya pada saat penjurusan,
baik di SMA maupun SMK, dan untuk menentukan pilihan fakultas atau jurusan yang
diinginkan di perguruan tinggi.

Dalam bidang industry bakat seseorang perlu diketahui apakah ia tepat menduduki
jabatan tertentu. Hasil tes bakat dapat membantu suatu perusahaan atau lembaga untuk
menempatkan karyawan atau calon karyawan pada posisi yang sesuai dengan kualifikasi
yang dibutuhkan. Orang yang dapat memilih, meyesuaikan dengan pekerjaan yang sesuai
dengan bakatnya akan membuat seseorang tersebut mempunyai semangat kerja yang tinggi
dan kepuasan kerja akan tercapai. Sebaliknya seseorang individu yang dipaksa atau terpaksa
bekerja tidak sesuai dengan bakatnya akan menimbulkan kelesuan kerja, semangat kerja
rendah, ketidakpercayaan pada diri sendiri, banyak membuat kesalahan-kesalahan dan
menimbulkan frustasi bagi individu yang bersangkutan.
Psikodiag I : pengantar Tes Page 2


3. Instrumen Tes Bakat
A. DAT (Differential Aptitude Test )
Tujuan dari DAT:
1. Untuk mendapat prosedur penilaian yang ilmiah, terintegrasi, dan standar.
2. Untuk melakukan prediksi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
3. Untuk pelajaran atau pekerjaan/profesi yang memerlukan persepsi hubungan antara benda-
benda.
4. Untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu agar lebih spesifik (kemampuan
khusus).

Bentuk/ macam tes bakat
Bakat merupakan sebuah potensi individu untuk mengembangkan kecakapannya dalam
suatu bidang tertentu sehingga memungkinkan individu tersebut berkembang pada masa
mendatang, bakat relatif konstan dan sangat kecil kemungkinannya untuk berubah. Bakat
yang dimiliki individu berbeda satu sama lainnya. Hal ini disebabkan oleh faktor keturunan,
pengaruh keluarga dan lingkungan serta nilai-nilai yang dianutnya. Karena perbedaan bakat
yang dimiliki antar individu berbeda maka diperlukan pengukuran tes bakat agar dapat
mengetahui bakat individu secara tepat. Tes bakat adalah tes yang dapat mengungkap
potensi-potensi individu dalam aktivitas tertentu sehingga dapat membantu untuk
memprediksi keberhasilan dalam bidang pendidikan maupun karir. Tes bakat dibagi dalam
beberapa kelompok:
A. Multiple Aptitude Test Batteries
a. DAT
Differential Aptitude test (DAT) memadukan prosedur ilmiah dan prosedur
pembakuan yang baik untuk mengungkap kemampuan pria dan wanita pada para siswa-siswi
tingkat SMP kelas-3 hingga kelas-3 SMA.tujuan di lakukan tes ini adalah untuk bimbingan
pendidikan dan karir. Test ini juga untuk membantu para konselor dalam memberikan
layanan bimbingan dan membantu klien. Test ini idirancang untuk mengungkap kemampuan
yang paling mendasar dan sedapat mungkin menghindari ketergantungan atau keterkaitan
dengan mata pelajaran tertentu yang diberikan oleh sekolah. Dalam test ini juga terdapat 8
sub bab tes.
Delapan subtes dalam DAT :
1. Penalaran Verbal (Verbal Reasoning / VR)
Psikodiag I : pengantar Tes Page 3

Penalaran Verbal (Verbal Reasoning /VR) merupakan tes bakat yang
mengungkapkemampuan yang memahami konsep-konsep dalam bentuk kata-
kata(verbal). Sub tes Penalaran Verbbal ini akan mengungkapkan bagaimana baiknya
seseorang dapat memahami ide-ide yang diekspresikan dengan menggunakan kata-kata
serta bagaimana dapat berfikir dan menalar dengan kata-kata.
2. Kemampuan Angka (Numerical Ability / NA)
Tes Kemampuan Angka sebagai ukuran dari kemampuan pengetahuan umum,
emngungkapkan kemampuan siswa-siswi untuk menalar dengan angka, menggunakan
atau memanipulir relasi dengan angka-angka, dan menguraikan secara logis banyaknya
material. Individu yang dapat mengerjakan tes ini dengan baik,memungkinkan dapat
dengan baik pula untuk mengerjakan perhitungan dan pengukuran yang bersifat umum.
3. Penalaran Abstrak (Abstrak Reasoning / AR)
Test Penalaran abstrak disajikan pada soal yang memerlukan persepri
pengoperasian prinsip - dalam mengubah diagram-diagram. Tugas dalam setiap kasus
adalah menyamaratakan perubahan dalam mengoperasikan prinsip-prinsip, yaituberfikir
dengan simbol-simbol yang abstrak. Sub tes penalaran abstrak dapat melihat bagaimana
individu dapat memikirkan masalah-masalah sekalipun tanpa petunjuk yang berbentuk
kata-kata.
4. Kecepatan dan Ketelitian Klerikal (Clerical Speed and Accurency /CSA)
Tes ini adalah untuk mengungkap kecepatan persepsi, mengingat dengan cepat
dan kecepatan dalam memberi respon. Hal inijuga dapat mengungkapkan bagaimana
cepat dan baiknya individu mengerjakan pekerjaannya.
5. Penalaran Mekanikal (Mechanical Reasoning / MR)
Tes Penalaran Mekanikal ini disusun berdasarkan pengalaman tes Pemahaman
Mekanikal dari Bennett. Dalam mengerjakannya sedapat mungkin di perlukan pemikiran
yang tepat dan logis sehingga dapat mengungkapkan bagaimana seseorang menangkap
prinsip-prinsip umum fisika pada kehidupan sehari-hari serta pemahaman akan hukum-
hukum yang mendasari alat,mesin, dan gerakan-gerakan yang sederhana.
6. Relasi Ruang (Space Relation / SR)
Tes Tilik Ruang berhubungan dengan benda-benda yang konkrit melalui
visualisasi. Tes ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan individu untuk
membayangkan suatu objek yang dikontruksi dari suatu gambar dalam suatu pola yang
telah sering digunakan dalam tes visualisasi struktural.
7. Pemakaian Bahasa: Mengeja (Language Usage 1: Spelling)
Psikodiag I : pengantar Tes Page 4

Bertujuan untuk mengungkapkan keunggulan individu dalam menggunakan
bahasa, terutama dalam hal mengeja,memberikan tanda-tanda baca,huruf besar dan
pemilihan kata.
8. Pemakaian Bahasa: Tata Bahasa (Language Usage 2: Grammer)
Mengukur kemampuan individu untuk mengeja kata-kata umum dalam bahasa,
serta memprediksi kemampuan stenografi dan pengetikan.

PROSEDUR PELAKSANAAN DAN PENILAIAN DAT
I. Material Tes
Buku Tes
Dari 8 sub bab tes tersebut di bagi menjadi 2 buku. Isi dari buku pertama adalah
Penalaran Verbal, Kemampuan Angka, Penalaran Abstrak, Kecepatan dan Ketelitian
Klerikal. Sedangkan pada buku kedua berisikan Penalaran Mekanikal, Tilikan Ruang,
Pemakaian Bahasa I: Mengeja , Pemakaian Bahasa II: Tata Bahasa. Namun demikian
dalam kedua buku ini terdapat kombinasi Penalaran Verbal dan Numerical Ability yang
kegunaannya mengukur Bakat Skolastik.
Lembar Jawaban
Lembar jawaban ditandai secara terpisah mana yang penilaiannya dengan cara
manual(scoring hand) dengan mana yang penilaiannya dengan mesin(scoring machines).
Pemakai tes harusnya menyadari kelebihan dan kekurangan lembar jawaban yang ia
pakai.
Pensil
Pada umumnya setiap tes yang diadakan, yang penilaiannya secara manual maupun
tidak,memerlukan pensil yang runcing. Tester diharapkan membawa persediaan pensil.
Penilaian
Kunci penilaian ada tersedia untuk tangan dan mesin; tipe kunci bergantung pada lembar
jawaban yang di pakai.
Format Laporan Individual
Formatnya telah dirancang untuk pelaporan informasi Differential Aptitude Tes untuk
masing-masing individu yang di tes.
II. Jadwal Program Testing
Prinsip-prinsip Umum
Psikodiag I : pengantar Tes Page 5

Semua tes harus diberi jarak waktu yang relatif singkat,lebih baik dalam periode satu atau
dua minggu, semestinya waktu tersebut terjadwal dimana sang tester sudah siap dengan
keadaan tanpa ganggua seperti penyakit maupun aktivitas-aktivitas yang menyibukan.
Jadwal Testing yang Dirasakan
Dua sesi testing: sesi 1- kira-kira 120 menit untuk mengisi Buku Tes I ; sesi 2- kira-kira
115 menit untuk mengisi Buku Tes 2. Dilakukan secara berurutan setiap hari.
Empat sesi testing: sesi 1- untuk Penalaran verbal dan Kemampuan angka dalam bukku 1
selama 75 menit; sesi 2- untuk Penalaran Abstrak dan Kecepatan dan Ketelitian Klerikal
dalam buku tes 1 selama 45 menit ; sesi 3- Untuk Penalaran mekanikal 8dan Talikan Ruang
dalam bukku tes 2 selama 70 menit dan di lanjutkan sesi4- untuk Pemakaian Bahasa I :
Mengeja dan Pemakaian Bahasa II : Tata Bahasa dalam buku tes 2 selama 45 menit.
III. Pertimbangan Umum Pelaksanaan Tes
Perencanaan adalah bersifat Esensial
Hendaknya persiapan tes di lakukan dengan perencanaan administratif dan dengan
kondisi fisik yang baik. Hasil tes juga semestinya digunakan untuk tujuan-tujuan yang
penting.
Pengaturan Waktu
Agar perolehan skor tes dapat bermanfaat, maka diharapkan agar administrator mengikuti
batas waktu yang ditetapkan; terutama untuk Tes Kecepatan dan Ketelitian Klerikal yang
memiliki batas waktu yang singkat. Pengaturan waktu dalam pengerjaan soal tes dapat
dilakukan dengan alat yang tepat, seperti Interval Timer, Stop Watch, arloji, Jam dinding
yang biasa diatur kedua jarumnya, dan tentunya semua alat tersebut dalam kondisi yang
tidak rusak.
Mempersiapkan Material
Untuk menghindari kekacauan dalam ruang testing, sebaiknya setiapbahan dan materi
testing di cek dan disusun secara rapi.
Kondisi-kondisi Fisik
Testing hendaknya dilaksanakan dalam ruangan yang berkondisi baik dan nyaman untuk
testing. Tester hendaknya memilliki tempat yang cukup luas untuk mengerjakan dan jarak
antar peserta lebih jauh agar tidak terjadi contek mencontek serta masing-masing individu
dapat mengerjakan tanpa adanya gangguan.
IV. Langkah-langkah Pelaksanaan Tes
Langkah Pertama : Pengantar
Psikodiag I : pengantar Tes Page 6

Berikanlah pengertikan dari kegunaan tes tersebut terhadap peserta agar peserta berusaha
mengerjakan dengan kemampuannya yang maksimal. Uaraikanlah dengan kalimat yang
sederhana yang berhubungan dengna tes tertentu.
Langkah kedua : Pensil
Tiap pengawas hendaknya memiliki persediaan pensil. Jelaskan pula bahwa untuk tes
Keccepatan dan Ketelitian Klerikal membutuhkan kecepatan sehingga peserta tes dapat
memeriksa dan mempersiapkan pensilnya.
Langkah ketiga: Lembar Jawaban dan Buku Tes
Berikan lembar jawab yang tepat dan juga buku tes. Namun, beritahukan terlebih dahulu
agar peserta tes tidak membuka buku tes jika belum ada perintah untuk mengerjakan.
Jangan lupa untuk memberi pengarahan dalam mengisi informasi peserta dalam lembar
jawaban maupun buku tes.
Langkah keempat : Membaca Petunjuk-petunjuk
Pengawas seharusnya membacakan setiap petunjuk yang tertera dalam buku tes dengan
jelas, jelaskan juga contoh soal yang terdapat pada buku tes tanpa memberikan contoh
soal baru yang tidak ada dalam contoh di buku tes.
Langkah kelima : Pengaturan Waktu
untuk pemberitahuan waktu memulai pengerjaan dan berhentinya harusnya pengawas
membritau dengan tegas dan keras.
Langkah keenam: Tes Berikut dan Pengupulan material
Bila salah satu tes telah selesai dikerjakan maka berikanlah tes yang selanjutnya dan
lakukan langkah empat dan lima kembali. Telitilah tiap sesi testing, semua lembar
jawaban dan bila buku tes dan lembar jawab akan dibagikan kembali maka mintalah pada
peserta untuk memasukan lembar jawaban di belakang cover buku tes.
Langkah ketujuh : catatan testing
Setelah masing-masing sesi selesai maka diharapkan pengawas untuk membuat catatan
kecil mengenai pemberian informasi seperti kelompok yang di tes, ruang tes, tanggal,
form tes yang digunakan, pengaturan waktu dan informasi lainnya yang mungkin
diperlukan untuk hasil interprestasikan.


V. Prosedur Penilaians
Psikodiag I : pengantar Tes Page 7

Differential Aptitude Tester dapat dinilai dengan tangan maupun dengan mesin. Hanya satu
jawaban yang diperbolehkan untuk masing-masing item dalam tiap tes.
Skor mental maksimum untuk tiap tes adalah sebagai berikut:
Tes Skor Maksimum
Penalaran Verbal (VR)
Kemamapuan Angka (NA)
VR + NA
Penalaran Abstrak (AR)
Kecepatan dan Ketelitian Klerikal (CSA)
Penalaran Mekanis (MR)
Tilikan Ruang (SR)
Pemakaian Bahasa:
I. Mengeja (LU-I; Spell)
II. Tata Bahasa (LU-II; Gram)
50
40
90
50
100
68
60

100
60
Jika ada dua pilihan atau lebih dalam 1 item maka item tersebut harus diabaikan dari
penilaian.

NORMA-NORMA DAN PROFIL
I. Deskripsi Norma-norma
Norma-norma DAT dinyatakan dengan peringkat persentil dan dengan stanine, disajikan
untuk masing-masing skor tes dengan tepat. Tabel-tabel disajikan secara terpisah maik
untuk laki-laki maupun untuk perempuan. Norma-norma ini akan ditetapkan dan
dijabarkan dari skor tiap individu ke dalam persentil untuk dimasukan pada Format
Laporan Individu, atau Kartu Kumulatif Rekord.
Norma-norma untuk Bakat Skolastik (VR+NA)
DAT merupakan instrumen konseling sehingga dalam tes tertentu memberikan
informasi yang kritis. Salah satu kombinasi yang sesuai untuk tujuan menyeleksi agar
individu dapat masuk dalam sebuah pelatihan yang sesuai dengan bakatnya adalah Tes
Penalaran Verbal (VR) dan Tes Kemampuan Angka (NA) yang juga disebut sebagai Tes
Bakat Skolastik.
Membaca Tabel Norma-norma Persentil
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong interprestasi skor tes dengan realistis. Karena
performasi dalam CSA akan dikaitkan dengan tipe lembar jawaban yang digunakan,
Psikodiag I : pengantar Tes Page 8

maka telah disiapkan tabel norma secara terpisah,kapan saja ditelaah dapat
menunjukan perbedaan; hal ini penting untuk memastikan itabel CSA yang digunakan
adalah benar.

MACAM TES DAT :
Tes berhitung
1. Nama
a. Nama asli : numerical ability
b. Nama Indonesia : Tes berhitung
2. Bentuk
Buku cetakan 40 soal, tertulis
3. Aspek ukur
Mengukur kemampuan berpikir dgb angka, penguasaan hubungan numerik , misal
penjunpahan sederhana. Shngga disebut "arithmetic compution" bukan "arithmetic
reasoning"
Bersama "verbal reasonibg" dari DAT dapat mengukur kemampuan belajar scra
umum "general learning ability" . Bersama "abstract reasonibg" atau penalaran (A3)
dan "verbal reasoning" akan mengukur intelegensi umum .
4. Penyajian
Tes dilakukan indivitu atau klasikal
5. Waktu
Waktu yang diberikan 30 menit
6. Tujuan :
a. Prediksi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan. (Mtk, fisika, kimia, teknik,
ilmu sosial, b.inggris (bersama "verbal reasoning, "sentence", "spelling"))
b. bidang lain yang mengutamakan berpikir kuantitatif, bidang pekerjaan : asist.
Laboratorium, tatabuku, statistic
7. Validitas dan Reliabilitas
Dalam manual validasi dilakukan dengan menggunakan prestasi sekolah sebagai
kriterium, diantaranya bahasa Inggris, matematika, Science, Ilmu social, dan
Sejarah. Bahasa selain bahasa inggris (perancis, jerman, latin, modern, spanyol).
Dalam validasi ini jenis kelamin dipisahkan dan tingkat pendidikan kelas II SMP
sampai kelas III SMA (grade 8-12).
Psikodiag I : pengantar Tes Page 9

Reliabilitas dicari dengan menggunakan meetode split half. Untuk pria sekitar ,82 -
,88.

8. Cara pemberian skor
Nilai diperhatikan dari jumlah jawaban yang benar dan salah. Jawaban benar diberi
skor 1 (satu) dan jawaban salah diberi skor 0 (nol)
9. Norma
Norma yang ada ialah menggunakkan presentil. Dalam norma ini dibedakan antara
pria dan wanita serta dibuat untuk grade 8-12.
10. Catatan
Berdasarkan hasil penelitian yang dikutip oleh Super dan Crites, terbukti bahwa
verbal reasoning dan tes berhitung digabungkan mempunyai korelasi dengan tes
WAIS sebesar 0,76

Tes penalaran (A3)
1. Nama
- Nama asli : abstract reasoning
- Nama Indonesia : Tes penalaran
2. Bentuk
cetakan tertulis, soal 50
3. Aspek yg diukur :
- mengukur kemampuan penalaran individu yang bersifat "non-verbal" meliputi
kemapuan individu untuk dapat memahami adanya hubungan yang logis dari
figur figur abstrak / prinsip prinsip "non verbal designs".
- Abatract reasoning bersama "verbal reasoning" dan "numerical ability"
mengukur "general intelligence"
4. Sajian :
dilakukab individu atau klasikal
5. Waktu penyajian :
25 menit
6. Tujuan :
Psikodiag I : pengantar Tes Page 10

- digunakan di lingkungan sekolah , perusahaan, kegiatan sosial lain. Trs ini
relevan dgn pelajaran atau pekerjaan, profesi, yang memerlukan persepsi
hubungan antara benda-benda.

7. Validitas dan Reliabilitas
- Validitas
Tingkat validitas bervariasi berdsarkan spesifikasi kritetia dan populasi seperti
halnya sub test dri DAT lain
- Reliabilitas :
Dilakukan menggunakan metode belah dua dan koreksi spearman-brown dgn
memperhatikab variabel - jenis kelamin dan tingkat sekolah, menunjukkan
variasi spt terdapat pada DAT
8. Cara pemberian skor :
Sesuai kunci skor 1, tidak sesuai diberi 0. Skor tertinggi 50. Rumis pemberian skor
kasar = R-1/4W (jmlh benar dikurangi 1/4 kali jumlah salah)
9. Norma
Norma yg ada menggunakan persentil. Ada si DAT. Dlm norma ini dibedakan antara
pria & wanita serta dibuat untuk grade 8-12.
10. Catatan
Tes ini cocok digunakan di indonesia karena sifatnya yang "culture free". Namun
diperlukan pembakuan yg memadai untuk kondisi setempat. Misal : membuat norma
kelompok

Tes pola
1. Nama
a. Nama Asli : Space relation
b. Nama Indonesia : Tes pola
2. Bentuk
Berbentuk buku cetakan dengan halaman depan petunjuk tertulis. Soal terdiri dari 40
soal (pada tahun 1952). Kemudian jumlah soal menjadi 60 soal tertulis dan tes
berganti nama menjadi Tes Ruang Bidang ( pada tahun 1960)
3. Aspek :
Psikodiag I : pengantar Tes Page 11

untuk mengungkap atau mengukur kemampuan mengenal barang" konkrit melalui
proses penglihatan khususnya mengenal brg scr 3D. Soal dibuat agar testi dapat
menginstruksi brg dgn pola yg tersedia scra tepat. Jadi subyek/testi hrs bsa
memanipulasi scra mental, mempunyai kreasi thdp sesuatu Struktur Barang tertentu
dgn perencana baik.
4. Sajian
Tes dilakukan secara individu atau klasikal
5. Waktu
Waktu mengerjakan soal selama 30 menit pada edisi 1952.
6. Tujuan :
khusus untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan seseorang mengenal ruang 3D,
baik studi maupun pekerjaan. Kemampuan ini diperlukan dalam bidang perencanaan,
desain pakaian, arsitektur, dll yg butuh pengamatan 3D. Prediksi plg baik :
"engineering , mechanical design, plane geometry.
7. Validitas dan reliabilitas :
a. menurut manual DAT, validitas tes dicari dgn menggunakan kriterium bahasi
inggris, mtk, science.
8. Cara penberian skor
Dicari salah benar menurut kunci yg ada. Rumus = R-W. Skor maksimal 100
9. Norma
Norma masih asli dan DAT edisi 1952. Blm ada norma hasil adaptasi atau hasil
penyusunan. Khusus untuk hal ini.
10. Catatan :
Penting untuk mengungkap kemampuan khusus seseorang, maka perlu penelitian-
penelitian agar lebih mantap menggunakannya. Karena pembakuan belum ada, perlu
membuat norma kelompok jika melakukan tes kelompok.
Petunjuk pengerjaan diberitahukan dahulu. Perlu diberitahu bhwa kemungkinan lbh
dri 1 jawaban

Tes Pengertian Mekanik
1. Nama :
a. Nama asli : Mechanical Reasoning
b. Nama indonesia : Tes Pengertian Mekanik ( C4 )
2. Bentuk
Psikodiag I : pengantar Tes Page 12

Berupa buku cetak, halaman depan mengenai petunjuk. Jumalh soal 68, lembar jawab
terpisah
3. Aspek
Tes ini merupaka bentuk baru dari Mechanical Comprehensive yang dibuat oleh
Bennet. Aspek yang diukur ialah daya penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip
fisika, yang merupakan salah satu faktor intelegensi dalam arti luas.
4. Sajian
Dilakukan perseorangan atau kelompok
5. Waktu penyajian
30 menit dengan waktu istirahat 5-10 menit
6. Tujuan
Mengetahui kemampuan khusus dalam bidang kemampuan mekanik. Dengan
mengetahui kemampuan ini maka dapat ditentukan jurusan studi maupun untuk
memilih pekerjaan.
Maka dengan tes ini dapat membantu memilih pekerjaan.
Bidang pekerjaan yang butuh kemampuan ini : tukang kayu, ahli mesin, pemelihara
mesin
7. Validitas dan reliabilitas
Menurut manual DAT, validasi tes ini dengan menggunakan kriterium prestasi belajar
dalam matematika, bahasa inggris, science, ilmu sosial dan sejarah, serta bahasa
selain bahasa inggris. Validasi juga memerhatikan jenis kelamin, dan grade yaitu dari
8-12.
Reliabilitas dicari dengan metode split half pria diberi koefisien reliabilita 0,81
sampai 0,86 dan wanita antara 0,69 sampai 0,73
8. Cara pemberian skor
Apabila sesuai kunci, skor 1 (satu), bila tidak diberi skor 0 (nol). Skor tertinggi = 68.
Rumus skor kasar = R 1/2W (jumlah benar yang dikurangi kali jumlah yang
salah).



9. Norma
Psikodiag I : pengantar Tes Page 13

Norma yang ada ialah persentil. Dalam norma ini dibedakan pria dan wanita serta
dibuat untuk grade 8-12. Peru diperhatikan norma tes Pengertian Mekanik untuk pria
dan wanita sangat menyolok perbedaan angkanya.

10. Catatan
Memang banyak digunakan untuk menentukan jurusan studi dan pemilihan pekerjaan,
maka perlu dikembangkan.
Agar lebih dapat dipercaya, dibuat norma kelompok setiap melakukan testing.

Tes Cepat dan Teliti
1. Nama :
a. Nama asli : Clerical Speed and Accuracy
b. Nama Indonesia : Tes Cepat dan Teliti
2. Bentuk yang tersedia
Buku cetak, satu halama pertama berupa petunjuk. Dua halaman soal bagian I dan 2
halaman soal bagian II. Masin-masing terdiri atas 1 butir, lembar jawab terpisah dari
soal.
3. Aspek yang diukur
Mengukur respon subyek terhadap tugas-tugas atau ekerjaan yang menyangkut
kecepatan persepsi (dari stimulus yang bersifat sederhana), kecepatan respon terhadap
kombinasi huruf dan angka, ingatan yang sifatnya tidak lama (momentary retention)
4. Sajian
Dilakukan secara individual maupn klasikal
5. Waktu penyajian
3 menit untuk bagian I dan 3 menit untuk bagian II. Waktu instruksi 5-10
menit.karena ini merupakan tes kecepatan, maka tester sebaiknya tahu apa yang ahrus
dikerjakan.
6. Tujuan
Digunakan untuk konseling sekolah (sswa yang mednapat skor rendah dalam tes
kemungkian mengalami kesulitan dalam kecepatan dn presisi misalnya) atau untuk
seleksi pelamar pekerjaan tertentu.
Karena tes ini dapat meramalkan produktivitas seseorang dalma mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan rutin yang melibatkan masalah perseps dan pemberian tanda-
tanda, maka yang terutama tes ini dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan clerical.
Psikodiag I : pengantar Tes Page 14

7. Validitas dan reliabilitas
Menurut manual DAT, validitas tes dilakukan dengan menggunakan prestasi belajar
sebagai kriterium yaitu bahasa inggris, matematika, science, ilmu sosial dan sejarah
serta bahasa selain inggris. Dalam validasi ini dipisahkan kenis kelamin dan tingkat
oendidikan grade 8-12.
Reliabilitas dicari dengan emtode belah dua. Pria diperoleh antara 0,77 0,93 dan
wanita antara 0,84 0,91.
8. Cara Pemberian Skor
Skor hanya diberikan pada bagian II saja, bagian I tidak disekor (dianggap sebagai
latihan). Skor total ialah jumlah soal yang dikerjakan dengan benar.
9. Norma
Norma dibuat berdasakan presentil. Di biro konsultasi psikologi UGM ada dua
macam norma yaitu : norma asli dan norma hasil adapatasi. Norma hasil adaptadi ini
khusus untuk siswa kelas tiga SMA baik laki-laki maupun perempuan dan dibuat
berdasar 5 kategori dari baik sekali sampia dengan kurang sekali.
10. Catatan
Penelitian yang pernah dilakukan menyebutkan bahwa mereka yang telah berhasil
dalam beberapa pekerjaan ternyata tidak memerlukan skor yang tinggi untk tes ini
asalkan beberapa sub tes lain dari DAT mendapatkan sekor tinggi.

Tes bakat juga mempunyai keterbatasan, diantaranya adalah:
1. Tes bakat hanya mengukur sempel perilaku yang ditunjukan oleh sampel butir
tes.
2. Standardisasi tes tergantung pada keadaan sampel standarisasi, sehingga
perkembangan budaya dan kemajuan tekhnologi akan mempengaruhi validitas
tes.
3. Realibilitas tes jarang mempunyai koefisien reliabilitas sama dengan satu, hal
ini berarti testing lebih satu kali pada individu tidak akan menunjukkan hasil
yang sama persis.
4. Dengan pengukuran bakat bukan berarti telah memahami kondisi psikologi
seseorang secara komprehensif. Untuk tujuan diagnosis dan prediksi, akan
lebih akurat jika dilakukan pengukuran aspek untuk secara komprehensif.

B. Kraeplin
Psikodiag I : pengantar Tes Page 15

Tes kraeplin adalah tes bakat tunggal. Tes kraeplin ini untuk mengetahui bakat
(kemampuan) seseorang dalam bekerja. Faktor-factor yang diungkap dalam tes ini adalah:
a. Kecepatan kerja (Panker), yang ditunjukan pada beberapa prestasi yang dicapai dalam
mengerjakan tes.
b. Ketelitian kerja (Tianker), yang ditunjukan pada beberapa kesalahan yang diperbuat dalam
mengerjakan tes.
c. Keajegan kerja (Janker), yang ditunjukan dengan irama kerja seseorang di dalam mengerjakan
tes.
d. Ketahanan kerja (Hanker), yaitu ditunjukan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan tes.

C. GATB ( General Aptitude Test Battery )
GATB diciptakan oleh Charles E. Odell dari United States Employment
mengukur 9 kemampuan dasar dan bakat. Tujuannya mengukur bakat secara spesifik
Tes ini mencakup mencakup 12 tes yang menghasilkan 9 faktor yaitu :
1. G general learning ability (Intelegensi)
Kemampuan belajar secara umum, yaitu kemampuan untuk menangkap dan mengerti
prinsip-prinsip kemampuan untuk penalaran dan pembuat keputusan. Erat hubungannya
dengan keberhasilan disekolah. Kosa kata, penalaran aritmatika, ruang 3 dimensi.
2. V verbal aptitude (vocab sub tes 4)
Kemampuan mengerti arti dari beberapa kata dan mempergunakan dengan efektif.
Kemampuan untuk mengerti bahasa secara kompetitif, hubungan antar kata dan
keseluruhan kalimat dan paragraf. Kosakata, memilih 2 kata yang mempunyai arti
sama/berlawanan.
3. N numerical aptitude
Kemampuan melakukan operasi operasi angka-angka secara tepat dan cepat. Komputasi
(perhitungan) dan penalaran aritmatika.
4. S spatial aptitude
Kemampuan memahami gambar 2 dimensi yang mewakili objek 3 dimensi atau
visualisasi pengaruh gerakan dalam 3 dimensi. Kemampuan berpikir secara visual pada
bentuk-bentuk geometris dan kemampuan untuk menangkap obyek 3 dimensi
kemampuan untuk mengingat hubungan yang dihasilkan dari gerakan obyek dalam satu
ruangan.


Psikodiag I : pengantar Tes Page 16

5. P form perception
Kemampuan melihat bagian-bagian dari suatu benda, gambar dan grafik. Kemampuan
untuk membuat perbandingan dan membedakan secara visual dan melihat perbedaan yang
nyata pada bentuk dan bayangan (shading) dari suatu figur panjang lebar suatu garis.
Mencocokan gambar alat-alat yang identik serta bentuk-bentuk geometri.
6. Q clerical perception
Kemampuan untuk mengungkap obyek-obyek klerikal (angka dan huruf). Kemampuan
persepsi terhadap komputasi secara sepintas. Mirip dengan P tetapi menuntut
mencocokkan nama.
7. K motor coordination
Kemampuan untuk mengkoordinasi gerakan-gerakan organ mata, tangan, jari-jari dengan
terampil dan teliti dalam gerakan yang tepat dan cepat. Membuat tanda tertentu
menggunakan pensil pada sederet bujur sangkar.
8. F finger dexterity
Kemampuan gerakan jari-jemari, memanipulasi obyek-obyek kecil dengan jari-jemari
secara cermat dan teliti. Memasang keling dan membongkar cincin/mur.
9. M manual dexterity
Kemampuan mengerakan tangan dengan mudah dan terampil. Kemampuan untuk bekerja
dengan tangan dalam menempatkan dan memindah. Memindah dan membalikkan pasak-
pasak kecil dalam papan.

3 macam tes GATB :
a. Tes Ruang Bidang ( Three Dimentional Space)
Aspek yang diukur adalah kemampuan berpikir secara visual dari bentuk geometris
memahami gambar dari dua dimensi untuk menjadi tiga dimensi. Tes ini disajikan secara
individual maupun secara klasikal. Waktu penyajian sekitar 8 menit, 3 menit digunakan untuk
memberi penjelasan dan 5 menit untuk mengerjakan soal. Tes ini untuk mengungkap
inteligensi bersama dengan 2 sub lainnya yaitu :
a) Tes Perbendaharaan Kata (Vocabulary)
b) Tes Berhitung Soal (Arithmatic Reasoning)
Validitas dengan menggunakan kriteria prestasi belajar maka tes ini memperoleh
koefisien validita sebesar 0,369 dengan N= 160, ternyata tes tersebut valid dengan t.s 1%.
Adapun realiabiliti tes ini tidak berdiri sendiri melinkan bersama tes Perbendaharan Kata dan
menghitung soal dengan sampel yang sama dengan mencari validita dan dengan cara- cara
Psikodiag I : pengantar Tes Page 17

tes-re tes diperoleh konsep reliability atau r tb= 0,873 ternyata dengan N = 160, tes tersebut
reliabel pada t.s 1%.
Skor yang diperoleh oleh seseorang testi adalah sebagai penjumlahan dari jawaban yang
betul. Adapun norma dari GATB berupa mengubah skor mentah menjadi skor yang
dikonversikan, jadi berupa skor skala. Tes ini merupakan adaptasi dari seri tes GATB maka
untuk penggunaanya perlu diadakan penelitian standarisasi. Penelitian yang dimulai dari
standarisasi, reliabilitas, dan validitas.
b. Tes Mempersamakan Perkakas ( Tool Matching)
Bentuk tes ini ada yang berupa buku setebal delapan halaman dan lembar jawaban. Tes
ini mengukur kemampuan atau kecermatan dalam pengamatan. Testi diminta mengamati
gambar soal dan mencari persamaan gambar diantara tiga gambar lain yang bentuknya sama
hanya berbeda dalam corak warnanya. Tes ini dapat disajikan secara individual maupun
secara klasikal. Waktu penyajian adalah 9 menit, 4 menit untuk penjelasan dan 5 menit untuk
mengerjakan soal sebanyak 49 butir.
Tujuan tes ini berguna untuk mengenal Profil Bakat Seseorang dan mengenal Pola Bakat
Kejujuran. Validitas dan reliabilitas tes ini belum pernah dilakukan, sehingga tidak
didapatkan informasi mengenai keadaan tes tersebut. Cara pemberian skor jawaban yang
benar diperoleh nilai yang bergerak dari 0 sampai 49. Norma tes ini masih berpegang pada
buku asli manual GATB. Mengingat pendeknya waktu untuk mengerjakan soal maka
disarankan bila menggunakan tes ini kepada subyek pengertian sejelas-jelasnya sebelum
mengerjakan soal. Kemungkinan besar dikemudian hari, bahwa lembar jawaban dan cara
skoring dilakukan dengan mesin, mungkin sekali terjadi beda waktu yang akan
mempengaruhi nilai seseorang. Oleh karena itu disarankan untuk meneliti lebih lanjut
mengenai kemungkinan ini.
c. Tes Kecekatan Jemari ( Finger Dexterity Test)
Tes yang asli bahannya dari logam bentuknya segi empat panjang dengan 100 lubang, 50
baut dan ring pada tiap tiang. Lubang itu dibagi menjadi dua bagian atas dan bawah masing-
masing 50 lubang. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kecepatan tangan dan jari-jari
individu. Tes ini termasukTes Psikomotoryang mengukur kecekatan jari-jari kedua tangan
yang meliputi koordinasi, trampil dan cepat untuk memberlakukan benda-benda kecil dengan
jari-jari. Sesuai dengan prinsip individu differences kecekatan jemari individu akan
berbeda-beda.
Pada tes Kecekatan Jemari ini ada dua bagian yaitu assamble (perakitan) dan
diassamble (pembongkaran). Karena itu administrasinya juga ada 2 macam. Sebelum tes
Psikodiag I : pengantar Tes Page 18

dimulai harus diberikan contoh oleh tester. Kelompok testi dapat terdiri dari testi yang tangan
kanan dan tangan kiri. Oleh karena itu materi tes dapat disajikan untuk dua macam kelompok
tersebut. Waktu perakitan yang digunakan untuk merakit ring pada baut dan memindahkan
(memasukan) kelubang papan adalah 120 detik, sedangkan pembongkaran ring dan baut
waktunya adalah 90 detik.
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur bakat atau kemampuan khusus kecekatan jari
individu. Penelitian mengenai Validitas dan Reliabilitas (di Psikologi UGM) oleh Wazar
Pulungan dan Sumitro dengan mengambil sampel pada karyawan pengelintingan rokok di
Gombong dihasilkan validitas 0, 863 dan reliabilitas 0, 865. Sedangkan Sumitro mengambil
sampel karyawan pembungkus kembang gula di Yogyakarta dihasilkan validitas 0, 632 dan
reliabititas 0, 963. Keduanya menggunakan validitas eksternal.
Catatan
a. Tes ini sangat cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan kemampuan psikomotor
yaitu koordinasi kecekatan jemari, misalnya : pekerjaan melinting rokok, permen,
memasak, merakit komponen-komponen dalam bidang mekanik, dan
semacamnya.
b. Perlu diakukan penelitian ulang terutama variabel umur perlu dimasukkan
sehubungan dengan kemampuan psikomotorik tersebut.
c. Perlu juga standardisasi dilaksanakan untuk sampel jenis kelamin laki-laki.
d. Alat tes ini berguna bagi calon karyawan yang belum terlatih sebab faktor latihan
menurut hemat penulis peranannya sangat besar.
e. Ada kemungkinan tes individual ini dapat dilakukan secara klasikal

D. ASVAB (Armed Service Vocational Aptitude Battery)
ASVAB (Armed Service Vocational Aptitude Battery) merupakan bentuk tes bakat
kelompok yang seringkali digunakan dalam seleksi angkatan bersenjata Amerika.
Sebelumnya, pada masa perang dunia I (1917-1918), para psikolog mengembangkan
jenis tes yang disebut dengan nama Army Alpha dan Army Beta. Army Alpha adalah
bentuk tes verbal untuk keperluan penyaringan umum dan penempatan, sedangkan Army
Beta merupakan tes non-bahasa bagi orang yang sama sekali tidak bisa di tes dengan
Alpha karena perbedaan bahasa maupun buta huruf. Army Alpha Beta mengalami
perkembangan menjadi Army General Classification Test (AGCT) dan Navy General
Classification Test (NGCT) kemudian kembali pada tes tunggal dengan nama Armed
Forces Qualification Test (AFQT).
Psikodiag I : pengantar Tes Page 19

ASVAB di perkenalkan pada tahun 1968 dan pertama kali digunakan pada angkatan
udara (Air Force). Baru pada tahun 1976, ASVAB digunakan seluruh divisi militer.
ASVAB merupakan tes kertas dan pensil yang paling sering digunakan, dan berfungsi
untuk mengukur kemampuan dan membantu memprediksi keberhasilan dan pekerjaan di
masa depan militer. Sampai saat ini sudah lebih dari 40 juta orang yang melakukan uji
ASVAB. Tes ini diberikan setiap tahun untuk lebih dari satu juta pelamar militer,
sekolah tinggi, dan siswa kelas menengah untuk menyeleksi calon prajurit yang
berpotensi untuk ditempatkan pada tugas dan program latihan yang berbeda-beda.
Administrasi
Tes ASVAB merupakan tes berbentuk pilihan ganda yang menguji kemampuan
dalam 9 subset ( 1 subset tambahan khusus pada seleksi NAVY). Lama pengerjaannya
bervariasi dalam setiap subset. Misalnya saja 10-36 menit pada subset Arithmatic
Reasoning. Total lama pengerjaan ASVAB adalah 3 jam.
1. Arithmetic Reasoning
Terdiri dari 30 item tes Aritmatik yang berdasarkan pada perhitungan sederhana.
2. Mathematics knowledge
Terdiri dari 25 item tes aljabar, geometri, pecahan, desimal, dan eksponen.
3. Paragraph comprehension
Terdiri dari 15 item tes kemampuan membaca dalam paragraf pendek.
4. Word Knowledge
Terdiri dari 35 item tes vocabulary dan sinonim
5. Coding Speed
Terdiri dari 84 item tes kecepatan dalam substitusi kode verbal numeric
6. General Science
Terdiri dari 25 item tes pengetahuan umum dalam ilmu fisika dan biologi.
7. Numerical Operations
Terdiri dari 50 item tes kecepatan dalam kemampuan penambahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian.
8. Electronics Information
Terdiri dari 20 item tes tentang prinsip-prinsip ilmu elektronik, radio, dan listrik.
9. Mechanical Comprehension
Terdiri dari 25 item tes tentang prinsip-prinsip mekanik dan ilmu fisika
10. Auto and Shop Information
Terdiri dari 25 item tes kemampuan dasar otomotif, praktek perbengkelan, dan
Psikodiag I : pengantar Tes Page 20

penggunaan peralatan.

10 tes di atas dapat dikategorisasikan sebagai berikut :
1. Kecepatan (Speed) : Numerical Operations dan Coding Speed
2. Verbal/Math : Arithmatic Reasoning, Word Knowledge, Paragraph Comprehension
dan Mathematics Knowledge
3. Technical Knowledge : General Science, Auta and Shop Information, Mechanical
Comprehension dan Elecetronics Information

Hasil skor dari tes ASVAB disebut dengan standar skor. Standar skor adalah nilai
relatif terhadap sampel nasional pada pemuda yang berusia 18 hingga 23. 50% dari
populasi berada pada atau di atas standar skor, yaitu 50 dan sekitar 16% dari populasi pada
atau di atas standar skor 60.
Peserta ujian juga menerima skor yang disebut Armed Forces Qualification Test
(AFQT). Skor AFQT dihitung dengan menggunakan standar skor dari empat subyek
ASVAB: Arithmatic Reasoning (AR), Matematic Knowledge (MK), Paragraph
Comprehension (PC), dan Word Knowledge (WK).
Koefisien realibilitas skor antara pertengahan 80 sampai pertengahan 90. Sedangkan
koefisien test-retest pada pertengahan 70 sampai pertengahan 80. Norma tes dilakukan
pada sampel nasional yaitu 12.000 orang dengan usia sekitar 16-23. Sampel nasional
tersebut adalah para pemuda yang mengambil ASVAB sebagai bagian dari studi nasional
pada tahun 1997. Hasilnya berupa median koefisien validitas pada 60.
Skor AFQT dilaporkan sebagai persentil antara 1-99 yang menunjukkan persentase
skor peserta ujian berada dalam kelompok referensi atau di bawah. Maka, apabila skor
AFQT seorang peserta adalah 90, menunjukkan bahwa peserta mendapat nilai sama baik
atau lebih baik dari 90% sampel nasional. Sebuah nilai AFQT dari 50 menunjukkan bahwa
peserta ujian sama baik atau lebih baik dari 50% dari sampel nasional. Skor AFQT
kemudian dapat di kategorikan sebagai berikut:
Psikodiag I : pengantar Tes Page 21

Hasil dari skor ASVAB berdasarkan pada skor gabungan, bukan hanya pada tiap
subset skor. Misalnya saja untuk bagian Clerical (Tata usaha atau juru ketik) maka
memperhatikan skor dari Word Knowledge (WK), Paragraph Comprehension (PC),
Numerical Operations (NO) dan Coding Speed. Subyek yang mendapat nilai baik dalam
bagian ini akan ditempatkan pada posisi sekretaris. Skor gabungan ini terus diperharui dan
direvisi berdasar pada kebutuhan penempatan.

Kritik
ASVAB seringkali di kritik bukan sebagai tes bakat, namun sebagai prediktor
pencapaian kesuksesan karena konten soal berupa faktor intelegensi secara umum. Selain
itu, hasil tes ASVAB juga seringkali dipengaruhi perbedaan kemampuan psikomotorik
pada laki-laki dan perempuan, khususnya pada Electronic Information - bisa menjadi
indikator yang baik pada laki-laki, namun tidak pada perempuan. Laki-laki memang lebih
besar kemungkinannya mengambil kelas elektronik dan autoshop di sekolah menengah.


Perkembangan
Sejak tahun 1980, CAT-ASVAB sudah dikembangkan. Pelaksaan tes menggunakan
komputer secara langsung. Apabila peserta benar menjawab 1 pertanyaan, selanjutnya
akan menerima soal yang lebih sulit, begitu juga sebaliknya. Penggunaan CAT-ASVAB
membutuhkan waktu yang lebih singkat dan meningkatkan keamanan tes karena tidak
mungkin dicuri.
Contoh Pertanyaan
I. General Science
Udara lebih padat dibanding air karena...
a. Lebih ringan
b. Molekulnya terpisah
c. Molekulnya berdekatan
Psikodiag I : pengantar Tes Page 22

d. Lebih cepat dan mudah bergerak
100C sama dengan...
a. 32 F
b. 100 F
c. 200 F
d. 212 F

II. Arithmatic Reasoning
Jika ban mobil berputar dengan kecepatann yang konstan 552 / menit. Berapa
jumlah putaran dalam 30 menit?
a. 276
b. 5520
c. 8280
d. 16560
1 dari 9 orang di kota memilih partai A. Sedangkan yang lain partai B. Berapa
banyak orang yang memilih partai B jika warga kota berjumlaj 810?
a. 90
b. 720
c. 801
d. 819

III. Word Knowledge
Antagonis berarti...
a. Pemalu (embarras)
b. Pekerja keras (struggle)
c. Penghasut (provoke)
d. Pemuja (worship)

IV. Paragraph Comprehension
A thin transparent layer of oxide protects the metal titanium against corrosion.
The same thin layer attracts artists interested in making their art with the help of
technology. By using heat or electricity, an artist can thicken the oxide layer and
thereby turn the metal a range of vivid colors.
Psikodiag I : pengantar Tes Page 23

According to the passage, some artists work with titanium because it...
a. is transparent
b. doesnt corrode
c. generates its own heat
d. can assume a variety colors

V. Mathematic Knowledge
=
a.
b. 3
c. 9
d. 12
=
a. x+y
b. x-y
c. 2x-y
d. x+2y

VI. Electronic Information

Kuat arus pada resistor 2 ohms adalah...
a. 1/3 ampere
b. ampere
c. 1 ampere
d. 2 ampere

Psikodiag I : pengantar Tes Page 24


VII. Auto Information
Shock absorbers pada mobil terkoneksi pada as roda di...
a. Roda
b. Casis
c. Drive shaft
d. Knalpot
Shop Information
Which handsaw should be used to make a rough cut with the grain in a thick
board?
a. Ripsaw
b. backsaw
c. coping saw
d. crosscut saw

VIII. Mechanical Comprehension

Gaya gesek terjadi di mana?
a. A
b. B
c. C
d. D

Predicting College Performance
Penggunaan utama dari tes bakat adalah untuk memprediksi performa akademik.
Dalam banyak kasus, pelamar ke perguruan tinggi harus mengerjakan dengan
Scholastic Assessment Test (SAT) atau Uji American College (ACT). Lembaga dapat
Psikodiag I : pengantar Tes Page 25

menetapkan standar minimum pada hasil SAT maupun ACT. Lulusan sekolah juga
sangat bergantung pada tes bakat untuk keputusan di terima atau tidaknya.

E. SAT (Schoolastic Assessment Test )
Schoolastic Assessment Test (SAT) adalah sebuah tes untuk mengetahui bakat
dan kemampuan seseorang di bidang penguasaan ilmu. Tes ini juga dapat
mencerminkan tingkat kecerdasan intelektual ( IQ) seseorang. SAT ini sebenarnya
berasal dari tes yang sudah menjadi standar ujian masuk Perguruan Tinggi di
Amerika. Di Indonesia, tes ini telah menjadi salah satu tes ujian masuk Perguruan
Tinggi maupun tes penyaringan untuk keperluan lainnya. Pada dasarnya SAT terbagi
menjadi 2 yaitu SAT I (Reasoning Test) dan SAT II (Subject test).

Administrasi :
Direkomendasikan pemberian seperangkat dasar 8 kartu yang diberikan dalam sesi 30
atau 45 menit untuk semua klien. Jika ada permintaan untuk mengelola sisa waktu
SAT atau kartu selektif setelah set dasar, direkomendasikan penjadwalan sesi kedua
pada hari lain untuk menguji klien ketika klien memiliki waktu luang dan pikirannya
sedang tidak terbebani. Setelah penyajian gambar telah selesai, kita dapat mengajukan
pertanyaan yang lebih spesifik pada aspek yang berbeda dari tanggapan yang telah
diberikan klien.
Intruksi :
1. Sebelum menampilkan gambar, kita terlebih dulu mewawancarai klien selama kurang
lebih 30 menit. Setelah itu, gambar akan mulai ditampilkan dengan waktu 5 menit per
gambar. Jika tidak ada respon, maka gambar akan terus diputar sampai mendapatkan
respon dari klien.
2. Letakkan michrophone jauh dari jangkauan untuk bisa lebih memahami tentang
respon klien dan dapat dipelajari kembali. Atau jika ingin merekam bisa meminta ijin
kepada klien.
3. Sebagai tes dasarnya, dari 16 gambar yang ada hanya dipilih 8 sampai 10 gambar
untuk ditampilkan. Kecuali klien mempunyai antusiasme yang besar. Susunan gambar
bisa diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan.



Psikodiag I : pengantar Tes Page 26

SAT I : Reasoning Test
Terdiri dari Verbal Reasoning Test (kosakata dalam konteks, membaca
pemahaman dan penalaran kritis) dan Mathematic Reasoning (penerapan konsep
matematika, interpretasi data dan respon). Tipe soal yang digunakan biasanya berupa
pilihan ganda.
Karakteristik tipe dari Verbal Reasoning Test yaitu Analogi, melengkapi kalimat
dan membaca pemahaman. Sedangkan karakteristik tipe dari Mathematic reasoning
yaitu matematika reguler seperti geometri dan algebra dan Kuantitatif Perbandingan
seperti membandingkan jumlah diantara 2 soal. Di Indonesia, SAT umumnya
memiliki empat jenis soal, yaitu:

1) Tes verbal / bahasa
Tes bahasa berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang di bidang kata dan
bahasa. Tes ini meliputi tes sinonim (persamaan kata), tes antonim (lawan kata) , tes
padanan hubungan kata, dan tes pengelompokan kata.
Contoh soal :
1. PRIBADI : KELOMPOK : MASYARAKAT : .
a. saya : kita : mereka
b. huruf : kata : roman
c. jarang : sering : selalu
d. padi : karung : lumbung
e. makan : minum : perbuatan
e. Gagal : ujian : bodoh

2) Tes numerik / angka
Tes angka berfungsi mengukur kemampuan seseorang di bidang angka, dalam
rangka berpikir terstruktur dan logis matematis. Tes ini meliputi tes aritmetik
(hitungan), tes seri angka, tes seri huruf, tes logika angka dan tes angka dalam cerita.
Contoh soal : 246810?
4691318?
4816..3264?

3) Tes logika
Psikodiag I : pengantar Tes Page 27

Tes logika berfungsi mengukur kemampuan seseorang dalam penalaran dan
pemecahan persoalan secara logis atau masuk akal. Tes logika ini meliputi tes logika
umum, tes analisa pernyataan dan kesimpulan (silogisme) , tes logika cerita dan tes
logika diagram.

4) Tes spasial / gambar
Tes ini berfungsi untuk mengetaui reflektif dari pemikiran dan perasaan
seseorang. Dalam pemanfaatannya digunakan juga kartu TAT dan Rorsarch.

Norma:
Percentile Score, 1600 Scale (official, 2006) Score, 2400 Scale (official, 2006)
99.93/99.98* 1600 2400
99+ ** 1540 2280
99 1480 2200
98 1450 2140
97 1420 2100
93 1340 1990
88 1280 1900
81 1220 1800
72 1150 1700
61 1090 1600
48 1010 1500
36 950 1400
24 870 1300
15 810 1200
8 730 1090
4 650 990
2 590 890


F. ACT (American College Testing)
Pertama kali di perkenalkan pada bulan November 1959 oleh Everett Franklin
Lindquis, yang bertujuan untuk menyaingi SAT. Berbeda dengan tes SAT, pertanyaan-
pertanyaan ACT berhubungan langsung dengan materi yang telah dipelajari siswa pada
saat sekolah. Siswa yang mendapat nilai rendah pada SAT, biasa mendapat nilai lebih
baik pada ACT, begitu pula sebaliknya. Tes ini dirancang untuk pemeriksaan standar
prestasi untuk penerimaan mahasiswa baru di Amerika.
Tes ini dikenal untuk menguji kemampuan siswa mengingat rumus dan materi
penting dari pelajaran serta kemampuan siswa untuk memecahkan grafik.
Psikodiag I : pengantar Tes Page 28

Tes ACT terdiri dari 4 bidang studi : bahasa inggris, reading , matematika dan ilmu
pengetahuan. Sedangkan kategori menulis yang baru ditambahkan pada Februari 2005,
bersifat opsional, bisa diambil atau tidak oleh peserta.
Tes ACT diadakan 4-6 kali dalam satu tahun, yaitu antara bulan September,
Oktober, Desember, Februari, April dan Juni. Tes selalu diadakan pada hari Sabtu. Tes
ini sebagian besar diadakan di Amerika Serikat. Hanya ada sedikit lembaga yang
menyediakan tes ACT diluar AS. Peserta bisa memilih tes ACT atau tes ACT + menulis
dengan biaya yang berbeda. Peserta difabel diijinkan untuk mengikuti tes dengan
akomoasi khusus.

Administrasi
Kategori Deskripsi Fokus area
Bahasa Inggris
(45 menit, 75
pertanyaan)
Terdiri dari lima bagian
prosa nonfiksi
masing-masing bagian
berisi 15 pertanyaan
Tanda baca (10)
basic grammar and usage (12)
struktur kalimat (18)
strategy (12) organization (11)
gaya (kejelasan dan singkat)(12)
Matematika
(60 menit, 60
prtanyaan)
soal yang diujikan
sebagian besar diambil
dari ketrampilan yang
diajarkan pada program
matematika di SMA
Pre-Algebra (14)
Elementary algebra (10)
intermediate Algebra (9)
coordinate geometry (9)
plane Geometry (14)
trigonometry(4)
Reading
(35 menit, 40
pertanyaan)
Terdiri dari empat bagian
prosa fiksi (cerpen dan
novel)
Prose fiksi (10)
hummaniora (10)
ilmu pengetahuan alam (10)
studi social (10)
Ilmu pengetahuan dan
penalaran
(35 menit, 40
pertanyaan)
Terdiri dari 7 bagian yang
memuat penyajian data
dengan cara grafik, table,
atau diagram.
Data representation (15)
research summaries (18)
conflicting viewpoints (7)
catatan : isi tes penalaran sains
meliputi biologi, bumi/ruang
angkasa, kimia, dan fisika
Psikodiag I : pengantar Tes Page 29

Menulis
(30 menit)
Menulis karangan esai Karangan mengenai permasalahan
sosial dan berdasar pada sudut
pandang peserta

ACT composite score
The percentile
of students at
or below this
score for the
ACT (not SAT)
36 99%
35 99%
34 99%
33 99%
32 98%
31 97%
30 95%
29 93%
28 91%
27 88%
26 85%
25 80%
24 75%
23 69%
22 62%
21 55%
20 48%
19 41%
18 34%
17 28%
16 21%
15 16%
14 11%
13 6%
Psikodiag I : pengantar Tes Page 30

Skoring
Setiap jawaban benar mendapat nilai 1 dan
tidak ada hukuman pada jawaban salah. Nilai tes
subjek berkisar antara 1 hingga 36, semua nilai berupa bilangan bulat. Skor Bahasa
Inggris, Matematika, dan Membaca memiliki subscores mulai dari 1 sampai 18 (skor
subjek bukanlah jumlah dari subscores). Skor komposit adalah rata-rata dari semua
empat tes. Selain itu, siswa yang mengambil tes menulis menerima skor menulis
mulai dari 2 sampai 12. Skor menulis tidak mempengaruhi skor komposit. Hasil akhir
skor akan di kirim ke peserta, ke sekolah asal dan juga ke universitas.
Standarisasi
1.480.469 siswa pada tahun 2009 mengambil tes ACT dengan skor komposit
rata-rata adalah 21,1. 668.165 peserta (45%) berjenis kelamin laki-laki sedangkan
sisanya yaitu 808.097 peserta (55%) adalah perempuan. 4.207 peserta (0,3%) tidak
melaporkan gender. 638 peserta menerima skor komposit tertinggi, yaitu 36.

Contoh soal :
1. Bahasa inggris
Having tried and failed, my father was unable to make a gardener of me.
Which of the choices best emphasizes how much the father wanted his son to
share his avid interest in gardening?
a. NO CHANGE
b. Because of my indifference to his hobby
c. Contrary to this thinking
d. Despite his repeated attempts

2. Matematika
Pada jajar genjang PQRS di bawah, PS dan QR sejajar. Berapa nilai x?

a. 158
b. 132
12 3%
11 1%
Psikodiag I : pengantar Tes Page 31

c. 120
d. 110
e. 70

3. Reading
Clifford Jackson, or Abshu, as he preferred to be known in the streets, had
committed himself several years ago to use his talents as a playwright to broaden
the horizons for the young, gifted, and blackwhich was how he saw every child
milling around that dark street. As head of the community center he went after
every existing grant on the city and state level to bring them puppet shows with
the message to avoid drugs and stay in school; and plays in the park such as
actors rapping their way through Shakespeare's A Midsummer Night's Dream.

The point of view from which the passage is told can best be described as that of:
A. a man looking back on the best years of his life as director of a community center
in a strife-ridden neighborhood.
B. a narrator describing his experiences as they happen, starting with childhood and
continuing through his adult years as an advocate for troubled children.
C. an unidentified narrator describing a man who devoted his life to neighborhood
children years after his own difficult childhood.
D. an admiring relative of a man whose generosity with children was widely
respected in the neighborhood where he turned around a declining community
center

Strategi pengerjaan tes :
1. Tidak ada hukuman untuk menebak, sehingga peserta diharuskan untuk mengisi
jawaban pada setiap pertanyaan
2. Baca dengan hati-hati dan teliti, hindari kesalahan dan ceroboh
3. Menjawab soal yang mudah terlebih dahulu dan kemudian pertanyaan sulit
4. Periksa lembar jawaban, apakah sudah benar nomornya
5. Mengembangkan strategi untuk menebak



Psikodiag I : pengantar Tes Page 32

Daftar pustaka

Odell, Ch. E., 1967. Manual for the General Aptitude Test Battry. U.S. Dept. Labor;
Washington.
Sumitro, 1977. Standardisasi Tes Finger Dexterity pada Karyawan Bagian Pembungkus
Perusahaan Kembang Gula Amerta di Yogyakarta. Skripsi Sarjana. Fakultas Psikologi UGM.
Tidak diterbitkan.
Wazar Pulungan, 1973. Penyelidikan Tentang Validitas dan Reliabilitas Tes Finger Dexterity
sebagai alat Pengukur Ketangkasan Bagian Penglintingan Pada Perusahaan Rokok Sintren
Gombong. Skripsi Sarjana. Fakultas Psikologi UGM. Tidak diterbitkan.
Sumber : http://media.kompasiana.com/new-media/2011/06/22/pengertian-bakat-tes-bakat-
373296.html
Sumber : http://vernande.blogspot.com/

Вам также может понравиться